Professional Documents
Culture Documents
Bukaan 1
Pengukuran V1 V2 ∆V t ∆t Q
1 10 20 10 9 9 1.111111
2 20 30 10 20 11 0.909091
3 30 40 10 30 10 1
4 40 50 10 40 10 1
5 50 60 10 51 11 0.909091
∑ 0.985859
Bukaan 2
Pengukuran V1 V2 ∆V t ∆t Q
1 10 20 10 6 6 1.666667
2 20 30 10 13 7 1.428571
3 30 40 10 20 7 1.428571
4 40 50 10 27 7 1.428571
5 50 60 10 35 8 1.25
∑ 1.440476
Bukaan 3
Pengukuran V1 V2 ∆V t ∆t Q
1 10 20 10 3 3 3.333333
2 20 30 10 9 6 1.666667
3 30 40 10 14 5 2
4 40 50 10 20 6 1.666667
5 50 60 10 25 5 2
∑ 2.133333
Bukaan 4
Pengukuran V1 V2 ∆V t ∆t Q
1 10 20 10 2 2 5
2 20 30 10 6 4 2.5
3 30 40 10 10 4 2.5
4 40 50 10 13 3 3.333333
5 50 60 10 17 4 2.5
∑ 3
Bukaan 5
Pengukuran V1 V2 ∆V t ∆t Q
1 10 20 10 1 1 10
2 20 30 10 3 2 5
3 30 40 10 5 2 5
4 40 50 10 8 3 3.333333
5 50 60 10 10 2 5
∑ 6
Analisa :
∆V
Q=
∆𝑡
Kesimpulan :
Nilai debit ditentukan oleh perubahan volume terhadap perubahan waktu.
Dasar Teori :
Tekanan diaplikasikan pada pemberat yang ditempatkan di atas suatu pen penahan berat atau
beban. Yang mana terhubung ke piston berisi minyak di dalam system pipa, sedemikian hingga
manometer akan menunjukkan tekanan tertentu
F = m.g P = F/A
g = 9.81 m/det2
Prosedur Pelaksanaan :
1. Buka kran overflow
2. Buka Penutup
3. Jika pelu, isikan minyak ke dalamnya
4. Atur manometer hingga menunjukkan angka nol dengan memutar Counterbalance
Cylinder
5. Masukkan piston
6. PutarCounterbalance Cylinder hingga angka di manometer menunjukkan angka sesuai
dengan tekanan piston
7. Tambahkan tekanan sesuai dengan petunjuk asisten
8. Ukur / baca manometer pada setiap penambahan tekanan
Analisa : F = m.g
Maktual = Faktual.g
P = F/A KR = Mtimbang – Mmanometer / Mmanometer.100%
Faktual = Paktual.A
Fmanometer = Pmanometer.A
Kesimpulan :
Semakin kecil Mmanometer maka nilai KR akan semakin besar.
Data dan Analisa Data :
Angle α (˚) Lowest Water Level ss (mmWC) Highest Water Level ss (mmWC)
0˚ 0 100
WaterLevel s
Level Arm I (mm) Timbangan Fg (N) (mm) Id (mm) Resultan Fp (N)
150 1.5 64 178.67 1.26
160 1.5 66 178 1.34
170 1.5 70 176.67 1.44
180 1.5 73 175.67 1.53
190 1.5 76 174.67 1.63
Angle α (˚) Lowest Water Level ss (mmWC) Highest Water Level ss (mmWC)
30˚ 0 114
WaterLevel s
Level Arm I (mm) Timbangan Fg (N) (mm) Id (mm) Resultan Fp (N)
170 1.5 92 169.3 1.5
180 1.5 94 169.67 1.6
190 1.5 96 168 1.69
200 1.5 98 167.33 1.79
210 1.5 100 166.67 1.88
Analisa :
s
ID = 200 –
3
FG.IG= ID.FD
Fg.Ig
FD =
Id
Kesimpulan :
Nilai FDdapat menunjukkan tekanan hidrostatis yang bekerja pada permukaan.
Data dan Analisa Data :
Pengukuran
I
xs = 0.0275
x = 0.5 cm cm
z α zs zm Kondisi
15 18 7.704 2.38 0.001527778 Tidak Stabil
17 18 8.016 2.38 0.001527778 Tidak Stabil
13 5 7.392 2.16 0.0055 Stabil
10 3 6.924 1.96 0.009166667 Stabil
3 2 5.832 1.74 0.01375 Stabil
Pengukuran II
x = 2 cm xs = 0.11 cm
z α zs zm Kondisi
3 5 5.832 8.65 0.022 Stabil
5 6 6.144 8.85 0.018333333 Tidak Stabil
8 7 6.612 9 0.015714286 Tidak Stabil
10 9 6.924 9.2 0.012222222 Tidak stabil
15 23 7.704 9.62 0.004782609 Tidak Stabil
10
Tinggi Metacentrum Benda Apung
9.5
8.5
Pengukuran 1
zs 7.5
7
Pengukuran 2
6.5
y = -158.65x + 8.1722
6 y = -110.38x + 8.256
R² = 0.9536
R² = 0.992
5.5
5
0 0.005 0.01 𝑑𝑥𝑠 0.015 0.02 0.025
𝑑𝛼
Analisa :
Zs = 5.364 + 0.156.z
Xs = 0.055.x
Kesimpulan :
𝑑𝑥𝑠 𝑑𝑥𝑠
Benda akan stabil jika >0, sedangkan benda tidak akan stabil jika <0
𝑑𝛼 𝑑𝛼
Data dan Analisa Data
Data Dimensi Pipa
D dalam
Segmen Panjang (m) D luar (m) A P R
(m)
Hulu - 3 0.485
0.0604 m 0.055 0.00237 0.00158 1.5
3 - 3E 3.67
3E - 3D 0.22
3D - 3C 3.83 0.0325 m 0.0275 0.000593 0.000395333 1.5
3C - 3B 0.175
3B - 3A 2.15
0.0263 0.0213 0.000356 0.000237333 1.5
3A - Hilir 0.135
Hilir
Kesimpulan :
Berdasarkan panjang segmen pipa dan perbedaan diameter pipa maka terjadi perbedaan tekanan
dan laju pada pipa tersebut.
Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan stop watch dan ember
2. Setelah aliran stabil, tamping air pada ember secukupnya dan catat waktu di stop watch
3. Ukur banyaknya air yang ditampung tadi dengan menggunakan gelas ukur, catat hasilnya
4. Hitung debit dan hitung koefisien Thompson yang terjadi
5. Bandingkan dengan angka yang ditentukan
6. Lakukan prosedur ini beberapa kali sehingga diperoleh angka yang mendekati dengan
toleransi <5%
7. Ukur tinggi zat cair pada masing-masing piezometer
Kesimpulan :
Pengukuran debit berdasarkan volume dan waktu serta penggunaan Piezometer untuk
mengetahui debit selama percobaan.
Dimana
V = kecepatan aliran (m/dt)
C = koefisienChezy
R = jari-jari hidraulik (m)
I = kemiringan garis energi
Persamaan Darcy-Weisbach
Persamaan Darcy-Weisbach untuk kehilangan energi adalah sebagai berikut :
∆H = λ.L.V2
2.g.D
Dimana
∆H = kehilangan energi
Λ = koefisien tak berdimensi
V = kecepatan aliran (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Kesimpulan
Mendapatkan ∆H dari :
∆H = λ.L.V2
2.g.D
Jenis Jenis
Volu
Aliran Kecepata Aliran
me t(s) Q A D Re
(pengam n (v) (perhitun
(ml)
atan) gan)
Transisi 65 9.97 6.5E-06 0.0000785 0.0830517 0.01 10429.1632 Turbulen
Transisi 20 13.9 1.4E-06 0.0000785 0.0183161 0.01 2300.03334 Transisi
Laminer 18 27.3 6.5E-07 0.0000785 0.0083930 0.01 1053.95744 Laminer
Turbulen 43 6.09 7.0E-06 0.0000785 0.0899459 0.01 11294.9010 Turbulen
Turbulen 52 4.28 1.2E-05 0.0000785 0.1547711 0.01 19435.2817 Turbulen
Transisi 49 10.5 4.6E-06 0.0000785 0.0596183 0.01 7486.53165 Turbulen
Analisa :
d = 1cm 1mL = 1x10-6 m3
A = ¼ ∏d2
Q = v/t
Re = v.d /υ
Kesimpulan
Dapat menentukan jenis aliran dari perhitungan maupun pengamatan
Aliran Laminer ≤2300
Aliran Transisi = 2300
AliranTurbulen ≥2300
Data dan Analisa
Analisa Jenis Aliran
Segmen D V viskositas Re
Kesimpulan
Menentukan jenis aliran berdasarkan bilangan Reynolds dengan hasil data sebelumnya.
\
Dimana :
δ = tebal lapisan batas
R= jari-jari hidraulik
C = koefisien Chezy
k = kekasaran pipa
Syarat batas :
k > 6.δ = hidraulik kasar
δ > 4.k = hidraulik licin
k/ δ < 4.k = teknik kasar
Data dan
Analisa :
Segmen C R I v δ k kasar k licin Syarat Jenis
1.81 10.66 Hidraulik
hulu-3 9 1.5 0.515 8.85E-07 3.856E-06 10.663 3 Kasar Turbulen
1.81 10.66 Hidraulik
3-3e 9 1.5 0.188 8.85E-07 6.386E-06 10.663 3 Kasar Turbulen
0.72 1.50 14.61 Hidraulik
3e-3d 5 1 6.272 8.85E-07 1.105E-06 14.617 7 Kasar Turbulen
1.50 18.01 Hidraulik
3d-3c 0 1 0 8.85E-07 0 18.012 2 Kasar Turbulen
7.25 1.50 Hidraulik
3c-3b 4 1 0.171 8.85E-07 6.685E-06 2.232 2.232 Kasar Turbulen
7.24 1.50 Hidraulik
3b-3a 9 2 0.330 8.85E-07 4.815E-06 2.236 2.236 Kasar Turbulen
12.0 1.50 Hidraulik
3a-hilir 9 2 0.370 8.85E-07 4.547E-06 0.554 0.554 Kasar Turbulen
Kesimpulan
Kekasaran pipa didapatdari perhitungan sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut
k > 6.δ = hidraulik kasar
δ > 4.k = hidraulik licin
k/ δ < 4.k = teknik kasar
k = kekasaran pipa
δ = tebal lapisan batas
MEKANIKA FLUIDA