You are on page 1of 14

LAPORAN MEKANISASI PERTANIAN

LAPORAN TETAP
MEKANISASI PERTANIAN

OLEH :
SARAH DWI YUSTIANI
05111007112

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya
mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih
sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan
alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung
mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka
penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses
produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat
mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat
perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem
akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
b. mengurangi kerusakan produksi pertanian
c. menurunkan ongkos produksi
d. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e. meningkatkan taraf hidup petani
f. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe
pertanian komersil (comercial farming).
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian tidak
dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub sistem penunjang ( supporting system) dalam
proses budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible ( tidak
dapat terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat didistribusikan pada banyak
pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk memilikinya. Berbagai
studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika
sosial ekonomi dari sistem budidaya pertaniannya.
Kemampuan mengemudi traktor di jalan (on road driving) merupakan syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang operator traktor, sebelum mengoperasikan traktor di lahan pertanian.
Mengemudi traktor, secara mendasar dibedakan berdasarkan:
1. Mengemudi tanpa gandengan
2. Mengemudi dengan gandengan
3. Mengemudikan berarti mengoperasikan dan mengendalikan alat kendali yang terdiri dari kopling,
rem kaki, rem tangan, roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat kendali tersebut mengatur
penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber tenaga, sehingga didapatkan putaran tertentu
pada roda penggeraknya, kemudian roda setir mengarahkan gerak traktor.
B. Tujuan
Tujuan diadakannya kuliah lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat terjun langsung dalam
menerapkan teori yang didapatkan pada mata kuliah mekanisasi pertanian dan lebih memahami
teknologi pertanian di kehidupan nyata.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal alat alat laboratorium adalah materi yang harus dikuasai oleh seseorang yang
bekerja di laboratorium. Mengenal alat alat laboratorium menjadi mutlak karena setiap praktikum
kita akan mengginakan alat yang berbeda. Fungsi dari masing masing alat tersebut juga harus
diketahui ddengan baik oleh semua mahasisiwa, selain itu juga ada cara kerja dari tiap tiap alat harus
diketahui dengan baik.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian
diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin,
air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi
penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi
mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan
hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai
menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan
hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan
mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas,
kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi
lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia.
Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan
kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai
dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (
Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan
teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana
pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat
dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase,
serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang
belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain
adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga
mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di
lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern
(Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi
pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka
ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa
aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa
yang berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat
pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani tersedianya saprotan
secara local perangsang bagi petani transpotasi selain syarat pokok tersebut juga terdapat syarat
pelancar yaitu pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh
petani perbaikan dan perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian
(Mugniesyah, 2006).
Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah lahan dari
lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun mesin pra pertanian yang dirancang khusus
untuk penanaman hingga pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam
(Wijanto,2002).
Traktor tangan merupakan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari implement
(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya
traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna , karena dapat digunakan untuk tenaga
penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain (Anonim,
2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudian terletak di bawah gigi
persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi kiri
dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan , maka putaran gigi persneleng tidak tersambung
dengan poros roda kanan . Sehingga roda kanan akan berhenti , dan traktor tangan dapat bergerak
maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek disalurkan di
samping roda . Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi,
roda apung (roda sangkar / cage whell) .
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.Bentuk permukaan roda
ban beralur agak dalam untuk mencegah slip . Roda ban dapat meredam getaran , sehingga tidak
merusak jalan – jalan .Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi
akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik bebab berat.
Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah (Mugniesyah, 2006) .
Roda apung ini ada yang lebar. Ukuran roda disesuiakan dengan spesifikasi traktor .Besar
kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup panjang
dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
lebar oleh implement. Pemasangan roda yang cukup lebar juga aka menjaga keseimbangan
traktor.Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor. Aplikasinya dari alat
dan mesin pertanian sangat dipergunakan untuk memudahkan dalam pengerjaannya, khususnya
dalam bidang pertanian.
Berkembangnya teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam pemakaiannya
alsintan juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam kehidupan. Tujuan dari
penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam meningkatkan
produktivitas pada pertanian(Anonim, 2011).
Untuk melaksanakan tugas dengan baik perlu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia yang merupakan ujung tombak transfer teknologi kepada petani tersebut. Dari hasil evaluasi
Program Pendidikan dan Latihan jarak jauh terhadap para PPL dilaporkan terdapat perkembangan
yang positif dalam wawasan pengetahuan , keterampilan serta peningkatan kemampuan pengelolahan
usaha pertanian masyarakat (Siahan,2001).
Penerapan mekanisasi sangat berhubungan dengan kemajuan – kemajuan bidang lain dari
“Agricultural Engenering” dan berbentuk dalam satu atau lebih kombinasi dari bidang – bidang
tersebut. Agricultural Engenering meliputi bidang – bidang Teknik Mesin Budidya Pertanian (Farm
Power and Machinery), Teknik Tanah dan Air (Soil and Water Engenering), Teknik Bangunan Pertanian
(Farm Structures), Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Product Procesing Engenering),
Teknik Pelistrikan Pertanian (Farm Electrification), dan Teknik Pengolahan Pangan (Food Engenering)
(Siahan,2001).
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani yang paling kritis,
bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Data
BPS pada musim tanam 1986/1987 menunjukkan angka susut yang cukup besar yaitu 21,3% dari
seluruh kegiatan (panen sampai penggilingan). Angka susut memang berbeda beda, namun angka
nasional yang ditunjukkan oleh data BPS dapat dipakai sebagai acuan resmi nasional ( Hamilton
dkk,1996).
Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil pertanian yang
biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin pasca panen ini biasanya lebih
mengarah kepembuatan produk yang ingin dihasilkan. Contohnya mesin penghasil sari buah, mesin
pembuat bubuk coklat, mesin pembuat mie, dan sebagainya (Hamilton dkk,1996)
Alat dan mesin yang digunakan dalam pra penen dan pasca panen sangat membantu di dalam
proses pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pada produksi pertanian. Dengan bertambahnya
alat dan mesin yang canggih dapat meningkatkan produksi pertanian untuk kebutuhan konsumen yang
semakin meningkat. Hal ini di pengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk di dunia, sehingga
peningkatan produksi terutama tanaman pangan mendorong para ahli untuk membuat alat yang
modern,agar dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia (Siahan,2001).
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik beratkan
pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia,
bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi
dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu
sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu
memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai
paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah
pendayagunaan hasil pertanian (Wijanto,2002).
Kemajuan para petani ini ditandai oleh banyaknya petani kita yang telah menggunakan saran-
saran para penyuluh dari bidang pertanian tentang bagaimana cara menggunakan mesin perontok
gabah yang baik sehingga menghasilkan hasil komoditi yang sangat baik. Jika dahulunya perontokan
dilakukan dengan cara dibanting dan diijak-injak, sekarang mereka telah beralih menggunakan power
tresher atau biasa kita sebut dengan mesin perontok gabah. Hal ini membuat pekerjaan mereka lebih
mudah dan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Pengolahan gabah merupakan tahap yang
penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar
dilakukan dalam bentuk gabah (Robbin, 2005).
Perontokan dan pengeringan. Perontokan adalah proses memisahkan gabah dari merang
sedangkan pengeringan adalah proses mengurangi kadar air gabah hasil panen untuk keperluan
simpan atau giling, urutan 2 proses ini dapat dibolak-balik. Pada padi hibrida umumnya dirontokkan
dulu lalu dikeringkan/dijemur sedangkan padi varietas local umumnya dikeringkan lalu dirontokkan(
Wijanto, 2002).
Setelah dirontokkan,gabah dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini mengelupaskan
sekam dari gabah. Hasil biji beras yang dikenal dengan Beras Pecah Kulit atau Brown Rice. Biji beras
masih memiliki kulit ari (aleurone dan pericarp). Lapisan kulit ari ini umumnya dikenal dengan istilah
bekatul. Aleurone adalah lapisan protein. Pada saat benih berkecambah, sel aleurone akan memecah
menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dipecahkan oleh embrio aleuron akan mensintesis
enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan. Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji,
sebagai pelindung embrio (Robbin, 2005).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan kulit ari kaya akan kandungan protein,
vitamin, mineral, lemak dan serat. Oleh karena itu, membiasakan mengkonsumsi beras pecah kulit
menjadi lebih sehat dan lebih baik. Akan tetapi, umumnya orang enggan memakannya karena nasi
dari beras pacah kulit lebih keras, walaupun sudah lama dimask sehingga, sulit dikunyah
(Wijanto,2002).
Proses mengelupas kulit ari sehingga diperoleh beras putih bersih. Biji beras yang putih bersih
ini sebagian besar terdiri dari pati. Petani yang menggunakan teknologi di bidang pertanian khususnya
yang menggunakan mesin pertanian haruslah mampu mengetahui biaya-biaya yang ia akan keluarkan
dalam pengolahan lahannya. Seperti pengeluaran untuk bahan bakar mesin,biaya perawatan
mesin,biaya perawatan tanamannya, sampai upah pekerja jika ia menggunakan jasa pekerja. Hal ini
sangatlah penting karena dengan mengetahui seluruh biaya pengeluaran yang telah dikeluarkan
selama pengolahan lahan, maka para petani dapat mengetahui keuntungan yang akan diperolehnya
nanti (Robbin,2005).
Mesin evaporator vakum adalah mesin yang biasa dipakai untuk mengurangi kadar air suatu
bahan yang berbentuk cair. Prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu biasa
diatur sesuai dengan keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga
nutrisi/gizi produk tidak hilang atau rusak. Mesin separator sentrifugal (sentrifus) berfungsi untuk
memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, seperti air dan minyak pada proses pembuatan VCO
(Wijanto,2002).
Beberapa kasus pada pengolahan kakao dan kopi, juga memberikan indikasi, bahwa
penggunaan alat dan mesin untuk sortasi, pengeringan, dan penanganan primer hasil kakao dan kopi
mampu meningkatkan kualitas 10 hasil dan pada akhirnya mengangkat nilai tambah hasil pertanian
Dalam sistem agribisnis yang terbagi dalam empat sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu sampai
pada sub sistem agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran), peran alat dan mesin pertanian
diperlukan(Anonim,2011).
Faktor – faktor pra panen yang diketahui berdampak pada cita rasa produk hortikultura
termasuk lingkungan , praktek budaya , bahan kimia yang digunkan serta faktor unsure hara .
Pengaruh iklim terhadap cita rasa buah dan sayur juga telah banyak dilaporkan. Diketahui bahwa
musim berpengaruh besar terhadap tinngkat kepedesaan pad bawang merah ( Hamilton dkk,1996)
Terdapat banyak faktor pra – panen yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen buah dan
sayur, terutama pengaruhnya terhadap penampakan , kekerasan dan cita rasa. Faktor-faktor biologi
, fisilologi , lingkungan , dan budidaya. Kerusakan – kerusakan yang terjadi selama proses produksi ,
benda – benda asing yang tidak diinginkan yang tercampur pada produk hortikultura dan residu bahan
kimia serta variasi genetic (Anonim, 2011).
Untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) teknologi mekanisasi yang ada di pasar
sebenarnya sudah tersedia cukup dengan suplai yang cukup. Namun demikian, masalah manajemen
sistem mekanisasi menjadi faktor kendala yang perlu diperhatikan, bidang ini tidak banyak mendapat
perhatian sebagai bidang sains dan perekayasaan. Pada masa sekarang dengan keinginan dan
keutuhan untuk menuju ke produktivitas, efisiensi, kualitas dan nilai tambah, sistem
manajemen/sistem enjinering mekanisasi pertanian perlu mendapatkan perhatian bagi
peneliti/perekayasa mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang bergerak di bidang mekanisasi
(Mugniesyah, 2006).
Sebagai contoh dalam tahap penanganan dan pengolahan hasil pertanian, masalah hasil
samping dan limbah perlu mendapat perhatian lebih banyak. Komoditi pertanian mempunyai prospek
baik serta bersifat renewable. Sebagai contoh adalah sabut kelapa dan cangkang sawit dan sekam
padi yang umumnya hanya dibakar. Teknologi pirolis dapat menambah nilai uang limbah dan
dikembalikan lagi kepada usaha tani dalam bentuk yang lain.
Traktor dua roda sering disebut juga sebagai traktor tangan atau hand traktor yang mana
traktor tangan ini menggunakan motor satu silinder dengan daya 5-15 hp, bahan bakar yang digunakan
umumnya solar. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan 4 buah baut pengencang. Motor
dapat digeser kearah depan dan belakang untu memperoleh keseimbangan traktor. Untuk
menghidupkan traktor ini digunakan engkol.
Kerangka pada traktor tanagan berperan sebagai tempat kedudukan motor penggerak , unit
transmisi dan bagian traktor lainnya .ddaya pada motor penggerak disalurkan melalui putaran poros
engkol kekopling utama melalui sabuk V. kopling utama meneruskan daya tersebut kesusunan roda
gigi transmisi untuk menggerakkan poros roda dan poros rotary. Disamping untuk menyalurkan daya,
unit transmisi juga berfungsi untuk mengatur keceptan traktor.
Traktor Dua Roda umumnya digunakan pada lahan yang sempit dan banyak digunakan petani
di Indonesia, karena dapat berputar dengan tajam atau lintasan berputar yang sempit jika
dibandingkan dengan mini traktor Traktor tangan dengan daya yang kecil dapat digunakan pada kebun
yang kecil (Garden Traktor), sperti untuk kebun sayuran orgnik dengan dengan system kelambu.
Traktor roda dua atau traktor tangan juga dapat mengolah tanah yang gembur dan dengan
kelembaban tertentu, dan disesuaikan dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu traktor
roda dua ini dapat dioperasikan pada lahan yang lembab atau basah dan tidak terlalau kering.

Komponen utaman Traktor Dua Roda


Langkah pertama yang harus dipelajari untuk dapat mengoperasikan traktor dua roda ini
adalah mengenal traktor dua roda itu sendiri .Bagian-bagian utama traktor tangan dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tenaga penggerak motor.
2. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga).
3. Tuas kendali.

1. Tenaga penggerak motor.


Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang
menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp,
dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah
baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan
maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran
v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu
juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin
dan minyak tanah menggunakan tali starter.
Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel. Penggunaan motordiesel umumnya lebih murah
baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor
jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal.
2. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga)
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor
lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut
pengencang. Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain
yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling,
gigi persneleng, rantai dan sebagainya. Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui
pully dan vbelt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng
untuk menggerakkan poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng
juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO tenaga
dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary.
3. Tuas kendali/kontrol
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk
mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali. Namun begitu
banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih
mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas
kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun
kemampuan traktor menjadi terbatas.

BAB III

METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Balai Agro Techno Park (ATP) pada tanggal 8 Desember 2012
dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 14.00.
B. Cara Kerja
Traktor
a. Setelah taktor berada di lahan. Nyalakan kontak mesin.
b. Setelah hidup injak kopling dan pindah gigi kanan 2 dan gigi kiri 1.
c. Lepaskan kopling secara perlahan dan jalankan dengan melihat kedepan.
d. Turunkan implement dan jalankan traktor dengan kemudi.
e. Usahakan agar mengemudi dengan mengunakan tangan satu (tangan kiri).
f. Naikan implement apabila traktor terasa berat.
g. Jangan lupa untuk melihat ke belakang untuk melhat hasil pengolahan tapi tetap focus pada bagian
depan yang akan di olah.
h. Setelah traktor samapai pada bagian ujung lahan angkat implement dan belokan traktor dengan
menginjak rem dan membanting kemudi kekiri secara bersamaan lalu injak kopling.
i. Setelah membelok lepaskan kopling secara perlahan dan turunkan implement lanjutkan pengolahan
dan naik turunakan implement sampai pengolahan selesai.
j. Setelah pengolahan selesai naikan implement injak kopling turunkan gigi dan matikan mesin.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Traktor Roda Empat
1. Jenis dan cara pemilihan traktor roda empat
Kebanyakan traktor roda empat yang dipergunakan di Asia Tenggara memiliki tenaga
12hp hingga 80hp, sebagian berpenggerak dua-roda (two-wheel drive), dan beberapa
berpenggerak empat-roda (four-wheel drive). Traktor roda empat banyak dipergunakan di lahan
perkebunan, dan di beberapa negara sudah dipergunakan di lahan sawah.
Enjin (engine) yang dipergunakan pada traktor roda empat kebanyakan enjin diesel multi
silinder berpendingin air, mayoritas adalah enjin 4-tak. Traktor roda empat dilengkapi dengan
pto (power take off), dan dilengkapi juga dengan sistem tiga titik gandeng (three point
hitch/linkage system)
Dalam memilih jenis dan ukuran traktor, hal-hal berikut harus benar-benar diperhatikan:
- Pekerjaan apa yang ingin dilakukan, dan implemen apa yang akan dipergunakan
- Jenis-jenis lahan yang harus dipertimbangkan antara lain: lahan kering (upland field), lahan
sawah, hutan, padang rumput, semak-semak, dll.
- Jam kerja pertahun
- Luas lahan yang akan digarap, jarak antara petak lahan, frekuensi pindah dari satu petak ke
petak lainnya, kondisi kerja dan pindah, kemiringan lahan, dll.
Sebagai contoh, sebaiknya dipergunakan traktor yang besar bila lahannya luas dengan
ukuran petak lahan yang akan diolah besar, dan waktu kerja per tahun juga besar. Namun
demikian, akan lebih efektif menggunakan traktor lebih kecil bila ukuran petak lahannya
kecil. Traktor ukuran kecil juga lebih baik dipergunakan untuk lahan sawah yang ukuran
petaknya lebih kecil. Traktor berpengerak empa-roda lebih baik dipergunakan pada lahan-lahan
dengan tingkat kemiringan tinggi, banyak galengan/tanggul.
Bila akan membajak lahan yang baru dibuka, dimana disana masih terdapat banyak batu dan
tunggul, maka traktor dengan peralatan draft-control akan lebih baik dipergunakan. Jika kita telah
memiliki implemen yang cukup banyak jumlahnya, maka traktor yang harus dipilih adalah yang dapat
digandengkan dengan implen-implemen itu. Jika kita memerlukan lebih dari satu unit traktor, maka
memiliki traktor dengan jenis yang sama atau berbeda, sama-sama memiliki kelebihan dan
kekurangan. Bila jenisnya sama, maka akan lebih mudah memeliharan dan menyediakan suku
cadang, tapi tidak dapat dipergunakan untuk pekerjaan yang sangat bervariasi.

2. Konstruksi dan Fungsi


2.1. Konstruksi dan keutamaan dari traktor roda empat
Traktor roda empat secara mendasar terdiri dari bagian-bagian utama sebagai berikut:
1. Enjin (engine)
2. Alat untuk penyaluran tenaga (power transmission device)
3. Alat untuk bergerak (running device)
4. Alat untuk kemudi (steering device)
5. Alat untuk bekerja (working device)
Secara umum, bila melihat bagian-bagian tersebut, sepertinya tidak ada perbedaan besar
antara traktor dengan mobil pada umumnya. Perbedaan sepertinya hanya ada pada bagian
terakhir yaitu alat untuk bekerja, namun demikian sebenarnya keempat bagian lainnya juga ada
banyak perbedaan. Misalnya bila kita ingin mengubah sebuah truk dimodifikasi menjadi traktor,
maka hal-hal berikut harus dipertimbangkan:
a. Konstruksi traktor sangat kaku di semua bagian
b. Traktor dipergunakan dengan beban berat hampir di seluruh waktu kerjanya
c. Traktor bergrak dengan kecepatan rendah
d. Traktor umumnya bergerak di lahan yang tidak rata
e. Traktor beroperasi pada lahan berdebu dan berlumpur
f. Traksi atau gaya tarik yang kuat diperlukan
g. Ground clearance besar dibutuhkan
h. Rem untuk roda kiri dan kana harus dipisahkan dan bebas, namun bisa disatukan dengan
menggunakan differential lock.
Selain keutamaan tersebut di atas, perlu diperhatikan bahwa traktor harus memiliki
kemampuan menarik dan mengangkat implemen. Oleh sebab itu penyaluran tanaga ke bagian ini
harus tersedia.

2.2. Enjin
Kebanyakan dari traktor roda empat dilengkapi dengan enjin diesel, 4-tak, berpendingin
air. Banyak diantaranya memiliki 2 hingga 6 silinder. Enjin traktor nampak seperti enjin truk atau
bus tetapi dilengkapi dengan governor yang efektif untuk keperluan dapat menjaga putaran konstan
dengan tanpa memandang beban yang diberikan.
Enjin dari sebuah traktor roda empat umumnya dilengkapi dengan:
1) Sistem bahan bakar. Enjin traktor biasanya memiliki sebuah pompa injeksi untuk setiap
silinder. Untuk mengalirkan bahan bakar, diperlukan pompa bahan bakar
2) Sistem pelumasan. Minyak pelumas dialirkan secara paksa oleh pompa minyak pelumas ke berbagai
bagian enjin.
3) Sistem pendingin. Radiator dan kipas pendingin selalu melengkapi enjin yang berpendingin
air. Pompa harus dilengkapi untuk memastikan terjadinya sirkulasi air.
4) Sistem listrik. Ada alat motor starter untuk memutar flywheel yang ditenagai oleh aki (accu). Aki
juga digunakan untuk menyalakan lampu, klakson dan aksesoris lainnya. Aki dicharge oleh generator,
yang selalu berputar bersama putaran enjin.

2.3. Alat untuk penyaluran tenaga


Alat ini berfungsi menyalurkan tenaga dari enjin menuju roda, poros pto, pompa oli untuk
menggerakkan tiga-titik gandeng (thre- point linkage/hitch), dan lain-lainnya, pada berbagai tingkat
kecepatan putaran. Penyaluran tenaga ke roda, mirip dengan yang ada pada mobil, yaitu memiliki
urutan dari enjin – kopling – gigi kecepatan – gigi diffrensial – poros roda. Karena traktor bergerak
dengan kecepatan yang sangat bervariasi, mulai dari 0,3 hingga 10 km/jam di lahan, dan 15 – 24
km/jam di jalan raya, jumlah gigi perubahan kecepatan umumnya bervariasi dari 6 hingga 12, atau
lebih. Gigi differensial dapat dikunci dengan diffrential lock, ini akan membuat kedua roda
penggerak berputar bersamaan bila salah satu roda mengalami slip. Blok enjin dan sistem transmisi
biasanya menjadi satu sebagai badan utama traktor, maka dia dibuat dengan konstruksi yang sangat
kuat

2.4. Alat untuk bergerak


Bagian utama untuk bergerak adalah roda ban. Roda ban traktor ukurannya besar, untuk
memberikan ground clearance yang besar, juga untuk mempermudah gerak pada lahan tidak rata,
dan juga untuk meningkatkan kemampuan traksi. Namun demikian, untuk lebih meningkatkan
kemampuan traksinya, kembang roda ban dibuat lebih tinggi. Demikian juga sering dilengkapi dengan
berat tambahan berupa besi atau penambahan air ke dalam ban.
Namun demikian, pada lahan sawah yang berlumpur, beban yang berat akan malah
menghambar gerak traktor. Oleh sebab itu, traktor untuk lahan sawah biasanya dilengkapi roda
sangkar, untuk mengurangi tekanan kontak.
Rem hanya disediakan pada roda belakang. Rem roda kiri dan kanan dapat dipergunakan
sendiri-sendiri untuk memudahkan belok. Traktor untuk lahan sawah biasanya dilengkapi dengan rem
yang memilik bearing dengan seal kedap air.
Beberapa traktor dengan berpenggerak empat roda memiliki empat buah roda yang sama
besar, dan ada yang memiliki roda depan yang lebih kecil. Traktor yang memiliki empat roda yang
sama besar umumnya memberikan traksi yang lebih besar, tapi lebih sulit untuk dikemudikan
dibandingkan dengan yang roda depannya lebih kecil.

2.5. Alat untuk kemudi

Traktor roda empat umumnya dikemudikan dari ruang kemudi dengan mengendalikan roda
depan melalui roda kemudi (stir), sebagaimana umumnya mobil. Namun ada juga kemudi dilakukan
dengan mengatur roda belakang, seperti traktor buatan Thailand. Gigi differential sangat penting
untuk poros roda penggerak, dan jangan gunakan differential lock saat berbelok.
Sistem power steering digunakan untuk traktor besar. Ini akan membantu memperingan
pengemudian traktor. Saat berbelok, diperlukan juga bantuan rem kiri bila berbelok tajam ke kiri
atau sebaliknya.

2.6. Alat untuk bekerja


Tiga-titik gandeng (three-point hitch) adalah bagian dari traktor yang berfungsi untuk
menggandeng implemen (Gambar 7). Dua buah lower link, kiri dan kanan, mampu bergerak naik yang
dioperasikan oleh tekanan hidrolik, dan bergerak turun oleh gaya gravitasi. Implemen dapat dinaik-
turunkan oleh operator melalui alat ini dari kursi duduk operator. Pada saat mengolah tanah,
implemen pengolahan tanah umumnya diangkat pada saat traktor berbelok. Bila peralatan stasioner,
misalnya alat perontok atau pompa air dioperasikan melalui pemanfaatan poros pto, maka alat-alat
tersebut akan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya apabila alat-alat
tersebut dipasangkan pada tiga-titik gandeng.
Tiga-titik gandeng biasanya dilengkapi dengan alat kendali posisi otomatis (automatic
posisition control device), atau alat kendali draft otomatis (automatic draft control device), atau
keduanya. Yang pertama berfungsi menjaga agar implemen selalu berada pada ketinggian yang telah
diset melalui tuas kendali. Yang kedua digunakan untuk secara otomatis menjaga tahanan tarik yang
tetap, misalkan, dengan secara otomatis menaikkan implemen bila melalui tanah keras atau
halangan, dan jika tanahnya seragam, maka kedalaman pengolahan yang seragam akan dengan mudah
dapat diperoleh.
Tenaga yang disediakan pada poros pto dipergunakan untuk memutar implemen sambil
menariknya seperti kultivator rotari, mower, dll. Dan juga dapat digunakan untuk menggerakkan
peralatan stasioner. Poros pto biasanya terletak di bagian belakang bawah traktor (Gambar
8). Putaran pto bervariasi tergantung jenis traktor, berkisar antara 500 hingga 1500 rpm sesuai
dengan putaran engine. Ada yang putaran pto tidak bergantung pada kecepatan maju traktor (cocok
untuk kultvator rotari, mower, kerja stasioner, dll), ada juga yang sesuai dengan laju traktor (cocok
untuk alat tanam, penyiang, dll).

2. Alat pengeringan
Cara kerja alat pengeringan adalah sebagai berikut:
a) Mula-mula isilah bak pengeringan dengan bahan yang akan dikeringkan secukupnya. Periksalah
kadar air permulaan dengan menggunakan alat pengukur (moisture tester).
b) Hidupkan motor dan jalankan baling-baling kipas angin hingga udara mengalir ke ruang
pengeringan. Pengaliran udara biasa tanpa panas ini sangat diharuskan,terutama bagi biji-bijian yang
baru saaj dipanen. Hal ini dimaksudkan untuk menhilangkan air yang menempel pada biji-bijian
tersebut, sehingga hangusnya bahan oleh udara dari api atau kompor dapat dihindarkan. Selain itu
cara ini dimaksudkan untuk menyeragamkan kondisi bahan sebelum dialiri udara panas. Pada biji-
bijian yang baru saja dipanen dari sawah, pengaliran udara biasa ini berlangsung lebih lama (± 2-3
jam) daripada bahan yang telah mengalami penjemuran sementara.
c) Setelah proses di atas selesai, hidupkanlah alat pemanas. Mula-mula hentikan baling-baling kipas
tanpa mematikan motornya.
d) Alirkan minyak tanah ke piringan pra-pemanas dan kemudian nyalakan dengan korek api.
e) Setelah kompor cukup panas dan nyala api cukup besar, jalankan baling-baling kipas angin agar
udara panas tersedot ,masuk ke ruang pemanasan.
f) Aturlah pemasukan bahan bakar ke kompor dengan menyetel keran pemgeluaran minyak tanah
dari tangkinya. Semakin banyak minyak tanah dialirkan ke kompor, semakin besar nyala api dan
semakin tinggi suhu menunjuk angka 42° untuk benih atau 55°-60° untuk bahan konsumsi.
g) Pertahankan suhu itu sampai ±1 jam atau lebih, sesuai keperluan.
h) Sesudah 1-2 jam pengeringan dengan udara panas, lakukanlah waktu istirahat selama 1-2 jam
pula.
i) Setelah itu, alirkan lagi uadar panas, waktu istirahat, udara panas, waktu istirahat, dan
seterusnya. Dengan cara ini, kerusakan akibat proses pengeringan dapat dihindari.

3. Alat perontokan
Cara kerja alat perontokan adalah sebagai berikut:
a) Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan. Periksalah
posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau berpindah tempat.
b) Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar (rpm)
drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang belum terontok.
c) Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu pemasukan
secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan
seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.
d) Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan yang
masih belum kering. Apabila mesin macet/ slip karena overloading, matikan mesin, bukalah tutup
mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
e) Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi untuk
tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok.
f) Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang masuk
kedalam mesin.
g) Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus harus
segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan gabah bersih
hasil perontokan, bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu
pengeluaran gabah.
h) Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian
dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar tidak
berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama
dan penyakit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini antara lain:
1. Mekanisasi pertanian adalah aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi
pertanian (dalam arti luas) baik on-farm maupun off-farm.
2. Kegiatan mekanisasi pertanian meliputi Penyiapan Lahan, Penanaman,
Perawatan Tanaman Dan Pemupukan, Pemanen, Pasca Panen.
3. Traktor yang digunakan pada praktikum ini merupakan traktor dengan bajak piringan yang biasa
digunakan dalam pengolahan tanah kedua.

B. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah pada saat di lapangan praktikan dapat
memanajemen waktu agar seluruh semua kegiatan dapat diikuti dan diharapkan kepada praktikan
dapat memahami kegunaan alat dan mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
VI. DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1973. Tanah dan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.


Hardjosentono, dkk. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartasapoetra, A.G. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Bina Aksara.
Kawiji dan Supriyono. 1997. Sprayer Pertanian.Solo: Trubus Agriwidya
Musnamar, Effi Ismawati. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Santoso, Hieronymus. 1994. Perontok Biji Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soenarto, R. 1959. Pengairan. Yogyakarta: PT Soeroengan
Sutejo, Mul Mulyani. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka
Umboh, Andry Harits. 1997. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wijayanto.1996. Memilih, Menggunakan dan Merawat Traktor Tangan. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Wisubroto, dkk. 1983. Asas-asas Meteorologi Pertanian. Jakarta Timur: Balai Aksara.

You might also like