Professional Documents
Culture Documents
PERSALINAN NORMAL
DI SUSUN OLEH :
LIDIA LAKA BORA
2014610081
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2004:492)
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan
tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama ± 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002).
Fisiologi
a. involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan karena
adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim dipecah diabsorbsi dan
kemudian dibuang melalui air kencing.
b. inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot terbaru,karena
adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat
laun akan mencapai ukuran yang normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh2
darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran
darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar
karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali normal
dalam 2minggu.
g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan
garam.
Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:
a) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi
dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai
psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing
saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung
jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan
bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya
buang air kecil atau buang air besar.
c) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab
terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: ) Sedangkan stres emosional pada ibu nifas
kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung
dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut
dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum
D. Patofisiologi dan Pathway
Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan
pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
a. Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-jalan.
Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
E. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
F. Komplikasi
a) Pembengkakan payudara
b) Mastitis (peradangan pada payudara)
c) Endometritis (peradangan pada endometrium)
d) Post partum blues
e) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan atau
sesudah persalinan.
1. Suatu tindakan untuk merawat dan mengobvervasi pasien 2jam sampai 24 jam
pacs persalinan
2. Sebagai pedoman perawat pasien post pratum diruangan persalin
3. Setiap petugas mampu memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin,dan nifas
tentang kebijakan unit rawat ginap ibu dan anak
G. Asuhan keperawatan pada ibu post partum
1. Pengkaian
Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management
engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
2. Diagnose keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
b. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
c. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet yang
tidak seimbang; trauma persalinan.
d. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka episiotomi; involusi
uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
e. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
f. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan; diuresis;
keringat berlebihan.
g. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.
3. Intervensi keperwatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri fisikv Pain Level, · Mengetahui tingkat
§ Lakukan pengkajian
(peregangan v Pain control, pengalaman nyeri klien
perineum; luka v Comfort level nyeri secara dan tindakan
episiotomi; Setelah dilakukan komprehensif termasuk keperawatan yang akan
involusi uteri; askep selama …x 24 lokasi, karakteristik, dilakukan untuk
hemoroid; jam, diharapkan durasi, frekuensi, mengurangi nyeri
pembengkakan nyeri berkurang kualitas dan faktor
· Reaksi terhadap nyeri
payudara). Kriteria Hasil : presipitasi (PQRST)
biasanya ditunjukkan
v Mampu mengontrol § Observasi reaksi
dengan reaksi non
nyeri (tahu nonverbal dari
verbal tanpa disengaja.
penyebab nyeri, ketidaknyamanan
mampu § Gunakan teknik · Mengetahui
menggunakan tehnik komunikasi terapeutik pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk mengetahui
untuk mengurangi pengalaman nyeri
nyeri, mencari pasien
bantuan) § Ajarkan tentang teknik
· Penanganan nyeri tidak
v Melaporkan bahwa non farmakologi
selamanya diberikan
nyeri berkurang § Evaluasi keefektifan
obat. Nafas dalam dapat
dengan kontrol nyeri
membantu mengurangi
menggunakan § Motivasi untuk
tingkat nyeri
manajemen nyeri meningkatkan asupan
v Mampu mengenali nutrisi yang bergizi. · Mengetahui keefektifan
nyeri (skala, § Tingkatkan istirahat control nyeri
intensitas, frekuensi § Latih mobilisasi miring
· Mengurangi rasa nyeri
dan tanda nyeri) kanan miring kiri jika
Menentukan intervensi
v Menyatakan rasa kondisi klien mulai
keperawatan sesuai
nyaman setelah membaik
skala nyeri.
nyeri berkurang · Kaji kontraksi uterus,
· Mengidentifikasi
v Tanda vital dalam proses involusi uteri.
penyimpangan dan
rentang normal · Anjurkan pasien
kemajuan berdasarkan
TD : 120-140 /80 – untuk membasahi
involusi uteri.
90 mmHg perineum dengan air
RR : 16 – 24 x/mnt hangat sebelum
· Mengurangi
N : 80- 100 x mnt berkemih.
ketegangan pada luka
T : 36,5o C – · Anjurkan dan latih perineum.
37,5 o C pasien cara merawat
payudara secara teratur.
· Jelaskan pada ibu · Melatih ibu
tetang teknik merawat mengurangi bendungan
luka perineum dan ASI dan memperlancar
mengganti PAD secara pengeluaran ASI.
teratur setiap 3 kali · Mencegah infeksi dan
sehari atau setiap kali kontrol nyeri pada luka
lochea keluar banyak. perineum.
· Kolaborasi dokter
tentang pemberian
analgesik · Mengurangi intensitas
nyeri denagn menekan
rangsnag nyeri pada
nosiseptor.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional dengan pengertian
:
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O :adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan.
A :adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan standar yang
telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai Asuhan
Keperawatan Post Partum Normal (episiotomi) yaitu :
– Rasa nyeri teratasi
– Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan payudara
– Pemenuhan ADL terpenuhi.
– Resiko cidera tidak terjadi
– Infeksi tidak terjadi.
Daftar Pustaka
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.