You are on page 1of 21

TUGAS MID SEMSETER

TUGAS MATA KULIAH PRINSIP ILMU EKONOMI


Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Pasca Sarjana
pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh
Yudi Arista Yulanda
NIM. 03042681721006

Dosen
Dr. Anna Yulianita, SE, MSi

PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

2017
1. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani asal kata ‘oikosnamos’ atau oikonomia’
yang artinya ‘manajemen urusan rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan administrasi
pendapatan. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan
kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama,
tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa
yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua,
tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua
inilah menurut Lipsey yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu
kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak
terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pemuas kebutuhan
sifatnya langka ataupun terbatas.
Ilmu ekonomi juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Walaupun
kita ketahui dalam ilmu ini telah digunakan pendekatan-pendekatan kuantitatif-matematis,
tetapi pendekatan-pendekatan tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan-
keterbatasannya yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu sosial.
Keterbatasan tersebut adalah (1) Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat
dilokalisasikan, sebagai akibatnya kesimpulan atau generalisasi yang diambilnya bersifat
kontekstual (akan terikat oleh ruang dan waktu. (2) Dalam ilmu ekonomi manusia selain
berkedudukan sebagai subjek yang menyelidiki, juga objek yang diselidiki. Oleh karena itu
hasil penyelidikannya yang berupa kesimpulan ataupun generalisasi, tidak dapat bersifat
mutlak, di mana unsure-unsur subjeknya akan mewarnai kesimpulan tersebut. (3) Tidak ada
laboratorium untuk mengadakan percobaan-percobaan. Sebagai akibatnya ramalan-ramalan
ekonomi sering kurang tepat. (4) Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian saja dari
seluruh program aktivitas di suatu negara. Oleh karena itu apa yang direncanakan (exante)
dan kenyataannya (ex-post) sering tidak sejalan.
Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasannya tersebut, maka sebagai akibatnya
sifat keberlakuan generalisasinya yang berupa dalil-dalil atau hukumhukum dan teori-
teorinya akan tergantung kepada konteks ruang dan waktu serta tidak mutlak. Jadi sifat
keberlakuan dalil-dalil atau hokum-hukumnya adalah bersyarat. Yaitu bila yang lainnya tidak
berubah Syarat ini bisa disebut juga dengan “Cateris Paribus”.
Ditinjau dari ruang-lingkup/cakupannya, ilmu ekonomi juga dapat dibedakan atas
makroekonomi dan mikroekonomi. Istilah ”makroekonomi” itu sendiri untuk pertama kali
diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, untuk diterapkan pada studi mengenai
hubungan antar agregat ekonomi yang bersifat luas, seperti; pendapatan nasional, inflasi,
pengangguran agregat, neraca pembayaaran. Dalam hal ini instrumen kebijakan
makroekonomi adalah moneter dan fiskal. Kebijakan moneter dilaksanakan oleh bank sentral,
sebagai contoh oleh Bank Indonesia. Ketat/tidaknya kebijakan ini dapat diukur dari tingkat
suku bunga riil (yaitu suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi) atau melalui
pertunbuhanpenawaran uang (yang didefinisikan secara berbeda-beda). Salah satu
keuntungan kebijakan moneter sebagai alat untuk mempengaruhi perekonomian adalah
berbeda dari kebijakan fiskal. Sedangkan kebijakan fiskal adalah perpajakan dan
pembelanjaan masyarakat yang dikontrol oleh pemerintah yang tunduk pada
ketentuanketentuan yang telah mendapat engesahan dari badan legislatif.
Ini sangat berbeda dengan studi mengenai unit-unit pengambilan keputusan individual
dalam perekonomian seperti rumah tangga, pekerja dan perusahaan, yang secara umum
dikenal dengan sebutan mikroekonomi. Terdapat enam topik yang sering dipresentasikan
dalam ekonomi mikro, yakni; (1) teori perilaku konsumen, (2) teori pertukaran, (3) teori
produksi dan biaya, (4) teori perusahaan, (5) teori distribusi, dan (6) teori ekonomi
kesejahteraan. Tema umum yang mendasari semua topik tersebut adalah upaya dari para
aktor individual untuk meraih suatu posisi yang optimal, dengan nilai-nilai parameter yang
membatasi pilihan mereka. Para konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasan (atau
kegunaan), sesuai dengan selera, pendapatan mereka dan harga barang-barang; perusahaan
berusaha memaksimalkan laba mereka, dan ini berarti bahwa dengan tingkat output
berapapun diproduksi dengan biaya terendah. Syarat-syarat maksimalisasi tersirat dalam
istilah ekualitas marjinal (marginal revenue) sama dengan biaya mrginal (marginal cost).
Beberapa konsep dalam ilmu ekonomi yang menjadi dalasr dari ilmu ekonomi adalah;
(1) skarsitas, (2) produksi, (3) konsumsi, (4) investasi, (5) pasar, (6) uang, (7) letter of credit
(LC), (8) neraca pembayaran, (9) bank atau perbankan, (10) koperasi, (11) kebutuhan dasar,
(12) kewiusahaan, (13) perpajakan (14) periklanan (15) perseroan terbatas, (16) laba (17)
Kurs atau nilai tukar.
2. Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan
harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva
permintaan.
Pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan
terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini disebut sebagai Hukum permintaan. Beberapa
hal yang menjadi kesimpulan dari Hukum Permintaan adalah bahwa (1) Apabila harga suatu
barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan
menambah pembelian terhadap barang tersebut. (2) Kenaikan harga menyebabkan
pendapatan riil konsumsn berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian,
terutama barang yang akan naik harganya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah :
a. Harga produk. Konsumen mau dan mampu membeli produk dengan jumlah yang
banyak pada tingkat harga yang lebih rendah.
b. Harga produk lain yang berhubungan. Perubahan harga produk lain yang memiliki
hubungan saling mengganti mempengaruhi permintaan pasar produk dengan arah yang
berlawanan.
c. Penghasilan Konsumen. Kenaikan penghasilahn konsumen mengakibatkan daya beli
konsumen meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan pasar terhadap
barang produk.
d. Selera dan preferensi Konsumen. Peningkatan selera dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk akan meningkatkan permintaan pasar terhadap produk tersebut.
e. Harapan. Konsumen mempunyai harapan bahwa masa yang akan datang akan terjadi
kenaikan harga, atau kenaikan pendapatan konsumen, atau kelangkaan produk tersebut
dipasar akan mendorong konsumen membeli produk tersebut akan lebih banyak.
f. Jumlah konsumen. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan
individual. Dengan demikian, semakin banyak konsumen, akan jumlah permintaan pasar
terhadap barang produk tersebut akan semakin banyak pula.
3. Teori Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut ditawarkan pada penjual. Hukum
penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin
banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya semakin
rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Adanya permintaan masyarakat terhadap suatu barang belum memenuhi syarat
terjadinya transaksi di dalam pasar, maka perlu adanya penawaran dari produsen / penjual.
Keinginan para penjual dalam menawarkan barang ada berbagai tingkat harga ditentukan
oleh beberapa factor penting, yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga-harga barang lain
Barang subtitusi maupun complementer akan mempengaruhi suatu barang yang
dibutuhkan masyarakat. Jika harga barang import naik masyarakat cenderung untuk
membeli barang buatan dalam negeri. Sehingga mendorong produsen dalam negeri untuk
menambah produksinya, maka penawaran harga tersebut meningkat.
c. Biaya produksi
Jika biaya untuk memperoleh faktor produksi tinggi, maka perusahaan akan rugi,
bahkan akan menutup perusahaannya, sehingga barang yang diproduksinya akan menurun.
d. Tujuan perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai tujuan memeksimumkan keuntungan, sehingga
perusahaan menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi menggunakan
pada tinggkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungan sehingga penawaran akan
kecil.
e. Tingkat produksi yang digunakan
Kemajuan teknologi akan mengakibatkan (1) Produksi akan bertambah cepat (2)
Biaya produksi semakin rendah, keuntungan akan bertambah. Dengan demikian kemajuan
teknologi cenderung menaikan penawaran.
4. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan
kuantitas permintaan suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga. Berikut ini disajikan
contoh kasus perubahan dua kurva penawaran sebagai akibat dari perubahan harga.

Dengan permintaan yang agak landai, pergreseran kurva penawaran (supply curve)
menyebabkan perubahan harga yang sedikit dan perubahan kuantitas yang lebih besar.
Perusahaan dapat meningkatkan produksi dan penjualan dengan terjadinya perubahan harga.
Dengan permintaan yang agak curam, pergreseran kurva penawaran (supply curve)
menyebabkan perubahan harga yang besar dan perubahan kuantitas yang lebih kecil.
Perusahaan tidak mungkin meningkatkan produksi dan penjualan dengan terjadinya
perubahan harga, karena hasil penjualannya
Jenis permintaan berdasarkan nilai elastisitas :
a. Permintaan elastis tidak sempurna (elastisitas bernilai nol) yaitu perubahan harga
tidak merubah permintaan barang.. Contoh Perusahaan yang memonopoli air.

b. Permintaan elastis sempurna (elastisitas bernilai tak hingga) menggambarkan produk


yang sangat peka terhadap perubahan harga. Contoh Perusahaan yang bersaing secara
ketat seperti pengecer.
c. Permintaan elastis uniter (elastisitas bernilai satu) menggambarkan harga dan
kuantitas produk yang diminta berubah dalam persentase yang sama dan saling
mengkompensasi.

d. Permintaan tidak elastis (elastisitas bernilai < 1) menggambarkan perubahan harga


yang menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih kecil.

e. Permintaan elastis (elastisitas bernilai > 1) menggambarkan perubahan harga yang


menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih besar.
5. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas
penawaran suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
 Sifat perubahan biaya produksi
Penawaran yang tidak elastis, jika kenaikan penawaran (supply) dilakukan dengan
biaya produksi yang sangat tinggi.
 Jangka waktu analisis penawaran
Analisis penawaran terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama
menjadikan penawaran terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena perusahaan dapat
melakukan perubahan baik harga, disain produk dan sebagainya.
Jenis elastisitas penawaran :
a. Penawaran elastisitas sempurna, terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan
sumbu horisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan). (E=~)

b. Penawaran elastisitas tidak sempurna Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana


perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva
penawaran sejajar dengan sumbu vertikal Y atau P (tingkat harga). (E=0)

c. Penawaran dengan elastisitas uniter, terjadi ketika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran. (E=1)
d. Penawaran tidak elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan penawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif
terhadap perubahan harga. (E<1)

e. Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar. (E>1)
6. Teori Perilaku Konsumen (TU dan MU)
Untuk memahami mengenai perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum
permintaan, digunakan dua pendekatan, salah satunya adalah Pedekatan marginal utility
(kardinal). Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang
diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti
rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama
pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan
total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan
menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.
Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan
jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
Berikut ini adalah perbedaan antara kepuasan total dan kepuasan tambahan yang
diperoleh konsumen saat mengkonsumsi barang yang disajikan lewat contoh numerik dan
gambar :

Bentuk dari kurva MU dan TU adalah seperti digambarkan berikut ini:


Semua konsumen akan berusaha mencapai kepuasan maksimum dari barang-barang yang
dikonsumsinya. Namun, permasalahan timbul bila konsumen mengkonsumsi barang dalam
jumlah banyak dengan harga yang berbeda-beda. Kepuasan maksimum terjadi apabila alokasi
pengeluaran pada komoditi-komoditi terjadi pada saat kepuasan setiap rupiah terakhir yang
dikeluarkan adalah sama.
Sebagai contoh, jika seorang konsumen memiliki dana Rp. 12 untuk membeli dua
macam barang yaitu barang A dengan harga Rp. 2/unit dan barang B dengan harga Rp. 1/unit.
Besarnya kepuasan total (TU) maupun kepuasan tambahan (MU) ditunjukkan pada tabel di
bawah ini. Berapakah jumlah barang A dan B yang dapat dibeli oleh konsumen agar
kepuasannya maksimum?

Sehingga dapat diperoleh kombinasi yang paling memuaskan yaitu jika konsumen
membeli barang A sebanyak 3 unit dan barang B sebanyak 6 unit yang sesuai dengan uang
yang dibelanjakan yaitu Rp. 12.
7. Teori Perilaku Konsumen (IC dan BL)
Untuk memahami mengenai perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum
permintaan, digunakan dua pendekatan, salah satunya adalah Pedekatan Pendekatan
indifference curve (ordinal). Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu
meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan
kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut.
Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva
indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titiktitik kombinasi dua barang yang
memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva
indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni:
a. Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan
dalam bentuk peta indiferensi
b. Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu
c. Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum
d. Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi

Kurva indiferensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri umum sebagai berikut:


a. Memiliki kemiringan yang negatif, Bila jumlah suatu barang dikurangi maka jumlah
barang yang lain harus ditambah agar dapat memperoleh tingkat kepuasan yang sama.
b. Tidak dapat berpotongan, Perpotongan antara dua kurva indiferensi tidak mungkin
terjadi.
c. Cembung terhadap titik origin
Salah satu syarat yang dibutuhkan agar seorang konsumen dapat mengkonsumsi
barang dan jasa adalah memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Daya beli seorang
konsumen dalam melakukan permintaan terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh: a)
pendapatan yang dimiliki dan b) harga barang yang diinginkan. Budget Line Adalah garis
yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan/anggaran
tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yg
terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran (Budget Line).
8. Struktur Pasar
Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada
sisi permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan pasar
adalah penjumlahan dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali. Namun pada
sisi penawarannya, jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat banyak sampai jumlah
yang sedikit, bahkan hanya satu penjual. Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar
output dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual
sangat banyak.
b. Pasar Monopoli : pasar dengan hanya satu penjual.
c. Pasar Oligopoli : pasar dengan jumlah penjual sedikit.
d. Pasar Persaingan Monopolistik : pasar dengan banyak penjual tetapi produk produknya
heterogen, sehingga masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga.
Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna ( imperfect
competitive market).
Pasar Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena struktur
pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi
yang tinggi. Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa
perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. Tetapi dalam praktek tidak mudah
untuk menentukan suatu industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna
yang sesungguhnya (sesuai teori). Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri
struktur pasar tersebut. Namun, sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari
ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sangat penting.
Model persaingan sempurna didasari oleh asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli.
b. Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen.
c. Setiap produsen adalah pengambil harga ( price taker).
d. Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar
e. Maksimisasi profit/keuntungan.
f. Tidak ada regulasi dari pemerintah
g. Mobilitas faktor-faktor produksi sempurna.
h. Pengetahuan sempurna ( perfect knowledge).
Monopoli
Struktur pasar yang bertentangan dengan pasar persaingan sempurna adalah
monopoli. Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada
substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan masuk (barriers to
entry) ke pasar. Ciri-ciri pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hanya ada satu penjual. Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak
mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat jual-
beli yang ditentukan penjual.
b. Tidak ada substitusi produk yang mirip. Misalnya, aliran listrik. Aliran listrik tidak
mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya berbeda,
misalnya, lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan fungsi aliran
listrik untuk menyalakan TV, seterika, dan sebagainya.
c. Terdapat hambatan masuk ke pasar. Hambatan ini bisa berbentuk undang undang,
memerlukan teknologi yang canggih, dan memerlukan modal yang sangat besar.
d. Sebagai penentu harga ( price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan
volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang
dikehendaki.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya monopoli adalah :
a. Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang spesifik.
Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah
yang tersedia. Sebagai contoh, Pertamina.
b. Hak paten produk atau proses produksi. Dengan pemberian hak paten akan melidungi
perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari peniruan pihak-pihak lain.
c. Terdapat skala ekonomis. Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan menggunakan
teknologi modern, produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah
produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di
dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana
biaya produksi minimum, jumlah produksi adalah hampir sama dengan jumlah
permintaan riel di pasar. Dengan sifat skala ekonomis demikian, pada tingkat
produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat menurunkan harga.
d. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui peraturan pemerintah, dapat
diberikan kekusaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga lembaga
tertentu.
Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis bentuk
pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifat
bentuk pasar ini mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat pasar persaingan
sempurna. Secara umum, pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu
pasar di mana terdapat banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk
yang berbeda coraknya ( differentiated product). Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik
selengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Terdapat banyak penjual. Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar
persaingan sempurna. Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
mempunyai ukuran yang relatif sama.
b. Produknya tidak homogen ( berbeda corak). Produk perusahaan persaingan
monopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk membedakan antara
produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya. Sifat ini adalah sifat
yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar persaingan sempurna.
Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembungkusannya, cara pembayaran dalam
pembelian, pelayanan penjualan, dan sebagainya. Karena perbedaan corak tersebut
maka produk perusahaanperusahaan persaingan monopolistik tidak bersifat substitusi
sempurna. Mereka hanya bersifat substitusi dekat ( close substitute) . Perbedaan-
perbedaan inilah yang menjadi sumber kekuatan monopoli dari perusahaan-
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.
c. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan mempengaruhi harga. Kekuatan
mempengaruhi harga tidak sebesar pada pasar monopoli dan oligopoly. Kekuatan
mempengaruhi harga bersumber dari perbedaan corak produk. Perbedaan ini
mengakibatkan para pembeli akan memilih. Pembeli dapat lebih menyukai produk
suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai produk perusahaan lainnya. Sehingga
jika suatu perusahaan menaikkan harga, ia masih dapat menarik pembeli walaupun
tidak sebanyak sebelum kenaikan harga. Sebaliknya jika suatu perusahaan
menurunkan harga, belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan produk yang
dihasilkan.
d. Masuk ke dalam industri/pasar relative mudah. Masuk ke dalam pasar persaingan
monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak semudah
masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan , (1) modal yang diperlukan
relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar persaingan sempurna dan
(2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang sudah ada di pasar.
e. Persaingan promosi penjualan sangat aktif. Dalam pasar persaingan monopolistik
harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual
produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan.
Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual produknya dengan harga yang cukup
murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik para
pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi, memperbaiki pelayanan,
mengembangkan desain produk, meningkatkan mutu produk, dan sebagainya.
Pasar Oligopoli
Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasai pasar.
Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu akan
mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan harga, kapasitas
produksi, kualitas produk, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha
duopoli homogen, maka pasar dinamakan duopoli murni ( pure duopoly) . Apabila produk
yang dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat mensubstitusi, maka pasar dinamakan
duopoli yang dibedakan ( differentiated duopoly).
Pasar oligopoli sama saja dengan pasar duopoli, hanya saja dalam pasar oligopoli
jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (oligos = sedikit)
sehingga tindakan dari pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha
lainnya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha oligopoli homogen maka pasar
dinamakan oligopoli murni ( pure oligopoly) dan apabila produk yang dihasilkan tidak
homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan ( differentiated oligopoly).
Seperti telah dikemukanan diatas bahwa teori duopoli merupakan dasar bagi teori
pasar oligopoli. Pada dasarnya terdapat dua teori pokok dalam analisis pasar oligopoli, yaitu :
a. Antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya di dalam melakukan kegiatannya tidak
terdapat suatu ikatan tertentu ( independent action).
b. Antara pengusaha-pengusaha yang ada dalam pasar oligopoli menjalin suatu ikatan
(collusion) tertentu. Ikatan ini ada yang sempurna ( perfect collusion) dan ada yang tidak
sempurna (imperfect collusion).
9. Teori Produksi dengan 1 Input Variabel
Fungsi produksi dengan satu faktor produksi adalah hubungan antara tingkat produksi
dengan satu macam faktor produksi yang digunakan , sedangkan faktor-faktor produksi yang
lain dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris paribus). Secara matematis
fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Fungsi ini dibaca : produk Q adalah fungsi dari faktor produksi X1, jika faktor-faktor
produksi X2, X3, ......, Xn ditetapkan penggunaannya pada suatu tingkat tertentu. Jadi, satu
satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlah penggunaannya adalah faktor produksi X1.
Di dalam mempelajari fungsi produksi terdapat tiga ukuran penting yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) Produk Total (TP), (2) Produk Rata-Rata (AP), dan (3) Produk
Marjinal (MP). Produk Total adalah tingkat produksi total (=Q, dalam fungsi produksi
diatas). Produk Rata-Rata adalah hasil rata-rata per unit input variabel (= Q/X). Produk
Marjinal adalah tambahan output yang dihasilkan dari tambahan satu unit input variabel (
∂Q/∂X atau ÄQ / ÄX). Berikut dibawah adalah illustrasi nya.
Dikenal juga istilah Diminishing Marginal Returns, yaitu Prinsip ini menyatakan
bahwa pada titik tertentu peningkatan output sebagai akibat bertambahnya input variabel
akan makin menurun (lihat kolom 4 setelah input ke 3).
Tahap-tahap produksi dari grafik diatas terbagi menjadi 3 fase. Tahap pertama,
produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap kedua, produksi total
pertambahanya semakin kecil. Tahap ketiga, produksi total semakin berkurang meski input
ditambah.
10. Teori Produksi dengan 2 Input Variabel
Dalam analisis ini dimisalkan hanya ada dua faktor produksi yang dapat diubah-ubah
penggunaannya di dalam proses produksi. Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi
tersebut dapat saling menggantikan. Misalnya, faktor produksi X1 dapat menggantikan faktor
produksi X2, demikian pula sebaliknya X2 dapat menggantikan X1. Masalah yang dihadapi
produsen atau pengusaha dalam kasus ini adalah kombinasi mana dari penggunaan dua faktor
produksi itu yang memerlukan biaya tertendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk
tertentu ( least cost combination). Berikut dibawah merupakan tabel contoh output dengan 2
variabel yaitu Modal dan Tenaga Kerja.

Ada beberapa konsep dalam teori produksi dengan 2 variabel yaitu (1) isoquant atau
isoproduct atau kurve produksi sama; (2) daya substitusi marginal atau marginal rate of
technical substitution (MRTS); dan (3) isocost atau price line atau garis harga.
Isoquant berasal dari ISO = Sama; QUANT = Kuantitas Output sehingga Isoquant
berarti kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam input
variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi
yang sama.. Dalam Tabel di atas, terdapat suatu tingkat output tertentu dicapai (misal 105)
dengan menggunakan beberapa kombinasi input L dan C. Contoh lain seperti tabel berikut.
MRTS mengukur pengurangan salah satu input (ΔC) untuk setiap penambahan input
yang lain (ΔL), dimana output (Q) terjaga konstan. Berubahnya output (ΔQ) setiap adanya
pengurangan C (ΔC) atau penambahan L (ΔL) satu unit. Secara total, perubahan output
karena proses substitusi antara input L dan C adalah sama dengan nol.
Hubungan antara “jumlah dana” dengan “input dan harganya” dapat diilustrasikan
oleh “Persamaan Garis Isocost” dan “Grafik Isocost”. Garis Isocost adalah garis yang
mencerminkan berbagai kombinasi penggunaan input dengan jumlah biaya yang sama. Dana
(total Cost) pada umumnya terbatas, oleh karena itu persoalannya adalah bagaimana
mengalokasikan dana tersebut untuk membeli input dengan harga tertentu seoptimal
mungkin, sehingga produksi dapat dicapai semaksimal mungkin. Isocost kurva
menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam input yang memerlukan biaya
yang sama. Berikut adalah contoh tabel untuk isocost.

You might also like