You are on page 1of 8

Kanker payudara lebih banyak Pemeriksaan payudara sendiri

ditemukan di negara berkembang dibanding (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara


dengan di negara maju dengan jumlah kasus adalah cara termudah dan termurah mengetahui
883.000 di negara berkembang dan 794.000 di adanya benjolan yang kemungkinan besar
negara maju. Di negara berkembang kanker berkembang menjadi kanker ganas. SADARI
payudara merupakan penyebab kematian pada atau periksa payudara sendiri dengan rutin
wanita sebanyak 324.000 kematian dan merabanya merupakan langkah penting untuk
penyebab kematian kedua di negara maju deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena
dengan jumlah kematian 198.000, pada tahun mudah, murah, cepat, dan efektif untuk
2015 didapatkan 17,5 juta penderita kangker semankin “mengenal” dan menyadari jika
dengan angka kematian sebesar 8,7 juta jiwa terdapat suatu hal yang tidak normal pada
(WHO, 2015). payudara (Summarny, 2002).

Hasil penelitian American Cancer Hasil penelitian yang telah dilakukan


Societymenunjukan,sekitar 1,3 juta wanita oleh Septiani (2012) dengan melakukan
terdiagnosis menderita kanker payudara, dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan
setiap tahunnya 465.000 wanita meninggal menurunkan tingkat kematian akibat kanker
karena payudara (Rasjidi, 2009).Insiden kanker payudara sampai 20%, namun wanita yang
payudara yang sebelumnya banyak menyerang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%).
perempuan paruh baya, kini mulai menjangkiti Hasil penelitian diperoleh data 84,3% tidak
anak muda. Kejadian kanker payudara melakukan SADARI, 51% berusia lebihdari 15
sebanyak 1.677.00 kasus. tahun, sebanyak 98% berpengetahuan baik
tentang SADARI, 52% responden bersikap
International Agency for Research on positif, responden yang terpapar informasi dari
Cancer (IARC) diketahui pada tahun 2012, media massa dan elektronik 19%, sedangkan
terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan untuk dukungan orang tua terhadap responden
8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh lebih dari setengahnya dikategorikan buruk
dunia. Kanker payudara menduduki posisi yang (tidak mendukung) yakni sebanyak 62% dan
tertinggi yaitu sebesar 43,3% kasus baru dan selebihnya sebanyak 38% terkategorikan baik.
12,9% kasus kematian. Dengan kata lain
insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 Data Dinas Kesehatan Propinsi
perempuan di dunia.Laporan dari Western Bengkulu (2015) didapatkan bahwa
Breast Services Alliance, fibroadema umumnya pemeriksaan payudara pada perempuan usia 30-
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 50 tahun yaitu Kabupaten Seluma sebanyak 216
25 tahun. Fakta lain menunjukkan bahwa perempuan (0.91%) Rejang Lebong 433
sekitar 85% kaum wanita menemukan benjolan perempuan (1 %), Muko-muko 498 perempuan
di payudaranya sendiri melalui perabaan. (2%), Lebong 218 (2%) Bengkulu Tengah 409
perempuan (3%) dan kota Bengkulu 326 (1%),
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) berdasarkan data didapatkan bahwa
di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa pemeriksaan terendah didapatkan di Seluma.
kanker payudara menempati urutan pertama
pasien rawat inap 16,85% dan pasien rawat Kabupaten Seluma sekolah yang
jalan 21,69% (Kemenkes, 2010). berdasarkan memiliki jumlah siswa terbanyak terdapat di
hasil penelitian Summarny (2002) menunjukan sekolah SMA N 3 seluma dengan jumlah siswa
prevalensi kasus tumor di Indonesia sebanyak sebanyak 494 orang,dan berdasarkan hasil
5,03 %. Provinsi tertinggi yaitu Yogyakarta survey awal didapatkan 1 orang siswi yang
9,66% dan Jawa Tenggah 8,06%. Penderita mengalami benjolan pada payudara, sekolah
kanker stadium awal akan mempunyai peluang tersebut merupakan sekolah favorit di
hidup sejumlah 100%, pada penderita kanker Kabupaten Seluma, namun saat
stadium dua memiliki peluang hidup sejumlah dilakukansurvey awal tentang keterpaparan
70-80%, pada penderita kanker stadium tiga siswa tentang SADARI hampir 80 % atau 395
mempunyai peluang hidup lebih kecil yaitu siswa menyatakan tidak tahu, dan 20 % atau 99
hanya sebesar 40-20%, sehingga, semakin cepat siswa lagi mengatakan tahu, namun hanya
ditangani, maka peluang untuk hidup dan mendapat informasi dari beberapa media seperti
sembuh juga semakin besar. televisi, handphone, hal ini menjadi suatu
keprihatinan karena SMA N 3 Seluma
merupakan SMA favorit namun berada di
pinggiran kota yang menyebabkan SMA ini dikategorikan baiksebanyak 79 orang (81,4%),
kurang terapar terhadap usaha dalam sedangkanyang dikategorikan kurang ada 6
meningkatkan status kesehatan. orang(6,2%).

Data dari Dinas Kesehatan Penelitian Ahmed (2009) dalam


KabupatenSeluma menunjukkan bahwa dari penelitian Kesadaran dan praktek kanker
216 perempuan yang melakukan pemeriksaan payudara dan pemeriksaan payudara-sendiri di
leher rahim jumlah terbanyak terdapat di air kalangan mahasiswa di Yaman menunjukkan
periukan dengan jumlah 70 atau 32% dengan bahwa mayoritas peserta memiliki tingkat
rincian yang mengalami benjolandi payudara pengetahuan rendah 58,6%, hanya 1,4%
positif sebanyak 5 orang atau 0.7% dan tumor memperoleh tingkat pengetahuantinggi, 95,3%
jinak sebayak 27 orang atau 38, 5%. dari peserta percaya bahwa kangker payudara
adalah penyakit serius, didapatkan bahwa
Hasil penelitian yang telah dilakukan 76,9% dari peserta mendengar tentang
oleh Meryanna R. Simanjuntak (2009) berjudul SADARI, hanya 17,4% dari mereka melakukan
PengaruhPendidikan Kesehatan terhadap SADARI. 55,9% menyebutkan kurangnya
Pengetahuantentang Periksa Payudara Sendiri pengetahuan tentang teknik SADARI.
dengansubjek penelitian mahasiswi
Psikologidenganjumlah sampel 54mahasiswi Upaya deteksi dini kanker payudara
dapat ditarikkesimpulan yaitu sebagai berikut adalah upaya yang dilakukan untuk mengenali
:Pengetahuan tentang Periksa Payudara adanya kanker payudara saat masih berukuran
Sendiripada mahasiswi Psikologi FK UNS kecil dan sebelum sel kanker payudara tersebut
sebelumdiberi pendidikan kesehatan memiliki menyebar, SADARI adalah suatu upaya untuk
rata-ratanilai (mean) 13,63 dan jumlah subjek mengetahui adanya adanya kemungkinan
yangdikategorikan baik sebanyak 28 terkena kanker payudara.
mahasiswi(52%).Pengetahuan tentang Periksa
PayudaraSendiri pada mahasiswi Psikologi FK Pemeriksaan SADARI pada remaja
UNSsetelah diberi pendidikan kesehatan putri merupakan suatu upaya dalam
memilikirata-rata nilai (mean) 17,72 dengan mendeteksi lebih awal adanya kejadian kanker
jumlahsubjek yang dikategorikan baik sebanyak payudara, namun tidak semua remaja putri
30mahasiswi (55%). melakukan SADARI dikarenakan banyak faktor
antaralain pengetahuan yang kurang, sikap yang
Hasil penelitian yang telah dilakukan tidak mendukung bahkan media pun
oleh Dwi Sri Handayani (2008) menunjukkan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
tingkat pengetahuan terbanyak melakukan SADARI (Septiani, 2012)
pengetahuancukup. Sikap terbanyak dari
responden adalah sikap mendukung. Perilaku Menurut Green dalam Notoatmodjo
dariresponden terbanyak perilaku benar. Ada (2003) menemukan tentang teori perilaku
hubungan antara Tingkat pengetahuandengan dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh
perilaku responden dalam melakukan tiga faktor yaitu faktor predisposisi atau faktor
pemeriksaan payudara sendiri danada hubungan pencetus yang meliputi pengetahuan, sikap,
antara Sikap dengan perilaku responden dalam kepercayaan, faktor reinforcing atau faktor
melakukanpemeriksaan payudara pendorong yang meliputi sikap dan perilaku
sendiri. tenaga kesehatan, factor yang terahir faktor
enabling atau factor pendukung yang meliputi
Hasil penelitian yang telah dilakukan sarana dan lokasi kesehatan
olehI Dewa Ayu Rai Suastina (2013)
menunjukkan pengetahuan mahasiswi tentang Intervensi yang baik berupa pelatihan
adanyapengaruh pendidikan kesehatan terhadap dan pemberian informasi pendidikan kesehatan
tingkat pengetahuan siswi tentang sangat diperlukan untuk meningkatkan
SADARIsebagai deteksi dini kanker payudara pengetahuan dan sikap tentang SADARI
diSMA Negeri 1 Manado dengan (Retnowati, 2007). Menurut Notoatmodjo
teridentifikasinya pendidikan kesehatan (2003), perilaku yang didasari oleh
dantingkat pengetahuan serta dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif,
teranalisisnya pengaruh antara pendidikan maka perilaku akan bersifat langgeng,
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh
menunjukkan bahwasebagian siswa yang pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama. Makin tinggi pendidikan,
makin mudah seseorang menerima pengetahuan Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan
(Irmayanti, 2007). Pengetahuan Sebelum dan Setelah
Dilakukan PenyuluhanDi SMAN 3 Seluma
Terbentuknya perilaku dapat terjadi
karena proses kematangan dan dari proses No Variabel N Mean Sd Min Maks
interaksi dengan lingkungan. Perubahan bisa 1 Pre 77 15,80 2,2 12 19
terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang Pengetahuan 8
dinamik serta tidak dapat dielakkan. Di dalam 2 Post 77 18,59 1,5 17 20
Pengetahuan 7
proses pembentukan dan atau perubahan
1
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang 3 Post 77 20,00 1,2 20 20
berasal dari dalam diri itu sendiri. Faktor-faktor Pengetahuan 5
tersebut antara lain: susunan syaraf pusat, 2
persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
nilai rata- rata pengetahuan sebelum dilakukan
penyuluhan adalah 15, 80 dan setelah diberikan
BAHAN DAN CARA KERJA penyuluhan menjadi 18,59 hal ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa
Jenis penelitian ini menggunakan setelah dilakukan penyuluhan tentang SADARI
eksperimen semu (Quasi Eksperimen). di SMAN 3 Seluma sebesar 2, 27, setelah
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dilakukan pengecekan kembali pada post
yang berbentuk one grup pre test-post test pengetahuan ke 2 nilai rata- rata pengetahuan
design yaitu tanpa menggunakan kelompok menjadi 20 hal ini menunjukkan bahwa ada
pembanding atau kelompok control. Dengan peningkatan pengetahuan siswa setelah
tujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan dilakukan penyuluhan tentang SADARI di
sikap dalam pemeriksaan SADARI pada siswi SMAN 3 Seluma sebesar 1,41
SMAN 3 Kabupaten Seluma.
Berdasarkan data diatas juga didapatkan
Variable penelitian penelitian ini dari 77 responden didapatkan nilai minimum
menggunakan 2 variabel yaitu pengetahuan dan pre pengetahuan sebesar 12 menjadi meningkat
sikap siswi SMAN 3 Kabupaten Seluma. pada post pengetahuan setealah dilakukan
Sampel adalah objek yang akan diteliti dan penyuluhan dengan nilai maksimum 20.
dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Dengan asumsi hasil Tabel 2 Distribusi Responden
penelitian suastina (2013) berdasarkan rumus Berdasarkan Sikap Setelah Dilakukan
sampel lamesshow (1997). Penyuluhan Di SMAN 3 Seluma

No Variabel N Mean Sd Min Maks


Analisa univariat pada penelitian ini
1 Pre Sikap 77 24,41 2,28 19 33
(analisa persentase) yaitu analisis yang
dilakukan dengan statistik deskriptif digunakan
2 Post 77 32,07 1,57 27 39
untuk mendapatkan gambaran distribusi Sikap 1
frekuensi serta menggambarkan variabel 3 Post 77 40,00 1,25 40 40
dependen dan independen.Analisa Bivariat Sikap 2
Yaitu analisis untuk melihat pengaruh antara Berdasarkan tabel 4.2menunjukkan nilai
variabel independen (pengetahuan dan sikap) rata- rata sikap sebelum diberikan penyuluhan
dengan variabel dependen (perilaku SADARI). adalah 24,41 hal ini menunjukkan bahwa ada
Analisa data dilakukan dengan uj T- peningkatan Sikap siswa setelah dilakukan
Testmenggunakan komputerisasi, dengan penyuluhan tentang SADARI di SMAN 3
derajat kepercayaan 95 % dengan α : 0.05 Seluma sebesar 7,66, pada pengukuran kembali
dengan keputusan : Jika P ≤ 0.05, maka Ha pada post ke dua didapatkan nilai sikap
diterima dan H0 ditolak, artinya ada bagan 3.1 menjadi 40 hal ini menunjukkan bahwa ada
variabel penelitian.Jika P > 0.05, maka Ha peningkatan sikap siswa setelah dilakukan
ditolak atau H0 diterima, artinya tidak ada penyuluhan tentang SADARI di SMAN 3
bagan 3.1 variabel penelitian Seluma sebesar 7,93

Berdasarkan data diatas juga didapatkan


dari 77 responden didapatkan nilai minimum
HASIL
pre sikap sebesar 19 menjadi meningkat pada
post sikap setealah dilakukan penyuluhan Berdasarkan uji t test didapatkan nilai p
dengan nilai maksimum 40.
(0,00) untuk perbedaan nilai post pengetahuan 1
Tabel 3 Keputusan Pelaksanaan
Tindakan SADARI sebelum dan Setelah dengan post pengetahuan 2 dengan nilai 95%
Dilakukan Penyuluhan Di SMAN 3 Seluma
CI (1,77 s/d 1,20) artinya terdapat pengaruh
No Variabel Keputusan SADARI
penyuluhan terhadap nilai pengetahuan pada
Ya Tidak
siswa SMAN 3 seluma.
1 Pre Test 0 (0%) 77 (100%)
Tabel 5. Perbedaan Sikap Siswi
2 Post 53 (68%) 24 (32%)
Test 1 SMAN 3 Seluma Sebelum Dan Setelah
3 Post 77(100%) 0(0%)
Test 2 Dilakukan Penyuluhan Tentang SADARI
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
sebelum dilakukan penyuluhan keputusan
untuk melakukan SADARI 0% setelah ⌂Mean 95%
Variabel Mean Sd P
dilakukan penyuluhan pada post 1 keputusan CI
Pre -7,66
untuk melakukan SADARI menjadi 53 (68%) 24,41 3,43
Sikap 8,6 s/d
dan post ke 2 menjadi 77 (100%). 0,000
Post 6,7
32,07 4,17
Sikap
Tabel 4. Perbedaan Pengetahuan
-7,92 8,86 0,000
Siswi SMAN 3 Seluma sebelum dan setelah Post
40 4,17 s/d
dilakukan penyuluhan tentang SADARI sikap 2
6,97
P
Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa
Variabel Mean Sd mean 95% CI

-2,27 terdapat perbedaan Sikap siswi SMAN 3


Pre Pengetahuan 15,80 2,28
3,164 s/d 2,41 0,000 Seluma sebelum dilakukan penyuluhan adalah
Post Pengetahuan1 18,59 1,57
24,41 dan sesudah dilakukan penyuluhan
-1,49
Post pengetahuan 2 20,00 0,00 1,77 s/d 1,20 0,000 tentang SADARI adalah 32,07 dengan nilai

Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa P(0,000) dengan 95% CI (8,6 s/d 6,7)

terdapat perbedaan Pengetahuan siswi SMAN 3


Berdasarkan hasil uji t test didapatkan
Seluma sebelum 15,80 dan sesudah dilakukan
nilai p :0,000 yang mana nilai ini lebih besar
penyuluhan tentang SADARI adalah 18,59
dari nilai αyang artinya terdapat pengaruh
dengan nilai P(0,000) dengan 95% CI (3,164
penyuluhan terhadap nilai Sikap pada siswa
s/d 2.41).
SMAN 3 seluma

Berdasarkan hasil uji t test didapatkan


Berdasarkan uji t test didapatkan nilai p
nilai p :0,000 yang mana nilai ini lebih besar
(0,00) untuk perbedaan nilai post sikap 1
dari nilai αyang artinya terdapat pengaruh
dengan post sikap2 dengan nilai 95% CI (8,86
penyuluhan terhadap nilai pengetahuan pada
s/d 6,97) artinya terdapat pengaruh penyuluhan
siswa SMAN 3 seluma.
terhadap nilai sikap pada siswa SMAN 3

Seluma
PEMBAHASAN Simanjuntak (2009) menyatakan pengetahuan
tentang Periksa Payudara Sendiri pada
a) Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan mahasiswi Psikologi FK UNS sebelum diberi
Setelah dilakukan Penyuluhan SADARI pendidikan kesehatan memiliki rata-rata nilai
Berdasarkan hasil analisa didapatkan (mean) 13,63 dan jumlah subjek yang
didapatkan bahwa terdapat perbedaan dikategorikan baik sebanyak 28 mahasiswi
Pengetahuan siswi SMAN 3 Seluma sebelum (52%). Setelah diberi pendidikan kesehatan
dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang memiliki rata-rata nilai (mean) 17,72 dengan
SADARI dengan nilai P(0,000) dengan P<α jumlah subjek yang dikategorikan baik
artinya terdapat perbedaan pengetahuan sebanyak 30 mahasiswi (55%).
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan Hal ini didukung pula dengan penelitian
SADARI yang dilakukan oleh Dwi Sri Handayani
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa mayoritas responden
rat- rata nilai pengetahun dari pre penyuluhan dikategorikan berpengetahuan cukup terhadap
ke post 1 meningkat dari niali terendah pada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu
soal no 18 dengan persentasi kebenaran 25 % sebanyak 78 responden (83,3%) dari 90
menjadi 81,8% pada nilai post 2 hal ini responden.
dikarenakan telah diberikan penyuluhan dan Hasil penelitian diatas juga sesuai
praktek dalam melakukan sadari, nilai dengan tinjauan teori yang menyebutkan bahwa
pengetahuan menjadi semakin meningkat pada berdasarkan pengalaman dan penelitian,
post 3 menjadi 100 % hal ini dimungkinkan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
karena peserta telah diberikan penyuluhan serta lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
modul tentang sadari sehingga peserta dapat didasari oleh pengetahuan yang merupakan
lebih memahami tentang SADARI dari modul hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
yang diberikan melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
Berdasarkan hasil analisis prioritas soal tertentu. Indikator pengetahuan tentang kanker
didapatkan didapatkan soal yang sangat payudara diantaranya yaitu mempunyai
mempengaruhi tindakan SADARI dari kemampuan menjelaskan tentang kanker
responden ada pada no 11 tentang kapan payudara, memiliki kemampuan memberikan
seorang remaja putri harus melakukan contoh tanda dan gejala kanker payudara,
SADARI,soal no 17 tentang perubahan bentuk memiliki kemampuan untuk berperilaku baik
yang oerhatikan saat dilakukan SADARI dan sesuai pola hidup sehat, mempunyai
no 20 tentang kelaianan yang ditemukan saat kemampuan menganalisis faktor – faktor risiko
melakukan perabaan dengan jari-jari tangan kanker payudara, mempunyai kemampuan
pada payudara. Hal ini memfokuskan tentang menghubungkan antara gejala dan
pengetahuan SADARI yang akan membantu pengobatan/pencegahan, mempunyai
peserta dalam pelaksanaan praktik SADARI. kemampuan menilai tanda – tanda kanker
payudara sehingga seseorang dapat melakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pencegahan terhadap kanker payudara
dilakukan oleh Suastina (2013) menunjukkan
pengetahuan mahasiswi tentang adanya Berdasarkan teori transtheotrical model
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap yang dikenalkan oleh james (1994) menyatakan
tingkat pengetahuan siswi tentang SADARI bahwa sesorang dapat dinyatakan berhasil
sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA mengadopsi sesuatu baik berupa penyuluhan
Negeri 1 Manado dengan teridentifikasinya dan praktik jika seseorang telah melalui lima
pendidikan kesehatan dan tingkat pengetahuan tahap meliputi pra perenungan
serta dengan teranalisisnya pengaruh antara (precontemplation), perenungan
pendidikan kesehatan terhadap tingkat (contemplation)persiapan (preparation), aksi
pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian (action) dan pemeliharaan ( Maintenance) hal
siswa yang dikategorikan baik sebanyak 79 ini menunjukkan dalam penelitian ini siswi
orang (81,4%), sedangkan yang dikategorikan telah melalui lima tahap tersebut dengan tetap
kurang ada 6 orang (6,2%). melakukan pemeriksaan SADARI setelah 2
minggu dilakukan penyuluhan tentang
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil SADARI.
penelitian yang telah dilakukan oleh
Sesuai hasil Sarbani (2008) bahwa Pedan Klaten”menunjukan bahwa mayoritas
pengetahuan biasa didapat dengan cara responden dikategorikan berpengetahuan cukup
mendengarkan, melihat, merasa dan sebagainya terhadap pemeriksaan payudara sendiri
yang merupukan bagian dari indra manusia. (SADARI) yaitu sebanyak 78 responden
Pengindraan yang buruk akan mengurangi (83,3%) dari 90 responden.
pemahaman terhadap suatu objek atau
informasi. Pengetahuan juga sangat erat dengan Hal ini sejalan dengan penelitian
sikap, semakin tinggi pendidikan dan Yuniarti (2005) pada perawat wanita di RS.
pengetahuan akan sangat mempengaruhi sikap Dharmais menyatakan bahwa ada hubungan
dan perilaku. Dalam penelitian ini dapat di yang bermakna antara umur dengan perilaku
simpulakn bahwa pengetahuan dan sikap sangat deteksi dini, begitu pula dengan
berpengaru dalam pemeriksaan SADARI penelitian Imeldyanti (2010) pada siswa
tentang kanker payudara terhadap siswa putri. SMUN 2 Pasar Kemis menyatakan terdapat
hubungan yang bermakna antara umur dengan
b) Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah perilaku deteksi dini kanker payudara.
dilakukan Penyuluhan SADARI
Sesuai kutipan Notoatmodjo (2003)
Berdasarkan hasil penelitian diatas menyatkan bahwa sikap merupakan bahwa
didapatkan perbedaan Sikap siswi SMAN 3 merupakan kesiapan atau kesedian untuk
Seluma sebelum dan sesudah dilakukan bertindak sehingga pelaksana motorik berasal
penyuluhan tentang SADARI dengan nilai dari pengetahuan yang di miliki. Sehingga
P(0,000) dengan 95% CI (8,6 s/d 6,7) sehingga dalam penelitian ini peneliti dapat disimpulkan
P<α artinya terdapat perbedaan Sikap sebelum bahwa suatu perilaku atau sikap sangat
dan setelah dilakukan penyuluhan SADARI. berpengaruh dengan pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
rata- rata nilai sikap dari pre penyuluhan ke pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi
post 1 meningkat dari niali terendah pada soal memegang peranan penting
no 5 dengan persentasi kebenaran 16,6 % (Notoatmodjo,2005).
menjadi 61,7% pada nilai post 2 hal ini
dikarenakan telah diberikan penyuluhan dan c) Keputusan peserta dalam melakukan
praktek dalam melakukan sadari dan ada SADARI
beberapa peserta yang mau mencoba dana da Berdasarkan hasil analisismenunjukkan
yang tidak bersedia mencoba melakukan sebelum dilakukan penyuluhan keputusan
SADARI yang mungkin dikarenakan malu, untuk melakukan SADARI 0% hal ini
namun nilai menjadi semakin meningkat pada dikarenakan sisiwa belum mengerti dan belum
post 3 menjadi 100 % hal ini dimungkinkan terpapar tentang SADARI baik pengetahuan
karena peserta telah diberikan modul tentang dan tindakan melakukan SADARI namun
sadari sehingga peserta dapat lebih memahami setelah dilakukan penyuluhan pada post 1
tentang SADARI dari modul yang diberikan keputusan untuk melakukan SADARI
serta peserta diberikan waktu 2 minggu untuk meningkat menjadi 53 (68%) para siswa mulai
dapat mencoba melakukan prakti sendiri dalam mengetahui apa itu SADARI dan sudah
melakukan SADARI di rumah. mengetahui cara melakukan SADARI dan ada
Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa responden yang mencoba melakukan
tinjauan teori bahwa perilaku SADARI yang atau mempraktekkan pemeriksaan SADARI di
termasuk dalam perilaku kesehatan, depan kelas, dan post ke 2 menjadi 77 (100%)
dipengaruhi oleh faktor keturunan dan hal ini siswa sudah dibekali buku saku dan cara
lingkungan yang bermula dari pemikiran atas melakukan SADARI serta siswa diberikan
dasar pengetahuan hingga pada akhirnya waktu selama 2 minggu untuk mencoba
muncul dalam perilaku (Purwanto, 2009). melakukannya dirumah dan memahami
SADARI melalui buku Saku yang diberikan.
Hal ini didukung pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Sri Handayani dengan KESIMPULAN
judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dan Sikap dengan Perilaku Para Wanita Dewasa sebagaimana yang telah di uraika pada bab
Awal Dalam Melakukan Pemeriksaan Payudara sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
Sendiri Di Kelurahan Kalangan Kecamatan Hampir seluruh responden adalah tidak
memiliki riwayat penyakit kanker payudara, Johns Hapkins University: Mayfield Publishing
Terdapat perbedaan Sikap siswi SMAN 3 Company
Seluma sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan tentang SADARI. Terdapat
perbedaan Pengetahuan siswi SMAN 3 Seluma Irmayati. 2007. Pentinya Pengetahuan. Jakarta :
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Kawan Pustaka
tentang SADARI. Terdapat perbedaan
Pengetahuan siswi SMAN 3 Seluma sebelum
dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang Mardiana. 2009. Problematika Dan Perawatan
Payudara. Kawan Pustaka : Depok
SADARI

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2010. Memeriksa Payudara Sendiri.
Ahmed. N.U: Fort, J.G : Fair, L.M: Samenya, Artikel Majalah Female Kompas Edisi Agustus.
K; and Habr, G.2009. Breast Cancer
Knowladge and barriers to mammography in a
law income mananged care population. Journal
of Cancet Education 24: 261-266 Mulyani dan Olfah, dkk. 2013. Gejala-Gejala
dan pencegahan Kanker Payudara. Yogyakarta:
Paradigma Indonesia.

American Cancer Society. 2015. Cancer Facts


For Woman. http;//www.cancer.org diakses
pada 02 November 2016. Nisman. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara.
Yogyakarta: Buku Biru.

Allport .1954. Pengantar Perilaku Manusia


Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC Notoatmodjo. 2003.Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku dan Sikap. Jakarta: Rineka cipta

Alimul. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif


dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo. 2007. Pentingnya Pengetahuan
Dalam Menghadapi Kemajuan Teknologi.
Jakarta : Rhineka Cipta

Azwar. 2007. Teori Perilaku, Pengetahuan,dan


Sikap Manusia, Yogyakarta: Nuha medika
Olfah, Y., Mendri, N. K., & Badi'ah, A. 2013.
Kanker Payudara & SADARI. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Profil Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Bidang Pemberantasan Penyakit Tidak
Menular. Purwoastuti, E. 2008. Kanker Payudara
(Pencegahan & Deteksi Dini). Yogyakarta:
Kanisius

Depkes. 2002. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Rasjidi.2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Cetakan
I. Makassar : FakultasKesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2015.
Laporan Kasus Penyakit Tidak Menular Tahun
2015
Rasjidi, I. 2007. Kemoterapi Kanker
Ginekologi dalam Praktik Sehari-hari. Jakarta:
CV Sagung Seto.
Gochman,2010 .Pengantar Perilaku Manusia
Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Retnowati. 2007. Faktor Yang Mempengaruhui
SADARI. Jakarta: Rhineka Cipta
Green, W, Lawrence.et.al. 1980. Helath
Education Planing A Diagnostik Approach, The
Sarwono. 2004.Dasar-Dasas Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka cipta

Setiati. 2009. Kanker Payudara yang Penting


dan Perlu Diketahui. Jakarta:Jurnal Kedokteran.

Septiani. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan


Deteksi Dini (SADARI) Dengan Keterlambatan
Penderita Kanker Payudara Melakukan
Pemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan. (S1), Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). 2007.


Kejadian Kanker Payudara. http ://www.antara
news.com/berita/1265254914/Kejadian-
Kanker-Payudara-Masih tinggi.

WHO (2012). Insiden Kanker Payudara.


http;//www.WHO.go.org diakses pada 1
november 2016

You might also like