Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN TETAP
MEKANISASI PERTANIAN
OLEH :
SARAH DWI YUSTIANI
05111007112
I. PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenal alat alat laboratorium adalah materi yang harus dikuasai oleh seseorang yang
bekerja di laboratorium. Mengenal alat alat laboratorium menjadi mutlak karena setiap praktikum
kita akan mengginakan alat yang berbeda. Fungsi dari masing masing alat tersebut juga harus
diketahui ddengan baik oleh semua mahasisiwa, selain itu juga ada cara kerja dari tiap tiap alat harus
diketahui dengan baik.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian
diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin,
air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi
penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi
mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan
hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai
menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan
hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan
mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas,
kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi
lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia.
Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan
kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai
dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (
Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan
teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana
pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat
dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase,
serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang
belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain
adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga
mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di
lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern
(Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi
pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka
ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa
aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa
yang berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat
pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani tersedianya saprotan
secara local perangsang bagi petani transpotasi selain syarat pokok tersebut juga terdapat syarat
pelancar yaitu pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh
petani perbaikan dan perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian
(Mugniesyah, 2006).
Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah lahan dari
lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun mesin pra pertanian yang dirancang khusus
untuk penanaman hingga pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam
(Wijanto,2002).
Traktor tangan merupakan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari implement
(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya
traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna , karena dapat digunakan untuk tenaga
penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain (Anonim,
2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudian terletak di bawah gigi
persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi kiri
dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan , maka putaran gigi persneleng tidak tersambung
dengan poros roda kanan . Sehingga roda kanan akan berhenti , dan traktor tangan dapat bergerak
maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek disalurkan di
samping roda . Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi,
roda apung (roda sangkar / cage whell) .
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.Bentuk permukaan roda
ban beralur agak dalam untuk mencegah slip . Roda ban dapat meredam getaran , sehingga tidak
merusak jalan – jalan .Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi
akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik bebab berat.
Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah (Mugniesyah, 2006) .
Roda apung ini ada yang lebar. Ukuran roda disesuiakan dengan spesifikasi traktor .Besar
kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup panjang
dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
lebar oleh implement. Pemasangan roda yang cukup lebar juga aka menjaga keseimbangan
traktor.Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor. Aplikasinya dari alat
dan mesin pertanian sangat dipergunakan untuk memudahkan dalam pengerjaannya, khususnya
dalam bidang pertanian.
Berkembangnya teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam pemakaiannya
alsintan juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam kehidupan. Tujuan dari
penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam meningkatkan
produktivitas pada pertanian(Anonim, 2011).
Untuk melaksanakan tugas dengan baik perlu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia yang merupakan ujung tombak transfer teknologi kepada petani tersebut. Dari hasil evaluasi
Program Pendidikan dan Latihan jarak jauh terhadap para PPL dilaporkan terdapat perkembangan
yang positif dalam wawasan pengetahuan , keterampilan serta peningkatan kemampuan pengelolahan
usaha pertanian masyarakat (Siahan,2001).
Penerapan mekanisasi sangat berhubungan dengan kemajuan – kemajuan bidang lain dari
“Agricultural Engenering” dan berbentuk dalam satu atau lebih kombinasi dari bidang – bidang
tersebut. Agricultural Engenering meliputi bidang – bidang Teknik Mesin Budidya Pertanian (Farm
Power and Machinery), Teknik Tanah dan Air (Soil and Water Engenering), Teknik Bangunan Pertanian
(Farm Structures), Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Product Procesing Engenering),
Teknik Pelistrikan Pertanian (Farm Electrification), dan Teknik Pengolahan Pangan (Food Engenering)
(Siahan,2001).
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani yang paling kritis,
bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Data
BPS pada musim tanam 1986/1987 menunjukkan angka susut yang cukup besar yaitu 21,3% dari
seluruh kegiatan (panen sampai penggilingan). Angka susut memang berbeda beda, namun angka
nasional yang ditunjukkan oleh data BPS dapat dipakai sebagai acuan resmi nasional ( Hamilton
dkk,1996).
Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil pertanian yang
biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin pasca panen ini biasanya lebih
mengarah kepembuatan produk yang ingin dihasilkan. Contohnya mesin penghasil sari buah, mesin
pembuat bubuk coklat, mesin pembuat mie, dan sebagainya (Hamilton dkk,1996)
Alat dan mesin yang digunakan dalam pra penen dan pasca panen sangat membantu di dalam
proses pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pada produksi pertanian. Dengan bertambahnya
alat dan mesin yang canggih dapat meningkatkan produksi pertanian untuk kebutuhan konsumen yang
semakin meningkat. Hal ini di pengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk di dunia, sehingga
peningkatan produksi terutama tanaman pangan mendorong para ahli untuk membuat alat yang
modern,agar dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia (Siahan,2001).
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik beratkan
pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia,
bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi
dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu
sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu
memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai
paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah
pendayagunaan hasil pertanian (Wijanto,2002).
Kemajuan para petani ini ditandai oleh banyaknya petani kita yang telah menggunakan saran-
saran para penyuluh dari bidang pertanian tentang bagaimana cara menggunakan mesin perontok
gabah yang baik sehingga menghasilkan hasil komoditi yang sangat baik. Jika dahulunya perontokan
dilakukan dengan cara dibanting dan diijak-injak, sekarang mereka telah beralih menggunakan power
tresher atau biasa kita sebut dengan mesin perontok gabah. Hal ini membuat pekerjaan mereka lebih
mudah dan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Pengolahan gabah merupakan tahap yang
penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar
dilakukan dalam bentuk gabah (Robbin, 2005).
Perontokan dan pengeringan. Perontokan adalah proses memisahkan gabah dari merang
sedangkan pengeringan adalah proses mengurangi kadar air gabah hasil panen untuk keperluan
simpan atau giling, urutan 2 proses ini dapat dibolak-balik. Pada padi hibrida umumnya dirontokkan
dulu lalu dikeringkan/dijemur sedangkan padi varietas local umumnya dikeringkan lalu dirontokkan(
Wijanto, 2002).
Setelah dirontokkan,gabah dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini mengelupaskan
sekam dari gabah. Hasil biji beras yang dikenal dengan Beras Pecah Kulit atau Brown Rice. Biji beras
masih memiliki kulit ari (aleurone dan pericarp). Lapisan kulit ari ini umumnya dikenal dengan istilah
bekatul. Aleurone adalah lapisan protein. Pada saat benih berkecambah, sel aleurone akan memecah
menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dipecahkan oleh embrio aleuron akan mensintesis
enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan. Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji,
sebagai pelindung embrio (Robbin, 2005).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan kulit ari kaya akan kandungan protein,
vitamin, mineral, lemak dan serat. Oleh karena itu, membiasakan mengkonsumsi beras pecah kulit
menjadi lebih sehat dan lebih baik. Akan tetapi, umumnya orang enggan memakannya karena nasi
dari beras pacah kulit lebih keras, walaupun sudah lama dimask sehingga, sulit dikunyah
(Wijanto,2002).
Proses mengelupas kulit ari sehingga diperoleh beras putih bersih. Biji beras yang putih bersih
ini sebagian besar terdiri dari pati. Petani yang menggunakan teknologi di bidang pertanian khususnya
yang menggunakan mesin pertanian haruslah mampu mengetahui biaya-biaya yang ia akan keluarkan
dalam pengolahan lahannya. Seperti pengeluaran untuk bahan bakar mesin,biaya perawatan
mesin,biaya perawatan tanamannya, sampai upah pekerja jika ia menggunakan jasa pekerja. Hal ini
sangatlah penting karena dengan mengetahui seluruh biaya pengeluaran yang telah dikeluarkan
selama pengolahan lahan, maka para petani dapat mengetahui keuntungan yang akan diperolehnya
nanti (Robbin,2005).
Mesin evaporator vakum adalah mesin yang biasa dipakai untuk mengurangi kadar air suatu
bahan yang berbentuk cair. Prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu biasa
diatur sesuai dengan keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga
nutrisi/gizi produk tidak hilang atau rusak. Mesin separator sentrifugal (sentrifus) berfungsi untuk
memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, seperti air dan minyak pada proses pembuatan VCO
(Wijanto,2002).
Beberapa kasus pada pengolahan kakao dan kopi, juga memberikan indikasi, bahwa
penggunaan alat dan mesin untuk sortasi, pengeringan, dan penanganan primer hasil kakao dan kopi
mampu meningkatkan kualitas 10 hasil dan pada akhirnya mengangkat nilai tambah hasil pertanian
Dalam sistem agribisnis yang terbagi dalam empat sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu sampai
pada sub sistem agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran), peran alat dan mesin pertanian
diperlukan(Anonim,2011).
Faktor – faktor pra panen yang diketahui berdampak pada cita rasa produk hortikultura
termasuk lingkungan , praktek budaya , bahan kimia yang digunkan serta faktor unsure hara .
Pengaruh iklim terhadap cita rasa buah dan sayur juga telah banyak dilaporkan. Diketahui bahwa
musim berpengaruh besar terhadap tinngkat kepedesaan pad bawang merah ( Hamilton dkk,1996)
Terdapat banyak faktor pra – panen yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen buah dan
sayur, terutama pengaruhnya terhadap penampakan , kekerasan dan cita rasa. Faktor-faktor biologi
, fisilologi , lingkungan , dan budidaya. Kerusakan – kerusakan yang terjadi selama proses produksi ,
benda – benda asing yang tidak diinginkan yang tercampur pada produk hortikultura dan residu bahan
kimia serta variasi genetic (Anonim, 2011).
Untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) teknologi mekanisasi yang ada di pasar
sebenarnya sudah tersedia cukup dengan suplai yang cukup. Namun demikian, masalah manajemen
sistem mekanisasi menjadi faktor kendala yang perlu diperhatikan, bidang ini tidak banyak mendapat
perhatian sebagai bidang sains dan perekayasaan. Pada masa sekarang dengan keinginan dan
keutuhan untuk menuju ke produktivitas, efisiensi, kualitas dan nilai tambah, sistem
manajemen/sistem enjinering mekanisasi pertanian perlu mendapatkan perhatian bagi
peneliti/perekayasa mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang bergerak di bidang mekanisasi
(Mugniesyah, 2006).
Sebagai contoh dalam tahap penanganan dan pengolahan hasil pertanian, masalah hasil
samping dan limbah perlu mendapat perhatian lebih banyak. Komoditi pertanian mempunyai prospek
baik serta bersifat renewable. Sebagai contoh adalah sabut kelapa dan cangkang sawit dan sekam
padi yang umumnya hanya dibakar. Teknologi pirolis dapat menambah nilai uang limbah dan
dikembalikan lagi kepada usaha tani dalam bentuk yang lain.
Traktor dua roda sering disebut juga sebagai traktor tangan atau hand traktor yang mana
traktor tangan ini menggunakan motor satu silinder dengan daya 5-15 hp, bahan bakar yang digunakan
umumnya solar. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan 4 buah baut pengencang. Motor
dapat digeser kearah depan dan belakang untu memperoleh keseimbangan traktor. Untuk
menghidupkan traktor ini digunakan engkol.
Kerangka pada traktor tanagan berperan sebagai tempat kedudukan motor penggerak , unit
transmisi dan bagian traktor lainnya .ddaya pada motor penggerak disalurkan melalui putaran poros
engkol kekopling utama melalui sabuk V. kopling utama meneruskan daya tersebut kesusunan roda
gigi transmisi untuk menggerakkan poros roda dan poros rotary. Disamping untuk menyalurkan daya,
unit transmisi juga berfungsi untuk mengatur keceptan traktor.
Traktor Dua Roda umumnya digunakan pada lahan yang sempit dan banyak digunakan petani
di Indonesia, karena dapat berputar dengan tajam atau lintasan berputar yang sempit jika
dibandingkan dengan mini traktor Traktor tangan dengan daya yang kecil dapat digunakan pada kebun
yang kecil (Garden Traktor), sperti untuk kebun sayuran orgnik dengan dengan system kelambu.
Traktor roda dua atau traktor tangan juga dapat mengolah tanah yang gembur dan dengan
kelembaban tertentu, dan disesuaikan dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu traktor
roda dua ini dapat dioperasikan pada lahan yang lembab atau basah dan tidak terlalau kering.
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Balai Agro Techno Park (ATP) pada tanggal 8 Desember 2012
dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 14.00.
B. Cara Kerja
Traktor
a. Setelah taktor berada di lahan. Nyalakan kontak mesin.
b. Setelah hidup injak kopling dan pindah gigi kanan 2 dan gigi kiri 1.
c. Lepaskan kopling secara perlahan dan jalankan dengan melihat kedepan.
d. Turunkan implement dan jalankan traktor dengan kemudi.
e. Usahakan agar mengemudi dengan mengunakan tangan satu (tangan kiri).
f. Naikan implement apabila traktor terasa berat.
g. Jangan lupa untuk melihat ke belakang untuk melhat hasil pengolahan tapi tetap focus pada bagian
depan yang akan di olah.
h. Setelah traktor samapai pada bagian ujung lahan angkat implement dan belokan traktor dengan
menginjak rem dan membanting kemudi kekiri secara bersamaan lalu injak kopling.
i. Setelah membelok lepaskan kopling secara perlahan dan turunkan implement lanjutkan pengolahan
dan naik turunakan implement sampai pengolahan selesai.
j. Setelah pengolahan selesai naikan implement injak kopling turunkan gigi dan matikan mesin.
BAB IV
2.2. Enjin
Kebanyakan dari traktor roda empat dilengkapi dengan enjin diesel, 4-tak, berpendingin
air. Banyak diantaranya memiliki 2 hingga 6 silinder. Enjin traktor nampak seperti enjin truk atau
bus tetapi dilengkapi dengan governor yang efektif untuk keperluan dapat menjaga putaran konstan
dengan tanpa memandang beban yang diberikan.
Enjin dari sebuah traktor roda empat umumnya dilengkapi dengan:
1) Sistem bahan bakar. Enjin traktor biasanya memiliki sebuah pompa injeksi untuk setiap
silinder. Untuk mengalirkan bahan bakar, diperlukan pompa bahan bakar
2) Sistem pelumasan. Minyak pelumas dialirkan secara paksa oleh pompa minyak pelumas ke berbagai
bagian enjin.
3) Sistem pendingin. Radiator dan kipas pendingin selalu melengkapi enjin yang berpendingin
air. Pompa harus dilengkapi untuk memastikan terjadinya sirkulasi air.
4) Sistem listrik. Ada alat motor starter untuk memutar flywheel yang ditenagai oleh aki (accu). Aki
juga digunakan untuk menyalakan lampu, klakson dan aksesoris lainnya. Aki dicharge oleh generator,
yang selalu berputar bersama putaran enjin.
Traktor roda empat umumnya dikemudikan dari ruang kemudi dengan mengendalikan roda
depan melalui roda kemudi (stir), sebagaimana umumnya mobil. Namun ada juga kemudi dilakukan
dengan mengatur roda belakang, seperti traktor buatan Thailand. Gigi differential sangat penting
untuk poros roda penggerak, dan jangan gunakan differential lock saat berbelok.
Sistem power steering digunakan untuk traktor besar. Ini akan membantu memperingan
pengemudian traktor. Saat berbelok, diperlukan juga bantuan rem kiri bila berbelok tajam ke kiri
atau sebaliknya.
2. Alat pengeringan
Cara kerja alat pengeringan adalah sebagai berikut:
a) Mula-mula isilah bak pengeringan dengan bahan yang akan dikeringkan secukupnya. Periksalah
kadar air permulaan dengan menggunakan alat pengukur (moisture tester).
b) Hidupkan motor dan jalankan baling-baling kipas angin hingga udara mengalir ke ruang
pengeringan. Pengaliran udara biasa tanpa panas ini sangat diharuskan,terutama bagi biji-bijian yang
baru saaj dipanen. Hal ini dimaksudkan untuk menhilangkan air yang menempel pada biji-bijian
tersebut, sehingga hangusnya bahan oleh udara dari api atau kompor dapat dihindarkan. Selain itu
cara ini dimaksudkan untuk menyeragamkan kondisi bahan sebelum dialiri udara panas. Pada biji-
bijian yang baru saja dipanen dari sawah, pengaliran udara biasa ini berlangsung lebih lama (± 2-3
jam) daripada bahan yang telah mengalami penjemuran sementara.
c) Setelah proses di atas selesai, hidupkanlah alat pemanas. Mula-mula hentikan baling-baling kipas
tanpa mematikan motornya.
d) Alirkan minyak tanah ke piringan pra-pemanas dan kemudian nyalakan dengan korek api.
e) Setelah kompor cukup panas dan nyala api cukup besar, jalankan baling-baling kipas angin agar
udara panas tersedot ,masuk ke ruang pemanasan.
f) Aturlah pemasukan bahan bakar ke kompor dengan menyetel keran pemgeluaran minyak tanah
dari tangkinya. Semakin banyak minyak tanah dialirkan ke kompor, semakin besar nyala api dan
semakin tinggi suhu menunjuk angka 42° untuk benih atau 55°-60° untuk bahan konsumsi.
g) Pertahankan suhu itu sampai ±1 jam atau lebih, sesuai keperluan.
h) Sesudah 1-2 jam pengeringan dengan udara panas, lakukanlah waktu istirahat selama 1-2 jam
pula.
i) Setelah itu, alirkan lagi uadar panas, waktu istirahat, udara panas, waktu istirahat, dan
seterusnya. Dengan cara ini, kerusakan akibat proses pengeringan dapat dihindari.
3. Alat perontokan
Cara kerja alat perontokan adalah sebagai berikut:
a) Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan. Periksalah
posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau berpindah tempat.
b) Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar (rpm)
drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang belum terontok.
c) Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu pemasukan
secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan
seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.
d) Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan yang
masih belum kering. Apabila mesin macet/ slip karena overloading, matikan mesin, bukalah tutup
mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
e) Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi untuk
tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok.
f) Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang masuk
kedalam mesin.
g) Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus harus
segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan gabah bersih
hasil perontokan, bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu
pengeluaran gabah.
h) Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian
dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar tidak
berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama
dan penyakit.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini antara lain:
1. Mekanisasi pertanian adalah aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi
pertanian (dalam arti luas) baik on-farm maupun off-farm.
2. Kegiatan mekanisasi pertanian meliputi Penyiapan Lahan, Penanaman,
Perawatan Tanaman Dan Pemupukan, Pemanen, Pasca Panen.
3. Traktor yang digunakan pada praktikum ini merupakan traktor dengan bajak piringan yang biasa
digunakan dalam pengolahan tanah kedua.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah pada saat di lapangan praktikan dapat
memanajemen waktu agar seluruh semua kegiatan dapat diikuti dan diharapkan kepada praktikan
dapat memahami kegunaan alat dan mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
VI. DAFTAR PUSTAKA