Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Percobaan
Mempelajari Penurunan titik beku larutan
DASAR TEORI
Titik Beku larutan adalah Suhu pada saat larutan mulai membeku. Titik beku pelarut lebih besar dari titik beku larutan.
ΔTf = Titik beku pelarut – Titik beku larutan
ΔTf = m . Kf
ΔTf = m . Kf . i
Dimana : I = 1 + ( n – 1 ) α
B. Bahan
1. Air suling 10 mL
2. Butiran es batu secukupnya
3. Urea / CO (NH2)2 0,6 gram
4. Nacl 0,58 gram
5. Garam dapur 10 sdm
CARA KERJA
1. Masukkan butiran es kedalam gelas kimia sampai kira – kira tiga perempatnya. Tambahkan 10 sendok makan garam dapur lalu
diaduk. Inilah campuran pendingin.
2) Isi tabung reaksi dengan air suling kira – kira setinggi 10mL, kemudian tabung reaksi tersebut dimasukkan kedalam cairan
pendingin. Masukkan pengaduk kedalam tabung reaksi dan gerakkan naik turun hingga seluruhnya membeku.
3) Keluarkan tabung reaksi dari cairan pendingin dan biarkan es dalam tabung mencair. Ganti pengaduk dengan termometer.
Aduk campuran es dan air dalam tabung dengan termometer secara naik turun. Kemudian bacalah termometer dan catat suhu
campuran es dan air itu.
4) Ulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan larutan urea 0,6 gram + aquades 10 mL dan larutan NaCl 0,58 gram + aquades
10 mL sebagai pengganti air suling.
5) Jika es dalam campuran pendingin sudah banyak yang mencair, buatlah lagi campuran pendingin seperti cara diatas.
Hasil percobaan
HASIL PENGAMATAN
NO titk beku Penurunan
Larutan Kemolalan
(°C) titk beku
1 CO (NH2)2 1 -2 2
2 NaCl 1 -3 3
Melalui data percobaan yang diperoleh , dihasilkan titik beku 30 detik pertama yaitu :
1. Aquades 10 ml suhunya 0 0C
2. Larutan urea 0,6 gram suhunya -2 0C
3. Larutan NaCl 0,58 gram suhunya -3 0C
Kf = 1,86 oc/m
∆Tf = m . kf
= - 1,86 0c
i = 1 + (n-1) α
i = 1 + (2-1)
i=2
∆Tf = m . kf . i
= 3,348 0c
Tf = (0-3.348) 0c
= - 3, 348 0c
Hasil dari kedua data yang diperoleh menunjukan bahwa hasil nya sangat berbeda dari percobaan dengan teori . perbedaan ini
kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing masing larutan yang tidak sama , dimana larutan belum sepenuhnya
membeku , sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat . Lalu kemungkinan termometer yang
digunakan untuk mengukur suhu belum stabil , dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan suhu
dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri . Dan kemungkinan yang
terakhir adalah es batu yag digunakan kemungkinan telah mencair sehingga memperlambat proses pembekuan pada larutan,
tapi yang pasti perbedaan ini dikarenakan kekurangan ketelitian dalam membaca skala pada termometer dan dalam melakukan
praktikum yang masih minim .
Apa fungsi garam dapur dalam percobaan ini ?
Garam dapur yang digunakan sebagai campuran es batu adalah untuk menghambat proses pencairan es, sehingga dapat
membantu kita dalam melakukan penganalisisan terhadap titik beku larutan yang akan di uji.
Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni (lebih tinggi, lebih rendah, atau sama) ?
Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu
baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut.
Pada kemolalan yang sama, bagaimanakah pengaruh natrium klorida (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea
(nonelektrolit) terhadap :
a. titik beku larutan?
b. penurunan titik beku larutan?
Menurut Anda apakah yang menyebabkan perbedaan itu?
a…Pada kemolalan yang sama, pengaruh NaCl dibanding dengan urea terhadap titik beku larutan adalah berbeda, titik beku
larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah dari pada larutan non elektrolit (Urea).
b…Pada kemolalan yang sama, pengaruh NaCl dibanding dengan urea penurunan titik beku larutan elektrolit (Nacl) lebih
besar dari pada larutan non elektrolit (Urea), karena Nacl termasuk elektrolit sementara urea termasuk non elektrolit, jadi
urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul
Disebabkan karena zat elektrolit (NaCl) sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion, sedangkan zat non elekrolit (Urea)
tidak dapat diionisasikan. Pada konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel yang lebih banyak
dibandingkan dengan larutan non elektrolit (urea).
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1..Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan urea dan NaCl) memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan titik beku air (pelarut murni) karena di dalam larutan Urea dan NaCl terkandung zat terlarut berupa molekul-molekul
Urea dan molekul-molekul NaCl yang menyebabkan terhalangnya molekul-molekul air untuk membeku sehingga dibutuhkan
suhu yang lebih rendah untuk membekukanl arutan Urea danNaCl tersebut.
2..Penurunan titik beku larutan (ΔTf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
3..Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit pada kemolalan yang sama, dikarenakan larutan
elektrolit terurai sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit
4..Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku (ΔTf) larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan larutan non
elektrolit, Karena penurunan titik beku(ΔTf) larutan elektrolit dipengaruhi oleh factor Van’t Hoff
Melalui data percobaan yang diperoleh , dihasilkan titik beku 30 detik pertama yaitu :
4. Aquades 10 ml suhunya 0 0C
Kf = 1,86 oc/m
∆Tf = m . kf
= (0,6/60) x (1000/10) x (1,86)
= 1,86 0c
Tf = (0-1,86)0c
= - 1,86 0c
Massa pelarut = 10 mL
= 1 + (n-1) α
i = 1 + (2-1)
i=2
∆Tf = m . kf . i
= (0,58/58,5) x (1000/10) x 1,86 x 2
= - 3, 348 0c
Hasil dari kedua data yang diperoleh menunjukan bahwa hasil nya sangat berbeda dari
percobaan dengan teori . perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan
masing masing larutan yang tidak sama , dimana larutan belum sepenuhnya membeku ,
sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat . Lalu
kemungkinan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu belum stabil , dan ketika
mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan suhu dimana ketika
tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri . Dan
kemungkinan yang terakhir adalah es batu yag digunakan kemungkinan telah mencair
sehingga memperlambat proses pembekuan pada larutan, tapi yang pasti perbedaan ini
dikarenakan kekurangan ketelitian dalam membaca skala pada termometer dan dalam