You are on page 1of 8

HUMANIORA

Volume XIII No. 1 Februari ■ 2001 Halaman 22 -29

HIKAYAT AMIR HAMZAH:


JEJAK DAN PENGARUHNYA DALAM
KESUSASTRAAN NUSANTARA
Kun Zachrun IstantiÏ

1. Pengantar adalah dua di antara karya sastra Melayu


alam karya sastra masa lampau yang bersumber pada kedua karya India itu

D bangsa Indonesia, di antaranya kar-


ya sastra Melayu klasik, tergambar
identitas bangsa pada masanya. Karya sas-
(Yock Fang, 1982; Winstedt, 1969).
Agama Islam masuk ke kawasan Mela-
yu pada khususnya dan Nusantara pada
umumnya melalui Gujarat, India (Graaf,
tra lama itu menginformasikan kepada pem-
baca tentang pikiran, adat-istiadat, keperca- 1949: 73). Bersamaan dengan masuknya
yaan, keadaan sosial masyarakat, kepriba- agama Islam di Melayu, masuk pula kebu-
dian individu, hubungan antarindividu, dan dayaan, kesusastraan, dan bahasa Arab
sistem nilai yang berlaku di dalam masya- dan Persi. Masuknya bahasa Arab ke Me-
rakat pendukungnya pada masanya (Panu- layu diikuti pula dengan masuknya tulisan
ti-Sudjiman, 1984:14). Berita tentang hasil dan kosakata Arab. Masuknya kata-kata
budaya bangsa Indonesia pada masa lam- Arab dalam bahasa Melayu sebagian besar
pau yang terungkap dalam sastra lama da- melalui proses asimilasi dan adaptasi fone-
pat dibaca pada peninggalan yang berupa mis dan morfemis. Pengaruh Persi dalam
tulisan yaitu naskah (Panuti-Sudjiman, bahasa Melayu melalui bahasa Hindustan
1984: 46). (Morrison, 1955: 52).
Hasil kesusasteraan Melayu klasik se- Dalam bidang sastra, penyerapan unsur
belum agama Islam masuk ke kawasan Nu- Arab dapat dilihat dalam bentuk struktur
santara sebagian besar berasal dari India genre-nya, seperti hikayat, syair, silsilah,
(cerita Hindu). Dua cerita besar yakni Ma- dan kisah. Di samping itu, materi teks yang
habarata dan Ramayana yang memuat terambil dari ajaran agama Islam meluas
ajaran dan kepercayaan dari India serta pada karya-karya sastra Melayu, baik da-
cerita-cerita rakyat India banyak memberi- lam bentuk terselubung, misalnya riwayat
kan inspirasi pada karya sastra Melayu. nabi-nabi, sahabat nabi, dan peristiwa-pe-
Hikayat Sri Rama dan Hikayat Sang Boma ristiwa penting dalam tarikh Islam maupun

Ï
Doktoranda, Magister Sain, staf pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

22 Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001


Kun Zahrun Istanti, Hikayat Amir Hamzah

dalam bentuk eksplisit ajaran, seperti karya kut (Brakel, 1975: 76-77): tergolong sebagai
sastra kitab fikih dan tasawuf. karya sastra yang ditulis dalam huruf Jawi
Apabila karya tulis sebelum kedatangan (huruf Arab, bahasa Melayu); pengarang
Islam berpusat di istana, sejak kedatangan tidak diketahui (anonim); menceritakan
Islam pusat tradisi tulis karya-karya sastra kisah-kisah yang menakjubkan; disalin dari
tersebar di berbagai daerah, baik di pantai satu naskah ke naskah lain; sewaktu me-
(pesisir) maupun di pedalaman. Dalam ajar- nyalin si penyalin bebas mengubah, me-
an Islam, untuk menuntut ilmu bagi semua nambah, dan mengurangi hal-hal yang di-
orang dan anjuran kepada pemeluknya anggapnya perlu. Ketiga hikayat itu dikate-
agar mampu membaca kitab suci Alquran gorikan sebagai hikayat pahlawan Islam ka-
diperlukan adanya pusat-pusat pembelajar- rena berisi perjuangan tokoh utama yang
an, dalam hal ini pusat pendidikan. Dari mencurahkan hidupnya untuk menegakkan
pusat-pusat pembelajaran/pusat-pusat pen- Islam (artinya ia turut serta dalam menye-
didikan ini lahir tradisi tulis. Tradisi ini kemu- barkan, menjaga, mempertahankan, dan
dian difungsikan sebagai wahana Islamisa- membela agama Islam) (Dipodjojo, 1981:
si. 122).
Kedatangan Islam di Melayu khususnya Tulisan ini mengemukakan jejak dan pe-
dan di Nusantara pada umumnya dipan- ngaruh HAH, salah satu cerita pahlawan
dang memberikan sumbangan besar dalam Islam dalam kesusasteraan Melayu klasik,
perkembangan kebudayaan di kawasan ini. dalam dunia sastra Nusantara.
Hampir semua aspek budaya Nusantara di-
masuki unsur Islam dengan nuansa yang 2. Dasar Sejarah Cerita Amir Hamzah
berbeda-beda. Penulis-penulis sastra Mela-
yu pada masa itu memerlukan cerita-cerita Hikayat Amir Hamzah adalah suatu kar-
Islam sebagai pengganti cerita yang ber- ya sastra yang menceritakan peristiwa dan
nuansa Hindu dan menggubah sastra Me- kejadian yang berlaku pada abad ke-7 di
layu yang sudah ada menjadi sastra ber- Timur Tengah. Tokoh yang memegang pe-
nuansa Islam (Baroroh-Baried, 1996:222). ranan penting adalah Amir Hamzah bin
Pada awal kedatangan Islam ke kawasan Abdul Mutalib (paman Nabi Muhammad
Nusantara, para mubalig dalam melaksa- saw.).
nakan tugasnya menggunakan jenis cerita Dalam sejarah Islam, Amir Hamzah ada-
sebagai alat daya tarik. Di antara jenis ce- lah seorang panglima perang Islam yang
rita yang sering dimanfaatkan sebagai sara- disejajarkan dengan Umar bin Khattab (sa-
na berdakwah adalah cerita pahlawan habat dan panglima perang Nabi Muham-
(epos) dan mitologi (Mangunwijoyo, 1981: mad saw.) mengenai kepahlawanan dan
35). Cerita-cerita pahlawan ini banyak diba- keberaniannya (Haikal, 1996: 112,122,226).
ca dalam kesempatan merayakan hari-hari Amir Hamzah sebaya dengan Muhammad
besar Islam, seperti Hikayat Muhammad saw. dan menjadi saudara sesusuannya
Hanafiyyah dibaca dalam merayakan hari (Haikal, 1996: 50,103). Dia masuk Islam de-
10 Muharam untuk memperingati kesyahid- mi membela Muhammad saw. dari gang-
an Hasan Husain (Brakel, 1975: 67). Kebia- guan orang-orang kafir Quraisy. Sejak itu,
saan seperti ini sudah ada dalam kehidup- ia selalu mendampingi, melindungi, dan
an umat Islam sejak abad ke-8 di negara- membela Muhammad saw. dalam usaha
negara Islam (Hamid, 1982: 116; Baroroh- menyiarkan agama Islam. Ia pernah dikirim
Baried, 1996: 222). oleh Muhammad saw. dengan tentara se-
Dalam kesusastraan Melayu klasik, ter- banyak 30 orang ke daerah Ish di tepi Laut
dapat sejumlah cerita yang dapat dikatego- Merah untuk berperang melawan Abu Jahal
rikan sebagai cerita pahlawan Islam, misal- (paman Nabi Muhammad saw. dan juga pe-
nya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat mimpin kaum kafir Quraisy) yang membawa
Amir Hamzah (selanjutnya disingkat HAH) tentara sebanyak 300 orang.
dan Hikayat Muhammad Hanafiyyah (Win- Peperangan itu batal karena ada pihak
stedt, 1940: 63-68, Iskandar, 1995:127- lain yang melerainya. Peperangan yang
148). Ketiga hikayat itu mempunyai struktur benar-benar menunjukkan kegagahberani-
asasi sebuah hikayat Melayu sebagai beri- an Amir Hamzah adalah perang di daerah

Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001 23


HUMANIORA

Volume XIII No. 1 Februari ■ 2001 Halaman 22 -29

Badar pada tahun 624 Masehi (2 Hijriah) Abu al Ma’ali al Kufi yang juga penulis Sirat
yang dikenal dengan Perang Badar dan Sayf bin Dhi Yazan (Hamid, 1982: 106;
perang di Uhud (daerah pegunungan di Ronkel, 1895: 90; Winstedt, 1940: 67). Te-
sebelah utara Medinah) pada tahun 625 (3 ma pokok Sirat Hamzah tetap sama, yakni
Hijriah) yang dikenal dengan Perang Uhud mengisahkan perjuangan Amir Hamzah se-
(Haikal, 1996:226,227,284). Pada awal Pe- bagai pahlawan Islam. Oleh karena sifat
rang Uhud kaum muslimin menang. De- legendarisnya cerita Amir Hamzah versi
ngan kemenangan itu, tentara Muhammad Persi itu, Ahmad bin Muhammad bin Abu’l
saw. sibuk mengurusi harta rampasan se- Ma’ali menghapuskan hubungan kekeluar-
hingga mereka lengah terhadap musuh gaan Amir Hamzah dengan Nabi Muham-
yang datang secara mendadak. Pada Pe- mad saw. Amir Hamzah ditampilkan seba-
rang Uhud itulah, Amir Hamzah memper- gai keturunan Kinana (nenek moyang Suku
lihatkan kegagahberaniannya sehingga ba- Quraiys)(Hamid, 1982: 132). Sahabat karib
nyak musuh yang tewas oleh pedangnya Amir Hamzah yang bernama Umar Umayah
(Haikal, 1996: 320-322). diceritakan sebagai anak budak Kinana.
Dalam dunia sastra, keberanian dan ke- Cerita ini berbeda dengan versi Parsi. Me-
pahlawanan Amir Hamzah ini mengilhami nurut van Ronkel, cerita Amir Hamzah versi
seorang penulis epos bangsa Parsi. Oleh Arab merupakan campuran dari beberapa
karena itu, ia menggubah sebuah epos ke- unsur atau yang disebut sebagai roman
pahlawanan Amir Hamzah ke dalam ba- hybridisch (Ronkel, 1895:82-90; Winstedt,
hasa Parsi yang diberi judul Qissa’i Emir 1940:65; Yock Fang, 1982:150). Saduran
Hamza (Ronkel, 1895: 98). Teks Amir dalam bahasa Arab ini semakin jauh dari
Hamzah versi Parsi terdiri atas 71 sampai cerita Amir Hamzah versi Parsi karena Amir
73 cerita (Ronkel, 1895: 175-180). Dalam Hamzah tidak lagi sebagai paman Nabi Mu-
roman Parsi ini Amir Hamzah ditampilkan hammad saw. Selanjutnya dikemukakan
sebagai tokoh legendaris, sebagai panglima bahwa versi Arab ini tidak mempengaruhi
perang yang memerangi banyak negara HAH Melayu (Ronkel,1895: 82-84). Dalam
yang rajanya menolak memeluk agama naskah Melayu jelas dinyatakan bahwa
Nabi Ibrahim. Tokoh Amir Hamzah ini selalu Amir Hamzah adalah paman Nabi Muham-
didampingi oleh Umar ibn Umayah al Dam- mad SAW.
ri. Amir Hamzah tetap diceritakan sebagai
paman Nabi Muhammad saw. atau saudara 3. Perkembangan Cerita Amir Hamzah
laki-laki Abdullah (ayah Muhammad saw.).
Diceritakan bahwa Amir Hamzah itu seo- Cerita Amir Hamzah tersebar ke dalam
rang pahlawan Islam yang hidup berpindah- berbagai bahasa di seluruh dunia (Ronkel,
pindah sambil berjuang. Amir Hamzah hi- 1895:242-248) seperti dalam bahasa Turki
dup seabad sebelum Muhammad saw. lahir (dengan judul Hamsaname), bahasa Hin-
sampai ia diyakinkan keislamannya oleh dustan (dengan judul Quissa-i Amir Ham-
Nabi Muhammad saw. Sifat kepahlawanan za), bahasa di Benggali (dengan judul d’
Amir Hamzah versi Parsi ini juga diperhebat Amir Hamza), dan bahasa-bahasa di Nu-
dengan sifat-sifat Rustam (pahlawan bang- santara. Di Nusantara, cerita Amir Hamzah
sa Parsi) yang diambil dari cerita Syah Na- dikenal dalam bahasa Melayu dengan judul
mah (“Kitab Raja-Raja”) (Ronkel, 1895: Hikayat Amir Hamzah, dalam bahasa Jawa
240). dengan judul Serat Menak, dalam bahasa
Teks Amir Hamzah Parsi ini kemudian Sunda dengan judul Amir Hamjah, dalam
disadur ke dalam bahasa Arab. Teks Amir bahasa Bugis dengan judul Hikayat Amir
Hamzah versi Arab berjudul Sirat Hamzah, Hamzah, dan dalam bahasa Bali dengan
disadur oleh Ahmad bin Muhammad bin judul Amir (Ronkel, 1895:245-251; Yock
Fang, 1982:151).

24 Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001


Kun Zahrun Istanti, Hikayat Amir Hamzah

4. Cerita Amir Hamzah dalam Kesusas- nya Umar ibn Umayah (Ronkel, 1895: 167-
traan Nusantara 180; Winstedt, 1969: 96). Cerita pengem-
Dalam dunia sastra Melayu teks Amir baraan Badiuzaman dalam naskah HAH
Hamzah yang berjudul Hikayat Amir Ham- Melayu itu ditemukan banyak kata-kata,
zah ditulis dalam bentuk prosa dan disalin ungkapan, dan sajak Parsi. Oleh karena itu,
dalam banyak naskah. Berdasarkan inven- cerita pengembaraan Badiuzaman diperki-
tarisasi naskah HAH yang terdapat di Lei- rakan merupakan saduran dari Parsi. Cerita
den, London, dan Jakarta tercatat sebanyak Raja Lahad dalam naskah HAH Melayu di-
15 naskah. Naskah HAH ini sebagian besar perkirakan tambahan dari penyalin Melayu.
ditulis dengan tangan dan sebagian kecil di- Kata lahad yang berasal dari bahasa Arab
tulis dengan cetak batu (litografi). lahdun (yang berarti ‘kuburan’) itu dalam
HAH adalah salah satu “dunia dalam cerita menjadi nama raja, yakni Raja Lahad.
kata” yang berbentuk “hikayat” tentang Amir Cerita wafatnya Umar ibn Umayah yang
Hamzah. Secara struktural judul teks itu terdapat pada akhir dari cerita ke-91 dari
mengarahkan dan sekaligus membimbing naskah HAH Melayu ini mungkin dibuat
pembaca untuk memfokuskan harapannya oleh penyalin Melayu untuk memberikan
kepada tokoh Amir Hamzah sebagai unsur penghormatan terakhir kepada sahabat
sentral yang membangun keutuhan struktur Amir Hamzah yang bernama Umar ibn
HAH. Dalam dunia sastra Melayu teks yang Umayah. Selain itu, penyusun HAH diperki-
tertulis sebagai karya “hikayat” memperli- rakan pernah mengetahui cerita Syahi Mar-
hatkan dalam bentuk prosa yang berbeda dan sebab di dalam teks HAH dinyatakan
dengan hikayat yang dipakai di Aceh, ialah bahwa sebagian sifat kepahlawanan Amir
untuk jenis puisi (Chambert Loir, 1999; Hamzah disebut-sebut seperti Syahi Mar-
Hurgronje, 1894,II). dan (HAH cerita ke-13). Dalam kesusastra-
Dalam menyajikan kisah Amirul Muk- an Melayu terdapat cerita Syahi Mardan,
minin Hamzah teks HAH telah memanfaat- yakni salah satu karya sastra yang tergo-
kan biografi sebagai unsur yang penting. long di dalam kesusasteraan zaman pera-
Dalam biografi literernya, tokoh Amir Ham- lihan dari Hindu ke Islam (Hikayat Syahi
zah diungkapkan secara luas. Teksnya ber- Mardan) (Yock Fang, 1982; Winstedt, 1969;
mula dari peristiwa tokoh-tokoh yang akan Iskandar, 1995).
menjadi pendamping dan lawan yang akan Pemakaian bahasa yang bertalian de-
memperkuat kebesarannya, yakni dengan ngan konvensi sastra dan budaya Melayu
lahirnya hakim agung (Khoja Buzurjamir yang banyak mempergunakan unsur ste-
Hakim), mertua yang juga musuhnya (Raja reotip dan bentuk-bentuk perulangan se-
Nusirwan), dan musuh besarnya (Bahtik), muanya menjadi faktor yang ikut memper-
bersamaan dengan itu juga diikuti kelahiran besar volume teks yang memang sudah
tokoh-tokoh pendamping dan lawan yang besar dari segi isi. Diketahui bahwa teks
lain, sesudah itu baru cerita kelahiran tokoh HAH Melayu ini ditulis dalam banyak nas-
utama (Amir Hamzah) yang bersamaan kah. Di antara naskah-naskah itu, ada nas-
dengan lahirnya sahabat karibnya (Umar kah yang rusak, ada naskah yang baik, ada
Umayah) sampai kepada kematiannya dan naskah yang tipis, ada naskah yang tebal,
peristiwa yang terjadi sesudahnya. dan ada naskah yang berupa fragmen.
Teks Amir Hamzah Melayu berbeda Naskah yang lengkap memuat 91 episode
dengan teks Amir Hamzah Parsi. Perbeda- (ada yang berjumlah 1225 halaman dan
an itu antara lain dapat diketahui dari jum- ada berjumlah 1843 halaman, yakni naskah
lah episode (teks Amir Hamzah Melayu 91 Cod. 1697 dan Cod. 1698 yang tersimpan
episode, teks Amir Hamzah Parsi 71-73 di Perpustakaan Universitas Leiden). Teks
episode). Teks Amir Hamzah Melayu terda- Amir Hamzah yang terdapat di dalam
pat beberapa interpolasi (cerita tambahan) naskah Cod. 1697 terdiri atas 1225 hala-
sehingga berbeda dengan teks Amir Ham- man dan setiap halaman terdiri atas 13
zah Parsi yang dipakai oleh Ronkel (1895) baris dengan kira-kira 15 kata setiap baris-
dalam penelitiannya. Interpolasi-interpolasi nya. Teks yang besar itu, sesuai dengan
itu adalah cerita pengembaraan Badiuza- konvensi dalam naskah, disajikan dalam
man, cerita Raja Lahad, dan cerita wafat- dua jilid. Dari segi struktur teks, pembelah-

Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001 25


HUMANIORA

Volume XIII No. 1 Februari ■ 2001 Halaman 22 -29

an teks menjadi dua bagian tampaknya Dalam sastra Jawa, cerita Amir Hamzah
mengandung fungsi tersendiri. dikenal dengan nama Serat Menak yang
Di kalangan masyarakat Melayu, HAH kemungkinan besar disadur dari HAH Mela-
biasa dibaca oleh mereka yang hendak ber- yu. Teks Amir Hamzah dalam Serat Menak
perang agar dapat memperoleh contoh- jauh lebih luas daripada dalam HAH sebab
contoh kepahlawanan yang dapat mem- orang Jawa suka menambah dan memper-
bangkitkan keberanian. Gema kebesaran luas semua cerita yang dibacanya (Poer-
dan keberanian Amir Hamzah dapat mem- batjaraka, 1954:109; Yock Fang, 1982:151).
berikan semangat tentara Malaka dalam Teks Amir Hamzah Melayu disadur ke
menghadapi musuh sebagaimana tersurat dalam kesusastraan Jawa diperkirakan pa-
dalam Sejarah Melayu, cerita ke-34 (Hooy- da zaman Mataram, yakni abad ke-16-17
kaas, 1947:151; Shellabear, 1961:273-274). dan banyak dikenal orang di daerah-daerah
Pada suatu malam (tahun 1511), sejumlah Pesisir Utara, Jawa Timur, Bali, dan Lom-
tentara Malaka berjaga-jaga di balairung is- bok. Versi Jawa ini dipengaruhi oleh cerita
tana kerajaan untuk menghadapi tentara Panji yang pada saat itu berkembang di Ja-
Portugis. Ketika itu, Sultan Ahmad menyu- wa (Poerbatjaraka, 1940:3). Serat Menak
ruh membaca hikayat perang yakni Hikayat sebagaimana HAH merupakan cerita yang
Amir Hamzah dan Hikayat Muhammad Ha- panjang dan luas. Beberapa redaksi Serat
nafiyyah supaya mereka mendapat faedah Menak ditulis di istana-istana Jawa Tengah;
daripadanya, yakni mendapatkan kebera- dan yang pertama-tama di istana Kartasura
nian seperti Amir Hamzah atau Muhammad pada tahun 1639 atas kehendak Kanjeng
Hanafiyyah. Ratu Mas Balitar, permaisuri Sri Paduka
HAH adalah salah satu karya sastra Me- Paku Buwana I (Pangeran Puger). Adapun
layu yang sudah diciptakan pada abad ke- yang mendapat perintah bernama carik
15. Bersama-sama dengan teks Hikayat Narawita. Serat Menak Kartasura ini terdiri
Iskandar Zulkarnain dan Hikayat Sri Rama, atas 145 pupuh (Poerbatjaraka, 1940: 2, 9-
HAH merupakan tiga teks Melayu yang ter- 30). Pada awal abad ke-18, Pujangga Ke-
tua (Brakel via Chamamah-Soeratno, 1991: raton Surakarta Yasadipura menulis kem-
2). Dalam kesusasteraan Melayu HAH di- bali cerita-cerita menak ini. Teks Serat
sambut ke dalam teks lain sesuai dengan Menak yang disusun oleh Yasadipura I ini
minat dan tuntutan masyarakat sastra yang dikenal dengan versi Yasadipura atau versi
berkembang sepanjang waktu. Surakarta, yang merupakan terjemahan
HAH Melayu menjadi inspirasi penulis langsung dari versi Kartasura (Poerbatjara-
Hikayat Nadirsyah. Hikayat Nadirsyah ini ka, 1954: 148). Hingga awal abad ke-20,
mempunyai kesamaan kerangka cerita Serat Menak paling sedikit sudah empat
dengan HAH. Sultan Nadirsyah menyerang kali diterbitkan, yaitu oleh C.F Winter pada
raja Keling, mengalahkannya, dan kembali tahun 1854 di Batavia; yang kedua ditulis
ke negaranya. Episode pertempuran dan oleh R. Ngabehi Jayasubrata dan diterbit-
peperangan hampir sama antara HAH kan oleh Penerbit Van Dorp, Semarang
dengan Hikayat Nadirsyah. Seakan-akan dalam 11 jilid, tanpa tahun terbit; kemudian
penulis Hikayat Nadirsyah mencipta sebuah tahun 1933 diterbitkan oleh Balai Pustaka
hikayat dengan meniru HAH (Iskandar, dalam 46 jilid, dan kemudian diterbitkan
1995:137). oleh Departemen Pendidikan dan Kebuda-
Episode Raja Lahad, yang hanya ter- yaan tahun 1982 dalam bahasa Indonesia.
dapat dalam HAH versi Melayu, menjadi Beberapa judul di antaranya adalah (1)
inspirasi bagi pengarang Melayu lain untuk Menak Sarehas, (2) Menak Lare (4 jilid), (3)
mencipta Hikayat Raja Lahad (Ronkel, Menak Serandil, (4) Menak Sulub (2 jilid),
1895:178-180). (5) Menak Ngajrak, (6) Menak Demis, (7)

26 Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001


Kun Zahrun Istanti, Hikayat Amir Hamzah

Menak Kaos, (8) Menak Kuristam, (9) Me- adalah Tari “Umar Maya-Umar Madi” (nama
nak Biraji, (10) Menak Kanin, (11) Menak tokoh panakawan Amir Hamzah), tari “Me-
Gandrung, (12) Menak Kanjun, (13) Menak nak Kelaswara” (nama salah satu istri Amir
Kandabumi, (14) Menak Kuwari, (15) Me- Hamzah yang berasal dari Cina).
nak Cina (5 jilid), (16) Menak Malebari (5 Dalam sastra Sunda, teks Amir Hamzah
jilid), (17) Menak Purwakanda (3 jilid), (18) mendapat sambutan secara konkret. Ben-
Menak Kustup (2 jilid), (19) Menak Kala- tuk transformasinya yang terdapat di dalam
kodrat (2 jilid), (20) Menak Sorangan (2 sastra Sunda berjudul Amir Hamjah (Beh-
jilid), (21) Menak Jamintoran (2 jilid), (22) rend, 1998: 569). Cerita itu amat dikenal di
Menak Jaminambar (3 jilid), (23) Menak kalangan masyarakat Sunda. Grashuis (via
Talsamat, dan (24) Menak Lakat (3 jilid). Ronkel, 1895: 207-211) telah meneliti cerita
Serat Menak didukung oleh banyak naskah, Amir Hamzah Sunda dengan menggunakan
tersimpan di berbagai tempat, di dalam dan naskah yang berukuran folio, tebal 370
di luar negeri (Pigeaud, 1967; Poerbatja- halaman, huruf Pegon (huruf Arab, bahasa
raka, 1940; Vreede, 1892). Dalam sastra Jawa). Naskah itu selesai disalin pada 13
Jawa kata menak berarti wong sing Syakban 1271 H/ 1854 M. Teks Amir Ham-
kepenak, ‘orang yang selalu enak hidupnya, zah Sunda ada persamaan dengan HAH
luhur, misalnya Amir Hamzah’ (Effendi, dan tidak ada hubungan genetis dengan
1977:22-23). Versi Jawa ini menjadi sumber Serat Menak. Namun demikian, cerita Amir
saduran versi Bali ( Yock Fang, 1982: 151). Hamzah Sunda dan Serat Menak bersum-
Di kalangan masyarakat Jawa cerita ber pada HAH.
menak dituangkan pula dalam bentuk wa- Di dalam masyarakat Sunda istilah me-
yang golek menak dan selanjutnya digubah nak digunakan untuk menunjukkan suatu
dalam bentuk fragmen tarian lepas, yang golongan dalam lapisan masyarakat yang
disebut tari golek menak. Tarian ini dicip- berdasarkan hukum memiliki hak-hak yang
takan oleh Sultan Hamengkubuwono IX, istimewa. Mereka itu adalah kelompok aris-
dan dicoba disempurnakan oleh Tim Pe- tokrasi lokal yang terdiri atas para bupati,
nyempurnaan Tari Golek Menak di bawah bawahan bupati, dan sanak kerabat mere-
pimpinan Prof.Dr.R.M. Soedarsono pada ka. Menak dianggap sebagai keratabasa
tahun 1988 (Pigeaud, 1967: 212-217; Hooy- dari rangkaian kata nu dimemen-memen di
kaas, 1947: 155; Soedarsono, 1989: 37- enak-enak, artinya ‘kaum menak adalah
69). mereka yang harus dilayani segala keper-
Wayang adalah alat dakwah Islam yang luannya (oleh orang lain) sehingga hidup-
sangat hebat. Alat ini telah diwariskan oleh nya menjadi enak’. Kiranya keratabasa ini
para wali (Wali Songo). Perkembangan se- sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan
jarah pewayangan tidak dapat terlepas dari kaum menak di Sunda (Nina, 1998:vii,1-
perkembangan kebudayaan, keagamaan, 2,21).
dan politik di Indonesia, khususnya di Jawa. Dalam sastra Bugis, cerita Amir Hamzah
Islam mulai berkembang di Jawa diawali dikenal dengan nama Hikayat Amir Hamzah
dengan berdirinya kerajaan Demak dan yang merupakan saduran dari HAH. Isi ce-
runtuhnya kerajaan Majapahit. Pada saat rita Amir Hamzah Bugis lebih luas daripada
itulah, wayang mulai berkembang dan di- HAH karena mengandung 92 cerita (Mat-
sempurnakan oleh para wali. Jadi, wayang thes via Ronkel, 1895: 248).
sangat besar peranannya dalam penye-
baran agama Islam. Ada beberapa macam 5. Penutup
wayang dan cerita yang digambarkan di an-
taranya adalah wayang purwa (cerita Maha- Teks Amir Hamzah adalah suatu cerita
barata), wayang gedog (cerita Panji) dan yang diangkat dari sejarah Islam yang di-
wayang golek menak (cerita menak) (Effen- jalin dalam bentuk narasi. Teks Amir Ham-
di, 1977: 13-26). Dalam wayang golek me- zah dalam sastra Melayu yang berjudul
nak diceritakan riwayat Amir Hamzah dan Hikayat Amir Hamzah merupakan saduran
hubungannya dengan negeri Arab dan dari teks Amir Hamzah Parsi.
Parsi pada zaman permulaan Islam. Tari Dalam penyebaran agama Islam, HAH
menak di Jawa yang terkenal di antaranya telah diresepsi oleh masyarakat Nusantara

Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001 27


HUMANIORA

Volume XIII No. 1 Februari ■ 2001 Halaman 22 -29

(Jawa, Sunda, Bali, dan Bugis). Sambutan


terhadap teks HAH, secara luas terdapat Dewan Bahasa dan Pustaka. 1994. Hikayat
pada berbagai sastra daerah di Nusantara, Syahi Mardan. Kuala Lumpur.
menunjukkan bahwa teks Amir Hamzah
fungsional untuk mengungkapkan berbagai Dipodjojo, Asdi. 1981. Kesusasteraan Indo-
ajaran (seperti ajakan beragama Islam, nesia Lama pada Zaman Pengaruh
ajakan hidup berkeluarga, bermasyarakat, Islam. Yogyakarta: Lukman.
dan bernegara), dan untuk menunjukkan
kepahlawanan dan keberanian Amir Ham- Effendy, Zarkasi. 1977. Unsur Islam dalam
zah. Pewayangan. Bandung: Alma’arif.
Luasnya Islamisasi di Nusantara, di an-
taranya, tercermin dari luasnya persebaran Galba, Sindu dan Mustari. 1995. Hikayat
teks Amir Hamzah pada berbagai tradisi. Raja Handaq. Jakarta: Departemen
Hal itu dapat diketahui oleh luas dan ber- Pendidikan dan Kebudayaan.
kembangnya cerita Amir Hamzah yang ke-
mudian diresepsi masyarakat di berbagai Graaf, H.J. de. 1949. Geschiedenis van
daerah di Nusantara. Di setiap sastra dae- Indonesie. Bandung: ‘s Gravenhage.
rah yang tersebut di atas, terdapat banyak
salinan naskah cerita Amir Hamzah dan, Hamid, Ismail. 1982. Arabic and Islamic
bahkan, di dalam masyarakat Jawa cerita Literature Tradition. Kuala Lumpur:
Amir Hamzah juga dituangkan di dalam Utusan Publications & Distribution
seni drama (wayang golek menak) dan seni Sdn. Bhd.
tari (tari menak).
Haikal, Muhammad Husain. 1996. Sejarah
Hidup Muhammad. Jakarta: Litera
DAFTAR PUSTAKA Antar Nusa.

Baroroh-Baried, Siti.1996. “Hikayat Amir Hooykaas, C. 1947. Over Maleische Litera-


Hamzah dalam Fungsinya sebagai tuur. Leiden: E.J. Brill.
Pembina Umat” dalam Simposium
Sastra Islam di Brunei Darussalam. Hurgronje, C. Snouck. 1894. De Atjehrs.
Leiden: Brill/Batavia.
Behrend, T.E. 1998. Katalog Induk Naskah-
Naskah Nusantara (Jilid 4) Perpus- Iskandar, T. 1995. Kesusasteraan Melayu
takaan Nasional Republik Indonesia. Klasik Sepanjang Abad. Brunei: Ja-
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. batan Kesusasteraan Melayu Univer-
sity Brunei.
Brakel, L.F. 1975.The Hikayat Muhammad
Hanafiyyah: Bibliotheca Indonesica, Mangunwijaya, J.B. 1981. Sastra dan Reli-
13. The Hague: Martinus Nijhoff. giositas. Jakarta: Djaja Pirusa.
Chamamah-Soeratno, Siti. 1991. Hikayat
Iskandar Zulkarnain: Analisis Resep- Morrison, S.E. 1955. “Persian Influence in
si. Jakarta: Balai Pustaka. Malay Life”. JMBRAS. 28.1:52-69.

Chambert-Loir, Henri dan Oman Fathurah- Nina-H.Lubis. 1998. Kehidupan Kaum Me-
man. 1999. Panduan Koleksi Nas- nak Priangan 1800-1942. Bandung:
kah-Naskah Indonesia Sedunia. Ja- Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.
karta: Obor.

28 Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001


Kun Zahrun Istanti, Hikayat Amir Hamzah

Panuti-Sudjiman.1984. Kamus Istilah Sas-


tra. Jakarta: Gramedia.

Pigeaud, Th.G.Th.1967. Literature of Java


(vol. I): Synopsis of Javanese Lite-
rature 900-1900. Leiden.

Poerbatjaraka, R.M.Ng. 1940. Beschrijving


der Handschriften - Menak. Ban-
doeng: A.C. Nix & Co.

———. 1954. “Bijdragen tot de Kennis der


Pandji-Verhalen”. BKI. 110.

———. 1957. Kepustakaan Djawa.


Djakarta: Djambatan.

———. P. Voorhoeve, C. Hooykaas. 1950.


Indonesische Handschriften. Ban-
dung: A.C. Nix & Co.

Ronkel, Ph. S. van. 1895. De Roman van


Amir Hamza. Leiden: E.J Brill.

Shellabear, W.G. 1961. Sejarah Melayu


(The Malay Annuals). Singapura:
Malaya Publishing House Limited.

Soedarsono. 1989. Sultan Hamengkubuwo-


no IX: Pengembang dan Pembaharu
Tari Jawa Gaya Yogyakarta. Yogya-
karta: Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta.

Vreede, A.C. 1892. Catalogus van de


Javaansche en Madoereesche
Handschriften der Leidsche Univer-
siteits-Biblioetheek. Leiden: E.J Brill.

Winstedt, R.O. 1940. A History of Malay


Literature. KITLV.

———. 1969. A History of Classical Malay


Literature. Kuala Lumpur, Singapore,
New York, London: Oxford.

Yock Fang, Liaw. 1982. Sejarah Kesusas-


teraan Melayu Klassik. Singapura:
Pustaka Nasional Pte. Ltd.

Humaniora Volume XIII, No. 1Februari ■ 2001 29

You might also like