You are on page 1of 1

PERKEMBANGAN SPASIAL HUNIAN SUKU BAJO DI KAMPUNG

WURING KOTA MAUMERE


Kajian spasial hunian Suku Bajo di kampung Wuring Kota Maumere untuk mengungkap karakteristik
permukiman masyarakat sebagai kampung awal peradaban muslim dan menjadi pusat penyebaran agama Islam
di Kabupaten Sikka. Latar belakang sejarah sebagai tinjauan dalam menggali terbentuknya permukiman ini serta
dilandasi juga oleh aspek geografis, sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan analisa deskriptif kualitatif dan bersifat naturalistik
yaitu menggambarkan dan menginterpretasi catatan budaya Suku Bajo, berupa keterangan sejarah, dokumen
peta, maupun artefak yang berwujud fisik bangunan rumah masyarakat Suku Bajo. Tujuan penelitian ini untuk
mengkaji perkembangan spasial yang terbentuk berupa sistem spasial hunian dan aspek-aspek yang melandasi
pembentukan spasial permukiman Suku Bajo pada kawasan kampung Wuring sebagai upaya untuk memahami
kondisi awal hingga terbentuknya permukiman kampung yang didalamnya mengandung substansi gagasan
perencanaan dari fungsi, bentuk asli, variasi bentuk dan perkembangannya. Hasil penelitian memberikan
gambaran sistem spasial hunian tentang organisasi ruang, orientasi ruang dan hirarki ruang dalam lingkup mikro
hunian dan messo lingkungan yaitu secara umum, ada fenomena perkembangan ruang dalam (mikro) berupa
fenomena ma’bunda-ma’buli serta fenomena roma timbo (rumah tumbuh) dan fenomena toloh-timbo diaruma
(rumah panggung diaruma) karena adanya aspek non fisik yang melandasi pembentukan spasial permukiman di
kawasan kampung Wuring.

Kata kunci: sistem spasial, permukiman, kampung Wuring.

Title: Spatial Development Of Bajo Tribal Residence In Wuring Village Maumere City

Spatial study of the Bajo Tribe in the village of Wuring Maumere City to reveal the characteristics of the
settlements of society as the early hometown of Muslim civilization and became the center of spreading Islam in
Sikka District. Historical background as a review in exploring the formation of these settlements and also based
on the geographical, social, cultural and economic aspects of local communities. Approach in this research
using phenomenology method with qualitative descriptive and naturalistic analysis that is describe and interpret
cultural record of Bajo Tribe, in the form of description of history, map document, or artifact of physical
building of Bajo people house. The purpose of this study is to examine spatial development that formed in the
form of spatial system of residence and the aspects underlying the spatial establishment of Bajo Tribe in Wuring
village area as an effort to understand the initial condition until the formation of kampung settlement which
contains the substance of planning idea of the function, variations in shape and development. The results of this
study provide an overview of the spatial system of occupancy about the organization of space, space orientation
and hierarchy of space within the scope of micro-shelter and environmental messo that is generally, there is a
phenomenon of development of space in (micro) ma'bunda-ma'buli phenomenon and roma timbo phenomenon
(home grown) and the phenomenon of toloh-timbo diaruma (diaruma stage house) due to non-physical aspects
underlying the spatial formation of settlements in the Wuring kampong area.

Keywords: spatial system, settlement, kampung Wuring.

You might also like