You are on page 1of 5
% Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 759/M-IND/Kep/11/2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat =: 1. bahwa dalam rangka peningkatan perekonomian daerah dan mendukung perekonomian nasional serta untuk meningkatkan pelayanan perizinan yang mudah dan cepat kepada masyarakat, perlu dilakukan upaya percepatan pelaksanaan berusaha; bahwa untuk pelaksanaan ketentuan Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, perlu membentuk Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan - Berusaha__—‘ Kementerian. Perindustrian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri tentang Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kementerian Perindustrian; Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Menetapkan KESATU KEDUA 2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); 4 Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 210); Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/ a PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1806); MEMUTUSKAN: Membentuk Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kementerian Perindustrian yang selanjutnya disebut Satgas. Susunan keanggotaan Satgas Kementerian Perindustrian sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU sebagai berikut: Ketua Sekretaris Jenderal Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Ketua Harian : Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Sekretaris Kepala Biro Hukum dan Organisasi Anggota : 1. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri; 2. Kepala Pusat Data dan Informasi; 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro; 4. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka; KETIGA 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika; 6. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah; 7. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri; 8. Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional; dan 9. Sekretaris Inspektorat Jenderal Satgas sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU mempunyai tugas sebagai berikut: a membentuk layanan pengaduan (help desk) dan pusat informasi (call center); melakukan inventarisasi (stok opname) atas seluruh permohonan pada sektor industri yang telah diajukan dan belum selesai; melakukan penyelesaian hambatan (debottlenecking) atas seluruh perizinan berusaha pada sektor industri yang telah diajukan dan belum selesai; melakukan inventarisasi seluruh perizinan berusaha pada sektor industri yang harus diselesaikan oleh pelaku usaha, tidak hanya yang berada pada Kementerian Perindustrian tetapi juga melingkupi perizinan berusaha pada sektor lainnya yang memerlukan perizinan atau rekomendasi dan sejenisnya dari kementerian/lembaga lain atau pemerintah daerah; melakukan penyederhanaan proses (debirokrati: si) yang mencakup penyederhanaan pengajuan dan penyelesaian perizinan, percepatan. waktu —penyelesaian, dan penggunaan data sharing atas dokumen perizinan yang disampaikan oleh pelaku usaha; melakukan pelayanan perizinan berusaha yang baru dengan menerapkan —penyederhanaan _proses (debirokratisasi); KEEMPAT KELIMA g. melakukan reformasi peraturan perizinan berusaha pada sektor industri: 1. menyusun daftar peraturan yang akan diganti (peraturan menteri atau keputusan menteri dan mengusulkan perubahan atas undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan/atau keputusan presiden) berdasarkan hasil evaluasi; 2. menyusun rancangan peraturan menteri atau keputusan menteri pengganti peraturan sebelumnya; 3. menyusun dan menyampaikan usulan_perubahan atas undang-undang, _peraturan _pemerintah, peraturan presiden, dan/atau keputusan presiden yang menghambat perizinan berusaha _sektor industri; h, mengidentifikasi kesiapan dukungan teknologi dalam rangka penerapan perizinan melalui informasi dan teknologi online (Online Single Submission); i, menyiapkan pembiayaan dan sumber daya dalam rangka penerapan perizinan melalui Online Single Submission; dan j. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan pedoman dan /atau petunjuk teknis dari Satuan Tugas Nasional. Dalam rangka pelaksanaan tugas Satgas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA, Ketua Satgas berwenang untuk dan atas nama Menteri Perindustrian: a. mengambil langkah-langkah penyelesaian _ perizinan berusaha yang menjadi kewenangan Menteri; b. memberi teguran atau sanksi kepada pejabat yang tidak memberikan pelayanan dan/atau perizinan berusaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. menghadiri rapat Satuan Tugas Nasional atau Satuan Tugas Kementerian/Lembaga dan mengambil keputusan untuk dan atas nama Menteri Ketua Satgas merupakan penghubung Satgas dengan Satuan ‘Tugas Nasional, Satuan Tugas Kementerian/Lembaga lainnya, KEENAM KETUJUH KEDELAPAN KESEMBILAN : Satuan Tugas Provinsi, dan/atau Satuan —Tugas Kabupaten/Kota. Ketua Satgas menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Satgas kepada Menteri Perindustrian secara berkala 1 (satu) kali dalam sebulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Pelaksanaan tugas Satuan Tugas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA mengikuti Pedoman Percepatan Pelaksanaan Berusaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Satuan Tugas Nasional Percepatan Pelaksanaan Berusaha Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Satgas dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Kementerian Perindustrian. Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 November 2017 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. AIRLANGGA HARTARTO Salinan sesuai dengan aslinya Kretariat Jenderal ion Perindustrian m dan Organisasi SA. Cahyanto

You might also like