You are on page 1of 7

FISIOLOGI KONTRAKSI OTOT (Mutiara Aprilina M)

A. Struktur Penyusun Otot


Satu organ otot terdiri atas sel-sel
otot rangka (lurik) yang disebut sebagai
serat otot. Serat otot berukuran relatif
besar, memanjang, dan berbentuk
silindris. Serat otot terletak sejajar satu
sama lain dan disatukan dengan jaringan
ikat. Sel serat otot terbentuk dari fusi sel-
sel kecil yang disebut mioblas. Karena itu,
gambaran otot lurik banyak memiliki
nukleus. Selain nuklues yang banyak, sel
otot lurik juga dilengkapi dengan
mitokondria yang banyak.

Serat oto tersusun atas miofibril. Miofibril merupakan elemen kontraktil


khusus yang menyusun 80% volume serat otot. Setiap miofibril tersusun atas
mikrofilamen sitoskeleton yang tersusun rapi atau biasa disebut sebagai filamen tebal
dan filamen tipis. Filamen tebal tersusun atas protein miosin sedangkan filamen tipis
tersusun atas 3 protein yaitu, aktin, troponin, dan tropomiosin. Miosin merupakan
suatu protein yang terdiri atas 2 subunit identik yang masing-masing berbentuk stik
golf. Bagian ekor tampak seperti batang tongkat golf yang disatukan. Kepala miosin
membentuk jembatan silang antara filamen tebal dan tipis (cross bridge). Pada
jembatan silang terdapat dua tempat yang penting bagi proses kontraksi yaitu , tempat
pengikatan aktin dan tempat miosin ATPase. Aktin merupakan protein yang akan
berikatan dengan miosin. Tropomiosin berbentuk benang yang terbentang dari ujung
ke ujung dari spiral aktin. Tropomiosin menutupi bagian aktif aktin yang berikatan
dengan miosin saat fase relaksasi otot. Troponin terdiri atas 3 unit polipeptida yang
sisi pertama berikatan dengan tropomiosin, sisi kedua berikatan dengan aktin, dan sisi
ke tiga berikatan dengan Ca2+.

Pita A terbentuk dari tumpukan filamen tebal dan filamen tipis yang tumpang
tindih di ujung filmen tebal. Daerah terang pada pita A yang tidak dilalui oleh filamen
tipis disebut zona H. Pada bagian tengah pita A terdapat protein penunjang yang
berjalan vertikal disebut garis M. Pita I merupakan bagian filamen tipis yang tidak
menjulur ke dalam pita A. Dibagian tengan pita I, terdapat garis Z yang padat dan
vertikal. Daerah antara kedua garis Z disebut sebagai sarkomer. Sarkomer ini
merupakan unit fungsional pada otot. Selama pertumbuhan oto bertambah panjang
dengan menambahkan sarkomer baru disetiap ujung miofibril, bukan dengan
meningkatkan ukuran sarkomer.
B. Dasar Molekuler Kontraksi Otot

Kontraksi otot terjadi sesuai urutan seperti berikut:


1. Asetilkoin keluar dari neuromuscular junction dan menyebabkan potensial aksi
berlangsung
2. Potensial aksi merambat dari membran plasma sel otot sehingga memicu tubulus
T untuk meinisisasi retikulum sarkoplasma mengeluarkan Ca2+ ke sitosol
3. Ca2+ akan terikat pada sisi troponin sehingga tropomiosin bergerak dan
terbentanglah sisi perlekatan aktin dan miosin
4. ATP pada kepala miosin sudah terurai menjadi Pi dan ADP
5. Karena kepala miosin sudah tereksitasi, miosin dan aktin terikat. Pi dibebaskan
saat kayuhan aktin-miosin sedangkan ADP setelah kayuhan
6. Siklus bertahan sesuai dengan jumlah ion Ca2+ dan adanya potensial aksi
7. Ketika potensial aksi selesai, ion Ca2+ direabsorbsi oleh retikulum sarkoplasma
8. ATP dibutuhkan untuk memutus cross-bridge

C. Sumber Energi pada Kontraksi Otot

Serat otot memiliki jalur alternatif untuk membentuk ATP. Jalur tersebut yaitu:
1. Kreatin fosfat
Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal
aktivitas kontraktil. Kreatin fosfat memiliki satu fosfat yang berenergi tinggi
untuk ditambahkan pada ADP untuk membentuk ATP.
2. Fosforilasi oksidatif
Penggunaan oksigen pada saat fase akhir respirasi seluler di mitokondria. Fase ini
menggunakan oksigen untuk menunjang transpor elektron yang bersamaan dengan
kemiosmosis oleh ATP sintase sehingga diperoleh banyak ATP.
3. Glikolisis
Jalur produksi energi secara anaerob yang terjadi saat jumlah oksigen terbatas
untuk disebarkan ke otot. Selama glikolisis, piruvat akan diolah (difermentasi) dan
menghasilkan ATP dan asam laktat. ATP yang dihasilkan sebanyak 2 ATP pada 1
siklus glikolisis. Asam laktat yang dihasilkan akan bertumpuk dan dapat
menyebabkan nyeri otot dan asidosis metabolik.

Sumber: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 8 Lauralee Sherwood


SINDAKTIL (Mutiara Aprilina M)

Sindaktil atau webbing of the digits merupakan kegagalan nekrosis jaringan


secara longitudinal pada ruang antar jari pada minggu ke-6 hingga ke-8 intrauterin.
Kejadian sindaktil dapat muncul sebagai kelainan sendiri ataupun merupakan bagian
dari beberapa sindrom seperti, sindrom Poland dan sindrom Apert. Sindaktil
diturunkan pada gen autosomal dominan. Sindaktil diperkirakan terjadi pada satu
disetiap 2000 hingga 2500 kelahiran dan terjadi 2 kali lebh sering pada laki-laki.
Sindaktil unilateral dna bilateral terjadi dengan ratio yang sama dan 10 kali lebih
umum pada bangsa kulit putih. Penyatuan jaringan paling sering terjadi pada jari
manis dan jari tengah, hal ini disebabkan karena tinggi jari-jari tersebut hampir sama.

Gambar a b kiri merupakan sindaktil simple dan gambar a b kana merupakan sindaktil kompleks

Sindaktil terbagi atas sindaktil kompleks dan simple sindaktil. Simple


sindaktil terjadi jika perlekatan yang ada hanya jaringan ikat lunak, sindaktil
kompleks terjadi saat perlekatannya terdiri atas vaskuler, tulang dan pembuluh darah.
Perlekatan di jari dapat terjadi seluruhnya hingga ujung jari (complete) atau tidak
menyentuh ujung jari (incomplete). Terdapat 5 tipe sindaktil berdasarkan letaknya:
1. Zygodaktil
Tipe sindaktil yang paling umum yang letak perlekatannya antara jari tengah dan
jari manis.
2. Sinpolidaktil
Tipe perlekatan antara jari tengah dan jari manis namun terjadi duplikasi pada jari
manis diantara kedua jari tersebut.
3. Ring small sindaktil
Ring small sindaktil terjadi secara bilateral dan biasanya pada distal falang
menyatu. Terjadi juga pertumbhan yang tidak sempurna pada bagian tengah falang
di jari kelingking.
4. Haas-type sindaktil
Tipe sindaktil yang perlekatannya pada seluruh jari-jari. Biasanya terdapat
metakarpal dan falang ke-6 yang termasuk dalam the cup-shaped hand. Insidensi
tipe ini sangat jarang.
5. Tipe 5
Tipe sindaktil yang jarang terjadi. Perlekatannya terjadi pada jari tengah dan
manis dan pada jari kedua-ketiga (Dari arah jempol kaki). Bagian ke-4 dan ke-5
metakarpal dan metatarsal menyatu.
Penanganan untuk sindaktil hanyalah operasi saja. Operasi memungkinkan
dilakukan pada kasus sindaktil yang simple. Operasi pada sindaktil kompleks dapat
memungkinkan terjadinya kerusakan syaraf dan vaskuler pasca operasi

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200697/

You might also like