Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok 3
2018
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Anatomi terapan terkait manual terapi” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini kami berharap dapat membantu bapak atau ibu dosen serta teman-
teman agar mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
CRANIUM ............................................................................................................................ 4
VERTEBRA............................................................................................................................ 9
EXTREMITAS SUPERIOR..................................................................................................... 13
SHOULDER JOINT .......................................................................................................... 13
ELBOW AND WRIST JOINT............................................................................................. 18
EXTREMITAS INFERIOR...................................................................................................... 27
HIP JOINT....................................................................................................................... 27
KNEE JOINT.................................................................................................................... 32
ANKLE JOINT.................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 44
iii
CRANIUM
Sendi-Sendi di Tengkorak
Pada cranium, tulang-tulang pipih bergabung satu dengan yang lain melalui sendi
fibrosa, disebut sutura. Periosteum yang meliputi permukaan luar tulang berlanjut
sebagai endosteum yang melapisi permukaan dalam sutura, membentuk
ligamentum suturale. Ligamentum padat ini tidak memungkinkan adanya gerakan
antara tulang-tulang. Contoh sutura sagitalis, sutura coronaria, dan sutura
lomdoidea.
Articulatio Temporomandibularis
Articulatio
Articulatio terdapat anatara tuberculum articulare dan bagian anterior fossa
mandibulare ossis temporalis di atas dan caput ( processus condylaris )
mandibulae di bawah. Facies articularisnya diliputi oleh fibrocartilago.
Tipe sendi
Articulatio temporomandibularis adalah sendii sinovial. Discus articulatio
membagi sendi atas rogga atas dan rogga bawah.
Capsula
4
Capsula mengelilingi sendi.
Ligamenta
Ligamentum temporomandibular laterale di atas melekat pada
tuberculum pangkal zygoma dan dibawah pada collum mandibulae.
Ligamentum ini membatasi gerakan mandibula ke arah posterior, dengan
demikian melindungi meatus atusticus externus.
Ligamentum spenomandibulare terletak pada sisi medial sendi.
Ligamentum ini terletak diatas pada spina ossis sphenoidalis dan di bawah
pada lingula foramen mandibulae. Ligamentum ini merupakan sisa arcus
pharyngeus pertama dan fungsinya tidak diketahui.
Ligamentum stylomandibulare melekat di atas pada apex
processus stylodeus dan di bawah pada angulus mandibulae.fungsinya
tidak diketahui.
Discus articulare merupakan discus fibrocartilago berbentuk oval,
yang membagi sendi menjadi rongga atas dan rongga bawah. Diskus
melekat di sekeliling capsula, dan juga melekat di depan pada tendo
musculus pterygoideus lateralis dan pada caput mandibulae oleh pita
fibrosa. Pita ini memastikan bahwa discus bergerak ke depan dan belakang
bersama caput mandibulae selama gerakan protraksi dan retraksi
mandibulae. Permukaan atas discus berbentuk konkaf konfeks dari depan
ke belakang untuk menyesuaikan dengan bentuk tuberculum articulare dan
fossa mandibularis, permukaan bawah adalah konkaf agar sesuai degan
kaput mandibulae. Fungsi discus adalah menumngkinkan gerakan
meluncur bagian atas sendi dan gerakan engsel bagian bawah sendi.
5
Membrana synovialis
Membrana synovialis melapisi capsula pada rongga atas dan bawah sendi .
Persarafan
Ramus auriculotemporalis dan masseterica divisi mandibularis nervus
trigeminus.
6
1. Depresi mandibula
sewaku membuka mulut, caput mandibulae berputar dengan sumbu
horizontal pada permukaan bawah discus articularis. Untuk
mencegah angulus mandibulae menekan glandula parotidea dan
musculus sternocleidomastoideus, mandibula ditarik ke depan.
Gerakan ini dilakukan oleh kontraksi musculus pterygoideus
lateralis, yang menarik collum mandibula dan discus articularis ke
depan, sehingga discus akan bergerak ke atas tuberculum articulare.
Gerakan ke depan discus articularis dibatasi oleh tegangnya
jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus pada os temporale di
belakangnya.
Depresi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
digastricus, geniohyoideus, dan mylohyoideus; musculus
pterygoideuslateralis berperan penting dengan menarik mandibula
ke depan.
2. Elevasi Mandibula
Merupakan gerakan sebaliknya dari depresi mandibula. Mula-mula
caput mandibula dan discus bergerak ke belakang, dan kemudian
caput berputar pada permukaan bawah discus.
Elevasi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
temporalis, musculus masseter, dan musculus pterygoideus
medialis, caput mandibulae ditarik ke belakang oleh serabut-
serabut posterior musculus temporalis. Discus articularis ditarik ke
belakang oleh jaringan fibroelastis, yang mengikatkan discus pada
os temporale dibelakangnya.
3. Protraksi mandibula
Discus articlaris ditarik kedepan sampai ke tuberculum articulare,
beserta dengan caput mandibulae. Semua gerakan ini berlangsung
di dalam rangga atsa sendi. Pada protraksi, gigi bawah ditarik ke
depan melewati gigi atas, yang merupakan akibat dari kontraksi
musculus pterygoideus medialis.
4. Retraksi mandibula
Discus articularis dan caput mandibulae ke belakang ke dalam
fossa mandibularis. Retraksi terjadi sebagai akibat kontraksi
serabut-serabut posterior musculus temporalis.
7
harus terjadi sejumlah rotasi, dan otot-otot kedua sisi yang
menggerakkannya harus bekerja secara bergantian dan tidak secara
bersama-sama.
8
VERTEBRA
Pilar anterior terdiri dari corpus vertebra dan discus intervertebralis merupakan
bagian hidrolik penumpu beban, dan peredam kejut pada medula spinalis,ukuran
discus memengaruhi jumlah gerakan yang dapat terjadi diantara kedua vertebra.
9
Pilar posterior atau arkus vertebra,terdiri dari prosesus artikularis dan sendi faset
,yang memberi mekanisme gliding untuk gerakan. Orientasi faset memengaruhi
arah gerakan. Juga bagian posterior unit yang merupakan tulang pengungkit,kedua
prosesus transversus dan prosesus spinosus sebagai tempat pelekatan otot dan
berfungsi untuk menghasilkan dan mengontrol gerakan serta memberikan
stabilitas tulang belakang
Gerakan medula spinalis dijelaskan baik secara umum dan pada unit fungsional
atau segmen gerakan .unit fungsional terdiri dari dua vertebra dan sendi
diantaranya (biasanya,dua sendi faset zigapofiseal dan satu discus intervetrebalis)
umumnya,aksis gerakan untuk setiap unit adalah pada nukleus pulposus discus
intervertebralis. Karena tulang belakang dapat bergerak dari atas kebawah atau
dari bawah ke atas, gerakan pada suatu unit fungsional ditentukan dari gerakan
yang terjadi pada bagian anterior korpus vertebra superior.
Lateral fleksi. Gerakan pada bidang frontal yang menghasilkan lateral fleksi
kekiri atau kekanan pada lateral fleksi, tepi lateral korpus vertebra saling
mendekat disisi arah tulang menekk dan saling menjauh pada sisi yang
berlawanan.
10
Artrokinematika area kraniovertebral (suboksipital) dijelaskan dibawah.tulang
servikal lainnya dan semua faset torakal memiliki permukaan artikular yang relatif
datar dan meluncur pada sendi faset yang berdekatan, faset superior tulang lumbal
berbentuk cekung dan bersendi dengan faset cembung dibagian inferior yang
berdekatan
Daerah suboksipital terdiri dari oksiput atlas dan faset superior aksis
Daerah servikal biasa mencakup faset inferior aksis dan tulang servikal lainnya
menampilkan sendi faset yang bersudut 45o dari bidang horizontal lateral fleksi
dan rotasi biasanya berpasangan kearah yang sama
Torakal. faset torakal dimulai dari orientasi bidang frontal dan bertransisi
keorientasi bidang sagital begitu mendekati tulang lumbal .kosta bersendi dengan
tulang torakal pada prosesus transversus juga dengan korpus vertebra dan discus
intervertebralis.pada posisi tegak,lateral fleksi dan rotasi umumnya berpasangan
kearah yang sama pada tulang torakal atas dan kearah yang berlawanan pada
daerah torakal bawah
Lumbal. begitu faset lumbal bertransisi dari orientasi bidang sagital ke bidang
frontal beberapa faset memiliki orientasi biplanar.gerakan berpasangan pada
bidang tersebut bervariasi saat lateral fleksi,rotasi terjadi keposisi yang
sama,tetapi rotasi,lateral fleksi terjadi keposisi yang berlawanan terhadap variasi
pada fleksi dan ekstensi
Anulus fibrosus adalah bagian terluar discus terbentuk dari lapisan tebal
serabut kolagen dan fibrokartilago.serabut kolagen pada setiap lapisan tersusun
paralel dan bersudut60o hingga 65o ada aksis tulang belakang,dengan kemiripan
bervariasi sehingga dapat memberikan ketahanan tarikan pada discus saat tulang
belakang mengalami distraksi ,rotasi, atau membengkok
11
Lempeng ujung kartilaginosa .menutupi nukleus pulposus superior dan
inferior dan terletak diantara nukleus dan korpus vertebra,tiap-tiap lempeng
dikelilingi oleh cincin apofiseal dari tiap-tiap korpus vertebra
12
EXTREMITAS SUPERIOR
SHOULDER JOINT
Regio Shoulder
Sendi Glenohumeral
Merupakan sendi synovial, hubungan antara “head humeri” dengan “fossa
glenoidalis”. Bentuknya mendekati “ball and socked joint” dan mempunyai
kebebasan gerak yang lebih luas dari pada hip.
Diameter permukaan sendi humeral berkisar antara 37-55 mm. Caput humeri
membentuk sudut 1350 dengan shaft humeri dan retroverted sekitar 320 terhadap
13
axis flexi sendi siku.
Glenoid fossa tertutup cartilago dengan ukuran sekitar 41mm longitudinal dan
sekitar 25 mm jarak transversal. Lebar permukaan glenoid fossa hanya 1/3-1/4
besarnya head humeri. Sedang diameter glenoid fossa secara longitudinal sekitar
75% dan transversal sebesar 60% dari besarnya caput humeri. Glenoid fossa
dikuatkan oleh fibrocartilaginous yang menyatu di capsule dan ligamen
glenohumerale dan tendon m. Biceps caput longum. Semua ini menyatu menjadi
labrum glenoidale.
Sendi ini diperkuat oleh kapsul sendi yang dibagian depan diperkuat oleh
ligamen glenohumeral (superior,midle dan inferior) yang biasanya ada lipatan-
lipatan kapsul sendi. Dibagian atas diperkuat oleh ligamen coracohumerale
bersama acromion dan inilah yang mencegah dislokasi ke proksimal.
Tendon-tendon otot rotator cuff (subscapularis,supraspinatus,infraspinatus, dan
tere minor) bersama dengan ligamen glenohumerale mencegah dislokasi ke
anterior, posterior dan inferior karena oto-otot ini melekat pad throchantor mayor
dan mior humeri. Mempunyai type gerak : rotasi, rolling dan translasi (sliding).
Selama rotasi kontak joint pada socked dipertahankan konstan, sedang ball
bergerak rotasi pada socked.
Pada rolling, kontak joint pada setiap permukaan berubah sesuai
permukaannya.
Sedang sliding kontak joint pada ball dipertahankan konstan sedang pada socked
berubah.
Sendi Acromioclaviculare
Merupakan sendi synovial (kecil) berubah berhubungan langsung antara
clavicula dengan acomion. Sendi ini diperkuat oleh fibrous capsule yang tertutup
oleh ligamentum acromioclaviculare superior dan inferior, coronoid dan
trapezoid.
Scapula dapat bergerak pada clavicula pada tiga axis.
1. Ligamentum coronoid (axis 1) yang melekat dari processus coracoideus sampai
clavicula. Ligamen ini menjadi penguat axis longitudinal (vertikal) untuk rotasi
scapula (protaksi,retraksi).
2. Trapezoid ligamen, disebelah lateral ligamen conoid . berfungsi menggantung
14
scapula pada gerakan yang beraxis transversal (horisental) pada bidang frontal
(axis2)
3. Pada sendi acromioclavicuar sendiri menunjukkan adanya gerakan rotasi
scapula terhadap clavicula pada axis gerak transversal/bidang sagital (axis 3).
Sendi Sternoclavicular
Merupakan sendi synovial yang berupa berhubungan antara manubrium
sternum dengan bagian medial clavicula. Dilengkapi dengan discus articularis
(fibrocartilago).
Sendi ini diperkuat oleh ligamen costoclavicular yang berfungsi untuk
mengontrol gerak sliding clavicula terhadap manubrium sterni ketika terjadi gerak
shoulder. Gerakan anteroposterior terjadi diantara manubrium dengan discus
sedang antara discus dengan clavicula pada gerakan elevasi dan depresi scapula.
Gerakan elevasi berkisar 40 setiap lengan flexi 100 (sampai 900) rotasi pada axis
longitudinal berkisar 400.
Sendi Scapulothoracic
Selain bersendi pada acromioclavicular dan sternoclavicular, scapula (tanpa
perlengkatan ligamen dan sendi/tulang) bersendi dengan thorax. Gerakan sendi ini
terkait dengan gerak protaksi, retraksi, elevasi dan depresi serta rotasi. Terjadi
sliding diantara m. Serratus anterior dengan m. Subscapularis. Gerakan flexi dan
abduksi 2/3 gerak (1200) terletak pada glnohumeral, sedang 1/3 gerak (600) terjadi
pada sendi scapulohumeral. Gerak scapulothoracic sebesar 600 itu terdiri dari 200
pada acromioclavicular sedang 400 pada sternoclavicular.
1. 00-600/800
otot-otot penggerak
a. M. Deltoideus anterior
b. M. Coraco brachii
c. M. Pectoralis mayor dan m. Infraspinatus
2. 600/800-1200
Gerakan :
15
a. Outword rotasi scapula 600 sehngga pada cavitas glenoidalis bergerak
ke superior dan anterior.
b. Axial posterior rotasi acromioclaviculare dan sternoclaviculare 300
Otot-oto penggeraknya juga sama dengan abduksi 900-1500, yaitu :
4. M. Trapezius ascenen
5. M. Trapezius descenden
6. M. Serratus anterior
Hambatan :
- latisimus dorsi
- m. Pectoralis mayor costosternalis
3. 1200-1800
Gerak bilateral terjadi extensi vertebrae, sedang gerakan unilateral terjadi
lateral flexi vertebrae
Otot-otonya : m. Traoezius descenden dan erector spine.
3 phase gerak abduksi :
1. 00-900
otot-otot penggerak :
1. M. Deltoideus
2. M. Suprasinatus
Kedua otot ini juga penggerak exorotasi 900
2. 900-1500
Otot-otot penggerak :
3. M. Trapezius ascenden
4. M. Trapezius descenden
5. M. Serratus anterior
Gerakan :
- Outword rotasi scapula 600
- Axial posterior rotasi acromioclaviculare joint dan sternoclaviculare joint
300
Faktor-faktor penghambat gerakan
a. M. Pectoralis
16
b. M. Latisimus dorsi
3. 1500-1800
pada gerakan bilateral terjdi lordosis vertebrae, sedang pada unilateral
terjadi gerakan lateral flexi vertebrae.
17
ELBOW AND WRIST JOINT
Elbow
A. Tulang pembentuk :
1. Os Humeri
2. Os Ulnae
3. Os Radii
B. Persendian
1. Art. Humero Ulnaris (Engsel/Ginglimus/hinge)
Dibentuk oleh Trochlea Humeri yang berbentuk seperti pulley dengan
facet convek/cembung, ditengahnya terdapat “Groove” sehingga terbentuk
2 facet joint, dimana facet medial lebih besar dan lebih caudal dibanding
facet lateral. Gerakan yang terjadi adalah flexi dan extensi.
Konsekwensi :
a. Saat ekstensi :
Groove posterior kontak dengnincisura trochlearis, sehingga saat
18
ekstensi lengan bawah akan menyerong ke lateral. Terjadilah
penambahan sudut pembengkokan antara aksis longitudinal lengan
atas dan lengan bawah disebut “Carving angle of the arm”.
b. Saat fleksi :
Groove anterior kontak denagan inchisura trochlearis, sehingga
gerakan lurus vertical.
2. Type II
a. Groove anterior : Oblique Proximo lateral
b. Groove Posterior : Oblique latero caudal
Konsekwensi :
a. Saat ekstensi :
lengan bawah menyerong ke lateral (seperti type I)
b. Saat fleksi
lengan bawah bergerak menyerong ke lateral
3. Type III
a. Groove anterior : Oblique proximo medial
b. Groove posterior : Oblique latero caudal
Konsekwensi :
a. Saat ekstensi
lengan bawah menyerong ke lateral (seperti type I)
b. Saat fleksi
lengan bawah bergerak menyerong ke medial
pasangan trochlea humeri adalah inchisura Trochlearis yang
berbentuk concaf
(cekung). Cekungan inchisura menghadap ke Ventro-cranial
menbentuk sudut 1350
terhadap aksis longitudinal ulnae.
19
caput radii (cekung). Pada prinsipnya gerakan yang ada pada sendi ini
yaitu flexi dan extensi.
C. Ligamentum
1. Lig. Mediale :
a. Serabut anteior (1) yang diperkuat oleh Lig. Anulare (2)
b. Serabut intermedius (3)
c. Serabut posterior /Lig. Bardinet (4) di perkuat oleh lig. Cooper’s
serabut transversal (5).
2. Lig. Laterale :
a. Serabut anterior (6) di perkuat oleh lig. Anulare anterior.
b. Serabut intermedius (7) di perkua oleh lig. Anulare posterior
c. Serabut posterior (8)
3. Lig. Anterior (9)
20
4. Lig. Oblique anterior (10)
Lig. Anterior (9) dan lig. Oblique antrior memperkuat kapsul sendi
bagian ventral .
D. Gerak Osteokinematik
1. Humeroulnar
- Fleksi-Ekstensi
- ROM. Fleksi : 1400-1600 soft end feel
- ROM. Ekstensi :0-50 hard end feel
2. Humeroradial
- Fleksi-Ekstensi bersamaan sendi humeroulnar
- ROM . Fleksi : 1400-1600
- ROM. Ekstensi : 0-50
3. Proksimal Radioulnar
- Pronasi – Supinasi bersamaan denagn distal radioulnar
- ROM. Pronasi : 00-850 hard end feel
- ROM. Supinasi : 00-950 soft end feel
E. Arthrokinematik
1. Humeroulnar
- Fleksi translasi os ulna kearah 450 ventrodistal
- Ekstensi translasi os ulna kearah 450 dorsoproksimal
- Traksi os ulna kearah 450 dorsodistal
2. Humeroradial
- Fleksi translasi os ulna kearah 450 ventral
- Ekstensi translasi os ulna kearah 450 dorsal
- Traksi kearah distal sepanjang axis longitudinal radius
3. Proksimal Radioulnar
- Pronasi translasi os radius kearah dorsal
- Supinasi translasi os radius kearah ventral
21
Regio Pergelangan Tangan dan Jari-Jari
2. Carpalia
Terdiri dari 8 buah tulang-tulang kecil yangsatu sama lainnya saling
bersendi
a. Radiocarpal joint
Sendi ini merupakan ellipsoid joint dan mempunyai dua axis gerak.
Radius bersendi dengan scapoid dan lunatum, sedangkan lunatum dan
triquetrum tidak bersendi dengan ulna melainkan dengan discus
fibrocartilago. Discus ini membentang dari ujung distal radius samping
ulna menuju ke processus styloideus ulnae.
22
Fungsi discus ini untuk membantu stabilisasi wrist joint,
menghubungkan ulna dengan tulang-tulang carpal menyatukan ulna
dengan radius serta sebagai bantuan pada wrist joint. Discus ini bisa rusak
apabila terjadi trauma kuat ke arah extensi dan pronasi.
b. Intercarpal Joint
Adalah persendian diantara tulang-tulang carpal bagian proximal
(scapoid, lunatum dan triquetrum) dan persendian diantara tulang-tulang
carpal bagian distal (trapezium, tapezoideum,capitatum dan hamatum).
Persendian –persendian tersebut diperkuat oleh ligamentum intercarpalia
(dorsal, palmar dan interosseus). Sehingga hanya memungkinkan sedikit
gerakan geser.
c. Midcarpal Joint
Adalah persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang carpal
deretanproximal denganderetan distal. Pada persendian ini tidak terdapat
ligamentum interosseus sehingga gerakannya lebih luas dibandingkan
dengan intercarpal joint.
Carpal Tunned
Tulang-tulang carpal membentuk dataran melengkung dengan
konkavitas ke arah palmar. Dataran terssebut ditutupi oleh ligamentum
carpitranversum sehingga membentuk tunnel yang disebut carpal tunnel.
Didalam carpel tunnel tersebut berjalan sejumlah struktur, terutama :
- empat tendon m. Flexor digitorum superficialis
- empat tendon m. Flexor digitorum profundus
- tendon m. Flexor pollicis longus
- nervus medianus.
Dengan keadaan seperti tersebut tidak mengherankan bila dengan
adanya sedikt subluxasi dari salah satu tulang carpal atau oleh karena
adanya sedikit pembengkakan pada salah satu tendon oto akan
memperbesar tekanan didalam carpal tunnel. Adanya kenaikan tekanan
23
tersebut bisa mengganggu n. Medianus sehingga terjadi carpal tunnel
syndrom.
Ibu Jari
Hanya mempunyai dua ruas jari (phalanges). Tulang metacarpal I bersendi
dengan tulang trapezium ( dahulu disebut multangulum mayus) dan sendi ini
disebut capometacarpal joint. Pada saat terjadi gerakan extensi ibu jari, kita akan
melihat “tabatiere anatomique”, yang dibatasi oleh :
- tendon m. Pollicis longus
- tendon m. Extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus
- tendon m. Extensor pollicis brevis dan m. Abductor pollicis longus berjalan
bersama di dalam satu selubng tendon.
24
Tulang telapak tangan (metacarpalia) ada 5 buah dan diantara tulang-tulang
tersebut terdapat otot-otot intrinsik tangan.
Jari-jari terdiri dari 3 ruas (phalanges). Gerakan jari-jari dilakukan oleh
extensor digitorum communis dan dua otot flexor yaitu m. Lexor digitorum
superficialis dan profundus. Pada jari telunjuk terdapat extra extensor yaitu m.
Extensor indicis propius dan pada jari kelingking terdapat extensor digiti minimi.
Gerakan abduksi dan adduksi jari-jari dilakukan oleh m. Interossei dan m.
Abduktor digiti minimi.
Vaskularisasi pada pergelangan tangan berasal dari arteri radialis dan
arteria ulnaris yang keduanya salingberanastomosis.
Innervasi motorisnya berasal dari nervus medianus dan nervus ulnaris.
Sedangkan sensorisnya berasal dari nervus radialis, medianus dan ulnaris.
25
Otot-Otot yang Terdapat Pada Extremitas Superior
26
EXTREMITAS INFERIOR
HIP JOINT
Femur dirancang untuk menumpu beban dan untuk meneruskan gaya reaksi
pijakan melalui cospus kolumn dan caput femur ke asetabulum pelvis.
Bagian cembung tulang adalah caput femoris sferis yang melekat dikolumn
femoris memiliki proyeksi kearah anterior medial dan superior
Tiga ligamen penopang kapsul sendi antara lain ligamen iliofemoralis dan
pubofemoralis dianterior. Serta ligamen iskiofemoralis diposterior
27
Articulatio
Articulatio coxae adalah persendian di antara caput femoris yang
berbentuk setengah lingkaran dengan acetabulum os coxae yang berbentuk
mangkuk. Facies articularis acetabuli berbentuk tapat kuda dan dibagian
bawah membentuk takik yang disebut incisura acetabuli. Rongga
acetabulum diperdalam dengan adanya fibroartilago di bagian pinggir yang
disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura
acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum transversum acetabuli.
Permukaan sendi diliputi oleh tulang rawan hialin.
a. Sudut caput-collum-dyaphyse(CCD)
Yaitu sudut yang dibentuk antara caput collum dengan dyaphyse
femoris pada bidang frontal. Dalam keadaan normal besarnya
sekita 125o
Bila Besarnya >125o disebut coxa valga
Bila Besarnya <125o Disebut coxa vara
b. Sudut atetorsi
Yakni Sudut yang dibentuk antara garis proyeksi dari aksis
memanjang caput collum femoris dengan axis transversal dari
condylus femoris. Besarnya sekitar 12o.
Bila besarnya >12o akan mengakibatkan tungkai bergerak
endorotasi saat berjalan. Hal ini Sebagai Usaha agar caput femoris
tetap pada acetabulum.
Bila besarnya <12o akan mengakibatkan tungkai bergerak
keeksorotasi saat berjalan
28
Tipe
Articulatio coxae merupakan sendi sinovial “ball and socket”.
Capsula
Capsula membungkus sendi dan melekat di medial pada labrum acetabuli.
Di lateral, ke depan melekat pada linea intertrochanterica femoris dan
kebelakang pada setengah permukaan posterior collum femoris. Pada
perlekatannya di depan, yaitu pada linea intertrochanterica, beberapa
serabutnya yang diikuti oleh pembuluh darah melipat ke atas, sepanjang
collum femoris sebagai sebuah pita, yang retinacula. Pembuluh darah ini
mendarahi caput dan collum femoris.
Ligamenta
29
Membrana Synovialis
Selaput ini melapisi capsula dan melekat pada pinggir facies artikularis.
Selaput ini meliputi bagian collum femoris yang terletak didalam simpai
sendi dan membungkus ligamentum capitis femoris serta meliputi bantalan
lemak yang terdapat di dalam fossa acetabuli. Kantong membrana synovialis
sering menonjol keluar melalui celah yang ada pada dinding anterior capsula,
diantara ligamentum pubofemorale dan ligamentum iliofemorale, dan
membentuk bursa psoas di bawah tendo musculus psoas.
Persarafan
30
4. Adduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan brevis dan
serabut-serabut adductor musculus adductor magnus. Otot-otot ini
dibantu oleh musculus pectineus dan musculus gracilis.
5. Rotasi lateral dilakukan oleh musculus piriformis, musculus
obturator internus dan externus,musculus gemellus superior dan
inferior, dan musculus quadratus femoris, dibantu oleh musculus
gluteus maximus.
6. Rotasi medial dilakukan oleh serabut-serabut anterior musculus
gluteus medius dan musculus gluteus minimus dan musculus tensor
fascia latae.
7. Sirkumduksi merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di atas.
Kelompok otot-otot ekstensor lebih kuat daripada kelompok otot-
otot fleksor, dan rotator leteral lebih kuat daripada rotator medial.
31
KNEE JOINT
A. Art Tibiofemoralis
Selain itu juga tibia plateu mempunyai bentuk permukaan yang berbeda,
yang mana bagian medial permukaan anterior posterior dalam arah medio
lateral concaf. Namun bagian lateral permukaan anterior-posterior sedikit
convex danarah mediolateral relatif datar.
Konsekuensi dari kejadian tadi maka fase-fase terjadi gerak rolling dan
slidding yang mengikuti arah dari permukaan sendi.
Pada flexi knee, dari flexi ke full extensi, terjadi gerakan slidding pada
condylus femur dapa bidang sagital ke arah posterior terhadap tibia plateu,
32
yang mana pada fase akhir dari gerakan tersebutterjadi gerakan rotasi femur
terhadap os tibia.
Dantara os tibia dan femur terdapat sepasang meniskus ( meniscus
medialis dan mediscus lateralis ). Dengan adanya meniscus ini menambah
luas permukaan sendi pada tibia plateu. Sehingga memungkinkan gerakan
sendi lutut lebih bebas.
Pada prinsipnya gerak meniscus mengikuti gerak dari condylus femoralis,
sehingga waktu flexi maka bagian posterior dari kedua meniscus
terdesak/tertekan yang memberikan regangan ke arah posterior sepanjang
6mm untuk meniscus medialis dan sepanjang 12mm untuk meniscus lateralis.
Pada gerakan rotasi juga terjadi hal yang sama, yaitu pada gerak exorotasi
os tibia terhadap os femur. Sehingga pada penggunaan tes cidera pada
meniscus, maka apabila gerakan exorotasi timbul nyeri ada kemungkinan
indikator cidera untuk meniscus medial dan berlaku sebaliknya.
Selain itu juga apabila gerak flexi timbul rasa nyeri ada kemungkinan
indikator cidera pada meniscus ( medialis, lateralis ) bagian posterior.
B. Art. Patellofemoralis
Facet sendi ini terdiri dari tiga permukaan pada bagian lateral pada satu
permukaan pada bagian medial. M vastus lateralis manarik patella ke arah
proximal sedangkan m.vastus medialis menarik patella ke medial, sehingga
posisi patella stabil.
Pada posisi akhir antara 30o-40o dari extensi, patella tertarik oleh
mekanisme gaya kerja extensor, sehingga kedudukannya sangat kuat. Pada
posisi ini apabila patella kita dorong ke distal kemudian diberikan kontraksi
quadriceps femoris, maka semua permukaan patella menggores epycondylus
femoris. Jika terjadi pada chondromalacia, maka akan terasa nyeri sekali.
C. Art. Tibiofibularis
D. Ligamentum
33
Ligamentum collateral berfungsi untuk menahan beban baik dari medial
ataupun lateral. Sedangkan arah ligamentum collateral lateral dan medial
akan memberikan gaya yang bersilang, sehingga akan memperkuat stabilitas
sendi lutut terutama pada posisi ekstensi.
E. Otot-otot
Untuk gerak rotasi pada sendi lutut dipelihara oleh otot-otot group flexor
baik medial group maupun lateral group. Medial group terdiri dari : m.semi
tendinosus, semi membranosus, sartorius, gracillis dan popliteus. Kelompok
ini berfungsi sebagai penggerak endorotasi knee, sedangkan lateral group atau
exorotasi group adalah : m.biceps femoris dan tensor fascialata.\
34
F. Biomekanik sendi lutut
Aksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu
melewati condylus femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal
pada daerah condylus medialis (Kapandji, 1995). Secara biomekanik, beban
yang diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi
lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga
resultannya akan jatuh di bagian sentral sendi lutut.
a. Osteokinematika
Osteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi dan
ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130
derajat, bila posisi hip fleksi penuh, dan dapat mencapai 140 derajat, bila hip
ekstensi penuh, untuk gerakan ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0 – 10
derajat gerakan putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk
endorotasi antara 30 – 35 derajat, sedangkan untuk eksorotasi antara 40-45
derajat dari posisi awal mid posision. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi
lutut fleksi 90 derajat (Kapandji, 1995), gerakan yang terjadi pada kedua
permukaan tulang meliputi gerakan rolling dan sliding. Saat tulang femur
yang bergerak maka, gerakan rolling ke arah belakang dan sliding ke arah
depan (berlawanan arah). Saat fleksi, femur rolling ke arah belakang dan
sliding ke belakang, untuk gerakan ekstensi, rolling ke depan dan sliding ke
belakang. Saat tibia yang bergerak fleksi adapun ekstensi maka rolling
maupun sliding bergerak searah, saat fleksi maka rolling maupun sliding
bergerak searah, saat fleksi rolling dan sliding ke arah belakang, sedangkan
saat ekstensi rolling dan sliding bergerak ke arah depan.
b. Artrokinematika
Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan sliding
berlawanan arah, disaat terjadi gerak fleksi femur rolling ke arah belakang
dan sliding-nya ke depan, saat gerakan ekstensi femur rolling kearah
depannya sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi
maka rolling maupun sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal,
sedangkan ekstensi menuju ventral (Kapandji, 1995).
G. Persarafan
35
Nervus femoralis, nervus obturatorius, nervus peroneus communis dan nervus
tibialis.
36
ANKLE JOINT
Kaki belakang yang terdiri dari talus dan kalkaneus membentuk segmen posterior
Kaki tengah terdiri dari navikular ,kuboid dan tiga kuniform membentuk segmen
tengah
Kaki depan terdiri dari lima metatarsal dan 14 falang membentuk segmen anterior
37
Plantarfleksi adalah gerak kearah plantar
Inversi adalah memutar kaki kearah dalam dan eversi adalah memutar kearah luar
Abduksi adalah gerakan menjauhi garis tengah dan adduksi adalah gerakan
mendekati gari tengah
Gerak triplanar
Terjadi mengelilingi aksis oblik pada setiap sendi pergelangan kaki dan kaki
Definisi gerak triplanar adalah deskripsi gerak tulang distal pada tulang
proksimal.ketika tulang proksimal bergerak pada tulang distal yang
disabilisasi,seperti yang terjadi pada penumpuan beban,tulang proksimal bergerak
berlawanan,walaupun gerak sendi relatif sama dengan yang didefinisikan
1. Sendi tibiofibular
Sendi tibiofibular superior Adalah sendi jenis sinovial yang dibentuk oleh kaput
fibular dan paset pada aspek posterolateral tepi kondilus tibia Faset menghadap
keposterior,inferior dan lateral.
Gerak aksesoris terdapat sedikit gerak aksesoris fibula pada dorsifleksi dan
plantarfleksi pergelangan kaki.arah gerak bervariasi, bergantung pada orientasi
faset sendi tibiofibular proksimal dan elastisitas ligamen tibiofibular
38
2. Sendi pergelangan kaki (talokruris)
Hal ini menyebabkan aksis gerak terotasi kelateral hingga 20o-30o dan miring
kebawah hinggal 10o permukaan tanggam kongruen dengan permukaan sendi
korpus talis
Permukaan talus terbentuk seperti baji,lebih lebar dianterior dan juga berbentuk
seperti kerucut,dengan apeks meruncing kearah medial.orientasi aksis dan bentuk
talus ketika kaki dorsifleksi juga menyebabkan talus abduksi dan sedikit eversi.
Talus juga adduksi dan sedikit inversi pada plantar fleksi
3. Sendi subtalar(talokalkaneal)
Sendi subtalar ditopang oleh ligamen kolateral medial dan lateral yang juga
menipang sendi talokrusis
39
kalkaneus anterior dan medial yang cekung bergeser kearah yang sama mirip
seperti memutar kenop pintu. Pada komponen everi, saat kalkaneus berayun
kelateral, permukaan sendi posterior bergeser kemedial dan pada inversi
permukaan sendi posterior bergeser kelateral
4. Sendi Talonavikular
Saat pronasi kaput talus pada kaki menumpu beban turun kearah plantar dan
medial sehingga kaki menjadi lebar dan arkus longitudinal medial berkurang .
pada intinya jika kalkaneus eversi kalkaneus pada kaki memijak tidak dapat
melakukan dorsifleksi dan abduksi sehingga tidak mengalami plantarfleksi dan
inversi pada kalkaneus. Gerak kaput talar kearah bawah dan dalam menghasilkan
gerak navikular kearah atas dan luar serta meratakan arkus.
40
5. Sendi Tarsal Transversal
41
Peredaran Darah Extremitas Inferior
42
Otot-Otot Pada Extremitas Inferior
43
DAFTAR PUSTAKA
44