You are on page 1of 33

CASE STUDY 1

A. Kasus

Keluarga Tn. J tinggal di Kelurahan Suka Maju. Sebagai kepala keluarga, Tn. J bekerja
sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan bulanan berkisar Rp. 1 juta. Pendidikan terakhir
Tn. J adalah lulus SD. Tn. J memiliki seorang istri, yaitu Ny. L. Mereka memiliki 6 orang anak
dan 2 orang cucu. Tn. J dan Ny. L tinggal serumah dengan 3 orang anaknya yaitu anak ke 3
(perempuan, 28 tahun), 5 (laki-laki, 22 tahun) dan 6 (laki-laki, 17 tahun) serta 2 orang cucu (laki-
laki,4 tahun dan perempuan, 3 tahun). Anak ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30 tahun),
dan 4 (perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah dengan Tn. J. Anak ke 3
telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-hari mengasuh 2 orang anaknya. Anak ke 5 bekerja
serabutan. Anak ke 6 masih duduk di bangku SMK. Tn. J dan Ny. L mengatakan bahwa
pendidikan anak merupakan hal penting, Ny. L merasa sedih karena tidak dapat menyekolahkan
anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar
sekolah anaknya yang ke-6.
Keluarga Tn. J bersuku Jawa. Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah
Islam. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J mengaku
senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang
pertama sangat jarang pulang ke rumah karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang
mengharapkan anak tersebut pulang. Keluarga Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun
sekedar ke taman kota. Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan menonton TV dan
mendengarkan radio di rumah.
Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m. Rumah Tn. J tidak
memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang. Terdapat satu sekat ruang tidur.
Ruang keluarga dan dapur menyatu. Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
penerangan lampu listrik di malam hari. Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya
terdapat jendela di ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok. Kebersihan ruangan
kurang, barang-barang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi. Lantai terbuat dari bahan semen
tidak dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air sumur. Keluarga mempunyai tempat
pembungan tinja berupa WC angsa dengan septi tank di belakang rumah. Sampah dan limbah
keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang rumah.

1
Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan, mayoritas tetangga bekerja sebagai pedagang, penjual
makanan dan pekerja swasta. Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. L, ia hanya
berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja. Tetangga juga jarang
berkunjung ke rumah Ny. L. Jalan utama akses ke rumah Tn. J beraspal, mudah dijangkau
dengan kendaraan roda dua maupun empat. Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas
Pembantu, dan 15 km dari Puskesmas Induk. Terdapat sekolah, pasar, dan toko di di daerah
perkampungan tersebut. Keluarga Tn. J pernah pindah tempat tinggal. Sebelum tinggal di Suka
Maju, keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur, karena alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah
ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2
tahun yang lalu. Sejak kaki kiri Ny. L diamputasi karena ulkus diabetikum Ny. L tidak pernah
keluar rumah dan hanya melihat ke luar jendela rumah.
Ny. L menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny. L mengatakan tidak tau pasti apakah
ada keluarga lainnya yang menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. L tidak tahu pasti apa yang
menyebabkan dia terkena diabetes mellitus. Ny. L pernah menjalani amputasi tungkai bawah
sebelah kiri pada bulan November 2014. Kejadiaanya diawali pada saat Ny. L berjalan di
pekarangan rumah, kakinya menginjak paku, dan menimbulkan luka. Luka tersebut tidak pernah
di bawa ke pelayanan kesehatan karena Ny. L menganggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh
sendiri. Namun luka tersebut tak kunjung sembuh, justru bertambah parah, melebar ke bagian
atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman. Akhirnya Ny. L membawa ke rumah
sakit dan akhirnya harus menjalani amputasi tungkai bawah. Ny. L mengatakan dahulu dirinya
sangat suka makan dan banyak jika dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu Ny. L
memiliki tubuh yang gemuk. Saat ini, Ny. L mengeluhkan batuk produktif dan kadang batuk
berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Sulit untuk mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk
dan sulit untuk beristirahat.
Selama ini yang merawat Ny. L adalah anak-anaknya, Ny. L tidak pernah ke fasilitas
kesehatan setalah kakinya diamputasi karena tidak ada keluarga yang membawanya. Tidak ada
kendaraan bermotor yang dapat digunakan ke fasilitas kesehatan. Selain itu, Keluarga Ny. L
tidak membawa ke fasilitas kesehatan terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. L belum
diaktifkan sejak bulan Mei 2015. Ny. L mengatakan dirinya merasa sakit hati dengan
keadaannya yang sekarang yang sakit, tidak normal dan semakin kurus. Ny. L merasa sungkan

2
karena kondisinya yang sekarang akan membebani suami dan anak-anaknya, dan lebih memilih
waktu yang tepat untuk menceritakan perasaanya.
Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa capek karena pekerjaan
yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat
daripada ke Puskesmas yang hanya diberi obat. Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita
amputasi, beban hidup menjadi bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J dapat
memahami hal tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Tn. J merasa bahwa istrinya
menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J berharap kondisi Ny. L membaik meskipun
sudah diamputasi. Tn. J ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya, tapi karena factor
ekonomi yang terbatas, Tn. J hanya bisa pasrah. Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan
cucunya selalu sehat dan mempunyai masa depan yang lebih baik darinya.

B. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
b. Alamat : Kelurahan Suka Maju
c. No. Telp : -
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Dengan
Keluarga
1. Tn. J ( Ayah ) Laki-Laki Kepala - Pendidikan Buruh
Keluarga Terakhir Bengkel
SD Las
2. Ny. L ( Ibu ) Perempuan Ibu - - Ibu
Rumah
Tangga
3. Anak 1 Perempuan Anak 32 tahun Pendidikan -

3
Terakhir
SMP
4. Anak 2 Laki-Laki Anak 30 tahun Pendidikan -
Terakhir
SMP
5. Anak 3 Perempuan Anak 28 tahun Pendidikan Mengasuh
Terakhir kedua
SMP orang
anaknya
6. Anak 4 Perempuan Anak 24 tahun Pendidikan -
Terakhir
SMP
5. Anak 5 Laki-Laki Anak 22 tahun Pendidikan Serabutan
Terakhir
SMP
6. Anak 6 Laki-Laki Anak 17 tahun Masih siswa
sekolah di
SMK
7. Cucu 1 Laki-laki Cucu 4 tahun - -
8. Cucu 2 Perempuan Cucu 3 tahun - -

g. Genogram

32 30 28 24 22 17

4 3
4
Keterangan :
Anak ke 3 dari Tn. J dan Ny. L telah bercerai dengan suaminya dan telah memiliki 2
orang anak yang berjenis kelamin laki-laki berusia 4 tahun dan yang berjenis kelamin
perempuan berusia 3 tahun
h. Tipe Keluarga
Keluarga Besar (Extended Family) yang terdiri dari suami, istri, anak dan cucu
(mencakup 3 generasi)
i. Suku
1) Latar belakang budaya : Keluarga Tn.J bersuku Jawa
2) Aktivitas social : Ny. L jarang berinteraksi dengan dengan tetanggan dan tetangga
jarang berkunjung ke rumah Ny.L
3) Aktivitas rekreasi : keluarga Tn.J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar
ketaman kota. Ny.L dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan menonton Tv
dan mendengarkan radio dirumah
4) Pelayanan dan praktek kesehatan : Ny.L tidak pernah ke fasilitas kesehatan setelah
kakinya di amputasi. Tn.J mengatakan lebih senang pergi ketukang pijat dari pada ke
puskesmas jika dia merasa sakit
j. Agama
Keluarga Tn. J beragama islam
k. Status kelas sosial
1) Kepala keluarga : Tn.J bekerja sebagai buruh bengkel las dengan penghasilan bulanan
berkisar Rp 1 juta
2) Isrti Tn. J : Ny. L tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga
3) Anak ke 3 Tn.J : telah menikah kemudian bercerai dan memiliki dua orang anak yang
ikut tinggal serumah dengan Tn. J dan Ny. L. dia tidak bekerja hanya mengasuh dua
orang anaknya
4) Anak ke 5 Tn. J : bekerja serabutan
l. Rekreasi keluarga

5
Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar ketaman kota. Ny.L dan cucu-
cucunya menghabiskan waktu dengan menonton TV dan mendengarkan radio dirumah

2. Tahap Perkembangan dan Sejarah Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap VI : keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Hubungan keluarga Tn. J dan istrinya dengan anak dan cucunya yang tinggal serumah
denganya baik, komunikasi berjalan dengan baik, hubungan dengan anak Tn. J yang ke 2
dan ke 4 yang tidak tinggal serumah juga berhubungan dengan baik walaupun tidak
tinggal serumah dengan Tn. J, anak tersebut sering datang ke rumah Tn. J sehingga Tn. J
senang melihat anaknya berkumpul, namun hubungan Tn .J dengan anak pertamanya
kurang baik karena anaknya jarang berkunjung ke rumah karena tinggal di luar kota. Tn.
J terkadang mengharapkan anak tersebut berkunjung.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi :
1) Tn. J dan keluarga masih belum dapat memenuhi kegiatan rekreasi keluarga karena
keluarga Tn. J biasanya hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV dan
mendengarkan radio dirumah, mereka jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar
ke taman kota.
2) Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m. Rumah Tn. J
tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang. Terdapat satu
sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur menyatu. Penerangan di rumah Tn. J
cukup dengan menggunakan penerangan lampu listrik di malam hari. Ventilasi
ruangan kurang karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di ruangan depan,
bagian yang lain tertutup tembok. Kebersihan ruangan kurang, barang-barang
berserakan di lantai dan tidak tertata rapi. Lantai terbuat dari bahan semen tidak
dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air sumur. Keluarga mempunyai tempat
pembungan tinja berupa WC angsa dengan septi tank di belakang rumah. Sampah
dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang rumah. Hal ini yang
menjadikan kebutuhan akan kebersihan lingkungan baik lingkungan di dalam rumah
dan lingkungan di sekitar rumah dan pertukaran udara di rumah Tn. J terganggu. Hal

6
inilah yang dapat menimbulkan resiko terjadinya gangguan kesehatan pada keluarga
Tn. J.
c. Riwayat keluarga inti
1) Riwayat kesehatan keluarga inti
Anggota Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan Keterangan
Keluarga Dahulu Saat Ini
Tn. J - Kondisi sehat dan Belum diperiksa (Tn. J
kadang merasa capek lebih senang pergi ke
karena pekerjaan yang tukang pijit daripada ke
banyak di bengkel Puskesmas yang hanya
di beri obat
Ny. L 1. Diabetes Mellitus 1. Ny. L mengeluhkan Belum diperiksa (Ny. L
2. Ny.L pernah batuk produktif dan tidak pernah ke fasilitas
mengalami kadang batuk kesehatan setelah
amputasi tungkai berdahak sejak 1 kakinya diamputasi
bawah sebelah kiri bulan yang lalu karena tidak ada
pada bulan 2. Sulit mengeluarkan keluarga yang
November 2014 dahak mengantarnya dan
3. Ny. L memiliki 3. Sering berkeringat tidak ada motor yang
tubuh gemuk karena jika batuk dapat digunakan ke
dulu dirinya suka 4. Sulit untuk istirahat fasilitas kesehatan
makan banyak jika 5. kurus selain itu asuransi
dengan sayur hijau kesehatan (BPJS) Ny.
seperti daun ubi. L belum diaktifkan
sejak Mei 2015)
2) Riwayat keluarga sebelumnya
1) Riwayat Ny. L sebelumnya
Ny. L menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny. L mengatakan tidak tau pasti
apakah ada keluarga lainnya yang menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. L tidak
tahu pasti apa yang menyebabkan dia terkena diabetes mellitus. Ny. L pernah
menjalani amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada bulan November 2014.

7
Kejadiaanya diawali pada saat Ny. L berjalan di pekarangan rumah, kakinya
menginjak paku, dan menimbulkan luka. Luka tersebut tidak pernah di bawa ke
pelayanan kesehatan karena Ny. L menganggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh
sendiri. Namun luka tersebut tak kunjung sembuh, justru bertambah parah, melebar
ke bagian atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman. Akhirnya Ny. L
membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus menjalani amputasi tungkai bawah. Ny.
L mengatakan dahulu dirinya sangat suka makan dan banyak jika dengan sayur hijau
seperti daun ubi sehingga dahulu Ny. L memiliki tubuh yang gemuk.
2) Riwayat kesehatan Tn. J
Hanya mengeluhkan capek karena pekerjaan yang banyak dan biasanya hanya dibawa
ke tukang pijat. Tidak memiliki riwayat kesehatan sebelumnya untuk cucu dan anak-
anaknya.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah : 4m x 4m
2) Tipe rumah : Semi permanen
3) Kepemilikan : Sewa
4) Jumlah dan rasio kamar : tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat
antar ruang, terdapat satu sekat ruang tidur, ruang keluarga dan dapur menyatu.
5) Ventilasi jendela : Ventilasi ruangan kurang karena didalam rumah hanya terdapat
jendela di ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok.
6) Pemanfaatan ruangan : Penerangan rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
lampu listrik dimalam hari. Kebersihan ruangan kurang, barang-barang
berserakan di lantai dan tidak tertata rapi, lantai terbuat dari bahan semen tidak
dilapisi keramik.
7) Septi tank : Berada di belakang rumah
8) Sumber air : Berasal dari air sumur
9) Kamar mandi atau WC : WC angsa
10) Sampah : Sampah dan limbah keluarga di buang dengan cara dibakar dibelakang
rumah

8
11) Kebersihan lingkungan : Kebersihan ruangan kurang, barang-barang berserakan
dan tiak tertata rapi, ventilasi udara tidak adekuat, penerangan cahaya cukup
dimalam hari.

b. Denah rumah

K. Tidur

R. Keluarga

Dapur WC

4. Karakteristik Tetanggan dan Komunitas RW


a. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan, mayoritas tetangga bekerja sebagai
pedagang, penjual makanan dan pekerja swasta. Hubungan dengan tetangga jarang
dilakukan oleh Ny. L, ia hanya berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain
sibuk bekerja. Tetangga juga jarang berkunjung ke rumah Ny. L. Jalan utama akses
ke rumah Tn. J beraspal, mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun
empat. Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas Pembantu, dan 15 km dari
Puskesmas Induk. Terdapat sekolah, pasar, dan toko di di daerah perkampungan
tersebut. Sejak kaki kiri Ny. L diamputasi karena ulkus diabetikum Ny. L tidak
pernah keluar rumah dan hanya melihat ke luar jendela rumah.
b. Mobilitas geografis keluarga
Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga Tn. J tinggal di Desa Suka Makmur, karena
alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka
Makmur, Tn. J telah tinggal di Suka Maju sejak 2 tahun yang lalu.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. L, Ia hanya berada di dalam
rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja. Tetangga juga jarang berkunjung ke

9
rumah Ny. L. sejak kaki kiri Ny. L diamputasi karena ulkus diabetik Ny. L tidak
pernah keluar rumah dan hanya melihat keluar jendela rumah.

5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Hubungan Tn. J dengan anak ke 3, 5, dan 6 serta ke-2 cucunya yang tinggal serumah
terjalin dengan baik, komunikasi terus berjalan baik, hubungan Ny. L pun dengan
anak dan cucunya yang tinggal serumah baik, karena yang merawat Ny. L selama ini
adalah anak-anaknya, walaupun hubungan dengan anak pertamanya kurang baik,
karena komunikasi jarang terjalin dan anak pertama Tn. J jarang berkunjung karena
tinggal di luar kota. Hubungan Tn. J dengan Ny. L terjalin dengan baik. Tn. J sangat
memahami kondisi istrinya yang menjadi lebih pemarah setelah diamputasi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. J merupakan keluarga besar yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang
anak laki-laki yang berusia masing-masing 22 tahun dan 17 tahun, serta 1 orang anak
perempuan (28 tahun) yang telah bercerai dengan suaminya dan memiliki 1 orang
anak laki-laki (4 tahun) dan 1 anak perempuan (3 tahun). Tn. J merupakan kepala
keluarga dan pengambilan keputusan.
c. Struktur peran
1. Tn. J :
a) Peran informal : Tn. J sebagai orang yang dihormati dan sebagai pengambil
keputusan
b) Peran formal : Tn. J menjadi kepala keluarga, suami, ayah dan kakek
2. Ny. L :
a) Peran informal : Ny. L sebagai istri Tn. J, dan sebagi ibu dari ke-6 anaknya.
b) Peran formal : Sebagai ibu rumah tangga, istri, ibu, nenek.
3. Anak 3 :
a) Peran informal : -
b) Peran formal : Sebagai anak ke-3, ibu bagi ke-2 anaknya
4. Anak 5 :
a) Peran informal : -

10
b) Peran formal : Sebagai anak ke 5
5. Anak 6 :
a) Peran informal : -
b) Peran formal : Sebagai anak ke 6
6. Cucu 1
a) Peran informal : -
b) Peran formal : sebagai cucu 1
7. Cucu 2
a) Peran informal : -
b) Peran formal : sebagai cucu 2
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam
agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
1) Pola kebutuhan respon keluarga : Tn. J tidak punya orang kepercayaan, dalam
berkeluarga Tn. J yang berperan sebagai pengambil keputusan dapat menjalankan
perannya dengan baik, dan anggota keluarganya dapat menghormati keputusan
Tn. J
2) Saling memperhatikan : Tn. J memberikan yang terbaik bagi keluargnya, tapi
karena faktor ekonomi yang terbatas Tn. J hanya bisa pasrah. Tn. J mengatakan Ia
selalu berdo’a agar anak dan cucunya selalu sehat dan mempunyai masa depan
lebih baik dari dirinya.
3) Keterpisahan dan ketertarikan : keluarga menanamkan rasa kebersamaan bersama
anggota keluarganya
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan bagaimana cranya disiplin dan berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma yang sesuai dengan agama islam yang dianutnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga

11
1) Nilai yang diberikan keluarga untuk kesehatan : Keluarga tidak pernah ke fasilitas
kesehatan selain karena tidak ada kendaraan bermotor juga karena BPJS belum
diaktifkan sejak Mei 2015.
2) Definisi dari keluarga tentang sehat sakit : Suatu kondisi dimana sikap individu
mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani Tn. J selalu berdo’a agar anak dan
cucunya sehat selalu.
3) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa : tidak terkaji
4) Praktik diet keluarga : tidak terkaji
5) Kebiasaan tidur dan istirahat : tidak terkaji
6) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga : tidak terkaji
7) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri : tidak terkaji
8) Praktik lingkungan : Rumah Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang
diberi sekat antar ruang. Terdapat satu sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan
dapur menyatu. Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
penerangan lampu listrik di malam hari. Ventilasi ruangan kurang karena di dalam
rumah hanya terdapat jendela di ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok.
Kebersihan ruangan kurang, barang-barang berserakan di lantai dan tidak tertata
rapi. Lantai terbuat dari bahan semen tidak dilapisi keramik. Sampah dan limbah
keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang rumah.
9) Cara pencegahan secara medis : tidak terkaji
10) Praktik kesehatan gigi : tidak terkaji
11) Riwayat kesehatan keluarga : Ny. L menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013
mengalami amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada bulan November 2014. Ny.
L memiliki tubuh yang gemuk karena makan banyak jika dengan sayur hijau
seperti daun ubi. Tn. J kadang merasa capek karena pekerjaan yang banyak di
bengkel.
12) Pelayanan kesehatan yang diterima : Keluarga Tn. J tidak menggunakan
pelayanan kesehatan
13) Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan : Keluarga Tn.
J tidak menggunakan pelayanan kesehatan

12
14) Sumber pembiayaan : Dari Tn. J yang bekerja sebagai buruh bengkel las dengan
penghasilan bulanan berkisar Rp 1 Juta
15) Logistik untuk mendapatkan perawatan : tidak terkaji

7. Stress, Koping dan Adaptasi Keluarga


Koping keluarga : Ny. L mengatakan dirinya merasa sakit hati dengan keadaannya yang
sekarang yang sakit, tidak normal dan semakin kurus. Ny. L merasa sungkan karena
kondisinya yang sekarang akan membebani suami dan anak-anaknya dan lebih memilih
waktu yang tepat untuk menceritakan perasaannya. Tn. J mengatakan sejak istrinya
menderita amputasi, beban hidup menjadi bertambah, karena harus merawat istrinya.
Tapi Tn. J dapat memahami hal tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Tn. J
merasa bahwa istrinya menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J berharap kondisi
Ny. L membaik meskipun sudah diamputasi. Tn. J ingin memberikan yang terbaik bagi
keluarganya, tapi karena factor ekonomi yang terbatas, Tn. J hanya bisa pasrah. Tn. J
mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan mempunyai masa
depan yang lebih baik darinya.

8. Pemeriksaan Head To Toe

Pemeriksaan
Tn. J Ny. L An. 3 An. 5 An. 6 Cucu 1 Cucu 2
Fisik
Tn. J Ny. L Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
mengeluhk mengeluh terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
an kadang kan batuk dalam dalam dalam dalam dalam
merasa produktif kasus kasus kasus kasus kasus
capek kadang
karena batuk
pekerjaan berdarah
Keluhan
yang sejak 1
Umum banyak di bulan
bengkel yang lalu,
sulit untuk
mengeluar
kan dahak,
sering
berkeringa
t jika

13
batuk dan
sulit untuk
beristiraha
t
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
Kepala
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
Mata
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
Hidung dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Telinga terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Mulut terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Leher Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
teraba
Leher dan dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus benjololan kasus kasus kasus kasus kasus
Tenggorokan
lomfhono
di
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Dada terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Abdomen terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Ekstremitas terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
14
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kulit terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kuku terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Suhu tubuh terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Berat badan terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tinggi Badan terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tekanan
terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji terkaji
darah dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus

9. Harapan Keluarga
Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan mempunyai
masa depan yang lebih baik darinya.

15
C. ANALISA DATA

No Data Masalah
1. DS : Ketidakefektifan Manajemen
1) Ny. L mengatakan tidak pernah ke Kesehatan Keluarga
fasilitas kesehatan setelah kakinya
diamputasi karena tidak ada keluarga yang
membawanya, tidak ada kendaraan
bermotor, dan BPJS Ny. L belum
diaktifkan sejak bulan Mei 2015.
2) Keluarga Tn J juga mengalami
keterbatasan ekonomi untuk menghidupi
kehidupan sehari-hari dan juga Tn. J
merasa beban hidup menjadi bertambah,
karena merawat istrinya.
3) Ny. L merasa sedih karena tidak dapat
menyekolahkan anak-anaknya, dari anak
ke-1, sampai ke-5 sampai selesai SMP dan
sekarang kesulitan membayar sekolah
anaknya.
DO : -
2. DS : Gangguan Proses Keluarga
1) Ny. L menderita diabetes mellitus sejak
tahun 2013, dan Ny. L pernah menjalani
amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada
bulan November 2014.
2) Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan ,
hubungan dengan tetangga jarang
dilakukan oleh Ny. L, ia hanya berada
didalam rumah, dan juga sejak kaki kiri

16
Ny. L diamputasi karena ulkus diabetikum
Ny. L tidak pernah keluar rumah dan hanya
melihat keluar jendela rumah dan anggota
keluarga lain sibuk bekerja.
3) Tn. J mengatakan bahwa anak nya yang
pertama sangat jarang pulang kerumah
karena tinggal diluar kota, Tn. J terkadang
mengaharapkan anak tersebut pulang,
karena Tn. J senang jika anak-anak dan
keluarganya berkumpul dirumah.
DO : -
3. DS : Hambatan Pemeliharaan Rumah
Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan
cara di bakar di belakang rumah.
DO :
Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa
permanen berukuran 4 m x 4 m. Rumah Tn. J
tidak memiliki kamar hanya ruangan yang
diberi sekat antar ruang. Terdapat satu sekat
ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur
menyatu. Penerangan di rumah Tn. J cukup
dengan menggunakan penerangan lampu listrik
di malam hari. Ventilasi ruangan kurang karena
di dalam rumah hanya terdapat jendela di
ruangan depan, bagian yang lain tertutup
tembok. Kebersihan ruangan kurang, barang-
barang berserakan di lantai dan tidak tertata
rapi. Lantai terbuat dari bahan semen tidak
dilapisi keramik.

17
4. DS : Gangguan Pengelolaan Mood pada
1) Ny. L merasa sungkan karena kondisinya Ny. L
yang sekarang akan membebani suaminya
dan anak-anaknya dan lebih memilih
waktu yang tepat untuk menceritakan
perasaannya
2) Tn. J mengatakan dia merasa bahwa
istrinya menjadi lebih pemarah setelah
diamputasi
DO : -
5. DS : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Ny. L mengeluhkan batuk produktif dan pada Ny. L
kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu.
Sulit untuk mengeluarkan dahak, sering
berkeringat jika batuk dan sulit untuk
beristirahat.
DO :

D. SKORING DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakefektifan ManajemHen Kesehatan Keluarga
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1
Wellness (3)
Aktual (3)
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah : 2 1/2 x 1 = ½
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah : 1 1/2 x 1 = ½

18
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah : 1 2/2 x 1 = 1
Segera (2)
Tidak perlu diatasi segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah 3

2. Gangguan Proses Keluarga


Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1
Wellness (3)
Aktual (3)
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah : 2 2/2 x 1 = 1
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah : 1 2/2 x 1 = 1
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah : 1 2/2 x 1 = 1
Segera (2)
Tidak perlu diatasi segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah 4

3. Hambatan Pemeliharaan Rumah

19
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1
Wellness (3)
Aktual (3)
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah : 2 1/2 x 1 = ½
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah : 1 2/2 x 1 = 1
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah : 1 0/2 x 1 = 0
Segera (2)
Tidak perlu diatasi segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah 2½

4. Gangguan Pengelolaan Mood pada Ny. L


Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1
Wellness (3)
Aktual (3)
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah : 2 1/2 x 1 = ½
Mudah (2)
Sebagian (1)

20
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah : 1 1/2 x 1 = ½
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah : 1 1/2 x 1 = ½
Segera (2)
Tidak perlu diatasi segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah 2½

5. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Ny. L


Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1
Wellness (3)
Aktual (3)
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah : 2 1/2 x 1 = ½
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah : 1 1/2 x 1 = ½
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah : 1 1/2 x 1 = ½
Segera (2)
Tidak perlu diatasi segera (1)
Tidak dirasakan (0)

21
Jumlah 2½

Diagnosa prioritas sesuai dengan skor oleh IPPKI adalah :


1. Gangguan Proses Keluarga
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
3. a) Hambatan Pemeliharaan Rumah
b)Gangguan Pengelolaan Mood pada Ny. L
c)Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Ny. L

E. PERENCANAAN NOC NIC


No. Diagnosa NOC NIC

1 Gangguan Proses 2602 Fungsi Keluarga 5230 Peningkatan Koping


Keluarga Indikator : 1. Bantu pasien untuk
Setelah 3x melakukan kujungan menyelesaikan masalah
rumah pada keluarga : dengan cara yang
1. Merawat anggota keluarga konstruktif
yang memiliki 2. Berikan penilaian
ketergantungan (5 mengenai pemahaman
(dipertahankan)) pasien terhdap proses
2. Menciptakan lingkungan penyakit
dimana anggota keluarga 3. Berikan penilaian dan
secara terbuka dapat diskusikan respon
mengungkapkan perasaan (1 alternative terhadap
ke 4) situasi (yang ada)
3. Anggota keluarga bisa 4. Berikan suasana
menghabiskan waktu penerimaan
bersama satu sama lain (2 ke 5. Bantu pasien dalam
4) mengembangkan
penilaian terkait dengan
1503 Keterlibatan Sosial kejadian dengan lebih

22
Indikator : objektif
Setelah 3x melakukan kujungan 6. Dukung keterlibatan
rumah pada keluarga : keluarga dengan cara
1. Berinteraksi dengan tetangga yang tepat
(2 ke 4) 7. Dukung keluarga untuk
2. Berinteraksi dengan anggota memverbalisasikan
keluarga (3 ke 5) perasaan mengenai
sakitnya anggota
Keterangan : keluarga
1: Tidak pernah menunjukkan 8. Bantu pasien untuk
2: Jarang menunjukkan mengidentifikasi strategi-
3:Kadang-kadang menunjukkan strategi positif untuk
4: Sering menunjukkan mengatasi keterbatasn
5:Secara konsisten dan mengelola gaya
menunjukkan hidup maupun perubahan
peran

7100 Peningkatan
Integritas Keluarga
1. Jadilah pendengar (yang
baik) baik anggota
keluarga
2. Bina hubungan saling
percaya dengan anggota
keluarga
3. Pertimbangkan
pemahaman keluarga
terhadap kondisi yang
ada
4. Pertimbangkan perasaan
keluarga terhadap situasi

23
yang mereka hadapi
5. Bantu keluarga untuk
mengatasi perasaan
bersalah dalam tanggung
jawab yang tidak
realistis, seperti yang
pernah dilakukan
6. Monitor hubungan
keluarga saat ini
7. Fasilitasi suasana
kebersamaan diantara
anggota keluarga
8. Dukung keluarga untuk
meningkatkan hubungan
yang positif
9. Fasilitasi komunikasi
yang terbuka antar
angoota keluarga

7130 Pemeliharaan Proses


Keluarga
1. Tentukan gangguan khas
pada proses keluarga
2. Identifikasi efek
perubahan peran terhadap
proses keluarga
3. Dukung untuk tetap
kontak dengan anggota
keluarga
4. Diskusikan strategi untuk
menormalkan kehidupan

24
keluarga dengan seluruh
anggota keluarga
5. Bantu anggota keluarga
untuk menerapkan
strategi normalisasi
terhadap situasi yang
mereka hadapi
6. Minimalkan gangguan
pada kebiasaan keluarga
dengan memfasilitasi
kebiasaan dan ritual
keluarga, seperti makan
bersama keluarga atau
diskusi keluarga untuk
berkomunikasi dan
membuat keputusan
7. Sediakan mekanisme
bagi keluarga untuk tetap
tinggal bersama pasien
dan berkomunikasi
dengan anggota keluarga
lain
8. Susun jadwal untuk
aktivitas home care yang
meminimalkan gangguan
pada proses keluarga

7040 Dukungan
Pengasuhan (Caregiver
Support)
1. Monitor interaksi

25
keluarga dalam
permasalahan berkaitan
dengan pasien
2. Menyediakan informasi
mengenai pasien sesuai
dengan apa yang menjadi
keinginan pasien
3. Mengajarkan caregiver
mengenai cara
meningkatkan rasa aman
bagi pasien
4. Memberikan informasi
kepada caregiver
mengenai dukungan
pelayanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan
komunitas yang bisa di
akses
5. Mengajarkan kepada
caregiver strategi untuk
dapat mengoptimalisasi
akses pelayanan
kesehatan dan pelayanan
kesehatan komunitas

5300 Fasilitasi Perasaan


Bersalah
1. Bantu klien dan keluarga
mengidentifikasi dan
mengkaji situasi dimana
perasaan merasa bersalah

26
muncul
2. Bantu klien atau anggota
keluarga mengidentifikasi
perilaku dalam
menghadapi perasaan
bersalah
3. Bantu klien atau anggota
keluarga untuk
memahami bahwa
perasaan bersalah adalah
reasi yang biasa terjadi
pada kasus trauma,
kekerasan, berduka, sakit
parah maupun kecelakaan
4. Bantu klien atau anggota
keluarga mengidentifikasi
pengalihan perasaan yang
bersifat destruktif kepada
orang lain yang berbagi
tanggung jawab yang
sama
5. Fasilitasi diskusi terkait
dampak situasi terhadap
hubungan keluarga
6. Fasilitasi dukungan
spiritual jika diperlukan
7. Ajarkan klien untuk
menggunakan teknik
“berhenti berfikir” dan
berfikir substitusi dalam
hubungannya dengan

27
relaksasi otot yang
disengaja ketika fikiran
terus menerus bersalah
memasuki fikiran

7180 Bantuan
Pemeliharaan Rumah
1. Libatkan pasien atau
keluarga dalam
memutuskan kebutuhan
pemeliharaan rumah
2. Sarankan perubahan
structural yang
diperlukan untuk
membuat rumah lebih
muda di akses
3. Sediakan informasi
mengenai bagaimana
membuat rumah aman
dan bersih
4. Bantu anggota keluarga
untuk mengembangkan
harapan yang realistik
dari mereka sendiri dalam
melaksanakan peran
mereka
5. Koordinasikan
penggunaan sumber-
sumber di komunitas

28
2. Ketidakefektifan 2606 Status Kesehatan 4640 Bantuan Kontrol
Manajemen Keluarga Marah
Kesehatan Keluarga Indikator : 1. Berikan pendidikan
Setelah 3x melakukan kujungan mengenai metode untuk
rumah pada keluarga : mengatur pengalaman
1. Kesehatan fisik anggota emosi yang sangat kuat
keluarga (2 ke 4) (teknik relaksasi atau
2. Kesehatan mental anggota distraksi)
keluarga (3 ke 5) 2. Sediakan umpan balik
3. Skrinning untuk infeksi pada perilaku pasien
anggota keluarga (4 ke 5) untuk membantu pasien
4. Akses ke perawatan mengidentifikasi
kesehatan (1 ke 3) kemarahannya
5. Sumber finansial (1 ke 3) 3. Bantu pasien
mengidentifikasi sumber
Keterangan : dari kemarahan
1: Sangat terganggu 4. Identifikasi fungsi dari
2: Banyak terganggu kemarahan, frustasi dan
3:Cukup terganggu kemarahan yang sangat
4: Sedikit terganggu bagi pasien
5:Tidak terganggu 5. Identifikasi konsekuensi
dari ekspresi kemarahan
yang tidak tepat
6. Bantu pasien terkait
dengan strategi
perencanaan untuk
mencegah ekspresi
kemarahan yang tidak
tepat

29
5360 Terapi Rekreasi
1. Bantu pasien untuk
memilih aktivitas rekreasi
yang sesuai dnegan
kemampuan fisik
psikologi dan sosial
2. Bantu pasien untuk
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas rekreasi
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi arti dari
aktivitas rekreasi
4. Berikan aktivitas rekreasi
yang mempunyai tujuan
untuk menurunkan cemas
5. Berikan penguatan positif
untuk mereka yang
berpartisipasi pada
aktivitas rekreasi
6. Monitor respon emosi,
fisik dan sosial terhadap
dilakukannya aktivitas
rekreasi

7120 Mobilisasi Keluarga


1. Berikan informasi pada
keluarga untuk
membantu mereka dalam
mengidentifikasi
keterbatasan dan

30
kemajuan pasien serta
implikasinya untuk
perawatan pasien
2. Jelaskan kepada anggota
keluarga kebutuhan untuk
melanjutkan keperawatan
kesehatan profesional
yang sesuai
3. Dukung kegiatan
keluarga dalam
meningkatkan kesehatan
atau mengelola kondisi
pasien pada saat yang
tepat
4. Bantu anggota keluarga
untuk mengidentifikasi
laynan kesehatan dan
sumber daya masyarakat
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
status kesehatan pasien

5370 Peningkatan Peran


1. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi peran
yang biasanya dalam
keluarga
2. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk
memanajemen

31
perubahan-perubahan
peran
3. Fasilitasi diskusi
mengenai bagaimana
adptasi peran keluarga
untuk dapat
mengkompensasi peran
anggota keluarga yang
sakit

7150 Terapi Keluarga


1. Tentukan pola
komunikasi dalam
keluarga
2. Identifikasi bagaimana
keluarga menyelesaikan
masalah
3. Tentukan bagaimana
keluarga membuat
keputusan
4. Identifikasi kekuatan atau
sumber keluarga
5. Bantu anggota keluarga
berkomunikasi lebih
efektif
6. Fasilitasi diskusi keluarga
7. Bantu anggota keluarga
memprioritaskan
menyeleksi maslah yang
paling diprioritaskan
8. Bantu anggota keluarga

32
mengklarifikasi apa yang
mereka butuhkan dan
harapan satu sama lain
9. Bantu keluarga
meningkatkan strategi
koping yang ada

33

You might also like