You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangan industri hal yang paling mendasar yang perlu
diperhatikan yaitu kebutuhan bahan baku untuk proses produksi. Disamping itu
kondisi lahan juga dapat mempengaruhi ketersediaan bahan baku yang baik.
Indonesia berpotensi untuk membangun suatu industri karena mempunyai berbagai
macam jenis tumbuhan salah satunya tebu yang dapat dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan gula cair. Gula mempunyai posisi penting dalam tata gizi masyarakat
Indonesia, karena gula merupakan sumber kalori yang efektif dan sekaligus
memberikan rasa manis pada makanan. Industri gula merupakan salah satu industri
perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan
industri gula pada tahun 1930-an dengan jumlah pabrik gula yang beroperasi 179
pabrik, produktivitas sekitar 14,80 % dan rendemen 11-13,80 %. Produksi puncak
mencapai sekitar 3 juta ton dan ekspor gula 2,40 juta ton. Kebutuhan gula nasional
sepanjang 2016 mencapai 5,7 juta ton sedangkan produksi gula pada 2016 lalu
mencapai 2,2 juta ton, sebanyak 1,2 juta ton diantaranya merupakan hasil produksi
BUMN dan sisanya merupakan produksi swasta.
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) oleh BPS,
konsumsi gula untuk konsumsi rumah tangga memiliki kecenderungan menurun
(gambar 1.1) dengan rata- rata penurunan 2,15 % per tahun. Pada tahun 2002,
konsumsi gula per kapita per tahun sebesar 9,203 kg dan berkurang sebesar 26,06 %
atau menjadi 6,805 kg pada tahun 2015. Selama periode tersebut, terjadi penurunan
konsumsi gula tertinggi terjadi di tahun 2012. Pada tahun 2012 konsumsi gula
indonesia tercatat 6,476 kg / kapita / tahun atau menurun 12,29 % dari tahun
sebelumnya, dimana pada tahun 2011 konsumsi gula indonesia mencapai 7,383 kg /
kapita / tahun. Namun demikian setelah penurunan konsumsi gula di tahun 2012,
konsumsi gula ditahun 2015 kembali meningkat dengan pertumbuhan mencapai 6,17
% atau meningkat menjadi 6,805 kg / kapita / tahun.

1
Gambar 1.1 Perkembangan Konsumsi Gula Per Kapita Per Tahun, 2002 – 2015.

Konsumsi gula tidak hanya dalam bentuk gula sentrifugal (gula pasir), tetapi
juga gula non sentrifugal (gula merah, gula kelapa, gula aren dan sebagainya) yang
diproduksi secara tradisional. Fungsi gula sebagai sumber rasa manis akhir– akhir
ini banyak digantikan bahan pemanis buatan seperti siklamat, sakarin, aspartam dan
sebagainya. Kebanyakan orang kurang menyadari bahwa penggunaan bahan
pemanis tak berkalori seperti pemanis buatan itu mengurangi jumlah kalori yang
diserap tubuh. Sebagai gugus kimia yang terdiri dari unsur C (karbon), H (hidrogen)
dan O (oksigen) gula memiliki kadar kalori yang cukup tinggi yaitu sekitar 3950
kalori per gram gula. Kadar kalori gula hampir sama dengan kadar kalori zat tepung
4180 kalori per gram.

Penggunaan gula tebu sangat luas baik oleh masyarakat maupun industri.
Bahkan gula tebu sudah menjadi salah satu bahan makanan pokok masyarakat.
Namun, sampai saat ini sekitar 20 % kebutuhan domestik gula pasir di Indonesia
masih harus dicukupi dari impor. Dengan demikian, persaingan antara produk
gula domestik dan impor menjadi sangat ketat. Penurunan harga gula domestik
merupakan dampak dari volume impor yang tinggi, serta rendemen gula yang
rendah. Penurunan volume impor merupakan langkah tepat yang harus diimbangi
peningkatan efisiensi produksi industri gula. Peningkatan efisiensi produksi gula
dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi pada industri gula.
Pembuatan gula cair dengan menghilangkan proses kristalisasi merupakan salah

2
satu alternatifnya. Keadaan tersebut membangkitkan gagasan untuk mendirikan
pabrik gula cair dari tebu dengan beberapa diversifikasi produk. Pabrik gula cair
yang dirancang berkapasitas produksi 15 ton per hari. Lokasi pabrik yang dipilih
adalah di daerah Aceh Tengah, takengon dengan pertimbangan daerah tersebut
merupakan kawasan pertanian tebu yang memiliki banyak keunggulan.

Pabrik Gula cair tebu ini layak didirikan atas dasar pertimbangan: Sebagai
pemasok bahan baku untuk industri-industri makanan dan minuman dalam negeri,
mengurangi jumlah impor gula cair tebu sehingga dapat menghemat devisa Negara,
memacu tumbuhnya industri lain yang memerlukan gula cair tebu sebagai bahan
baku serta embuka lapangan kerja baru.

1.2. Studi Kelayakan


a. Kebutuhan Gula di Indonesia
b. Kebutuhan Bahan Baku Gula
Berdasarkan data yang di peroleh dari Statistik Perkebunan Indonesia
Komoditas Tebu produksi tebu di Aceh dari tahun ketahun dapat dilihat pada tabel
1.1 berikut:
Tabel 1.1 Produksi Tebu di Aceh
Tahun Produksi ( ton )
2013 17.105
2014 21.619
2015 23.596

1.2.1 Studi Kelayakan Tempat


Tempat pembangunan pabrik gula cair ini yang direncakan didirikan di
daerah Takengon, Aceh Tengah Provinsi Aceh.
Alasan pemilihan daerah ini sebagai tempat pembangunan pabrik :
1 Jarak sumber bahan baku tebu yang dekat yakni kebun tebu yang berada di
daerah takengon. Sehingga bahan baku mudah didapatkan.
2 Keadaan daerah tropis yang membuat tanaman tebu mudah tumbuh
3 Tenaga Kerja yang memadai yang untuk mempermudah pemuda-pemudi daerah
4 Utilitas

3
a. Listrik
Listrik yang digunakan adalah disuplai dari PT. PLN
b. Air
Sumber air berasal dari danau laut tawar
5. Transportasi

1.2.2 Studi Kelayakan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan adalah Tebu yang merupakan tanaman yang
banyak tumbuh di daerah beriklim tropis. Bahan baku dapat diperoleh dari dekat
secara terus-menerus tanpa menggunakan biaya transportasi tinggi.

1.3 Sifat Fisika Gula Cair


 Sifat fisik gula cair
Rumuskimia : C6H12O6
Massa molar : 180,16 g/mol
Warna : Putih Bening
Bentuk : Cair
Densitas : 1,54 g/cm3
Titik lebur : α-D-glukosa: 146 °C
β-D-glukosa: 150 °C (302 °F; 423 K)
Kelarutan dalam air : 909 g/1 L (25°C (77 °F)).

1.4 Perumusan Masalah


Kebutuhan terhadap produk gula cair yang cukup tinggi di Indonesia. Untuk
memperolehnya, Indonesia masih harus mengimpor dari negara-negara yang telah
memproduksi gula cair. Berdasarkan informasi ini, pra rancangan pabrik pembuatan
gula cair dari tebu perlu dilakukan.

1.5 Tujuan Prarancangan Pabrik


Tujuan Prarancangan Pabrik pembuatan gula cair dari tebu adalah untuk
mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca

4
energi, perancangan proses, operasi teknik kimia, utilitas, juga untuk mengetahui
aspek ekonomi dalam pembiayaan industri pabrik, sehingga akan memberi
gambaran layak atau tidaknya pendirian pabrik pembuatan gula cair dari tebu.

1.6 Manfaat Prarancangan Pabrik


Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang pengolahan gula cair dari tebu sehingga kebutuhan gula cair
dalam negeri dapat terpenuhi dan diharapkan Indonesia dapat membangun pabrik
pembuatan gula cair dari tebu.

You might also like