You are on page 1of 5

1.

Pengertian Aktiva Tetap Tak Berwujud

Aktiva tetap tak berwujud adalah asset non moneter yang dapat diidentifikasi, yang
tidak memiliki substansi fisik. Nilai dari aktiva tetap tak berwujud berasal dari hak atau
keistimewaan yang diperoleh entitas dari memiliki asset tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh dari aktiva tetap tak berwujud: paten, hak cipta,
merek produk, piranti lunak computer, waralaba, goodwill. Beberapa jenis aktiva tetap tak
berwujud dapat mempunyai bentuk fisik, seperti compact disc (yang di dalamnya terdapat
piranti lunak computer) atau dokumentasi legal (yang memuat lisensi atau paten).

Karena sifatnya yang tak berwujud, akuntansi untuk asset tersebut tidaklah semudah
akuntansi untuk asset berwujud. Pengakuan dan pengukuran asset tak berwujud sering kali
menimbulkan permasalahan, yang diantaranya disebabkan karena banyak asset tak berwujud
yang dihasilkan internal (bukan dibeli dari pihak eksternal) sehingga sulit untuk menentukan
biaya historis yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran nilai asset tak berwujud
tersebut.

Kriteria utama untuk menentukan apakah suatu asset tak berwujud harus diakui
adalah:

1. Aset tak berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari aspek entitas yang lain.

2. Penggunaan asset tak berwujud dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari tindakan atau
kejadian di masa lalu.

3. Terdapat manfaat ekonomi di masa mendatang yang akan mengalir ke entitas.

4. Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal.

Aktiva tak berwujud memiliki dua karakteristik utama:

1. Kurang memiliki eksistensi fisik. Tidak seperti aktiva berwujud seperti properti, pabrik,
dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan yang
diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.

2. Bukan merupakan instrument keuangan. Aktiva seperti deposito bank, piutang usaha, dan
investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi
diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument keuangan dan
menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa
depan.

4. Biaya Penelitian dan Pengembangan

Biaya penelitian dan pengembangan dengan sendirinya bukan merupakan aktiva tak
berwujud. Akan tetapi, akuntansi untuk biaya penelitian dan pengembangan sering kali
menghasilkan pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diberi hak cipta (seperti produk
baru, proses, ide, rumus, komposisi, atau hasil sastra).

Banyak perusahaan mengeluarkan banyak uang untuk penelitian dan pengembangan


guna menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan menemukan
pengetahuan baru yang dapat bermanfaat di masa depan.

Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk pengeluaran penelitian dan
pengembangan ini adalah (1) mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan
aktivitas proyek, atau pencapaian tertentu dan (2) menentukan besarnya manfaat di masa
depan serta lamanya waktu manfaat tersebut dapat direalisasi. Karena ketidakpastian yang
terakhir ini, maka praktek akuntansi di bidang ini telah disederhanakan dengan mensyaratkan
bahwa semua biaya penelitian dan pengembangan harus dibebankan ke beban pada saat
terjadinya.

Mengidentifikasi Aktivitas Penelitian dan Pengembangan

Aktivitas Penelitian: Pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang ditujukan
untuk menemukan pengetahuan baru.

Contoh: Pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru, pencarian aplikasi dari penemuan baru.

Aktifitas Pengembangan: Penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam


suatu rencana atau rancangan untuk produk atau proses baru atau perbaikan yang signifikan
terhadap produk atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual ataupun
digunakan.

Contoh: Perumusan konseptual dan perancangan dari alternatif produk atau proses yang
mungkin, pembuatan prototype dan pengoperasian pabrik percontohan.

Akuntansi untuk Aktivitas Penelitian dan Pengembangan

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembagan (R&D) dan perlakuan
akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pos-
pos itu memiliki kegunaan alternatif di masa depan (dalam proyek penelitian dan
pengembangan lain atau lainnya), kemudian catatlah sebagai persediaan dan alokasikan
ketika dikonsumsi, atau kapitalisasi dan susutkan ketika digunakan.

2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil yang terlibat
dalam R&D harus dibebankan ketika terjadi.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika
pos-pos itu memiliki kegunaan alternatif di masa depan (dalam proyek R&D lain, atau yang
lainnya), kemudian kapitalisasi dan amortisasikan.
4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan pelaporan
R&D perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.

5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk dalam
biaya R&D, kecuali untuk biaya administrasi dan umum, yang secara jelas harus
berhubungan agar dapat dimasukkan dan dicatat sebagai beban.

Jenis-jenis pengeluaran yang berhubungan dengan aktivitas mesin laser, bersama dengan
perlakuan akuntansi yang disarankan, disajikan dalam Ilustrasi 12-14.

Biaya-biaya Lain yang Serupa dengan Biaya R&D

Banyak biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya peneltian dan pengembangan,
seperti:

1. Biaya start-up operasi baru.

2. Kerugian operasi awal.

3. Biaya iklan.

4. Biaya perangkat lunak komputer.

Sebagian besar dari biaya-biaya ini dibebankan ketika dikeluarkan, yang serupa dengan
akuntansi untuk biaya penelitian dan pengembangan (R&D). Berikut penjelasan singkat
mengenai biaya-biaya tersebut.

1. Biaya start-up operasi baru

Biaya start-up dikeluarkan dalam satu kali aktivitas untuk memulai operasi baru.
Contohnya mencakup pembukaan pabrik baru, memperkenalkan produk atau jasa baru, atau
menjalankan bisnis di daera baru atau dengan kelas pelanggan baru. Biaya start-up mencakup
biaya organisasional; yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengorganisasikan entitas baru,
seperti berbagai jenis biaya hukum dan biaya pemerintahan daerah.

Akuntansi untuk biaya start-up bersifat langsung; bebankan biaya start-up ketika
dikeluarkan. Profesi akuntan mengakui bahwa biaya-biaya ini dikeluarkan dengan harapan
pendapatan akan dihasilkan di masa depan atau akan diperoleh peningkatan efisiensi. Akan
tetapi, untuk menentukan jumlah dan waktu manfaat masa depan yang akan diterima sangat
sulit sehingga diperlukan suatu pendekatan konservatif-membebankan biaya-biaya ini ketika
dikeluarkan-jika diperlukan.

Untuk mengilustrasikan jenis biaya yang harus dibebankan sebagai biaya start-up,
asumsikan bahwa Hilo Beverage Company yang berpusat di Amerika Serikat memutuskan
untuk membangun sebuah pabrik baru di Brazil. Sebagai bagian dari keseluruhan strateginya,
Hilo bermaksud memperkenalkan merek utama perusahaan Amerika Serikat ke Brazil, atas
dasar produksi lokal. Berikut ini adalah beberapa biaya yang mungkin terkait dalam aktivitas
start-up ini.
1. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji
karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak, serta
urusan pemerintah.

2. Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk, pemeliharaan, sistem


computer, keuangan, dan operasi.

3. Perekrutan, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan penetapan jaringan


kerja distribusi.

Semua biaya ini merupakan biaya start-up dan harus dibebankan ketika dikeluarkan.

Biaya start-up biasanya terjadi pada waktu yang sama dengan aktivitas lain, seperti
akuisisi atau pengembangan aktiva. Sebagai contoh, ketika mengeluarkan biaya start-up
untuk pabrik barunya, Hilo mungkin juga membeli atau membangun property, pabrik,
peralatan dan persediannya. Biaya-biaya aktiva ini tidak boleh dibebankan secara langsung.
Aktiva ini harus dilaporkan dalam neraca dan dibebankan ke operasi dengan menggunakan
pedoman pelaporan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum secara tepat.

2. Kerugian Operasi Awal

Beberapa akuntan berpendapat bahwa kerugian operasi yang terjadi dalam memulai
suatu bisnis harus dikapitalisasi, karena hal itu tidak dapat dihindari dan merupakan biaya
untuk memulai bisnis.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa Hilo telah kehilangan uang dalam tahun pertama
operasinya dan ingin mengkapitalisasi kerugian itu dengan alasan bahwa perusahaan akan
semakin menguntungkan yang akan mengoffset kerugian tersebut di periode masa depan.
Bagaimana menurut anda? Kami meyakini bahwa pendekatan ini tidak dapat diterima, karena
kerugian tidak memiliki jasa potensial di masa depan sehingga tidak dapat dianggap sebagai
aktiva.

Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum menyatakan bahwa kerugian operasi tidak
boleh dikapitalisai selama tahun-tahun pertama. Pendeknya, akuntansi dari standar pelaporan
tidak boleh berbeda antara perusahaan yang mencoba untuk membangun sebuah bisnis baru
dengan perusahaan lainnya.

3. Biaya Iklan

Baru-baru ini, PepsiCo mempekerjakan bintang pop, seperti Britney Spears dan
Beyonce untuk mengiklankan produknya. Bagaimana biaya iklan yang berhubungan dengan
bintang pop ini harus dilaporkan? Biaya-biaya ini dapat dibebankan dengan berbagai cara:

1. Ketika bintang pop tersbut telah menyelesaikan tugasnya.

2. Pertama kali iklan mulai ditayangkan.

3. Selama estimasi masa manfaat iklan.


4. Dengan suatu cara yang tepat kepada masing-masing dari tiga periode yang
diidentifikasikan di atas.

5. Selama periode pendapatan yang diharapkan akan dihasilkan.

Pepsi seharusnya membebankan sebagian besar biaya iklan ketika dikeluarkan atau pertama
kali iklan dimuat. Kedua alternatif ini diijinkan karena pendekatan manapun digunakan akan
memberikan hasil yang pada dasarnya sama. Aktiva berwujud yang digunakan dalam iklan,
seperti billboard, dicatat sebagai aktiva karena hal itu memiliki kegunaan alternatif di masa
depan.

4. Biaya Perangkat Lunak Komputer

Timbul suatu masalah khusus dalam membedakan antara biaya R&D dengan aktivitas
administrasi dan penjualan. FASB bermaksud agar akuisisi, pengembangan, atau peningkatan
nilai produk atau proses oleh sebuah perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas penjualan
dan administrative dikeluarkna dari definisi aktivitas penelitian dan pengembangan. Sebagai
contoh, biaya perangkat lunak yang dikeluarkan oleh suatu maskapai penerbangan dalam
meningkatkan sistem pemesanan terkomputerisasi, atau biaya yang dikeluarkan selama
pengembangan sistem informasi manajemen bukan merupakan biaya penelitian dan
pengembangan.

Pertanyaan Konseptual

Persyaratan bahwa semua biaya penelitian dan pengembangan (dan biaya lainnya)
yang terjadi secara internal harus dibebankan dengan segera merupakan suatu pemecahan
konservatif dan praktis, yang memastikan konsistensi dalam praktek dan keseragaman di
antara perusahaan. Akan tetapi, praktek penghapusan pengeluaran secara langsung yang
dilakukan dengan harapan bermanfaat di periode masa depan tidak dapat dibenarkan.

Para pendukung pembebanan dengan segera berpendapat bahwa dari sudut pandangan
laporan laba-rugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering kali hanya membuat
perbedaan kecil. Mereka menyatakan bahwa jumlah biaya R&D yang dibebankan ke beban
setiap periode akuntansi kurang lebih akan sama, baik dicatat sebagai beban atau
dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari aktivitas R&D
perusahaan. Kritik terhadap praktek ini menyatakan bahwa neraca harus melaporkan aktiva
tak berwujud yang berhubungan dengan pengeluaran yang memiliki manfaat masa depan.
Menghindarkan semua kapitalisasi pengeluaran R&D akan menghapus dari neraca sesuatu
yang mungkin merupakan aktiva perusahaan yang paling berharga. Standar ini merupakan
salah satu dari banyak trade-off yang dilakukan antara pertimbangan relevansi, reliabilitas,
dan biaya-manfaat.

You might also like