You are on page 1of 21

BAB I

STATUS PASIEN
Identitas Status Pasien
Nama : An. MK
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 6 bulan 5 hari
Tempat Tanggal lahir : Sukabumi, 05 Agustus 2017
Alamat : Cibuhung RT/RW: 01/02, Mangunjaya Bantar
Gadung Sukabumi Jawa Barat
Agama : Islam
Anak ke : 1
Rekam medis : 565739
Tanggal & JamMRS : 05 Februari 2018, Jam: 19.40 WIB
Cara Masuk : IGD
Lama Rawat : 6 hari
Dokter yang merawat : dr. Nesa Aliani Sp.A

Nama Ayah : Tn. A


Usia Ayah : 27 tahun
Pekerjaan Ayah : Buruh Pabrik
Pendidikan terakhir Ayah : SMP
Nama Ibu : Ny. N
Usia Ibu : 21 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir Ibu : SMP

ANAMNESIS (alloanamnesis dengan ibu pasien)

Keluhan Utama
Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang


Os sesak nafas sejak 2 hari SMRS yang didahului dengan batuk dan pilek
yang terjadi sejak 2 hari SMRS. Batuk yang terdengar oleh ibu pasien seperti ada
dahaknya dan batuk di rasakan semakin memberat. Sesak nafas yang dialami
pasien dirasakan semakin memberat pada kesokan harinya yaitu sebelum dibawa
ke rumah sakit, nafas Os terlihat semakin berat dan Os menangis merintih, tidak

1
mau minum ASI dan terlihat lemas sebelum ahirnya mulai mengalami penurunan
kesadaran dan di bawa ke tempat praktek bidan. Daerah muka pasien tidak tampak
biru. Kontak dengan keluarga yang memiliki pengobatan rutin 6 bulan di sangkal.
Os juga mengalami keluhan demam sejak 2 hari SMRS, demam muncul
bersamaan dengan keluhan batuk dan pilek. Demam dirasakan
mendadak,langsung tinggi, tidak sampai mengigil. Ibu pasien tidak mengukur
suhu badan os saat demam dengan menggunakan termometer. Tidak ada mimisan
dan tidak ada bintik-bintik merah keluar pada kulit. Gusi berdarah disangkal.
Tidak ada kejang pada os.
Os juga mengalami keluhan mencret sejak 1 hari SMRS. BAB cair sebanyak
±7x dalam 1 hari. Jumlah dari BAB cair tidak dapat diukur oleh ibu pasien karena
menggunakan popok, terdapat sedikit ampas,tidak berbau busuk ,warna BAB
bewarna kuning kehijauan, terdapat lender namun tidak terdapat darah, pada hari
pertama mencret anak masih mau minum ASI. Pada hari ke dua mencret anak
sudah tidak mau minum ASI. Pada kesokan harinya mencret sebanyak ±5x,
jumlah banyaknya BAB cair hampir sama dengan hari pertama mencret, terdapat
ampas, bewarna kuning kehijauan, tidak berbau busuk. Terdapat lender namun
tidak terdapat darah.

Ibu Os mengaku terdapat keluhan muntah. Muntah terjadi ± 12 jam SMRS.


Muntah dimulai sejak pagi hari ± pukul 09.00 pagi, muntah sebanyak 4x.
Muntahan awalnya berupa makanan yang terahir dimakan oleh pasien dan
muntahan selanjutnya berupa cairan dengan warna sedikit kekuningan.

Riwayat penyakit dahulu


Os belum pernah mengalami keluhan seperti ini, namun ibu os mengaku os sering
mengalami batuk dan pilek. Riwayat kejang dan asma disangkal. Riwayat
konsumsi obat rutin 6 bulan disangkal.

Riwayat penyakit dalam keluarga


Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan atau sakit seperti ini sebelumnya.
Tidak ada yang sedang pengobatan rutin paru

2
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya dibawa ke RSUD sekarwangi pasien sempat dibawa ke tempat
praktek bidan, tidak diberikan obat apapun hanya diberikan oksigen kemudian
pasien segera dirujuk keRSUD Sekarwangi.

Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan, anaknya tidak ada riwayat alergi obat ataupun makanan.

Riwayat Psikososial
Os tinggal bersama Ayah,Ibu dan 3 orang kaka sepupu. Sehingga dalam 1 rumah
di huni oleh 6 anggota keluarga. Os tidur bersama kedua orang tuanya dalam 1
kamar terpisah dari sepupunya yang tidur pada kamar yang berbeda. Jarak antara
rumah saling berdekatan. Dirumah dalam proses memasak masih menggunakan
kompor tungku, menurut pengakuan ibu asap dari tungku yang berada di dapur
sering masuk ke ruangan lain. Dirumah os juga masih menggunakan obat nyamuk
bakar. Ayah os adalah seorang perokok dan sering merokok didalam rumah . Ayah
pasien merupakan seorang buruh pabrik dengan gaji 2.1jt perbulan.

Os mendapatkan ASI hanya sampai usia 5 bulan, dikarenakan menurut bidan


setempat os boleh makan pendamping ASI pada usia 5 bulan, Os mengkonsumsi
bubur tim yang terdiri campuyran sayur bayam dan wortel. Os juga
mengkonsumsi bubur serelac. Os masih minum ASI sampai saat ini.

Riwayat kehamilan dan persalinan


Merupakan kehamilan pertama. Saat hamil, ibu pasien rutin memeriksa kehamilan
ke Puskesmas 1 bulan sekali. Pasien lahir dengan SC, saat usia 9 bulan
dikarenakan ibu memiliki ukuran panggul yang sempit , ditolong oleh dokter
spesialis kandungan , langsung menangis dan tidak terlihat sesak, tidak terdapat
biru. Pasien lahir dengan berat badan 3050 gram dengan panjang badan 49cm.
Selama hamil ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu.
Riwayat kecelakaan, demam atau panas tinggi, bengkak di kaki, tangan, atau
wajah disertai sakit kepala atau kejang, batuk lama, keputihan, ruam pada kulit

3
disangkal, Tidak ada riwayat konsumsi obat-obatan, jamu, atau merokok selama
kehamilan. ibu pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus. S

Riwayat imunisasi

Pada pasien ini anak tidak mendapatkan imunisasi Hb0 pada awal setelah kelahian
dan tidak mendapatkan imunisasi BCG pada usia 1 bulan maka kesan :
IMUNISASI DASAR TIDAK LENGKAP

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Somnolent
Tanda vital
Nadi : 160x/m, regular, reguler kuat angkat isi cukup
RR : 71x/m, regular
Suhu : 38,7oC (aksilla)
Status gizi & antropometri
Berat Badan : 7.8 kg
Panjang Badan : 65 cm
Lingkar kepala : 41 cm

4
PB/U = Diatas -2SD  Normal BB/U = Diatas -2SD  Gizi Cukup

Status
BB/PB = Perkembangan
Diatas -2SD  Normoweight LK = -2SD  Normocephal

Motorik Kasar
- Tengkurap : 5 bulan
- Duduk : 6 bulan
Bahasa
- Mengoceh : : 4bulan
Personal Sosial
- Sudah dapat memakan makanan sendiri (biksuit)
Motorik Halus
- Tidak dilakukan

Pemeriksaan Fisik
Sistem Deskripsi
Kepala Bentuk bulat, simetris, warna rambut hitam,normochepal
(LK -2SD), UUB Cekung
Mata Mata Cekung +/+, Konjungtiva anemis (-/-) Ikterik (-/-),
Refleks Cahaya (+/+), air mata (+)
Hidung PCH +
Mulut Mukosa bibir kering, sianosis (-)
Leher Retraksi supraklavikula +.
Thorax Inspeksi : simetris, retraksi ICS +, Retraksi epigastrium

5
+
Auskultasi : rhonki +/+, wheezing -/-
Abdomen Inspeksi : permukaan cembung, lembut.
Auskultasi : bising +
Palpasi : turgor kulit kembali dengan cepat
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas Akral teraba hangat, waktu pengisian kapiler kurang dari 2
detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 1.Pemeriksaan Darah Rutin (05 Februari 2018)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hb(Hemoglobin) 9.8 Gr% 13-16
Hematocrit 32 % 41-53
Leukosit 18.400 mm3 400-11000
Trombosit 641.000 mm3 150.000-400.000

RESUME
Os sesak nafas sejak 2 hari SMRS yang didahului dengan batuk dan pilek
yang terjadi sejak 2 hari SMRS. Batuk berdahak. Sesak nafas yang dialami pasien
dirasakan semakin memberat,menangis merintih, tidak mau minum ASI dan
terlihat lemah. Daerah muka pasien tidak tampak biru. Kontak dengan keluarga
yang memiliki pengobatan rutin 6 bulan di sangkal.
Os mengalami keluhan demam sejak 2 hari SMRS, Demam dirasakan
mendadak,langsung tinggi, tidak sampai mengigil. Tidak ada kejang pada os.
Os mencret sejak 1 hari SMRS. BAB cair sebanyak ±7x dalam 1 hari. Jumlah
dari BAB cair tidak diukur,sedikit ampas,tidak berbau busuk ,warna BAB
bewarna kuning kehijauan, terdapat lender namun tidak terdapat darah,
Terdapat keluhan muntah. Muntah terjadi ± 12 jam SMRS. Muntah dimulai
sejak pagi hari, muntah sebanyak 4x. Muntahan awalnya berupa makanan yang
terahir dimakan oleh pasien dan muntahan selanjutnya berupa cairan dengan
warna sedikit kekuningan.

6
Dirumah ayah pasien sering merokok di dalam rumah dan masih menggunakan
kompor tungku untuk memasak serta obat nyamuk bakar.
Pada pemeriksaan tanda vital dan fisik didapatkan Keadaan umum tampak
sakit berat, kesadaran somnolent nadi160x/menit,reguler kuat angkat isi cukup
pernafasan 71x/m, suhu 38,7oC (aksilla). Bentuk kepala normochepal (LK -2SD),
UUB Cekung, mata cekung dengan air mata +. PCH +, mukosa bibir
kering,mukosa bibir, retraksi supraclavicular, retraksi ICS +, retraksi epigastrium
+,rhonki +/+,turgor kulit kembali dengan cepat, CRT <2 detik, akral hangat.Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 18.400

DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia Berat + Diare Derajat Ringan Sedang + ARDS

TATALAKSANA
Posisi bahu ganjal
Pasang NGT di alirkan,puasa
Ampisilin Sultactam 4x200mg IV
Gentamisin 1x 40mg IV
Dexamethasone 4x1.5 mg IV
PCT 4x 80mg IV
Rujuk PICU ( keluarga menolak)
NRM
Observasi KU dan Spo2 tiap 2 jam

Prognosis
- Quo ad Vitam : Dubia ad malam
- Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

7
Follow up pasien selama dirawat
06 – februari 2018
S Sesak nafas, demam, rewel
Kesadaran : CM, gelisah
O Suhu 38.0’c
HR : 170x / menit
RR : 60x/menit
SpO2 : 94%
PCH +, retraksi ICS +,Suprasternal +,epigastrial +, Ronkhhi +/+
Turgor kulit kembali cepat
NGT keruh
A Bronkopneumonia berat
Diare DRS perbaikan
ARDS
Sepsis Klinis
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia
P Infus D1/4NS 500ml + bicnat 5 ml  800cc perhari
Posisi bahu ganjal
Pasang NGT di alirkan,puasa
Ampisilin Sultactam 4x200mg IV
Gentamisin 1x 40mg IV
Dexamethasone 4x1.5 mg IV
PCT 4x 80mg IV
NRM
Observasi KU dan Spo2 tiap 2 jam

07 – februari 2018
S Sesak nafas, demam menurun, rewel, mencret -
Gelisah
O Suhu 36.8.’c
HR : 150x / menit
RR : 50x/menit
SpO2 : 99%
PCH + menurun , retraksi Suprasternal +,epigastrial +,ICS +/+ Ronkhhi +/+

8
Turgor kulit kembali cepat
NGT coklat kehitaman
A Bronkopneumonia berat
Diare DRS perbaikan
ARDS
Sepsis Klinis
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia
P Infus D1/4 NS 500ml + bicnat 5 ml  20cc perjam
Posisi bahu ganjal
Pasang NGT di alirkan,puasa  hitung produksi
Ampisilin Sultactam 4x200mg IV
Gentamisin 1x 40mg IV
Dexamethasone 4x1.5 mg IV
PCT 4x 80mg IV
NRM
Observasi KU dan Spo2 tiap 2 jam
Ranitidine 4x10mg iv
Aminosteril 6%  29/kg/hari  2x100ml  20 cc/jam IV
Cek residu  jika jernih test feeding D5% 8x5cc PS

08– februari 2018


S Sesak nafas, demam menurun, rewel,mencret -, cairan selang kehiajuan
Kesadaran : gelisah
O Suhu 36.3’c
HR : 71x / menit
RR : 33x/menit
SpO2 : 99%
PCH -, retraksi ICS +,Suprasternal menurun ,epigastrial +, Ronkhhi +/+

9
Turgor kulit kembali cepat
NGT kehijauan
A Bronkopneumonia berat
Diare DRS perbaikan
ARDS
Sepsis Klinis
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia
P Infus D1/4 NS 500ml + bicnat 5 ml  20cc perjam
Posisi bahu ganjal
Pasang NGT di alirkan,puasa  produksi hijau
Ampisilin Sultactam 4x200mg IV
Gentamisin 1x 40mg IV
Dexamethasone 4x1.5 mg IV
PCT 4x 80mg IV
NRM
Observasi KU dan Spo2 tiap 2 jam
Ranitidine 4x10mg iv
Aminosteril 6%  29/kg/hari  2x100ml  20 cc/jam IV
Cek residu  jika jernih test feeding D5% 8x5cc PS

08 – februari 2018 – sore (17.08)


S Sesak nafas, demam menurun, rewel, menangis terus
KU : irritable
O Suhu 36.4’c
HR : 123x / menit
RR : 42x/menit
SpO2 : 100%
Ronkhhi +/+
Turgor kulit kembali cepat
A Bronkopneumonia berat
Diare DRS perbaikan
ARDS
Sepsis Klinis
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia
P NRM turunkan ke 5 lpm

10
ASI/PASI 8x5ml bila ASI
Terapi lain lanjut

09– februari 2018


S Sesak nafas berkurang
Kesadaran : CM, rewel menurun
O Suhu 36.5’c
HR : 99x / menit
RR : 40x/menit
SpO2 : 99%
PCH -, retraksi + berkurang Ronkhhi +/+ menurun
Turgor kulit kembali cepat
NGT kehijauan
A Bronkopneumonia berat perbaikan
Diare DRS perbaikan
ARDS perbaikan
Sepsis Klinis perbaikan
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia perbaikan
P Mulai intake oral ASI
02 1lpm via NC
Terapi lain tetap
Aminosteril besok stop
Bicnat besok stop

10 – februari 2018
S Sesak nafas berkurang, rewel, mencret 1x, ampas, lendir -, darah -
Suhu 36.8’c
O HR : 110x / menit
RR : 36x/menit
Ronkhhi +/-, retraksi ICS +,epigastrium +
Turgor kulit kembali cepat
A Bronkopneumonia berat perbaikan
Diare akut tanpa dehidrasi
ARDS perbaikan
Sepsis Klinis perbaikan
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia perbaikan
P ASI peroral

11
Infus D1/4 NS 500ml + bicnat 5 ml  20cc perjam
Posisi bahu ganjal
O2 1lpm via NC
Ampisilin Sultactam 4x200mg IV
Gentamisin 1x 40mg IV
Dexamethasone 4x1.5 mg IV
PCT 4x 80mg IV
Observasi KU dan Spo2 tiap 2 jam
Ranitidine 4x10mg iv
Probiokid 2x1 sendok

11 – februari 2018
S Sesak nafas berkurang, batuk, BAB sudah ada ampas, bewarna kecoklatan
Suhu 36.5’c
O HR : 128x / menit
RR : 35x/menit
Ronkhhi-/-,
Turgor kulit kembali cepat
A Bronkopneumonia berat perbaikan
Diare akut tanpa dehidrasi
ARDS perbaikan
Sepsis Klinis perbaikan
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia perbaikan
P Azytromisin syrup 1x2.5 ml
Salbutamol 0.5mg,cetirizine 2mg,prednisone 2,5mg pulvus 3x1
Probiokid lanjut
Paracetamol 4x80 bila panas

12 – februari 2018
S BAB mencret 4x, ampas +
Suhu 36.5’c
O HR : 128x / menit
RR : 25x/menit
Ronkhhi-/-,

A Bronkopneumonia berat perbaikan


Diare akut tanpa dehidrasi
ARDS perbaikan

12
Sepsis Klinis perbaikan
Gastrtitis erosive ec dd sepsis/hipoksia perbaikan
P BLPL
Azytromisin syrup 1x2.5 ml
Salbutamol 0.5mg,cetirizine 2mg,prednisone 2,5mg pulvus 3x1
Probiokid lanjut
Zinc pro 1cth

13
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kasus
Pada kasus ini pasien datang ke IGD sekarwangi rujukan dari bidan
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS yang didahului dengan
batuk berdahak dan pilek serta demam yang terjadi sejak 2 hari SMRS.
Sesak dirasakan semakin memberat,nafas pasien terlihat berat, merintih,
lemas dan tidak mau minum ASI dan kemudian ikuti dengan penurunan
kesadaran.
Pada kasus anak berusia 2 bulan – 5 tahun yang datang dengan keluhan
batuk dan atau kesulitan bernafas maka perlu difikirkan diagnosis banding
dari keluhan tersebut adalah :1
 Pneumonia
 Bronkiolitis
 Asma Bronchial

Pada pemeriksaan tanda vital pasien ini ditemukan adanya nafas yang
cepat yaitu frekuensi nafas mencapai 71x/menit, suhu tubuh 38.7, nadi
160x/permenit. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan sianosis. Pada
hidung tampak pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal,retraksi

14
epigastrium dan retraksi ICS serta ditemukan suara nafas tambahan
berupa ronkhi dikedua lapang paru. Berdasarkan dari keluhan dan
penemuan klinis diagnosis pneumonia dapat difikirkan.
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru dan biasanya
disebabkan oleh virus atau bakteria. Sebagian besar episode yang serius
disebabkan oleh bakteria. Biasanya sulit untuk menentukan penyebab spesifik
melalui gambaran klinis atau gambaran foto dada.1
Faktor risiko terjadinya pneumonia pada masa bayi adalah : 2,3
 BBLR
 Tidak mendapat imunisasi
 Tidak mendapat ASI yang adekuat
 Defisiensi vitamin A
 Tingginya pajanan terhadap polulsi udara sepert asap dari pabrik atau
rokok.
 Gaster Refluks
 Aspirasi
Dari semua faktor risiko yang dapat memperparah keadaan pneumonia
pada masa bayi, pasien ini memiliki 3 faktor risiko tersebut. Pasien tidak
mendapat imunisasi lengkap, dimana pada imunisasi dasar pasien tidak
mendapatkan vaksinasi HB0 dan BCG. Pasien juga tidak mendapatkan ASI
yang adekuat,pasien hanya meminum ASI sampai usia 5 bulan dan pada
usia 6 bulan pasien sudah memakan makanan pendamping. Dimana hal
ini mengugurkan kriteria dari pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI
saja tanpa diberikan apapun. Ibu pasien mengaku bahwa pasien tidak lagi
diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan karena bidan tempat ibu pasien biasa
kontrol mengatakan bahwa pasien boleh diberikan makanan saat usia 6 bulan.
Selain itu ayah pasien sering merokok didalam rumah,serta memasak
masih menggunakan kompor tumpu dan menggunakan obat nyamuk
bakar. Ini merupakan pajanan polusi udara pada anak, terutama rokok yang
tentunya dapat mengiritasi saluran pernafasan.

15
Gambaran klinis dari pneumonia pada bayi tidak khas yaitu adanya
sesak,sianosis,merintih,nafas cuping hidung,letargi, muntah dan ditemukan
adanya takikardi, retraksi subkosta serta demam.2 Takipneu terbukti memiliki
senisitivitas dan spesifitas yang tinggi dalam mendiagnosis pneumonia.
Takipneu berdasarkan WHO adalah sebagai berikut :3
 Usia <2 bulan : ≥60x/menit
 2- <12 bulan : ≥50x/menit
 1- 5 tahun : ≥40 x / menit
Pada pasien ini terdapat frekuensi pernafasan 71x/menit,dimana
usia pasien 6 bulan.

Dalam program penanggulangan penyakit ISPA, pneumonia


diklasifikasikan sebagai :1
 Pneumonia sangat berat
 Pneumonia berat
 Pneumonia
 Bukan pneumonia,

Gambaran Klinis Berat Penyakit


Batuk atau kesulitan bernafas dengan : Pneumonia Sangat Berat
 Saturasi O2 <90% atau sianosis
sentral
 Distres saluran respiratori berat
(tarik dinding dada bagian
bawah, grunting)
 Tanda pneumonia disertai tanda
bahaya (tidak dapat
minum,penurunan
kesadaran,kejang)

16
Tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia Berat
Nafas cepat : Pneumonia
 2- <12 bulan : ≥50x/menit
 1- 5 tahun : ≥40 x / menit

Tidak ada tanda pneumonia atau Bukan pneumonia


penumia sangat berat

Pada pasien ini selain ditemukan adanya batuk dan kesulitan bernafas
ditemukan juga adanya pernafasan yang cepat dengan RR
7Ix/menit,Retraksi ICS,epigatsirum,suprasternal serta merintih yang
menandakan adanya keadaan distress pernafasan serta ditemukannya nafas
cuping hidung. Pada pasien juga tedapat tanda bahaya berupa penurunan
kesadaran dan tidak mau minum sehingga pasien dapat tegrolongkan
sebagai PNEUMONIA SANGAT BERAT.

Tatalaksana dalam Pneumonia berat adalah :1.2


 Rawat RS
 Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat
 Pengobatan amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk pengobatan
pneumonia pada anak <5 tahun karena efektif melawan sebagain
besar kuman pathogen penyebeb pneumonia. kombinasi ampilisin-
kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin. Dosis ampisilin
100mg/kgbb/hari diberikan tiap 6 jam
 Pada pneumonia berat/asupan kurang diberikan cairan melalui IV
 Antipiretik dan analgetik dapat diberikan
 Nebulasi dengan βagonis / Nacl dapat digunakan untuk meningkatkan
mucocilliary clearance
 Pemberian makan Oral dihindari, gunakan NGT

Pasien juga mengalami keluhan mencret sejak 2 hari SMRS. BAB cair
sebanyak ±7x dalam 1 hari. Jumlah dari BAB cair tidak terukur, terdapat

17
ampas,tidak berbau busuk ,warna BAB bewarna kuning kehijauan,
terdapat lender namun tidak terdapat darah. Pada kesokan harinya BAB
mencret 5x
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda dehidrasi berupa mata
cekung, mukosa bibir kering.

Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit


(natrium,kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak.
Dehidrasi terjadi bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara
adekuat, sehingga timbullah kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat
dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan tanda yang
mencerminkan jumlah cairan yang hilang. Rejimen rehidrasi dipilih sesuai
dengan derajat dehidrasi yang ada. Semua anak dengan diare, harus diperiksa
apakah menderita dehidrasi dan klasifikasikan status dehidrasi sebagai
dehidrasi berat, dehidrasi ringan/ sedang atau tanpa dehidrasi1

Tanpa dehidrasi (kehilangan <5%BB) dengan tanda dan gejala:2
- Tidak ditemukan tanda utama berupa KU gelisah atau cengeng
atau lemah atau letargi dan turgor kulit menurun
- KU baik dan sadar
- UUB tidak cekung,mata tidak cekung,air mata ada,mukosa
bibir basah

18
- BU normal
- Turgor abdomen baik
- Akral hangat

Dehidrasi Ringan Sedang (kehilangan 5%-10% BB) dengan tanda dan
gejala:2
- Didapatkan 2 tanda utama dan 2 atau lebih tanda tambahan
- KU gelisah atau cengeng
- UUB sedikit cekung,mata sedikit cekung,mukosa bibir
kering,air mata kurang
- Turgor kurang,Akar hangat

Dehidrasi Berat (kehilangan >10% BB) dengan tanda dan gejala:2
- Didapatkan 2 tanda utama dan 2 atau lebih tanda tambahan
- KU lemah,letargi,koma
- UUB sangat cekung,mata snagat cekung,mukosa bibir sngat
kering,air mata tidak ada
- Turgor sangat kurang dan akral dingin

Pada pasien ini ditemukan tanda utama berupa keadaan umum


lemah dengan 3 tanda tambahan yaitu UUB cekung,mata cekung dan
mukosa bibir kering sehingga pasien terdiagnosis sebagai diare aku
dehidrasi ringan sedang

Pada pasien ini juga terdiagnosis dengan gastritis erosive atau stress ulcer
dimana stress ulcer difenisikan adanya lesi/ perlukaan pada mukosa gaster
yang bersifat akut dan disebabkan oleh iskemik pada mukosa gaster
ditandai dengan perdarahan makroskopis. Etiologi bersifat kompleks akibat
daro Berkurangnya pH Gastric,Iskemik,Produksi mukus gaster berkurang.
Biasanya terjadi 24 – 48 jam setelah taruma/stress. Faktor risiko terjadinya
adalah akibat Gagal nafas dan memerlukan ventilator,Syok dan Sepsis berat

19
Pada pasien di dapatkan hasil dari NGT bewarna coklat kehitaman
yang menandakan lambung mengalami perlukaan sehingga perdarahan
makrokopik dapat terlihat dari penggunaan NGT yang dialirkan.

20
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. 2019. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Edisi 1
2. IDAI. 2011. Pedoman Pelayanan Medis EdisiII. 2011. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Garna H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi
5 . Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD, 2014.
4. ASHP Therapeutic Guidelines on Stress Ulcer Prophylaxis, AJHP
1999;56(4) 347-379

21

You might also like