Professional Documents
Culture Documents
Abstract
A. PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan dan satuan pendidikan. Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa
kualitas pendidikan kita masih rendah, hal ini terlihat jika dibandingkan dengan
negara lain. Laporan UNESCO November 2010, menyebutkan peringkat
Indonesia di bidang pendidikan turun dari peringkat 58 ke 68 dari 130 negara.
Sedangkan Negara tetangga Malaysia yang merdeka lebih muda dari Indonesia
Persepsi mutu bagi peserta didik yang paling utama adalah kepuasan.
Dimensi mutu dari seorang guru/dosen adalah kelengkapan peralatan, sarana
penunjang mengajar dan metode mengajar serta hasil proses belajar mengajar.
Menurut pandangan Umaedi (1999:7) dalam konteks pendidikan pengertian mutu
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan,
yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau
psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah,
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber belajar lainnya serta
penciptaan suasana belajar yang kondusif.
mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin.
Definisi yang dikemukakan oleh Ishikawa di atas merupakan pemikiran baru
tentang quality control. Menurut pengertian di atas nampak bahwa pengendalian
mutu itu mencakup keseluruhan proses atau kegiatan dalam memproduksi atau
menghasilkan produk dan jasa yaitu sejak proses pengembangan produk baru
sampai produk itu digunakan oleh pelanggan secara memuaskan. Sejalan dengan
konsep pengendalian mutu di atas, pengendalian terhadap mutu pendidikan
memang menyangkut unsure input, proses dan output. Konsep mutu pendidikan
dapat dilihat dari unsur input, proses dan output, karena pengendalian mutu
pendidikan lebih difokuskan pada tahapan dari program.
Kepala Sekolah dapat merencanakan dan melakukan pengendalian mutu
pendidikan sejak inoput siswa masuk, kemudian dididik di sekolah hingga
menjadi lulusan dari sekolah. Perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi
diperlukan agar para pimpinan seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
kepala tata usaha, serta pimpinan unit lainnya dapat melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan dengan baik. Selain itu, dalam pengendalian
membutuhkan adanya struktur yang jelas, artinya siapa yang bertanggung jawab
terhadap penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan apa yang perlu
diberikan dan oleh siapan tindakan perbaikan itu dilakukan. Kegiatan
pengendalian mutu mencakup metoda secara umum seperti pemeriksaan yang
akurat terhadap data yang diperoleh dan diolah dengan menggunakan prosedur
yang standar yang ditetapkan.
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Sedangkan pasal 58 menegaskan tentang
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program
pendidikan dilakukan olehlembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistemik untukmenilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Standar mutu pendidikan secara nasional diartikan sebagai sebagai kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. Standar
mutu pendidikan selanjutnya disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP), dengan
lingkup meliputi:
1. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
2. Standar Manajerial
a. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
c. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan
d. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
G. KESIMPULAN
Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen. Kegiatan ini
dilakukan untuk menilai dan memberikan perbaikan-perbaikan terhadap kinerja
guru atau personil lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan untuk menjamin
bahwa kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan pengendalian adalah untuk melakukan pengukuran dan perbaikan agar apa
yang telah direncanakan dapat tercapai secara optimal. Sesuai dengan konsep
mutu dalam pendidikan yang mneliputi unsure input-proses-output. Maka
pengendalian terhadap mutu pendidikan juga diarahkan pada aspek input, proses
dan output. Secara lebih rinci pengendalian terhadap mutu pendidikan ditujukan
pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid dan aspek manajemen
sekolah yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya dan dana pendidikan
seperti: personil, siswa, sarana dan fasilitas, biaya dan kerjasama sekolah dengan
masyarakat. Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan
kompetensi siswa secara optimal. Pengendalaian merupakan suatu proses
sistematis, yang terdiri dari merencanakan (menyusun tujuan dan standar
performansi), pengyukuran performansi nyata, membandingkan performansi dan
melakukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA