You are on page 1of 3

Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di

Indonesia
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia – Halo sobat, lagi cari tugas
mengenai sejarah demokrasi Indonesia atau perkembangan demokrasi Indonesia? Oke, kali
ini mari kita bahas Sejarah dan Perkembangan Demokrasi yang ada di Indonesia bersama-
sama.

Demokrasi pada priode 1945-1959

Demokrasi pada masa dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer
yang dimulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan diperkuat dalam
UUD 1945 dan 1950, karna kurang cocok untuk indonesia. Persatuan yang dapat di galang
selama menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan
konstuktif sesudah kemerdekaan tercapai karna lemahnya benih-benih demokrasi sistem
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan dewan perwakilan
rakyat.

Kekuatan sosial dan politik yang memperoleh saluran dan tempat yang realisistas dalam
kontelasi politik, padahal merupakan kekuatan yang paling penting yaitu seorang presiden
yang tidak mau bertindak sebagai “Rubber stamppresident” (presiden yang membubuhi
capnya belaka) dan tentara yang karna lahir dalam repolusi merasa bertanggung jawab untuk
turut menyelesaikan persoalan-persoalan yang di hadapi oleh masyarakat indonesia pada
umumnya.

Demokrasi Pada Priode 1950-1965

Ciri-ciri priode ini adalah dominasi dari presiden. Terbatasnya terbatasnya peranan partai
politik, berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
politik.

Demokrasi Pada Periode 1965-1998

Perkembangan demokrasi di negara kita di tentukan batas-batasnya tidak hanya oleh keadaan
sosial, kulturia, gegrapis dan ekonomi, tetapi juga oleh penelitian kita mengenai pengalam
kita pada masa lampau kita telah pada sampai titik dimana pada disadari bahwa badan
exsekutip yang tidak kuat dan tidak kontinyu tidak akan memerintah secara efektip sekalipun
ekonominya teratur dan sehat, tetapi kita menyadarinya pula bahwa badan eksekutip yang
kuat tetapi tidak “commited” kepada suatu perogram pembangunan malahan mendapat
kebobrokan ekonomi karna kekuasaan yang di milikinya di sia-siakan untuk tujuan yang ada
pada hakikatnya merugikan rakyat.

Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi pancasila tidak
berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Karna demokrasi pancasila memandang
kedaulatan rakyat sebagai inti dari sistem demokrasi. Karenanya rakyat mempunyai hak yang
sama untuk menentukan dirinya sendiri. Begitu pula partisipasi yang sama semua rakyat
untuk itu pemerintah patit memberikan perlindungan dan jaminan bagi warga negara dalam
menjalankan hak politik.
Demokrasi Pada Periode 1998-sekarang

Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada 4 faktor kunci yaitu:

1. Komposisi elite politik


2. Desain institusi politik
3. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite
4. Peran civil society (masyarakat madani)

Ke-4 faktor diatas itu harus di jalan secara sinergis dan berkelindan sebagai modal untuk
mengonsolidasikan demokrasi. Pengalaman negara-negara demokrasi yang sudah established
memperlihatkan bahwa institusi-institusi demokrasi bisa tetap berfungsi walaupun jumlah
pemilihannya kecil. Karena itu untuk mengatur tingkat kepercayaan publik terhadap instusi
tidak terletakkan pada beberapa besar partisipasi politik warga yang bisa dijadikan indikasi
bahwa masyarakat memiliki kepercayaan terhadap institus-institusdemokrasi adalah apakah
partisipasi politik mereka itu dilakukan secara suka rela atau dibayar dengan gerakan.

Harapan lain dalam suksesnya transaksi demokrasi indonesia mungkin adalahpada paran sivil
society(masyarakat madani) untuk mengurangi polarisasi politik dan menciptakan kultur
toleransi , transaksi demokrasi selalu di mulai dengan jatuhnya pemerintah otoriter ,
seadangkan panjang pendeknya maka maka transisi tergantung pada kemampuan rezim
demokrasi baru mengatasi problem tradisional yang menghadang . problem paling mendasar
di hadapi negara yang sedang mengalami transisi menuju demokrasi adalah ketidak mampuan
membetuk tata pemerintahan baru yang bersih, transparan dan akuntabel akibatnya legitimasi
demokrsi menjadi lemah . Tanpa legitimasi yang kuat,rezim demokrasi baru akan kehilangan
daya tariknya.

Secara historis, semakin berhasil suatu rezim dalam menyediakan apa yang diinginkan
rakyat, semakin mengakar kuat dan dalam keyakinan mereka terhadap legitimasi demokrasi
pada saat yang sama,legitimasi juga merupakan independen rezim. Semakain kuat keyakinan
legitimasi demokrasi dan komitmen untuk mematuhi atuaran main sistem demokrasi,
semakin manjur rezim dalam merumuskan kebijakan untuk merespon persoalan yang di
hadapi masyarakat. Legitimasi demokrasi juga bisa di pengaruhai oleh bagaimana
institusidemokrasi tertentu mengartikulasi bentuk-bentuk otoritas yang terlegitasi dan
kemudian melakukan sosialisasi, penyebaran pendidikan dan perubahan kultur sosial ,
performance rezim bukan hanya dinilai dari perkembangan remormasi sosial, melainkan juga
meliputi dimensi politik krusial lain seperti kemampuan untuk mewujudkan ketertiban,
memerintah secara transparan, menegaskan hukum (Rule Of Law) dan menghargai serat
mempertahankan aturan main demokrasi.

Diatas segala-galanya yang juga di butuhkan oleh demokrasi yang baru tumbuh seperti di
negri kita adalah pengelolaan yang efektip di bidang ekonomi, selain bidang pemerintah.
Dengan demikian penerapan demokrasi tidak saja dalam area politik, melainkan dalam
bidang eonomi,sosial, dan budaya. Jika demokrasi yang baru tumbuh dapat mengelola
pembangunan ekonomi efektif maka mereka juga dapat menata rumah tangga politik mereka
dengan baik, tetapi ketegangan-ketegangan yang segera timbulakibat pertumbuhan ekonomi
bisa jaadi juga menggerogoti stablitas demokrasi dalam jangka panjang.

Indikasi kearah terwujudnya kehidupan demokrattis dalam area transisimenuju demokrasi di


indonesia antara lain adanya reposisi dan redifinasi TNI dalam kaitannya dengan
keberadaannya pada sebuah negara demokrasi di amandemennya pasal- pasal dalam
konstitusi negara RI (amandemen 1-IV) adanya kebebasan pers di jalankan kebebasan
otonomi daerah dan sebagainya. Akan tetapi sampai saat ini pun masih di jumpai indikasi-
indikasi kembalainya kekuasaan status Quo yang ingin memutarbalikkan arah demokrasi
indonesia kembali ke periode sebelum orde reformasi. Oleh karenaitu, kondisi transisi
dmokrasi di indonesia masih berada di persampingan jalan yang belum jelas kemana arah
perubahannya.

Nah, itu tadi sedikit penjelasan mengenai Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia
yang bisa kita bahas kali ini. Jika sobat ada pertanyaan mengenai Demokrasi di Indonesia,
silahkan tanyakan melalui kotak komentar ya, kalau kami bisa menjawab akan kami jawab
secepat mungkin. Silahkan dibaca lagi Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia.

You might also like