Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Yudi Arista Yulanda
NIM. 03042681721006
Dosen
Dr. Anna Yulianita, SE, MSi
FAKULTAS TEKNIK
2017
1. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani asal kata ‘oikosnamos’ atau oikonomia’
yang artinya ‘manajemen urusan rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan administrasi
pendapatan. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan
kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama,
tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa
yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua,
tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua
inilah menurut Lipsey yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu
kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak
terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pemuas kebutuhan
sifatnya langka ataupun terbatas.
Ilmu ekonomi juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Walaupun
kita ketahui dalam ilmu ini telah digunakan pendekatan-pendekatan kuantitatif-matematis,
tetapi pendekatan-pendekatan tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan-
keterbatasannya yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu sosial.
Keterbatasan tersebut adalah (1) Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat
dilokalisasikan, sebagai akibatnya kesimpulan atau generalisasi yang diambilnya bersifat
kontekstual (akan terikat oleh ruang dan waktu. (2) Dalam ilmu ekonomi manusia selain
berkedudukan sebagai subjek yang menyelidiki, juga objek yang diselidiki. Oleh karena itu
hasil penyelidikannya yang berupa kesimpulan ataupun generalisasi, tidak dapat bersifat
mutlak, di mana unsure-unsur subjeknya akan mewarnai kesimpulan tersebut. (3) Tidak ada
laboratorium untuk mengadakan percobaan-percobaan. Sebagai akibatnya ramalan-ramalan
ekonomi sering kurang tepat. (4) Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian saja dari
seluruh program aktivitas di suatu negara. Oleh karena itu apa yang direncanakan (exante)
dan kenyataannya (ex-post) sering tidak sejalan.
Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasannya tersebut, maka sebagai akibatnya
sifat keberlakuan generalisasinya yang berupa dalil-dalil atau hukumhukum dan teori-
teorinya akan tergantung kepada konteks ruang dan waktu serta tidak mutlak. Jadi sifat
keberlakuan dalil-dalil atau hokum-hukumnya adalah bersyarat. Yaitu bila yang lainnya tidak
berubah Syarat ini bisa disebut juga dengan “Cateris Paribus”.
Ditinjau dari ruang-lingkup/cakupannya, ilmu ekonomi juga dapat dibedakan atas
makroekonomi dan mikroekonomi. Istilah ”makroekonomi” itu sendiri untuk pertama kali
diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, untuk diterapkan pada studi mengenai
hubungan antar agregat ekonomi yang bersifat luas, seperti; pendapatan nasional, inflasi,
pengangguran agregat, neraca pembayaaran. Dalam hal ini instrumen kebijakan
makroekonomi adalah moneter dan fiskal. Kebijakan moneter dilaksanakan oleh bank sentral,
sebagai contoh oleh Bank Indonesia. Ketat/tidaknya kebijakan ini dapat diukur dari tingkat
suku bunga riil (yaitu suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi) atau melalui
pertunbuhanpenawaran uang (yang didefinisikan secara berbeda-beda). Salah satu
keuntungan kebijakan moneter sebagai alat untuk mempengaruhi perekonomian adalah
berbeda dari kebijakan fiskal. Sedangkan kebijakan fiskal adalah perpajakan dan
pembelanjaan masyarakat yang dikontrol oleh pemerintah yang tunduk pada
ketentuanketentuan yang telah mendapat engesahan dari badan legislatif.
Ini sangat berbeda dengan studi mengenai unit-unit pengambilan keputusan individual
dalam perekonomian seperti rumah tangga, pekerja dan perusahaan, yang secara umum
dikenal dengan sebutan mikroekonomi. Terdapat enam topik yang sering dipresentasikan
dalam ekonomi mikro, yakni; (1) teori perilaku konsumen, (2) teori pertukaran, (3) teori
produksi dan biaya, (4) teori perusahaan, (5) teori distribusi, dan (6) teori ekonomi
kesejahteraan. Tema umum yang mendasari semua topik tersebut adalah upaya dari para
aktor individual untuk meraih suatu posisi yang optimal, dengan nilai-nilai parameter yang
membatasi pilihan mereka. Para konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasan (atau
kegunaan), sesuai dengan selera, pendapatan mereka dan harga barang-barang; perusahaan
berusaha memaksimalkan laba mereka, dan ini berarti bahwa dengan tingkat output
berapapun diproduksi dengan biaya terendah. Syarat-syarat maksimalisasi tersirat dalam
istilah ekualitas marjinal (marginal revenue) sama dengan biaya mrginal (marginal cost).
Beberapa konsep dalam ilmu ekonomi yang menjadi dalasr dari ilmu ekonomi adalah;
(1) skarsitas, (2) produksi, (3) konsumsi, (4) investasi, (5) pasar, (6) uang, (7) letter of credit
(LC), (8) neraca pembayaran, (9) bank atau perbankan, (10) koperasi, (11) kebutuhan dasar,
(12) kewiusahaan, (13) perpajakan (14) periklanan (15) perseroan terbatas, (16) laba (17)
Kurs atau nilai tukar.
2. Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan
harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva
permintaan.
Pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan
terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini disebut sebagai Hukum permintaan. Beberapa
hal yang menjadi kesimpulan dari Hukum Permintaan adalah bahwa (1) Apabila harga suatu
barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan
menambah pembelian terhadap barang tersebut. (2) Kenaikan harga menyebabkan
pendapatan riil konsumsn berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian,
terutama barang yang akan naik harganya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah :
a. Harga produk. Konsumen mau dan mampu membeli produk dengan jumlah yang
banyak pada tingkat harga yang lebih rendah.
b. Harga produk lain yang berhubungan. Perubahan harga produk lain yang memiliki
hubungan saling mengganti mempengaruhi permintaan pasar produk dengan arah yang
berlawanan.
c. Penghasilan Konsumen. Kenaikan penghasilahn konsumen mengakibatkan daya beli
konsumen meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan pasar terhadap
barang produk.
d. Selera dan preferensi Konsumen. Peningkatan selera dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk akan meningkatkan permintaan pasar terhadap produk tersebut.
e. Harapan. Konsumen mempunyai harapan bahwa masa yang akan datang akan terjadi
kenaikan harga, atau kenaikan pendapatan konsumen, atau kelangkaan produk tersebut
dipasar akan mendorong konsumen membeli produk tersebut akan lebih banyak.
f. Jumlah konsumen. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan
individual. Dengan demikian, semakin banyak konsumen, akan jumlah permintaan pasar
terhadap barang produk tersebut akan semakin banyak pula.
3. Teori Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut ditawarkan pada penjual. Hukum
penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin
banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya semakin
rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Adanya permintaan masyarakat terhadap suatu barang belum memenuhi syarat
terjadinya transaksi di dalam pasar, maka perlu adanya penawaran dari produsen / penjual.
Keinginan para penjual dalam menawarkan barang ada berbagai tingkat harga ditentukan
oleh beberapa factor penting, yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga-harga barang lain
Barang subtitusi maupun complementer akan mempengaruhi suatu barang yang
dibutuhkan masyarakat. Jika harga barang import naik masyarakat cenderung untuk
membeli barang buatan dalam negeri. Sehingga mendorong produsen dalam negeri untuk
menambah produksinya, maka penawaran harga tersebut meningkat.
c. Biaya produksi
Jika biaya untuk memperoleh faktor produksi tinggi, maka perusahaan akan rugi,
bahkan akan menutup perusahaannya, sehingga barang yang diproduksinya akan menurun.
d. Tujuan perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai tujuan memeksimumkan keuntungan, sehingga
perusahaan menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi menggunakan
pada tinggkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungan sehingga penawaran akan
kecil.
e. Tingkat produksi yang digunakan
Kemajuan teknologi akan mengakibatkan (1) Produksi akan bertambah cepat (2)
Biaya produksi semakin rendah, keuntungan akan bertambah. Dengan demikian kemajuan
teknologi cenderung menaikan penawaran.
4. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan
kuantitas permintaan suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga. Berikut ini disajikan
contoh kasus perubahan dua kurva penawaran sebagai akibat dari perubahan harga.
Dengan permintaan yang agak landai, pergreseran kurva penawaran (supply curve)
menyebabkan perubahan harga yang sedikit dan perubahan kuantitas yang lebih besar.
Perusahaan dapat meningkatkan produksi dan penjualan dengan terjadinya perubahan harga.
Dengan permintaan yang agak curam, pergreseran kurva penawaran (supply curve)
menyebabkan perubahan harga yang besar dan perubahan kuantitas yang lebih kecil.
Perusahaan tidak mungkin meningkatkan produksi dan penjualan dengan terjadinya
perubahan harga, karena hasil penjualannya
Jenis permintaan berdasarkan nilai elastisitas :
a. Permintaan elastis tidak sempurna (elastisitas bernilai nol) yaitu perubahan harga
tidak merubah permintaan barang.. Contoh Perusahaan yang memonopoli air.
c. Penawaran dengan elastisitas uniter, terjadi ketika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran. (E=1)
d. Penawaran tidak elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan penawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif
terhadap perubahan harga. (E<1)
e. Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar. (E>1)
6. Teori Perilaku Konsumen (TU dan MU)
Untuk memahami mengenai perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum
permintaan, digunakan dua pendekatan, salah satunya adalah Pedekatan marginal utility
(kardinal). Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang
diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti
rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama
pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan
total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan
menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.
Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan
jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
Berikut ini adalah perbedaan antara kepuasan total dan kepuasan tambahan yang
diperoleh konsumen saat mengkonsumsi barang yang disajikan lewat contoh numerik dan
gambar :
Sehingga dapat diperoleh kombinasi yang paling memuaskan yaitu jika konsumen
membeli barang A sebanyak 3 unit dan barang B sebanyak 6 unit yang sesuai dengan uang
yang dibelanjakan yaitu Rp. 12.
7. Teori Perilaku Konsumen (IC dan BL)
Untuk memahami mengenai perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum
permintaan, digunakan dua pendekatan, salah satunya adalah Pedekatan Pendekatan
indifference curve (ordinal). Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu
meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan
kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut.
Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva
indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titiktitik kombinasi dua barang yang
memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva
indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni:
a. Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan
dalam bentuk peta indiferensi
b. Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu
c. Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum
d. Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi
Fungsi ini dibaca : produk Q adalah fungsi dari faktor produksi X1, jika faktor-faktor
produksi X2, X3, ......, Xn ditetapkan penggunaannya pada suatu tingkat tertentu. Jadi, satu
satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlah penggunaannya adalah faktor produksi X1.
Di dalam mempelajari fungsi produksi terdapat tiga ukuran penting yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) Produk Total (TP), (2) Produk Rata-Rata (AP), dan (3) Produk
Marjinal (MP). Produk Total adalah tingkat produksi total (=Q, dalam fungsi produksi
diatas). Produk Rata-Rata adalah hasil rata-rata per unit input variabel (= Q/X). Produk
Marjinal adalah tambahan output yang dihasilkan dari tambahan satu unit input variabel (
∂Q/∂X atau ÄQ / ÄX). Berikut dibawah adalah illustrasi nya.
Dikenal juga istilah Diminishing Marginal Returns, yaitu Prinsip ini menyatakan
bahwa pada titik tertentu peningkatan output sebagai akibat bertambahnya input variabel
akan makin menurun (lihat kolom 4 setelah input ke 3).
Tahap-tahap produksi dari grafik diatas terbagi menjadi 3 fase. Tahap pertama,
produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap kedua, produksi total
pertambahanya semakin kecil. Tahap ketiga, produksi total semakin berkurang meski input
ditambah.
10. Teori Produksi dengan 2 Input Variabel
Dalam analisis ini dimisalkan hanya ada dua faktor produksi yang dapat diubah-ubah
penggunaannya di dalam proses produksi. Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi
tersebut dapat saling menggantikan. Misalnya, faktor produksi X1 dapat menggantikan faktor
produksi X2, demikian pula sebaliknya X2 dapat menggantikan X1. Masalah yang dihadapi
produsen atau pengusaha dalam kasus ini adalah kombinasi mana dari penggunaan dua faktor
produksi itu yang memerlukan biaya tertendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk
tertentu ( least cost combination). Berikut dibawah merupakan tabel contoh output dengan 2
variabel yaitu Modal dan Tenaga Kerja.
Ada beberapa konsep dalam teori produksi dengan 2 variabel yaitu (1) isoquant atau
isoproduct atau kurve produksi sama; (2) daya substitusi marginal atau marginal rate of
technical substitution (MRTS); dan (3) isocost atau price line atau garis harga.
Isoquant berasal dari ISO = Sama; QUANT = Kuantitas Output sehingga Isoquant
berarti kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam input
variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi
yang sama.. Dalam Tabel di atas, terdapat suatu tingkat output tertentu dicapai (misal 105)
dengan menggunakan beberapa kombinasi input L dan C. Contoh lain seperti tabel berikut.
MRTS mengukur pengurangan salah satu input (ΔC) untuk setiap penambahan input
yang lain (ΔL), dimana output (Q) terjaga konstan. Berubahnya output (ΔQ) setiap adanya
pengurangan C (ΔC) atau penambahan L (ΔL) satu unit. Secara total, perubahan output
karena proses substitusi antara input L dan C adalah sama dengan nol.
Hubungan antara “jumlah dana” dengan “input dan harganya” dapat diilustrasikan
oleh “Persamaan Garis Isocost” dan “Grafik Isocost”. Garis Isocost adalah garis yang
mencerminkan berbagai kombinasi penggunaan input dengan jumlah biaya yang sama. Dana
(total Cost) pada umumnya terbatas, oleh karena itu persoalannya adalah bagaimana
mengalokasikan dana tersebut untuk membeli input dengan harga tertentu seoptimal
mungkin, sehingga produksi dapat dicapai semaksimal mungkin. Isocost kurva
menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam input yang memerlukan biaya
yang sama. Berikut adalah contoh tabel untuk isocost.