Professional Documents
Culture Documents
Keperawatan Maternitas II
“Gangguan Perdarahan Kehamilan Lanjut”
DOSEN PEMBIMBINNG :
OLEH KELOMPOK 2 :
1. RIZKATUL HIKMAH
2. FALQURRIATI
3. ERIN SAPUTRA
4. EGI DIAH SYAFITRI
5. TEGUH GAMA ZARKASYI
6. PANDI WIJAYA
7. NUR HAFNILAH
8. RAHMI
9. ERNA LESTARI
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.2 Tujuan…………………………………………………………………… 1
2.1 Pengertian……………………………………………………………………… 2
2.2 Etiologi……………………………………………………………………….... 3
2.3 Klasifikasi…..…………………………………………………………………. 4
2.4 Patofosiologi………………………………………………………………….. 8
2.7 Penatalaksanaan..…………………………………………………………….. 10
3.1 Pengkajian………………………………………………………………….…13
Pendarahan obsterti yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi
setelah anak atau plasenta lahir pada umumnya adalah pendarahan yang berat, dan jika
tidak menapat penanganan yang cepat dapat mendatangkan syok yang fatal. Sampai
sekarang pendarahan dalam obstetric masih memegang peran penting sebagai penyebab
utama kematian maternal, sekalipun di negara maju, terutama pada kelompok social
ekonomi rendah. (Sarwono, 2012)
Pendarahan pada kehamilan lanjut yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta sedangkan pendarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umumnya
kelainan serviks, biasanya tidak seberapa berbahaya.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester III dalam hal ini pendarahan pada
kehamilan lanjut, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama. Oleh karena itu,
sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang terjadi pada penderita agar
dapat segera melakukan penanganan yang tepat.
1.2 Tujuan
2.1. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (
Sarwono, ilmu kebidanan 2010 ).
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim
kearah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi.
Plasenta previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae: didepan, vias: jalan ).
Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali
sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan atau belakang rahim di daerah fundus uteri (
winknjosastro, 1999 )
2.2. Etiologi
6. Erythroblastosis
2.3. Klasifikasi
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas tidak
mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko
perdarahan sangat hebat.
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat
implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak dilahirkan
melalui pervaginam.
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan pervaginam
tetapi risiko perdarahan tetap besar.
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir
risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan
pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas
pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
2.4. Patofisiologi
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
1. USG : biometri janin, plasenta (letak, derajat maturasi, dan kelainan), ICA.
Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari hasil
amniosentesis.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan.
(Budi Anna Keliat, 1994).
1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra. Striae atau
tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju pertumbuhan rambut
berkurang.
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
4) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
5) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi hiperventilasi
selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas,
Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick),
Hipertropi epithelium
8) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang canggung,
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b. Khusus
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak di bagian uterusnya.Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen
atau uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak
merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan
kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
4.2. Saran
Keadaan perdarahan sebelum persalinan merupakan keadaan yang dapat berakibat fatal
jika tak mendapatkan penangan intensif, karena itu dalam hal ini para perawat sebaiknya
cermat melihat kondisi pasien misalnya pendarahan pada plasenta prefia, agar jika terjadi
keadaan darurat dapat segera tertangani.
DAFTAR PUSTAKA