You are on page 1of 44

Tugas Terapi Manual

“Anatomi terapan terkait manual terapi”

Dosen Pengampu : Nurjannah, S,FT,Physio

Oleh :

Kelompok 3

1. Muhammad taufik : EFT10160051


2. Winda Yasinta Dwi : EFT10160058
3. Yolan meidiana Sanyoto : EFT10160059

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Anatomi terapan terkait manual terapi” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan karya ini kami berharap dapat membantu bapak atau ibu dosen serta teman-
teman agar mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Banjarmasin, 24 Februari 2017

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
CRANIUM ............................................................................................................................ 4
VERTEBRA............................................................................................................................ 9
EXTREMITAS SUPERIOR..................................................................................................... 13
SHOULDER JOINT .......................................................................................................... 13
ELBOW AND WRIST JOINT............................................................................................. 18
EXTREMITAS INFERIOR...................................................................................................... 27
HIP JOINT....................................................................................................................... 27
KNEE JOINT.................................................................................................................... 32
ANKLE JOINT.................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 44

iii
CRANIUM

Sendi-Sendi di Tengkorak

Pada cranium, tulang-tulang pipih bergabung satu dengan yang lain melalui sendi
fibrosa, disebut sutura. Periosteum yang meliputi permukaan luar tulang berlanjut
sebagai endosteum yang melapisi permukaan dalam sutura, membentuk
ligamentum suturale. Ligamentum padat ini tidak memungkinkan adanya gerakan
antara tulang-tulang. Contoh sutura sagitalis, sutura coronaria, dan sutura
lomdoidea.

Articulatio Temporomandibularis

 Articulatio
Articulatio terdapat anatara tuberculum articulare dan bagian anterior fossa
mandibulare ossis temporalis di atas dan caput ( processus condylaris )
mandibulae di bawah. Facies articularisnya diliputi oleh fibrocartilago.

 Tipe sendi
Articulatio temporomandibularis adalah sendii sinovial. Discus articulatio
membagi sendi atas rogga atas dan rogga bawah.

 Capsula

4
Capsula mengelilingi sendi.

 Ligamenta
Ligamentum temporomandibular laterale di atas melekat pada
tuberculum pangkal zygoma dan dibawah pada collum mandibulae.
Ligamentum ini membatasi gerakan mandibula ke arah posterior, dengan
demikian melindungi meatus atusticus externus.
Ligamentum spenomandibulare terletak pada sisi medial sendi.
Ligamentum ini terletak diatas pada spina ossis sphenoidalis dan di bawah
pada lingula foramen mandibulae. Ligamentum ini merupakan sisa arcus
pharyngeus pertama dan fungsinya tidak diketahui.
Ligamentum stylomandibulare melekat di atas pada apex
processus stylodeus dan di bawah pada angulus mandibulae.fungsinya
tidak diketahui.
Discus articulare merupakan discus fibrocartilago berbentuk oval,
yang membagi sendi menjadi rongga atas dan rongga bawah. Diskus
melekat di sekeliling capsula, dan juga melekat di depan pada tendo
musculus pterygoideus lateralis dan pada caput mandibulae oleh pita
fibrosa. Pita ini memastikan bahwa discus bergerak ke depan dan belakang
bersama caput mandibulae selama gerakan protraksi dan retraksi
mandibulae. Permukaan atas discus berbentuk konkaf konfeks dari depan
ke belakang untuk menyesuaikan dengan bentuk tuberculum articulare dan
fossa mandibularis, permukaan bawah adalah konkaf agar sesuai degan
kaput mandibulae. Fungsi discus adalah menumngkinkan gerakan
meluncur bagian atas sendi dan gerakan engsel bagian bawah sendi.

5
 Membrana synovialis
Membrana synovialis melapisi capsula pada rongga atas dan bawah sendi .

 Persarafan
Ramus auriculotemporalis dan masseterica divisi mandibularis nervus
trigeminus.

 Gerakan dan otot-otot yang menimbulkan gerakan


Mendibula dapat melakukan gerakan depresi atau elevasi, protraksi atau
retraksi. Rotasi dapat juga terjadi, seperti pada gerakan mengunyah. Pada
posisi istirahat, gigi rahang atas dan bawah sedikit terpisah. Pada gerakan
mengatupkan rahang, gigi geligi saling bertemu.

6
1. Depresi mandibula
sewaku membuka mulut, caput mandibulae berputar dengan sumbu
horizontal pada permukaan bawah discus articularis. Untuk
mencegah angulus mandibulae menekan glandula parotidea dan
musculus sternocleidomastoideus, mandibula ditarik ke depan.
Gerakan ini dilakukan oleh kontraksi musculus pterygoideus
lateralis, yang menarik collum mandibula dan discus articularis ke
depan, sehingga discus akan bergerak ke atas tuberculum articulare.
Gerakan ke depan discus articularis dibatasi oleh tegangnya
jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus pada os temporale di
belakangnya.
Depresi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
digastricus, geniohyoideus, dan mylohyoideus; musculus
pterygoideuslateralis berperan penting dengan menarik mandibula
ke depan.

2. Elevasi Mandibula
Merupakan gerakan sebaliknya dari depresi mandibula. Mula-mula
caput mandibula dan discus bergerak ke belakang, dan kemudian
caput berputar pada permukaan bawah discus.
Elevasi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
temporalis, musculus masseter, dan musculus pterygoideus
medialis, caput mandibulae ditarik ke belakang oleh serabut-
serabut posterior musculus temporalis. Discus articularis ditarik ke
belakang oleh jaringan fibroelastis, yang mengikatkan discus pada
os temporale dibelakangnya.

3. Protraksi mandibula
Discus articlaris ditarik kedepan sampai ke tuberculum articulare,
beserta dengan caput mandibulae. Semua gerakan ini berlangsung
di dalam rangga atsa sendi. Pada protraksi, gigi bawah ditarik ke
depan melewati gigi atas, yang merupakan akibat dari kontraksi
musculus pterygoideus medialis.

4. Retraksi mandibula
Discus articularis dan caput mandibulae ke belakang ke dalam
fossa mandibularis. Retraksi terjadi sebagai akibat kontraksi
serabut-serabut posterior musculus temporalis.

5. Gerakan mengunyah lateral


Gerakan ini terjadi sebagai gerakan bergantian protraksi dan
retraksi mandibula masing-masing sisi. Untuk dapat terlaksana,

7
harus terjadi sejumlah rotasi, dan otot-otot kedua sisi yang
menggerakkannya harus bekerja secara bergantian dan tidak secara
bersama-sama.

 Batas-Batas Penting Articulatio Temporomandibularis


1. ke anterior : incisura mandibulae dan arteri dan nervus
massetericus.
2. Ke posterior : Lamna tympani meatus acusticus externus dan
processus glenoidalis glandulae parotideae.
3. Ke lateral : Glandula parotidea, fascia, dan kulit.
4. Ke medial : arteri dan vena maxillaris dan nervus
auriculotemporalis.

8
VERTEBRA

Struktur medula spinalis terdiri dari 33 tulang belakang(7 servikal, 12


torakal, 5 lumbal , 5 sakrum yang menyatu, dan 3 atau 4 koksigeal )dan masing
masing memiliki discus intervertebralis,” tulang belakang membentuk persendian
dengan 12 pasang costa didaerah thorakal, kranium pada bagian atas tulang
belakang disendi atlantooksipitalis, dan pelvis pada sendi sakroilliac

 Komponen Fungsi Tulang Belakang

Secara fungsional, medula spinalis dibagi menjadi pilar anterior dan


posterior

Pilar anterior terdiri dari corpus vertebra dan discus intervertebralis merupakan
bagian hidrolik penumpu beban, dan peredam kejut pada medula spinalis,ukuran
discus memengaruhi jumlah gerakan yang dapat terjadi diantara kedua vertebra.

9
Pilar posterior atau arkus vertebra,terdiri dari prosesus artikularis dan sendi faset
,yang memberi mekanisme gliding untuk gerakan. Orientasi faset memengaruhi
arah gerakan. Juga bagian posterior unit yang merupakan tulang pengungkit,kedua
prosesus transversus dan prosesus spinosus sebagai tempat pelekatan otot dan
berfungsi untuk menghasilkan dan mengontrol gerakan serta memberikan
stabilitas tulang belakang

Gerakan medula spinalis dijelaskan baik secara umum dan pada unit fungsional
atau segmen gerakan .unit fungsional terdiri dari dua vertebra dan sendi
diantaranya (biasanya,dua sendi faset zigapofiseal dan satu discus intervetrebalis)
umumnya,aksis gerakan untuk setiap unit adalah pada nukleus pulposus discus
intervertebralis. Karena tulang belakang dapat bergerak dari atas kebawah atau
dari bawah ke atas, gerakan pada suatu unit fungsional ditentukan dari gerakan
yang terjadi pada bagian anterior korpus vertebra superior.

 Enam Derajat Gerakan

Fleksi/Ekstensi. Gerakan pada bidang sagital yang menghasilkan fleksi (


menekuk ke depan) atau ekstensi (menekuk ke belakang).pada fleksi,bagian
anterior korpus Saling mendekat dan prosesus spinosus saling menjauh pada
ekstensi,bagian anterior corpu saling menjauh dan prossus spinosus saling
mendekat.

Lateral fleksi. Gerakan pada bidang frontal yang menghasilkan lateral fleksi
kekiri atau kekanan pada lateral fleksi, tepi lateral korpus vertebra saling
mendekat disisi arah tulang menekk dan saling menjauh pada sisi yang
berlawanan.

Rotasi. Gerakan pada bidang transversal yang menghasilkan rotasi. Rotasi


kekanan menghasilkan gerakan relatif korpus vertebra superior kekanan dan
prosesus spinosusnya kekiri,hal sebaliknya terjadi pada rotasi kiri.bila gerajab
terjadi dari pelvis kearah atas ,gerakan tetap ditentukan oleh gerakan relatif
vertebra diatas

Geseran anterior/posterior. Geseran kedepan atau kebelakang(translasi)terjadi


ketika korpus vertebra superior bertranslasi kearah depan depan atau kebelakang
vertebra dibawahnya.

Geseran lateral. Geseran lateral(translasi)terjadi ketika korpus vertebra superior


bertranslasi kesamping pada vertebra dibawahnya.

Kompresi/distraksi. Gerakan saling menjauh atau mendekat terjadi dengan gaya


longitudinal,baik menjauhi atau mendekati korpus vertebra

 Artrokinematika Sendi (Faset) Zigapofiseal

10
Artrokinematika area kraniovertebral (suboksipital) dijelaskan dibawah.tulang
servikal lainnya dan semua faset torakal memiliki permukaan artikular yang relatif
datar dan meluncur pada sendi faset yang berdekatan, faset superior tulang lumbal
berbentuk cekung dan bersendi dengan faset cembung dibagian inferior yang
berdekatan

Servikal .tulang servikal terbagi menjadi daerah suboksipital (karniovertebral)


dan daerah servikal biasa.

Daerah suboksipital terdiri dari oksiput atlas dan faset superior aksis

Sendi atlantooksipital(AO) adalah sendi peluru faset oksiput yang cembung


bersendi dengan faset atlas yang cekung gerakkan utamanya fleksi ekstensi

Sendi atlantoaksial(AA) terdiri dari permukaan artikulasi atlas yang cembung


yang bersendi dengan permukaan artikulasi aksis yang cembung gerakan
utamanya rotasi saat sumbu atlas mengelilingi dens aksis

Daerah servikal biasa mencakup faset inferior aksis dan tulang servikal lainnya
menampilkan sendi faset yang bersudut 45o dari bidang horizontal lateral fleksi
dan rotasi biasanya berpasangan kearah yang sama

Torakal. faset torakal dimulai dari orientasi bidang frontal dan bertransisi
keorientasi bidang sagital begitu mendekati tulang lumbal .kosta bersendi dengan
tulang torakal pada prosesus transversus juga dengan korpus vertebra dan discus
intervertebralis.pada posisi tegak,lateral fleksi dan rotasi umumnya berpasangan
kearah yang sama pada tulang torakal atas dan kearah yang berlawanan pada
daerah torakal bawah

Lumbal. begitu faset lumbal bertransisi dari orientasi bidang sagital ke bidang
frontal beberapa faset memiliki orientasi biplanar.gerakan berpasangan pada
bidang tersebut bervariasi saat lateral fleksi,rotasi terjadi keposisi yang
sama,tetapi rotasi,lateral fleksi terjadi keposisi yang berlawanan terhadap variasi
pada fleksi dan ekstensi

Anulus fibrosus adalah bagian terluar discus terbentuk dari lapisan tebal
serabut kolagen dan fibrokartilago.serabut kolagen pada setiap lapisan tersusun
paralel dan bersudut60o hingga 65o ada aksis tulang belakang,dengan kemiripan
bervariasi sehingga dapat memberikan ketahanan tarikan pada discus saat tulang
belakang mengalami distraksi ,rotasi, atau membengkok

Nukleus pulposus.bagian tengah diskus berisi massa gelatinosa,tetapi


serabutnya longgar menyatu dengan lapisananulus fibrosus terdalam .nukleus
pulposus terletak ditengah diskus kecuali pada tulang lumbal yang letaknya lebih
kebatas posterior anulus daripada batas anterior anulus

11
Lempeng ujung kartilaginosa .menutupi nukleus pulposus superior dan
inferior dan terletak diantara nukleus dan korpus vertebra,tiap-tiap lempeng
dikelilingi oleh cincin apofiseal dari tiap-tiap korpus vertebra

Foramen intervertebralis.berada diantara setiap segmen vertebra pada pilar


posterior.batas anteriornya adakah discus vertebralis,batas posteriornya sendi faset
dan batas superior serta inferiornya adalah pedikel superior dan inferior vertebra
pada segmen spinalis

 Persarafan Sendi-Sendi Vertebra

Sendi-sendi antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil


meningea masing-masing saraf spinal. Saraf ini berasal dari nervus spinalis pada
saat saraf ini keluar dari foramen intervertebrale. Kemudian saraf ini masuk
kembali ke dalam canalis vertebralis melalui foramen intervetebrale dan
menyarafi meningen, ligamenta, dan discus intervertebralis. Sendi-sendi antara
processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari rami posteriores nervi
spinalis. Perlu diperhatikan bahwa sendi-sendi pada setiap tingkat menerima
serabut saraf dari dua nervus spinalis yang berdekatan.

12
EXTREMITAS SUPERIOR

SHOULDER JOINT

Regio Shoulder

Dibentuk oleh tulang-tulang : scapula,clavicula,sternum, dan humerus .


Membentuk sendi-sendi : glenohumeral , acromioclaviculare, sternoclaviculare,
dan scapulathoracic.

Sendi Glenohumeral
Merupakan sendi synovial, hubungan antara “head humeri” dengan “fossa
glenoidalis”. Bentuknya mendekati “ball and socked joint” dan mempunyai
kebebasan gerak yang lebih luas dari pada hip.
Diameter permukaan sendi humeral berkisar antara 37-55 mm. Caput humeri
membentuk sudut 1350 dengan shaft humeri dan retroverted sekitar 320 terhadap

13
axis flexi sendi siku.
Glenoid fossa tertutup cartilago dengan ukuran sekitar 41mm longitudinal dan
sekitar 25 mm jarak transversal. Lebar permukaan glenoid fossa hanya 1/3-1/4
besarnya head humeri. Sedang diameter glenoid fossa secara longitudinal sekitar
75% dan transversal sebesar 60% dari besarnya caput humeri. Glenoid fossa
dikuatkan oleh fibrocartilaginous yang menyatu di capsule dan ligamen
glenohumerale dan tendon m. Biceps caput longum. Semua ini menyatu menjadi
labrum glenoidale.
Sendi ini diperkuat oleh kapsul sendi yang dibagian depan diperkuat oleh
ligamen glenohumeral (superior,midle dan inferior) yang biasanya ada lipatan-
lipatan kapsul sendi. Dibagian atas diperkuat oleh ligamen coracohumerale
bersama acromion dan inilah yang mencegah dislokasi ke proksimal.
Tendon-tendon otot rotator cuff (subscapularis,supraspinatus,infraspinatus, dan
tere minor) bersama dengan ligamen glenohumerale mencegah dislokasi ke
anterior, posterior dan inferior karena oto-otot ini melekat pad throchantor mayor
dan mior humeri. Mempunyai type gerak : rotasi, rolling dan translasi (sliding).
Selama rotasi kontak joint pada socked dipertahankan konstan, sedang ball
bergerak rotasi pada socked.
Pada rolling, kontak joint pada setiap permukaan berubah sesuai
permukaannya.
Sedang sliding kontak joint pada ball dipertahankan konstan sedang pada socked
berubah.

Sendi Acromioclaviculare
Merupakan sendi synovial (kecil) berubah berhubungan langsung antara
clavicula dengan acomion. Sendi ini diperkuat oleh fibrous capsule yang tertutup
oleh ligamentum acromioclaviculare superior dan inferior, coronoid dan
trapezoid.
Scapula dapat bergerak pada clavicula pada tiga axis.
1. Ligamentum coronoid (axis 1) yang melekat dari processus coracoideus sampai
clavicula. Ligamen ini menjadi penguat axis longitudinal (vertikal) untuk rotasi
scapula (protaksi,retraksi).
2. Trapezoid ligamen, disebelah lateral ligamen conoid . berfungsi menggantung

14
scapula pada gerakan yang beraxis transversal (horisental) pada bidang frontal
(axis2)
3. Pada sendi acromioclavicuar sendiri menunjukkan adanya gerakan rotasi
scapula terhadap clavicula pada axis gerak transversal/bidang sagital (axis 3).

Sendi Sternoclavicular
Merupakan sendi synovial yang berupa berhubungan antara manubrium
sternum dengan bagian medial clavicula. Dilengkapi dengan discus articularis
(fibrocartilago).
Sendi ini diperkuat oleh ligamen costoclavicular yang berfungsi untuk
mengontrol gerak sliding clavicula terhadap manubrium sterni ketika terjadi gerak
shoulder. Gerakan anteroposterior terjadi diantara manubrium dengan discus
sedang antara discus dengan clavicula pada gerakan elevasi dan depresi scapula.
Gerakan elevasi berkisar 40 setiap lengan flexi 100 (sampai 900) rotasi pada axis
longitudinal berkisar 400.

Sendi Scapulothoracic
Selain bersendi pada acromioclavicular dan sternoclavicular, scapula (tanpa
perlengkatan ligamen dan sendi/tulang) bersendi dengan thorax. Gerakan sendi ini
terkait dengan gerak protaksi, retraksi, elevasi dan depresi serta rotasi. Terjadi
sliding diantara m. Serratus anterior dengan m. Subscapularis. Gerakan flexi dan
abduksi 2/3 gerak (1200) terletak pada glnohumeral, sedang 1/3 gerak (600) terjadi
pada sendi scapulohumeral. Gerak scapulothoracic sebesar 600 itu terdiri dari 200
pada acromioclavicular sedang 400 pada sternoclavicular.

3 phase gerak flexi pada shoulder joint :

1. 00-600/800
otot-otot penggerak
a. M. Deltoideus anterior
b. M. Coraco brachii
c. M. Pectoralis mayor dan m. Infraspinatus
2. 600/800-1200
Gerakan :

15
a. Outword rotasi scapula 600 sehngga pada cavitas glenoidalis bergerak
ke superior dan anterior.
b. Axial posterior rotasi acromioclaviculare dan sternoclaviculare 300
Otot-oto penggeraknya juga sama dengan abduksi 900-1500, yaitu :
4. M. Trapezius ascenen
5. M. Trapezius descenden
6. M. Serratus anterior
Hambatan :
- latisimus dorsi
- m. Pectoralis mayor costosternalis
3. 1200-1800
Gerak bilateral terjadi extensi vertebrae, sedang gerakan unilateral terjadi
lateral flexi vertebrae
Otot-otonya : m. Traoezius descenden dan erector spine.
3 phase gerak abduksi :
1. 00-900
otot-otot penggerak :
1. M. Deltoideus
2. M. Suprasinatus
Kedua otot ini juga penggerak exorotasi 900

2. 900-1500
Otot-otot penggerak :
3. M. Trapezius ascenden
4. M. Trapezius descenden
5. M. Serratus anterior
Gerakan :
- Outword rotasi scapula 600
- Axial posterior rotasi acromioclaviculare joint dan sternoclaviculare joint
300
Faktor-faktor penghambat gerakan
a. M. Pectoralis

16
b. M. Latisimus dorsi

3. 1500-1800
pada gerakan bilateral terjdi lordosis vertebrae, sedang pada unilateral
terjadi gerakan lateral flexi vertebrae.

17
ELBOW AND WRIST JOINT

 Elbow
A. Tulang pembentuk :
1. Os Humeri
2. Os Ulnae
3. Os Radii

B. Persendian
1. Art. Humero Ulnaris (Engsel/Ginglimus/hinge)
Dibentuk oleh Trochlea Humeri yang berbentuk seperti pulley dengan
facet convek/cembung, ditengahnya terdapat “Groove” sehingga terbentuk
2 facet joint, dimana facet medial lebih besar dan lebih caudal dibanding
facet lateral. Gerakan yang terjadi adalah flexi dan extensi.

Variasi bentuk Groove


1. Type I
a. Groove anterior : vertical
b. Groove posterior : oblique latero-caudal

Konsekwensi :
a. Saat ekstensi :
Groove posterior kontak dengnincisura trochlearis, sehingga saat

18
ekstensi lengan bawah akan menyerong ke lateral. Terjadilah
penambahan sudut pembengkokan antara aksis longitudinal lengan
atas dan lengan bawah disebut “Carving angle of the arm”.
b. Saat fleksi :
Groove anterior kontak denagan inchisura trochlearis, sehingga
gerakan lurus vertical.
2. Type II
a. Groove anterior : Oblique Proximo lateral
b. Groove Posterior : Oblique latero caudal

Konsekwensi :
a. Saat ekstensi :
lengan bawah menyerong ke lateral (seperti type I)
b. Saat fleksi
lengan bawah bergerak menyerong ke lateral
3. Type III
a. Groove anterior : Oblique proximo medial
b. Groove posterior : Oblique latero caudal

Konsekwensi :
a. Saat ekstensi
lengan bawah menyerong ke lateral (seperti type I)
b. Saat fleksi
lengan bawah bergerak menyerong ke medial
pasangan trochlea humeri adalah inchisura Trochlearis yang
berbentuk concaf
(cekung). Cekungan inchisura menghadap ke Ventro-cranial
menbentuk sudut 1350
terhadap aksis longitudinal ulnae.

2. Art Humero radialis (Spheroid/sendi peluru)


Dibentuk oleh capitulum humeri (cembung) dengan dataran puncak

19
caput radii (cekung). Pada prinsipnya gerakan yang ada pada sendi ini
yaitu flexi dan extensi.

3. Art Radio Ulnari Proximalis (Trochoidea)


Dibentuk oleh Circumferentia articularis radii (cembung) dengan
inchisura Radialis Ulnae (cekung), di mana inchisura berjalan dari
dorsal sedikit kateral ke ventral sedikit medial. Gerakan yang terjadi
adalah pronasi dan supinasi yang merupakan gerakan rotasi dimana
tulang radius akan berputar terhadap tulang ulnae.

Otot-otot yang sangat berperan dalam gerakan sendi siku seperti , m.


Brachialis, m. Biceps brachii, m. Triceps brachii, m. Pronator teres dan
m. Supinatot. Selain itu diperkuat oleh oto-otot yang berasal dari
extensor dan flexor dari sendi pergelangan tangan maupun tangan itu
sendiri.
Pada bagian medial lengan atas, diantara otot biceps dan triceps
terdapat bundel serabut saraf, selanjutnya ke distal terdapat n. Ulnaris
yang melalui bagian posterior dari epicondylus medialis kemudian n.
Medianus terletak pada fossa cubiti dan n. Adialis terletak pada bagian
lateral dari elbow.

C. Ligamentum
1. Lig. Mediale :
a. Serabut anteior (1) yang diperkuat oleh Lig. Anulare (2)
b. Serabut intermedius (3)
c. Serabut posterior /Lig. Bardinet (4) di perkuat oleh lig. Cooper’s
serabut transversal (5).
2. Lig. Laterale :
a. Serabut anterior (6) di perkuat oleh lig. Anulare anterior.
b. Serabut intermedius (7) di perkua oleh lig. Anulare posterior
c. Serabut posterior (8)
3. Lig. Anterior (9)

20
4. Lig. Oblique anterior (10)
Lig. Anterior (9) dan lig. Oblique antrior memperkuat kapsul sendi
bagian ventral .

D. Gerak Osteokinematik
1. Humeroulnar
- Fleksi-Ekstensi
- ROM. Fleksi : 1400-1600 soft end feel
- ROM. Ekstensi :0-50 hard end feel
2. Humeroradial
- Fleksi-Ekstensi bersamaan sendi humeroulnar
- ROM . Fleksi : 1400-1600
- ROM. Ekstensi : 0-50
3. Proksimal Radioulnar
- Pronasi – Supinasi bersamaan denagn distal radioulnar
- ROM. Pronasi : 00-850 hard end feel
- ROM. Supinasi : 00-950 soft end feel

E. Arthrokinematik
1. Humeroulnar
- Fleksi translasi os ulna kearah 450 ventrodistal
- Ekstensi translasi os ulna kearah 450 dorsoproksimal
- Traksi os ulna kearah 450 dorsodistal
2. Humeroradial
- Fleksi translasi os ulna kearah 450 ventral
- Ekstensi translasi os ulna kearah 450 dorsal
- Traksi kearah distal sepanjang axis longitudinal radius
3. Proksimal Radioulnar
- Pronasi translasi os radius kearah dorsal
- Supinasi translasi os radius kearah ventral

21
Regio Pergelangan Tangan dan Jari-Jari

Untuk mempermudah dalam mempelajari pergelangan tangan, tangan dan


jari-jari
dibagi menjadi :
1. Distal radio-ulnar joint
2. Carpalia (radiologi joint intercarpal dan midcarpal joint)
3. Ibu Jari
4. Tapak tangan dan Jari-Jari Tangan

1. Distal radio-ulnar joint


Ulna mempunyai hubungan yang sangat penting dengan sendi siku, tetapi
ujung distal ulna tidak betul-betul berhubungan dangan tulang-tulang
pergelangan tangan (carpalia). Tulang –tulang carpal hanya bersendi
dengan tulang radius. Antara tulang ulna dan tulang-tulang carpal terdapat
discus fibrocartilago.
Distal radio-ulnar joint inin merupakan pivot joint dan mempunyai satu
axis gerak. Walaupun radius bergerak terhadap ulna, tetapi bukan berarti
ulna tidak bergerak. Pada saat gerakan pronasi, ulna bergerak ke belakang
dan lateral, sedangkan pada saat gerakan supinasi, ulna bergerak ke depan
dan medial.

2. Carpalia
Terdiri dari 8 buah tulang-tulang kecil yangsatu sama lainnya saling
bersendi

a. Radiocarpal joint
Sendi ini merupakan ellipsoid joint dan mempunyai dua axis gerak.
Radius bersendi dengan scapoid dan lunatum, sedangkan lunatum dan
triquetrum tidak bersendi dengan ulna melainkan dengan discus
fibrocartilago. Discus ini membentang dari ujung distal radius samping
ulna menuju ke processus styloideus ulnae.

22
Fungsi discus ini untuk membantu stabilisasi wrist joint,
menghubungkan ulna dengan tulang-tulang carpal menyatukan ulna
dengan radius serta sebagai bantuan pada wrist joint. Discus ini bisa rusak
apabila terjadi trauma kuat ke arah extensi dan pronasi.

b. Intercarpal Joint
Adalah persendian diantara tulang-tulang carpal bagian proximal
(scapoid, lunatum dan triquetrum) dan persendian diantara tulang-tulang
carpal bagian distal (trapezium, tapezoideum,capitatum dan hamatum).
Persendian –persendian tersebut diperkuat oleh ligamentum intercarpalia
(dorsal, palmar dan interosseus). Sehingga hanya memungkinkan sedikit
gerakan geser.

c. Midcarpal Joint
Adalah persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang carpal
deretanproximal denganderetan distal. Pada persendian ini tidak terdapat
ligamentum interosseus sehingga gerakannya lebih luas dibandingkan
dengan intercarpal joint.

Carpal Tunned
Tulang-tulang carpal membentuk dataran melengkung dengan
konkavitas ke arah palmar. Dataran terssebut ditutupi oleh ligamentum
carpitranversum sehingga membentuk tunnel yang disebut carpal tunnel.
Didalam carpel tunnel tersebut berjalan sejumlah struktur, terutama :
- empat tendon m. Flexor digitorum superficialis
- empat tendon m. Flexor digitorum profundus
- tendon m. Flexor pollicis longus
- nervus medianus.
Dengan keadaan seperti tersebut tidak mengherankan bila dengan
adanya sedikt subluxasi dari salah satu tulang carpal atau oleh karena
adanya sedikit pembengkakan pada salah satu tendon oto akan
memperbesar tekanan didalam carpal tunnel. Adanya kenaikan tekanan

23
tersebut bisa mengganggu n. Medianus sehingga terjadi carpal tunnel
syndrom.

Otot-Otot yang Menggerakan Pergelangan Tangan ada 6 Buah yaitu :


- m. Extensor carpi radialis longus
- m. Extensor carpi radialis brevis
- m. Extensor carpi ulnaris
- m. Flexor carp radialis
- m. Flexor carpi ulnaris
- m. Palmaris longus.

Palmaris longus merupakan flexor pergelangan tanga yang letaknya sangat


superficial pada
samping palmar. Otot ini mudah nampak saat terjadi gerakan menyentuhkan
ibu jari ke jari
kelingking. Sebanyak 10% dari populasi tidak mempunyai palmaris longus
dan kadang-kadang
hanya terdapat pada satu samping. Insertio otot palmaris longus ini pada
fascia palmaris

Ibu Jari
Hanya mempunyai dua ruas jari (phalanges). Tulang metacarpal I bersendi
dengan tulang trapezium ( dahulu disebut multangulum mayus) dan sendi ini
disebut capometacarpal joint. Pada saat terjadi gerakan extensi ibu jari, kita akan
melihat “tabatiere anatomique”, yang dibatasi oleh :
- tendon m. Pollicis longus
- tendon m. Extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus
- tendon m. Extensor pollicis brevis dan m. Abductor pollicis longus berjalan
bersama di dalam satu selubng tendon.

Tapak Tangan dan Jari-Jari

24
Tulang telapak tangan (metacarpalia) ada 5 buah dan diantara tulang-tulang
tersebut terdapat otot-otot intrinsik tangan.
Jari-jari terdiri dari 3 ruas (phalanges). Gerakan jari-jari dilakukan oleh
extensor digitorum communis dan dua otot flexor yaitu m. Lexor digitorum
superficialis dan profundus. Pada jari telunjuk terdapat extra extensor yaitu m.
Extensor indicis propius dan pada jari kelingking terdapat extensor digiti minimi.
Gerakan abduksi dan adduksi jari-jari dilakukan oleh m. Interossei dan m.
Abduktor digiti minimi.
Vaskularisasi pada pergelangan tangan berasal dari arteri radialis dan
arteria ulnaris yang keduanya salingberanastomosis.
Innervasi motorisnya berasal dari nervus medianus dan nervus ulnaris.
Sedangkan sensorisnya berasal dari nervus radialis, medianus dan ulnaris.

Peredaran Darah Extremitas Superior

25
Otot-Otot yang Terdapat Pada Extremitas Superior

26
EXTREMITAS INFERIOR

HIP JOINT

Setiap tulang inominata pelvis merupakan unit struktural karena dibentuk


dari penyatuan tulang illium iskium dan pubis .tulang inominata kiri dan kanan
bersendi satu sama lain pada simfisis pubis dianterior dan dengan sakrum pada
sendi sakroilliak diposterior sedikit gerakan pada ketiga sendi tersebut untuk
mengurangi gaya yang diteruskan melalui daerah pelvis tetapi pada dasarnya
pelvis berfungsi sebagai satuan unit dalam rantai tertutup

Femur dirancang untuk menumpu beban dan untuk meneruskan gaya reaksi
pijakan melalui cospus kolumn dan caput femur ke asetabulum pelvis.

Pinggul adalah sendi peluru triaksial(sferoidalis) yang terbentuk dari kaput


femoris dan asetabulum pelvis .sendi ini ditopang oleh kapsul sendi yang kuat dan
dibantu oleh ligamen iliofemoralis pubofemoralis dan iskiofemoralis dan sendi
pinggul berhubungan dengan satu sama lain melalui tulang pelvis dan kolumn
vertebralis melalui sendi sacro iliak dan lumbo sakral

Bagian cekung sendi pinggul(acetabulum) berada pada bagian lateral pelvis


menghadap ke lateral anterior dan inferior.asetabulum diperdalam oleh cincin
fibrokartilago,labrum asetabular.kartilago sendi berbentuk tapal kuda dan lebih
tebal dibagian lateral tempat gaya penumpuan beban paling besar diteruskan.

Bagian cembung tulang adalah caput femoris sferis yang melekat dikolumn
femoris memiliki proyeksi kearah anterior medial dan superior

Tiga ligamen penopang kapsul sendi antara lain ligamen iliofemoralis dan
pubofemoralis dianterior. Serta ligamen iskiofemoralis diposterior

27
 Articulatio
Articulatio coxae adalah persendian di antara caput femoris yang
berbentuk setengah lingkaran dengan acetabulum os coxae yang berbentuk
mangkuk. Facies articularis acetabuli berbentuk tapat kuda dan dibagian
bawah membentuk takik yang disebut incisura acetabuli. Rongga
acetabulum diperdalam dengan adanya fibroartilago di bagian pinggir yang
disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura
acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum transversum acetabuli.
Permukaan sendi diliputi oleh tulang rawan hialin.

Ada 2 penyudutan pada collum femoris terhadap corpus femoris,yaitu

a. Sudut caput-collum-dyaphyse(CCD)
Yaitu sudut yang dibentuk antara caput collum dengan dyaphyse
femoris pada bidang frontal. Dalam keadaan normal besarnya
sekita 125o
Bila Besarnya >125o disebut coxa valga
Bila Besarnya <125o Disebut coxa vara

b. Sudut atetorsi
Yakni Sudut yang dibentuk antara garis proyeksi dari aksis
memanjang caput collum femoris dengan axis transversal dari
condylus femoris. Besarnya sekitar 12o.
Bila besarnya >12o akan mengakibatkan tungkai bergerak
endorotasi saat berjalan. Hal ini Sebagai Usaha agar caput femoris
tetap pada acetabulum.
Bila besarnya <12o akan mengakibatkan tungkai bergerak
keeksorotasi saat berjalan

28
 Tipe
Articulatio coxae merupakan sendi sinovial “ball and socket”.

 Capsula
Capsula membungkus sendi dan melekat di medial pada labrum acetabuli.
Di lateral, ke depan melekat pada linea intertrochanterica femoris dan
kebelakang pada setengah permukaan posterior collum femoris. Pada
perlekatannya di depan, yaitu pada linea intertrochanterica, beberapa
serabutnya yang diikuti oleh pembuluh darah melipat ke atas, sepanjang
collum femoris sebagai sebuah pita, yang retinacula. Pembuluh darah ini
mendarahi caput dan collum femoris.

 Ligamenta

Ligamentum iliofemorale adalah sebuah ligamentum yang kuat dan


berbentuk seperti huruf Y terbalik. Dasarnya, disebelah atas melekat pada
spina iliaca anterior inferior; di bawah kedua lengan Y melekat pada bagian
atas dan bawah linea intertrochanterica femoris. Ligamentum yang kuat ini
mencegah ekstensi berlebihan saat berdiri.

Ligamentum isciofemorale berbentuk spiral dan melekat pada corpus


ossis ischii dekat margo acetabuli. Serabut-serabut berjalan ke atas dan lateral
dan melekat pada trochanter major. Ligamentum ini membatasi ekstensi.

Ligamentum transversum acetabuli dibentuk oleh labrum acetabuli


sewaktu menghubungkan incisura acetabuli . ligamentum ini mengubah
incisura menjadi terowongan yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf
yang memasuki sendi.

Ligamentum capitis famoris berbentuk pipih dan segitiga pada lubang


yang ada di caput femoris (fovea capitis) dan melalui dasarnya pada
ligamentum transversum dan pinggir incisura acetabuli. Ligamentum ini
terletak di dalam sendi dan dibungkus oleh membrana synovialis.

29
 Membrana Synovialis

Selaput ini melapisi capsula dan melekat pada pinggir facies artikularis.
Selaput ini meliputi bagian collum femoris yang terletak didalam simpai
sendi dan membungkus ligamentum capitis femoris serta meliputi bantalan
lemak yang terdapat di dalam fossa acetabuli. Kantong membrana synovialis
sering menonjol keluar melalui celah yang ada pada dinding anterior capsula,
diantara ligamentum pubofemorale dan ligamentum iliofemorale, dan
membentuk bursa psoas di bawah tendo musculus psoas.

 Persarafan

Articulatio coxae mendapatkan persarafan dari nervus femoralis, nervus


obturatorius, nervus ischiadicus, dan nervus yang menyarafi musculus
quadratus femoralis.

 Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakannya

Articulatio coxae mempunyai kisaran gerakan yang luas, tetapi lebih


terbatas daripada articulatio humeri. Beberapa gerakan terpaksa dikorbankan,
demi kekuatan dan kestabilan. Kekuatan sendi sebagian besar tergantung
pada bentuk tulang yang ikut dalam persendian dan kekuatan ligamentum.
Bila lutut difleksikan, fleksi dibatasi oleh permukaan anterior tungkai atas
yang bertemu dengan dinding anterior abdomen. Bila lutut diluruskan
(ekstensi), fleksi dibatasi oleh ketegangan otot-otot hamstring. Ekstensi, yaitu
gerakan tungkai atas yang difleksikan ke belakang kembali ke posisinanatomi
dibatasi oleh tegangnya ligamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale,
dan ligamentum ischiofemorale. Gerakan abduksi dibatasi oleh tegangnya
ligamentum pubofemorale, dan aduksi dibatasi oleh kontak dengan tungkai
sisi yang lain dan oleh tegangnya ligamentum capitis femoris. Rotasi lateral
dibatasi oleh tegangnya ligamentum iliofemorale dan ligamentum
pubofemorale, dan rotasi medial dibatasi oleh ligamentum ischiofemorale.
Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan :

1. Fleksi dilakukan oleh musculus iliopsoas, musculus rectus femoris,


dan musculus sartorius, dan juga oleh musculus adductor magnus.
2. Ekstensi (gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang sedang fleksi)
dilakukan oleh musculus gluteus maximus dan otot-otot hamstrings.
3. Abduksi dilakukan oleh musculus gluteus medius dan minimus, dan
dibantu oleh musculus sartorius, musculus tensor fascia latae, dan
musculus piriformis.

30
4. Adduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan brevis dan
serabut-serabut adductor musculus adductor magnus. Otot-otot ini
dibantu oleh musculus pectineus dan musculus gracilis.
5. Rotasi lateral dilakukan oleh musculus piriformis, musculus
obturator internus dan externus,musculus gemellus superior dan
inferior, dan musculus quadratus femoris, dibantu oleh musculus
gluteus maximus.
6. Rotasi medial dilakukan oleh serabut-serabut anterior musculus
gluteus medius dan musculus gluteus minimus dan musculus tensor
fascia latae.
7. Sirkumduksi merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di atas.
Kelompok otot-otot ekstensor lebih kuat daripada kelompok otot-
otot fleksor, dan rotator leteral lebih kuat daripada rotator medial.

31
KNEE JOINT

Aspek Anatomis dan Biomekanik


Sendi lutut terdiri dari hubungan antara : (1) os femur dan os tibia (
tibiofemoris joint), (2) os femur dan os patella( Patello femoralis joint) dan (3) os
tibia dan os fibula ( tibiofibularis proximalis joint ).

A. Art Tibiofemoralis

Dibentuk oleh condylus femoralis lateralis dan medialis (


conveks/cembung ) dan tibia plateu ( concaf/cekung ).
Permukaan sendi dari condylus medialis lebih lebar dibanding condylus
lateralis ( LM>LL ) kira-kira 1-2 cm, sehingga jika terjadi gerakan fleksi atau
ekstensi pada permukaan sendi agian lateral (LL) sudah terbatas dibanding
bagian Medial (LM). Konsekwensinya, penekanan pada bagian medial relatif
lebih kecil dibanding pada bagian lateral. Bentuk kroming kedua condylus
pada bagian anterior lebih kecil dibanding pada bagian posterior.

Selain itu juga tibia plateu mempunyai bentuk permukaan yang berbeda,
yang mana bagian medial permukaan anterior posterior dalam arah medio
lateral concaf. Namun bagian lateral permukaan anterior-posterior sedikit
convex danarah mediolateral relatif datar.
Konsekuensi dari kejadian tadi maka fase-fase terjadi gerak rolling dan
slidding yang mengikuti arah dari permukaan sendi.

Pada flexi knee, dari flexi ke full extensi, terjadi gerakan slidding pada
condylus femur dapa bidang sagital ke arah posterior terhadap tibia plateu,

32
yang mana pada fase akhir dari gerakan tersebutterjadi gerakan rotasi femur
terhadap os tibia.
Dantara os tibia dan femur terdapat sepasang meniskus ( meniscus
medialis dan mediscus lateralis ). Dengan adanya meniscus ini menambah
luas permukaan sendi pada tibia plateu. Sehingga memungkinkan gerakan
sendi lutut lebih bebas.
Pada prinsipnya gerak meniscus mengikuti gerak dari condylus femoralis,
sehingga waktu flexi maka bagian posterior dari kedua meniscus
terdesak/tertekan yang memberikan regangan ke arah posterior sepanjang
6mm untuk meniscus medialis dan sepanjang 12mm untuk meniscus lateralis.
Pada gerakan rotasi juga terjadi hal yang sama, yaitu pada gerak exorotasi
os tibia terhadap os femur. Sehingga pada penggunaan tes cidera pada
meniscus, maka apabila gerakan exorotasi timbul nyeri ada kemungkinan
indikator cidera untuk meniscus medial dan berlaku sebaliknya.
Selain itu juga apabila gerak flexi timbul rasa nyeri ada kemungkinan
indikator cidera pada meniscus ( medialis, lateralis ) bagian posterior.

B. Art. Patellofemoralis

Facet sendi ini terdiri dari tiga permukaan pada bagian lateral pada satu
permukaan pada bagian medial. M vastus lateralis manarik patella ke arah
proximal sedangkan m.vastus medialis menarik patella ke medial, sehingga
posisi patella stabil.
Pada posisi akhir antara 30o-40o dari extensi, patella tertarik oleh
mekanisme gaya kerja extensor, sehingga kedudukannya sangat kuat. Pada
posisi ini apabila patella kita dorong ke distal kemudian diberikan kontraksi
quadriceps femoris, maka semua permukaan patella menggores epycondylus
femoris. Jika terjadi pada chondromalacia, maka akan terasa nyeri sekali.

C. Art. Tibiofibularis

Hubugan tulang tibia dan fibula merupakan syndesmosis yang ikut


memperkuat beban yang diterima sendi lutut sebesar 1/16 dari berat badan.

D. Ligamentum

Ligamentum merupakan bagian dari stabilitas pasif sendi, yang mana


stabilitas sendi lutut sendi lutut sangat dipengaruhi oleh kekuatan dari
ligamentun collateral, ligament cruciatum, capsul sendi, meniscus dan tendon.
Sedangkan stabilitas aktifnya berupa otot-ototdisekitar sendi lutut antara
lain m.quadriceps femoris, m. Biceps femoris, m.grastrocnemeus m.popliteus,
m,gracilis, m.sartorius, m.semimembranosus, dan m.semitendinosus.

33
Ligamentum collateral berfungsi untuk menahan beban baik dari medial
ataupun lateral. Sedangkan arah ligamentum collateral lateral dan medial
akan memberikan gaya yang bersilang, sehingga akan memperkuat stabilitas
sendi lutut terutama pada posisi ekstensi.

Ligamentum cruciatum terdiri atas dua jenis, yaitu ligamentum cruciatum


anterior berfungsi untuk menahan gerak translasi os tibia terhadap os femur
ke arah anterior dan ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk
menahan gerak translasi os tibia terhadap os femur ke arah posterior.
Pada posisi endorotasi keedua ligamentum ini saling bersilangan,

E. Otot-otot

Otot disekitar sendi lutut mempunyai fungsi sebagai stabilitas aktif


sekaligus sebagai penggerak dalam aktifitas sendi lutut, otot tersebut
antaralain : m.quadriceps femoris ( vastus medialis, vastus lateralis, vastus
intermedius dan rectus femoris ).
Keempat otot tersebut bergabung sebagai group extensor sedangkan group
flexor terdiri dari : m.gracillis, sartorius, dan semi tendinosus.
Otot semi membranosus pada akhir perlekatannya becabang menjadi tiga
bagian yang mana semuanya melekat pada capsul sendi dan meniscus
medialis.

Untuk gerak rotasi pada sendi lutut dipelihara oleh otot-otot group flexor
baik medial group maupun lateral group. Medial group terdiri dari : m.semi
tendinosus, semi membranosus, sartorius, gracillis dan popliteus. Kelompok
ini berfungsi sebagai penggerak endorotasi knee, sedangkan lateral group atau
exorotasi group adalah : m.biceps femoris dan tensor fascialata.\

34
F. Biomekanik sendi lutut

Aksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu
melewati condylus femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal
pada daerah condylus medialis (Kapandji, 1995). Secara biomekanik, beban
yang diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi
lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga
resultannya akan jatuh di bagian sentral sendi lutut.

a. Osteokinematika
Osteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi dan
ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130
derajat, bila posisi hip fleksi penuh, dan dapat mencapai 140 derajat, bila hip
ekstensi penuh, untuk gerakan ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0 – 10
derajat gerakan putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk
endorotasi antara 30 – 35 derajat, sedangkan untuk eksorotasi antara 40-45
derajat dari posisi awal mid posision. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi
lutut fleksi 90 derajat (Kapandji, 1995), gerakan yang terjadi pada kedua
permukaan tulang meliputi gerakan rolling dan sliding. Saat tulang femur
yang bergerak maka, gerakan rolling ke arah belakang dan sliding ke arah
depan (berlawanan arah). Saat fleksi, femur rolling ke arah belakang dan
sliding ke belakang, untuk gerakan ekstensi, rolling ke depan dan sliding ke
belakang. Saat tibia yang bergerak fleksi adapun ekstensi maka rolling
maupun sliding bergerak searah, saat fleksi maka rolling maupun sliding
bergerak searah, saat fleksi rolling dan sliding ke arah belakang, sedangkan
saat ekstensi rolling dan sliding bergerak ke arah depan.

b. Artrokinematika
Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan sliding
berlawanan arah, disaat terjadi gerak fleksi femur rolling ke arah belakang
dan sliding-nya ke depan, saat gerakan ekstensi femur rolling kearah
depannya sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi
maka rolling maupun sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal,
sedangkan ekstensi menuju ventral (Kapandji, 1995).

G. Persarafan

35
Nervus femoralis, nervus obturatorius, nervus peroneus communis dan nervus
tibialis.

36
ANKLE JOINT

Tungkai dibentuk oleh tulang fibula dan tibia

Kaki dibagi menjadi 3 segmen yaitu:

Kaki belakang yang terdiri dari talus dan kalkaneus membentuk segmen posterior

Kaki tengah terdiri dari navikular ,kuboid dan tiga kuniform membentuk segmen
tengah

Kaki depan terdiri dari lima metatarsal dan 14 falang membentuk segmen anterior

 Gerak Bidang Primer

1. Gerak bidang sagital mengelilingi aksis frontal

Dorsifleksi adalah gerak kearah dorsal

37
Plantarfleksi adalah gerak kearah plantar

2. Gerak bidang frontal mengelilingi aksis sagital

Inversi adalah memutar kaki kearah dalam dan eversi adalah memutar kearah luar

3. Gerak bidang transversal mengelilingi aksis vertikal

Abduksi adalah gerakan menjauhi garis tengah dan adduksi adalah gerakan
mendekati gari tengah

 Gerak triplanar

Terjadi mengelilingi aksis oblik pada setiap sendi pergelangan kaki dan kaki

Definisi gerak triplanar adalah deskripsi gerak tulang distal pada tulang
proksimal.ketika tulang proksimal bergerak pada tulang distal yang
disabilisasi,seperti yang terjadi pada penumpuan beban,tulang proksimal bergerak
berlawanan,walaupun gerak sendi relatif sama dengan yang didefinisikan

Pronasi adala kombinasi dorsifleksi eversi dan abduksi.selama penumpuan


beban,pronasi pada sendi subtalar dan tarsal transversal menyebabkan arkus kaki
menurun, dan ada supinasi relatif pada kaki depan pada dorifleksi Metatarsal I
Dan Plantarfleksi Metatarsal V

1. Sendi tibiofibular

Sendi Tibiofibular superior dan inferior terpisah dari pergelangan kaki


tetapi memberikan gerak aksesori yang memungkinkan terjadinya gerak
pergelangan kaki yang lebih luas

Sendi tibiofibular superior Adalah sendi jenis sinovial yang dibentuk oleh kaput
fibular dan paset pada aspek posterolateral tepi kondilus tibia Faset menghadap
keposterior,inferior dan lateral.

Sendi tibiofibular inferior sindesmosis dengan jaringan fibroadiposa diantara dua


permukaan tulang.artikulasi sendi yng kuat ini ditopang oleh ligamen interoseus
tibiofibular krural dan ligamen tibiofibular anterior dan posterior

Gerak aksesoris terdapat sedikit gerak aksesoris fibula pada dorsifleksi dan
plantarfleksi pergelangan kaki.arah gerak bervariasi, bergantung pada orientasi
faset sendi tibiofibular proksimal dan elastisitas ligamen tibiofibular

38
2. Sendi pergelangan kaki (talokruris)

Sendi pergelangan kaki (talokruris) adalah sendi engsel sinovial yang


dibentuk oleh tanggam dan troklea talus,ditutupi oleh kapsul yang relatif tipis dan
lemah.bagian medial sendi talokrusis serta sendi subtalar ditopang oleh ligament
kolateral medial(deltoid) dan bagian lateral oleh ligament kolateral lateral(talo
fibular dan kalkaneofibular anterior dan posterior

Maleolus fibular memanjang kedistal dan posterior melebihi maleolus tibia


sehingga sudut tanggam bersudut kearah luar dan dalam

Hal ini menyebabkan aksis gerak terotasi kelateral hingga 20o-30o dan miring
kebawah hinggal 10o permukaan tanggam kongruen dengan permukaan sendi
korpus talis

Permukaan talus terbentuk seperti baji,lebih lebar dianterior dan juga berbentuk
seperti kerucut,dengan apeks meruncing kearah medial.orientasi aksis dan bentuk
talus ketika kaki dorsifleksi juga menyebabkan talus abduksi dan sedikit eversi.
Talus juga adduksi dan sedikit inversi pada plantar fleksi

3. Sendi subtalar(talokalkaneal)

Sendi subtalar(talokalkaneal) adalah sendi kompleks dengan tiga


persendian antara talus dan kalkaneus ,memiliki ak gerak oblik yang terletak
disekitar 42 dari bidang transversal dan 16 dari bidang sagital memungkinkan
pronasi supinasi pada kalkaneus dalam gerak triplanar pada talus

Sendi subtalar ditopang oleh ligamen kolateral medial dan lateral yang juga
menipang sendi talokrusis

Artrokinematika paset pada dasar talus dikompartemen posterior berbentuk


cekung,dan faset kalkaneuus dihadapannya berbentuk cembung. Faset persendian
anterior dan medial pada talus berbentuk cembung.faset persendian posterior
kalkaneus berbentuk cembung bergeser berlawanan dengan arah gerak; faset

39
kalkaneus anterior dan medial yang cekung bergeser kearah yang sama mirip
seperti memutar kenop pintu. Pada komponen everi, saat kalkaneus berayun
kelateral, permukaan sendi posterior bergeser kemedial dan pada inversi
permukaan sendi posterior bergeser kelateral

4. Sendi Talonavikular

Sendi talonavikular adalah bagian sendi kompleks antara talus dan


navikular juga antara faset anteriordan medial antara subtalar,sendi tersebut
ditopang oleh ligament deltoideus bifurkatum,dan talonavikular dorsal yang
bersifat pegas.gerak triplanar navikular pada talus bekerja dengan sendi subtalar
menghasilkan gerak pronasi dan supinasi

Saat pronasi kaput talus pada kaki menumpu beban turun kearah plantar dan
medial sehingga kaki menjadi lebar dan arkus longitudinal medial berkurang .
pada intinya jika kalkaneus eversi kalkaneus pada kaki memijak tidak dapat
melakukan dorsifleksi dan abduksi sehingga tidak mengalami plantarfleksi dan
inversi pada kalkaneus. Gerak kaput talar kearah bawah dan dalam menghasilkan
gerak navikular kearah atas dan luar serta meratakan arkus.

Artrokinematik kaput talus berbentuk cembung permukaan sendi proksimal


navikular berbentuk cekung oada gerak fisiologis kaki. Navikular bergeser
kearah yang sama dengan gerak kaki depan.pada gerak pronasi rantai terbuka
navikular bergeser kearah dorsal dan lateral menyebabkan perataan arkus
longitudinal medial. Pada supinasi , navikular bergeser kearah volar dan medial

40
5. Sendi Tarsal Transversal

Sendi tarsal transversal adalah gabungan sendi fungsional diantara kaki


belakang dan tengah yang mencakup sendi talonavikular dan
kalkaneokuboid,walaupun keduanya terpisah secara anatomis.sendi
kalkaneokuboid seperti pelana sendi tarsal transversal berpungsi sebagai pronasi
/supinasi triplanar kaki dan menghasilkan gerak kompensasi untuk menyesuaikan
dengan berbagai permukaan pijakan

Artrokinematik permukaan sendi kalkaneus berbentuk cembung dari dorsal ke


plantar dan cekung dari medial ke lateral. Permukaan sendi kuboid bolak balik
cekung dan cembung

6. Sendi Intertarsal Tasometatarsal

Sendi intertarsal tasometatarsal lainnya adalah sendi datar yang


meningkatkan fungsi sendi tarsal transversal dan membantu menyesuaikan posisi
kaki depan dengan permukaan pijakan selama menumpu beban.

7. Sendi metatarsofalangeal dan interfalangeal jari kaki

Hampir sama dengan metakarpofalangeal dan interfalangeal jari tangan


kecuali bahwa ROM Ekstensi pada jari kaki lebih penting daripada fleksi ekstensi
pada sendi MTP Sangat penting untuk berjalan normal

41
Peredaran Darah Extremitas Inferior

42
Otot-Otot Pada Extremitas Inferior

43
DAFTAR PUSTAKA

- Buku Anatomi Klinis Oleh Richard S. Snell,MD,Phd


- Buku Manipulasi Oleh Maskun P, M.Kes dari Poltekkes Surakarta
- Buku Terapi Latihan Dasar dan Teknik Vol 2 dan Vol 3 Edisi 6 Oleh Carolyn Kisner
dan Lyn Allen Colby

44

You might also like