You are on page 1of 8

MANUSKRIP

LAPORAN KASUS
PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Ny. M DENGAN KOLIK ABDOMEN
DI RUANG BOUGENVILE RSUD PADAN ARANG BOYOLALI

Oleh:
JULIO MALA
0131809

AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2016

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


Pengelolaan Nyeri Akut pada Ny. M dengan Kolik Abdomen di Ruang Bougenvile RSUD Pandan
Arang Boyolali
Julio Mala*, Ummu Muntamah**, Tri Susilo***
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Nyeri akut merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatanya, dan
hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Klien dengan kolik abdomen dapat mengakibatkan nyeri abdomen kronis, merasa tidak nyaman
muntah. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan Nyeri akut pada Ny.M dengan Kolik
Abdomen Di Ruang Bougenvile RSUD Pandan Arang Boyolali.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan klien dalam
mengurangi nyeri. Pengelolaan nyeri akut dilakukan selama 2 hari Ny.M. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksan fisik, observasi dan
pemeriksaan penunjang. Laporan menyajikan tentang analisis data, diagnosis keperawatan,
rencana keperawatan, catatan keperawatan dan catatan perkembangan.
Hasil pengelolaan didapatkan nyeri abdomen berkurang, setelah dilakukan tindakan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan kompres buli-buli hangat di daerah perut
bagian bawah, mengukur tanda-tanda vital, mengatur posisi klien, dan memberikan obat: infus
asering 20 tpm, Ceftriaxon 2x2 1 mg, Keterolak 3x1 ampul 30 mg dan Ambraxol sirup 3x1 sendok
(per oral) dan ranetedin 3x1 tablet.
Saran bagi perawat di Rumah sakit agar menerapkan teknik manejemen nyeri secara
mandiri dengan menggunakan latihan atau pendidikan kesehatan untuk menunjang pengelolaan
nyeri pada klien.

Kata Kunci : Nyeri Akut, kolik abdomen


Kepustakaan : 19 (2000-2015)

PENDAHULUAN tahun 2012 diperoleh angka penderita kolik


Nyeri abdomen dapat berasal dari abdomen di Indonesia cukup tinggi sekitar
dalam organ abdomen termasuk nyeri verbal 91,6%. Penyebab dominan dari kasus kolik
dan dari lapisan dinding perut (nyeri abdomen tersebut adalah makanan yang
somatik). Lokasi nyeri abdomen bisa mengandung pedas dan bijih-bijihan seperti:
mengarah pada penyebab nyeri, walaupun Lombok, bijih jambu dan bijih tomat (Depkes
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan RI, 2012).
perjalanan dari tempat lain (Barbara, 2011). Menurut Study pendahuluan yang
Penatalaksanaan kolik abdomen dapat dilakukan di RSUD Pandan Arang Boyolali
dilakukan dengan cara pemeriksaan pada tanggal 13 April dari catatan Rekam
radiologi yang di dalamnya terdapat aspirasi Medis di dapatkan jumlah pasien dengan
abses abdomen dan terapi antibiotik. Pada Nyeri Abdomen pada periode januari-
akhirnya, penanganan pasien kolik abdomen Desember 2015 bahwa kunjungan pasien
secara umum adalah dengan menentukan dengan nyeri abdomen terbanyak terjadi
apakah pasien tersebut merupakan kasus pada bulan januari dan juni 2015 yaitu
bedah yang harus dilakukan tindakan operasi sebanyak 26 orang (28,4%) dan
atau tidak (Corwin, 2010). kunjungan terendah terjadi pada bulan
Kolik abdomen di Indonesia tercatat Setember 2014 yaitu sebanyak 5 orang
40,85% dari 800.000 orang penduduk. (5.5%),
Berdasarkan hasil pengamatan dan Berdasarkan latar belakang yang
penelitian yang dilakukan oleh Departemen telah dipaparkan di atas maka penulis
Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


bagaimana pengelolaan nyeri akut pada tumpul, samar, dan cenderung beralih
pasien dengan kolik abdomen di RSUD ke area dengan struktur embrional yang
Pandan Arang Boyolali. Tujuan penulisan sama.
penulis mampu mendeskripsikan 2. Kolik abdomen alih adalah nyeri yang
pengelolaan nyeri akut pada Ny.M dengan dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat
kolik abdomen di Ruang Bougenville RSUD penjalaran serabut sara (Amin Huda
Pandan Arang Boyolali. Nurarif, 2013).

TINJAUAN TEORI TINJAUAN KASUS


Kolik merupakan nyeri viseralis akibat Pengkajian ini dilakukan pada hari
spasme otot polos organ berongga dan Rabu tanggal 13 Maret 2016 09:45 WIB di
biasanya disebabkkan oleh hambatan pasase ruang Bougenville RSUD Pandan Arang
organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter Boyolali dengan metode Autolonamnesa dan
batu empedu, peningkatan tekanan Auloanamnesa terhadap Ny M, 46 Tahun,
intralumen). Nyeri ini timbul karena hipoksia dengan diagnosa medis Kolik Abdomen.
yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Keluhan utama pasien mengatakan nyeri
Karena kontraksi ini berjenda, kolik pada perut bagian bawah. Pasien
dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan mengatakan nyeri perut bagian bahwa
pendarahan dinding usus juga berupa nyeri menjalar ke perut dan pinggang, hilang
kolik (Murnijal 2015). muncul 3-4 menit, yang menyebabkan klien
Nyeri abdomen dapat berasal dari merasa tidak nyaman sejak satu minggu
dalam organ abdomen termasuk nyeri verbal yang lalu, klien telah memeriksakan diri ke
dan dari lapisan dinding perut (nyeri Puskesmas sudah dua kali, Tetapi nyerinya
somatik). Lokasi nyeri abdomen bisa tidak berkurang malahan menambah,
mengarah pada penyebab nyeri, walaupun sehingga keluarga klien memilih membawa
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan klien ke Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
perjalanan dari tempat lain (Barbara, 2011). untuk mendapatkan perawatan secara
Definisi lainnya menjelaskan nyeri abdomen intensif.
adalah suatu kegawatan abdomen dapat
terjadi karena masalah bedah dan non Analisa Data
bedah. Secara defenisi pasien dengan akut Pasien mengatakan nyeri pada perut
abdomen datang dengan keluhan nyeri bagian bawah, nyeri saat bergerak, seperti
abdomen yang terjadi tiba-tiba dan ditusuk tusuk, di perut bagian bawah, skala
berlangsung kurang dari 24 jam pada nyeri 5, hilang timbul 3-4 menit, pasien
beberapa pasien dengan abdomen perlu tampak menahan nyeri. Diagnosis
dilakukan resusitasi dan tindakan segera keperawatan yang ditegakkan nyeri akut
maka pasien dengan nyeri abdomen yang berhubungan dengan agen cidera biologis
berlangsung harus ditangani segera (peningkatan kontraksi organ).
(Daldiyono, Fahrial 2009). Identifikasi awal Rencana Keperawatan
yang penting adalah apakah kasus yang Lakukan pengkajian nyeri secara
dihadapi ini suatu kasus bedah atau non komprensif termasuk lokasi
bedah, jika kasus bedah maka tindakan karakteristi durasi frekuensi kualitas nyeri,
operasi harus segera dilakukan. Observasi nyeri nonberval dari kenyamanan,
Mengunakan teknik komunikasi
Klasifikasi Kolik Abdomen terapeotik untuk mengetahui nyeri pasien,
1. Kolik abdomen visceral adalah berasal Berikan kompres buli-buli hangat di daerah
dari organ dalam, visceral di mana perut, Kolaborasi dengan tim medis dalam
intervasi berasal dari saraf memiliki pemberian terapi.
respon terutama terhadap distensi dan
kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal,
robekan atau luka karakteristik nyeri
visceral diantaranya sulit terlokalisir,

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


Tindakan KEPERAWATAN menggambarkan nyeri ringan, 5 sampai
Atur posisi yang aman dan 7, menggambarkan nyeri sedang dan 8-
Menobservasi nyeri, Mengajarkan teknik 10 menggambarkan nyeri berat
relaksasi (Marcellus, 2008).
Nyeri yang dialami oleh Ny.M
CATATAN PERKEMBANGAN merupakan nyeri akut karena nyeri
Pasien mengatakan nyeri pada perut terjadi dan dirasakan kurang dari 6
bagian bawah sudah berkurang, pasien bulan. Nyeri dialami oleh pasien kolik
tampak sakit sedikit, nyeri saat bergerak, abdomen terjadi akibat nyeri ini timbul
seperti ditusuk ditusuk, di perut bagian karena hipoksia yang dialami oleh
bawah. Skala nyeri 2, Hilang timbul, Masalah jaringan dinding saluran. Karena
teratasi sebagian, Lanjut Intervensi: kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan
Kolaborasi pemberian anelgetik. hilang timbul. Fase awal gangguan
perdarahan dinding usus juga berupa
PEMBAHASAN kolik. Serangan kolik biasanya disertai
A. Pengkajian perasaan mual, bahkan sampai muntah.
Pengkajian Autoallonamnasa Dalam serangan, penderita sangat
dan aulloanamnesa yang dilakukan pada gelisah, kadang sampai berguling-guling
hari Rabu tanggal 13 April 2016 jam 10 di tempat tidur atau di jalan. Yang khas
WIB, kepada Ny. M data subjektif yang ialah trias kolik yang terdiri atas
didapat Penulis, klien mengatakan nyeri serangan nyeri yang kumat-kumatan
perut bagian bawah menjalar ke perut disertai mual dan muntah dan gerak
dan pinggang, hilang muncul 3-4 menit, paksa (Price & Wilson, 2011).
yang menyebabkan klien merasa tidak B. Diagnosa Keperawatan
nyaman sejak satu minggu yang lalu, Diagnosa nyeri akut dapat
klien telah memeriksakan diri ke ditegakkan apabila terdapat batasan
Puskesmas sudah dua kali, Tetapi karakteristik yaitu: batasan mayor (80%-
nyerinya tidak berkurang malahan 100%) adalah pengungkapan tentang
menambah, sehingga keluarga klien deskripsi nyeri. Karakteristik minor (60%-
memilih membawa klien ke RSUD Padan 79%) antara lain mengatupkan rahang
Arang Boyolali untuk mendapatkan atau pengelangan tangan, perubahan
perawatan secara intensif. Disamping itu kemampuan untuk melanjutkan aktivitas
penulis juga mendapat data objektif selanjutnya, agitasi asietas
yang menunjukan klien tampak pekaransangan, menggosok bagian yang
menahan nyeri, nyeri saat bergerak, nyeri, ketidakaktifan fisik atau
pasien tampak gelisa, TD : 90/80 mmHg immobilisasi, masalah dengan
N: 80 x/ menit RR: 24x/ menit S: 36,50c. konsentrasi, perubahan pola tidur rasa
Hal ini sesuai dengan teori, nyeri takut mengalami rasa cedera ulang,
akut yang sedang berlangsung kurang menarik bila disentuh (Carpenito, 2013).
dari 3 minggu dimana klien yang Berdasarkan data subjektif dan
mengalami nyeri akut (gejala hilang objektif yang diperoleh dari pengkajian
timbul sebagian atau keseluruhan) dan pada Ny.M, yang dilakukan pada hari
skala nyerinya meningkat). Sifat nyeri rabu, tanggal 13 april 2016 dari data
akut ini yang tidak dapat diprediksi subjektif klien mengatakan nyeri perut
membuat klien frustasi dan sering kali bagian bawah yang menganggu
mengarah pada depresi psikologi (Potter kenyamanan klien, dari data objektif
& perry, 2005). Sedangkkan penentuan yang diperoleh secara inspeksi, klien
skala nyeri di dasarkan pada skala nyeri tampak menahan nyeri, ekspresi wajah
Hayward yang menggunakan skala nyeri gelisa, klien tidak bisa tidur, klien
longitudinal yang terdiri dari angka 0 tampak meringis kesakitan Sesuai data
sampai 10. Angka 0 menggambarkan subjektif dan data objektif tersebut
tidak ada nyeri, 1 sampai 4, penulis menilai 95% sangat mendukung

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


bagi penulis untuk menegakkan Kualitas dan faktor presipitasi, berguna
diagnosa keperawatan tersebut, karena untukmenjelaskan pengalaman subjektif
terdapat criteria hasil pengkajian dengan dan harus dijelaskan oleh pasien.
batasan karakteristik. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor
C. Intervensi Keperawatan yang berhubungan merupakan suatu hal
Menurut maslow dalam potter yang amat penting untuk memilih
dan Perry (2005) nyeri termasuk dalam intervensi yang cocok dan untuk
kelompok kebutuhan urutan ke dua mengevaluasi keefektifan.
yaitu kebutuhan rasa aman dan nyaman, Intervensi selanjutnya
dimana mempertahankan keselamatan pastikan durasi atau episode masalah,
fisik melibatkan keadaan menggurangi siapa yang telah dikonsulkan, dan obat
atau mengeluarkan ancamang pada atau terapi apa yang telah digunakan.
tubuh atau kehidupan seperti nyeri Rasional: memudahkan pilihan
infeksi dan tidur yang tidak nyaman, intervensi yang sesuai. Membantu
karena bagaimanapun orang sakit akan mengidentifikasi tindakan yang
terancam dari kesejatraan dan kemungkinan terlupakan tidak dicoba
emosional. Sedangkan masalah kedua atau gagal dalam membantu masalah
penulis tidak memprioritaskan dan tidak pada masa lalu. Instruksikan pasien
mengambil tindakan terhadap masalah untuk melaporkan nyeri dengan segera
tersebut karena penulis berasumsi jika nyeri itu muncul. Rasional:
bahwa masalah kedua dan ketiga pengenalan segera meningkatkan
muncul karena disebabkan dari masalah intervensi dini dan dapat menurungkan
pertama atau nyeri akut. Oleh sebab itu bertnya serangan. Kontrol lingkungan
penulis memprioritaskan masalah yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
pertama karena jika masalah pertama suhu ruagan, pencahayaan dan
sudah diatasi maka masalah lainnya juga kebisingan. Rasional: dapat lingkugan
akan membaik seiring dengan hilangnya yang tenan dan nyaman. Dorong
nyeri pada pasien. penggunaan tentang teknik non
Nyeri dijadikan sebagai farmokologi: Napas dalam, relaksasi,
prioritas diagnosa keperawatan karena distraksi dan kompres hangat. Rasional :
masalah tersebut membuat pasien Motivasi klien agar memakain teknik
merasa tidak nyaman, bila masalah relaksasi napas dalam pada saat nyeri
tersebut tidak di atasi segera maka abdomen muncul. Dan intervensi
dapat menyebabkan komplikasi dan terakhir adalah berikan anelgetik untuk
menggangu psikologi individu Dimana mengurangi nyeri. Rasional: Bermanfaat
dalam kebutuhan dasar manusia pada nyeri perut karena gangguan
Menurut maslow dalam Potter & Perry pecernaan (Butcher et al., 2012;
(2005), nyeri merupakan kebutuhan Carpenito, 2011).
urutan kedua yaitu pada keselamatan
dan keamanan dimana D. Implementasi Keperawatan
mempertahankan keselamatan fisik Mempersiapkan fasilitas yang
melibatkan keadaan menggurangi atau diperlukan untuk melakukan tindakan,
mengeluarkan ancaman pada tubuh mengobservasi tanda-tanda vital,
atau kehidupan seperti nyeri, infeksi dan mengatur posisi yang nyaman,
tidur yang tidak nyaman, karena memberikan teknik nafas dalam,
bagaimanapun orang yang sakit akan memberikan kompres buli-buli hangat,
teracaman dari kesejahteraan fisik dan memberikan obat sesuai dengan resep
emosional. dokter. Tujuan memberikan
Intervensi yang disusun untuk implementasi kepada pasien adalah
mengatasi masalah nyeri adalah kaji untuk mengurangi nyeri dan
nyeri secara komprehensif termasuk memberikan rasa nyaman pada pasien,
lokasi, karakteristika, durasi, frekuensi klien bisa tidur dengan tenang.

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


Implementasi yang dilakukan pemberian kompres buli-buli hangat,
pada hari rabu 13 April 2016 adalah pembuluh-pembuluh darah melebar
mengobservasi nyeri serta mengajarkan sehingga memperbaiki peredaran darah
teknik relaksasi dan mengatur posisi di dalam jaringan tersebut.
yang aman dan. Tindakan Dengan cara ini penyaluran zat
mengobservasi nyeri meliputi lokasi, asam dan bahan makanan ke sel-sel
frekuensi, penyebab, karakteristik, skala diperbesar dan pembuangan dari zat-zat
dan waktu terjadinya nyeri yang dialami yang dibuang akan diperbaiki. Aktivitas
oleh pasien sebagai pedoman bagi sel yang meningkat akan mengurangi
perawat dalam menentukan rasa sakit atau nyeri dan akan
pengelolaan nyeri berikutnya. Nyeri akut menunjang proses penyembuhan luka
mempunyai awal dan akhir yang jelas. dan proses peradangan (Steven dkk,
Nyeri akut mempunyai konotasi yang 2000). Pemberian kompres hangat
positif dalam arti nyeri tersebut adalah memberikan rasa hangat pada
merupakan tanda siaga adanya jejas klien dengan menggunakan cairan atau
pada tubuh, sedangkan nyeri kronis alat yang menimbulkan hangat pada
tidak mempunyai tujuan fisiologis bagian tubuh yang memerlukannya.
tertentu. Tujuannya adalah memperlancar
Pelaksanaan relaksasi nafas sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
dalam pada pengelolaan nyeri sudah merangsang peristaltik usus,
tepat dan sesuai dengan hasil penelitian memperlancar pengeluaran getah
Syamsiah dan Muslihat (2015) tentang radang atau eksudat, memberi rasa
pengaruh terapi relaksasi autogenik nyaman atau hangat dan tenang.
terhadap tingkat nyeri akut pada pasien Pemberian kompres panas dilakukan
abdominal pain di Rumah sakit pada klien dengan perut kembung, klien
Karawang 2014 mendapatkan hasil yang kedinginan, klien yang mengalami
penelitian terdapat pengaruh tehnik radang, kekejangan otot atau spasmus,
relaksasi yang signifikan terhadap nyeri adanya abses atau bengkak akibat
akut pada pasien dengan abdominal pain suntikan, tubuh dengan abses atau
di Rumah sakit Karawang Karawang. Hal hematom.
ini sesuai dengan teori yang Metode kompres hangat yaitu
diungkapkan oleh (Smeltzer & Bare, kompres panas basah dan kompres
2013) bahwa tehnik relaksasi napas panas kering yang menggunakan buli-
dalam efektif untuk mengatasi nyeri, buli panas (WWZ), bantal listrik, busur
termasuk pada pasien dengan lampu atau cahaya, solux, Fohn (Kusyati,
abdominal pain. 2006). Menurut Griffiths, Fernandez, dan
Implementasi yang dilakukan Ussia (2001) dalam jurnal Nurjanah
pada hari rabu 14 April 2016 adalah (2011), pemberian kompres air hangat
memberikan kompres pada nyeri dengan dapat membantu vasodilatasi pembuluh
buli-buli hangat. Pilihan alternatif lain darah dengan meningkatkan sirkulasi
dalam meredakan nyeri adalah terapi darah pada pembuluh darah yang
kompres dengan buli-buli hangat. mengalami flebitis, sehingga selain
Namun begitu, perlu adanya studi lebih mengurangi nyeri juga dapat
lanjut untuk melihat keefektifannya dan mempercepat proses penyembuhan luka
bagaimana mekanisme kerjanya. Terapi flebitis. Penelitian ini mendukung hasil
panas diduga bekerja dengan penelitian yang menyatakan bahwa
menstimulasi reseptor tidak nyeri atau penggunaan air dalam perawatan luka
non-nosiseptor dalam bidang reseptor dapat membantu proses penyembuhan
yang sama pada cedera (Sulistyo, luka. Dalam penelitiannya terbukti
2013:85). Pemakaian kompres panas bahwa air dapat membantu proses
biasanya dilakukan hanya setempat saja penyembuhan luka tanpa menimbulkan
pada bagian tubuh tertentu. Dengan

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


dampak negatif pada pasien yang tanda-tanda vital, mengatur posisi klien,
mengalami luka. menajarkan teknik relaksasi atau nafas
dalam, memberikan kompres buli-buli
E. Evaluasi hangat di daerah perut bagian bawah
Evaluasi akhir yang dilakukan dan memberikan obat secara Iv infus
yaitu pada hari Kamis, tanggal 14 April asering 20 tpm, Ceftriaxo 2x2 1 mg,
2016 jam 12 WIB. Penulis melakukan Keterolak 3x1 ampul 30 mg dan
evaluasi pada klien dan memperoleh memberikan obat secara oral Ambraxol
data subjektif, pasien mengatakan nyeri sirup 3x1 sendok dan ranetedin 3x1
berkurang, dan data objektif yang tablet.
didapat secara inspeksi klien kelihatan 5. Evaluasi yang diharapkan dari tindakan
tenang, tidak gelisah, kelihatan senyum, keperawatan yang teleh dilakukan
dan berbincang-bincang dengan penulis adalah pasien bisa mengkotrok
keluarga. nyeri dengan teknik relaksasi atau nafas
Nyeri berkurang pada pasien dalam dan pasien mengatak nyeri
setelah tindakan kompres buli-buli berkung skala nyeri 2 terlihat pasien
hangat, pemberian kompres hangat sudah tenang dan penulis kolaborasi
menyebabkan melebarnya pembuluh dengan tim medis untuk melanjutkan
darah yang akhirnya melancarkan intervensi.
sirkulasi darah sehingga dapat
memberikan darah sampai ke seluruh Saran
bagian tubuh dan mengurangi nyeri. 1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menerapkan
Simpulan pengelolaan nyeri dengan cara
1. Penulis melakukan pengkajian dengan memberikan kompres buli-buli hangat,
cara allowanamnesa dan autoanamnesa memberikan tehnik relaksasi yang dapat
dan data yang penulis dapat meliputi menurunkan skala nyeri.
data subjektif dan data objektif. Data 2. Bagi Institusi Pendidikan
subjektif pasien mengatakan nyeri pada Menambah literature dan informasi
perut bagian bawah, dan data objektif tentang pengelolaan nyeri akut
pasien tampa menahan nyeri, P:nyeri diharapkan pula agar bisa mengevaluasi
saat bergerak, Q:Seperti ditusuk-tusuk, sejauh mana mahasiswa dapat
R: diperut bagian bawah S:skala nyeri 5 melakukan pengelolaan nyeri akut pada
dan T:Hilang timbul 3-4 menit. pasien kolik abdomen.
2. Dari hasil pengkajian penulis 3. Bagi pasien dan Keluarga
menemukan diagnosa yang actual nyeri Keluarga Tn.R Khususnya Ny.M
akut berhubungan agen cidera biologis diharapkan mampu melakukan
(peningkatan kontraksi organ). pencegahan maupun perawatan
3. Setelah penulis menegakkan diagnosa terhadap nyeri akut pada pasien dengan
penulis menyusun Intervensi kolik abdomen.
keperawatan untuk mengetasi diagnosa 4. Bagi rumah sakit dan perawat
tersebut, Intervensi itu meliputi: kaji Diharapkan dapat meningkatkan
tanda-tanda vital dan karakteristika pelayanan kesehatan dalam
nyeri pasien, ajarkan teknik relaksasi memberikan pengelolaan nyeri akut
nafas dalam dan Memberikan kompres serta mampu memberikan motivasi pada
buli-buli hangat di daerah perut bagian pasien untuk mendorong atau
bawah, anjurkan pasien meminimalisasi memberikan semangat dalam proses
kegiatan yang menimbulkan nyeri dan perawatan khususnya tindakan
kolaborasi dengan dokter dalam keperawatan tentang kolik abdomen.
pemberian anelgetik.
4. Implementasi keperawatan yang
dilakukan penulis antara lain mengukur

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


Daftar Pustaka

Butcher, Howard K., Bulechek, Gloria M.,


Dochterman, Joanne M. McCloskey,
& Wagner, Cheryl. (2012). Nursing
Interventions Classification (NIC).
New York: Mosby.
Carpenito, L.J. (2011). Diagnosis
Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. (2010). Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.
Depkes RI. (2012). Jendela Data dan
Informasi Kesehatan Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Depkes RI.
Price, S. A , & Wilson, Lorraine M. C. (2011).
Patofisiologi Clinical Concepts of
Disease Process (Terjemahan, Trans.
Edisi 6 ed. Vol. Vol 2). Jakarta: EGC.
Smeltzer, Susan C, & Bare, Brenda G. (2013).
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddart (A. B. A.
W. dkk, Trans. Edisi 8 ed.). Jakarta:
EGC.

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo

You might also like