You are on page 1of 19

MODUL VI

SISTEM DINAMIS (STOCK FLOW DIAGRAM)

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pemodelan dapat diartikan sebagai suatu perwakilan dari sebuah obyek

atau situasi aktual atau merupakan tiruan model dunia nyata yang dibuat

virtual karena merupakan tiruan, maka model tidak harus sama persis dengan

aslinya, tetapi tetap memiliki keserupaan. Sebagai landasan pengertian

pemodelan diperlukan suatu penelaahan tentang model itu sendiri secara

spesifik ditinjau dari pendekatan sistem.

Sistem Dinamis merupakan sebuah metodologi dan teknik pemodelan

matematika untuk membingkai, memahami, dan mendiskusikan masalah

yang kompleks. Awalnya dikembangkan pada tahun 1950 untuk membantu

manajer perusahaan meningkatkan pemahaman mereka tentang proses-proses

industri, sistem dinamis saat ini digunakan di seluruh sektor publik dan swasta

untuk perancangan dan analisa kebijakan.

Pada modul ini nantinya akan dijelaskan mengenai sistem dinamis

(Stock Flow Diagram). Di dalam modul ini ditunjukkan pula bagaimana cara

mendefinisikan dan merancang suatu model sistem dinamis (Stock Flow

Diagram) dari suatu studi kasus tertentu dengan menggunakan perangkat

lunak Stella.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut :

“Bagaimana cara mendefinisikan dan merancang model simulasi

(Stock Flow Diagram) pada suatu studi kasus tertentu?”

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum modul VI ini adalah:

1. Memahami model simulasi sistem dinamis.

2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat model simulasi sistem

dinamis (Stock Flow Diagram) menggunakan Software Stella.

3. Menggunakan Software Stella dalam menyelesaikan permasalahan.

4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Stella untuk memecahkan suatu

permasalahan.

II. Tinjauan Pustaka

A. Stock Flow Diagram

Pemodelan dapat diartikan sebagai suatu perwakilan dari sebuah obyek

atau situasi aktual atau merupakan tiruan model dunia nyata yang dibuat

virtual karena merupakan tiruan, maka model tidak harus sama persis dengan

aslinya, tetapi tetap memiliki keserupaan. Sebagai landasan pengertian

pemodelan diperlukan suatu penelaahan tentang model itu sendiri secara

spesifik ditinjau dari pendekatan sistem. Namun, sebelum sampai pada tahap

pemodelan, perlu diketahui lebih dahulu jenis dan klasifikasi model-model

secara terperinci. Menurut McGarney dan Hannon (2004), model dapat

dikategorikan dalam tiga macam yaitu model statis, model statis komparatif

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


dan model dinamis. Model statis menggambarkan fenomena kejadian pada

saat ini. Model statis komparatif merupakan model yang membandingkan

beberapa fenomena dengan kejadian yang berbeda dalam suatu waktu. Model

dinamis merupakan model yang dapat dikembangkan untuk menunjukkan

perubahan over time permintaan dan pasokan. Model ini juga merefleksikan

perubahan melalui simulasi ataupun berdasarkan waktu real dan menghitung

komponen secara konstan dengan memasukkan beberapa alternatif tindakan

yang akan datang.

Suatu fenomena menyangkut dengan 2 (dua) hal yaitu Struktur dan

Perilaku. Struktur adalah unsur pembentuk fenomena dan pola keterkaitan

antar unsur tersebut, yang dipengaruhi oleh: (1) feedback (causal loop); (2)

stock (level) dan flow (rate); (3) delay; dan (4) nonlinearity. Sedangkan

perilaku (behaviour) adalah perubahan suatu besaran/variabel dalam suatu

kurun waktu tertentu, baik kuantitatif maupun kualitatif atau catatan tentang

magnitude (besar, nilai, angka) sesuatu dalam suatu kurun waktu tertentu

(pertumbuhan, penurunan, osilasi, stagnan, atau kombinasinya). Pemahaman

hubungan struktur dan perilaku sangat diperlukan dalam mengenali suatu

fenomena.

Suatu struktur umpan–balik harus dibentuk karena adanya hubungan

kausal (sebab-akibat). Dengan perkataan lain, suatu struktur umpan-balik

adalah suatu causal loop (lingkar sebab-akibat). Struktur umpan-balik ini

merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-

lingkaran tertutup. Lingkar umpan-balik (feedback loop) tersebut menyatakan

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


hubungan sebab-akibat variabel-variabel yang melingkar, bukan manyatakan

hubungan karena adanya korelasi-korelasi statistik.

Hubungan sebab-akibat antar sepasang variabel harus dipandang bila

hubungan variabel lainnya terhadap variabel tersebut di dalam sistem

dianggap tidak ada. Sedangkan suatu korelasi statistik antara sepasang

variabel diturunkan dari data yang ada dalam keadaan variabel-variabel

tersebut mempunyai hubungan dengan variabel lainnya di dalam sistem dan

kesemuanya berubah secara simultan.

Rancangan causal-loop diagram (CLD) biasanya digunakan dalam

system thinking (berpikir sistemik) untuk mengilustrasikan hubungan cause-

effect (sebab-akibat). Hubungan feedback (umpan-balik) bisa menghasilkan

perilaku yang bervariasi dalam sistem nyata dan dalam simulasi sistem nyata.

Dalam merepresentasikan aktivitas dalam suatu lingkar umpan-balik,

digunakan dua jenis variabel yang disebut sebagai stock (level) dan flow

(rate). Level menyatakan kondisi sistem pada setiap saat. Dalam

kerekayasaan (engineering) level sistem lebih dikenal sebagai state variable

system. Level merupakan akumulasi di dalam sistem. Persamaan suatu

variabel rate merupakan suatu struktur kebijaksanaan yang menjelaskan

mengapa dan bagaimana suatu keputusan dibuat berdasarkan kepada

informasi yang tersedia di dalam sistem. Rate inilah satu-satunya variabel

dalam model yang dapat mempengaruhi level.

Delay terjadi dimanapun di dunia nyata. Adanya delay menghasilkan

sesuatu hal yang menarik pada perilaku kompleks sistem, ketika sistem

tersebut tidak memiliki feedback dan kompleksitas cause-effect yang terbatas.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


Pendekatan system dinamis merepresentasikan dinamika perubahan

state dari sistem dan menghasilkan isyarat-isyarat sebagai keluarannya.

Isyarat-isyarat ini diformulasikan ke dalam model keputusan dan kemudian

bersama dengan isyarat dari lingkungannya menjadi feedback bagi dinamika

sistem itu sendiri. Model secara prinsip masih dikatakan berbasis linear

thinking dimana kausalitas diasumsikan terjadi secara serial sehingga

penyebab pertama dari rangkaian sebab-akibat ini sering bukanlah sumber

masalahnya.

Dengan pendekatan system dinamis, keputusan-keputusan dan

kebijakan yang dibuat serta reaksi dari lingkungannya akan direpresentasikan

ke dalam causal-loop diagram, menggunakan stock-flow model sehingga

akhirnya dapat disimulasikan dengan komputer. Suatu fenomena dinamis

dimunculkan oleh adanya struktur fisik dan struktur pembuatan keputusan

yang saling berinteraksi. Struktur fisik dibentuk oleh akumulasi (stok) dan

jaringan aliran orang, barang, energi, dan bahan. Sedangkan struktur

pembuatan keputusan dibentuk oleh akumulasi (stok) dan jaringan aliran

informasi yang digunakan oleh aktor-aktor (manusia) dalam sistem yang

menggambarkan kaidah-kaidah proses pembuatan keputusannya. Proses

pembuatan keputusan menyangkut fenomena-fenomena yang dinamis.

Metode sistem dinamis erat berhubungan dengan pertanyaan-

pertanyaan tentang tendensi-tendensi dinamik sistem-sistem yang kompleks,

yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan

bertambahnya waktu. Penggunaan metodologi system dinamis lebih

ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman kita tentang

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


bagaimana tingkah laku muncul dari struktur kebijaksanaan dalam sistem itu.

Pemahaman ini sangat penting dalam perancangan kebijaksanaan yang

efektif. Persoalan yang dapat dengan tepat dimodelkan menggunakan

metodologi sistem dinamis adalah masalah yang mempunyai sifat dinamis

(berubah terhadap waktu) dan struktur fenomenanya mengandung paling

sedikit satu struktur umpan-balik (feedback structure).

B. Simbol Stock Flow Diagram

Sebagian besar seni dalam pemodelan System Dynamics adalah

menemukan dan menggambarkan proses feedback, bersama struktur stock

and flow, time delay, dan kenonlinieran yang menentukan dynamics suatu

sistem. Perilaku yang paling kompleks biasanya timbul dari interaksi

(feedback) antara komponen dari suatu sistem, bukan dari kompleksnya

komponen tersebut.

Stock Flow Diagram (SFD) menggambarkan struktur secara fisik,

dimana stock merupakan akumulasi yang dapat bertambah dan berkurang,

sedangkan flow adalah proses yang menyebabkan stock bertambah atau

berkurang. Tabel berikut memperlihatkan simbol-simbol yang digunakan

dalam SFD.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


Tabel 1 Simbol-simbol dalam SFD

III. Langkah - Langkah Pengerjaan

A. Tugas Praktikum

 Langkah-Langkah Pengerjaan

1. Buka aplikasi Stella dengan klik icon stella pada desktop

2. Pilih model display Stella

3. Pilih stock pada toolbar Stella, drag pada display Stella dan

ubah nama menjadi Populasi dan Ketersediaan Beras.

4. Pilih flow pada toolbar Stella, drag pada display Stella dan

ubah nama menjadi Kelahiran, Kematian, Permintaan,

Pemenuhan Beras, Produksi Beras, dan Cadangan Beras

Pemerintah.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


5. Pilih converter pada toolbar Stella, drag pada display Stella

dan ubah nama menjadi Laju Kelahiran, Laju Kematian,

Konsumsi Perkapita, Produksi Padi dan BULOG.

6. Pilih action connector pada toolbar Stella, drag pada display

Stella dan ubah nama menjadi hubungkan variabel-variabel

diatas.

7. Klik stock 2x dan masukkan angka 25000.

8. Klik laju kelahiran dan masukkan angka 0.12

9. Klik laju kematian lalu masukkan angka 0.08

10. Klik konsumsi perkapita lalu masukkan angka 0.4

11. Klik produksi padi lalu masukkan angka 1

12. Klik BULOG lalu masukkan angka 1

13. Klik permintaan dan masukkan rumus konsumsi perkapita x

populasi

14. Klik pemenuhan beras lalu masukkan rumus permintaan–

ketersediaan beras.

15. Klik cadangan beras pemerintah lalu masukkan rumus 5000 x

BULOG

16. Klik produksi beras lalu masukkan rumus 10000 x produksi

padi

17. Klik ketersediaan beras lalu masukkan rumus cadangan beras

pemerintah + produksi beras.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


18. Klik graph pad pada toolbar lalu, lalu klik 2x pada grafik, dan

masukkan variabel yang dituju pada kolom allowable ke

dalam kolom selected dengan cara klik 2x lalu OK.

19. Klik table pad pada toolbar, lalu klik 2x pada grafik dan

masukkan variabel yang dituju pada kolom allowable ke

dalam kolom selected dengan cara klik 2x lalu OK.

20. Klik run, pilih run specs lalu ubah sesuai ketentuan.

21. Klik OK lalu Run.

 Supply Beras di Kota Surabaya

Gambar 1 Supply Beras di Kota Surabaya

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


B. Tugas Laporan Resmi

 Langkah-Langkah Pengerjaan

1. Buka aplikasi Stella dengan klik icon stella pada desktop

2. Pilih model display Stella

3. Pilih stock pada toolbar Stella, drag pada display Stella dan ubah

nama menjadi Populasi dan Ketersediaan Kopi.

4. Pilih flow pada toolbar Stella, drag pada display Stella dan ubah

nama menjadi Kelahiran, Kematian, Permintaan, Pemenuhan

Kopi, Produksi Kopi, dan Cadangan Kopi Pemerintah.

5. Pilih converter pada toolbar Stella, drag pada display Stella dan

ubah nama menjadi Laju Kelahiran, Laju Kematian, Konsumsi

Perkapita, Biji Kopi dan Gudang Kopi.

6. Pilih action connector pada toolbar Stella, drag pada display

Stella dan ubah nama menjadi hubungkan variabel-variabel

diatas.

7. Klik stock penduduk 2x dan masukkan angka 20000.

8. Klik laju kelahiran dan masukkan angka 0.15

9. Klik laju kematian lalu masukkan angka 0.05

10. Klik konsumsi perkapita lalu masukkan angka 0.3

11. Klik biji kopi lalu masukkan angka 1

12. Klik Gudang Kopi lalu masukkan angka 1

13. Klik permintaan dan masukkan rumus konsumsi perkapita x

penduduk

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


14. Klik pemenuhan kopi lalu masukkan rumus permintaan–

ketersediaan kopi.

15. Klik cadangan kopi pemerintah lalu masukkan rumus 10000 x

Gudang Kopi

16. Klik produksi kopi lalu masukkan rumus 20000 x biji kopi

17. Klik ketersediaan kopi lalu masukkan rumus cadangan kopi

pemerintah + produksi kopi.

18. Klik graph pad pada toolbar lalu, lalu klik 2x pada grafik, dan

masukkan variabel yang dituju pada kolom allowable ke dalam

kolom selected dengan cara klik 2x lalu OK.

19. Klik table pad pada toolbar, lalu klik 2x pada grafik dan

masukkan variabel yang dituju pada kolom allowable ke dalam

kolom selected dengan cara klik 2x lalu OK.

20. Klik run, pilih run specs lalu ubah sesuai ketentuan.

21. Klik OK lalu Run

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


 Supply Kopi di Kota Surabaya

Gambar 2 Supply Kopi di Kota Surabaya

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Tugas Praktikum

1. Graph Pad ketersediaan Beras di Kota Surabaya

Gambar 3 Graph Pad Ketersediaan Beras di Surabaya

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


Analisa:

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 sampai

pada tahun 2015 ketersediaan beras di Surabaya dapat memenuhi

semua permintaan yang ada. Dikarenakan adanya cadangan beras

pemerintah, dan produksi beras yang bernilai konstan.

2. Table Pad Ketersediaan Beras di Surabaya

Gambar 4 Table Pad Ketersediaan Beras di Surabaya

 Pada tahun 2010 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(produksi beras + cadangan beras = 10000 + 5000 = 15000).

 Pada tahun 2011 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan beras 2010 - permintaan 2010 + produksi beras

2011 + cadangan beras 2011 = 15000 – 10000 + 10000 + 5000 =

20000).

 Pada tahun 2012 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan beras 2011 - permintaan 2011 + produksi beras

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


2012 + cadangan beras 2012 = 20000 – 10400 + 10000 + 5000 =

24600).

 Pada tahun 2013 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan beras 2012 - permintaan 2012 + produksi beras

2013 + cadangan beras 2013 = 24600 – 10816 + 10000 + 5000 =

28784).

 Pada tahun 2014 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan beras 2013 - permintaan 2013 + produksi beras

2014 + cadangan beras 2014 = 28784 – 11248.64 + 10000 + 5000

= 32535.36).

 Pada tahun 2015 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan beras 2014 - permintaan 2014 + produksi beras

2015 + cadangan beras 2015 = 32535.36 – 11698.59 + 10000 +

5000 = 35836.77).

B. Tugas Laporan Resmi

1. Graph Pad ketersediaan Kopi di Surabaya

Gambar 5 Graph Pad Ketersediaan Kopi di Surabaya

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


Analisa:

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 sampai

pada tahun 2016 ketersediaan kopi di Surabaya dapat memenuhi

semua permintaan yang ada. Dikarenakan adanya cadangan kopi

pemerintah, dan produksi kopi yang bernilai konstan.

2. Table Pad Ketersediaan Kopi di Surabaya

Gambar 6 Table Pad Ketersediaan Kopi di Surabaya

 Pada tahun 2011 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(produksi kopi + cadangan kopi = 20000 + 10000 = 30000).

 Pada tahun 2012 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2011 - permintaan 2011 + produksi kopi 2012

+ cadangan kopi 2012 = 30000 - 6000 + 20000 + 10000 = 54000).

 Pada tahun 2013 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2012 - permintaan 2012 + produksi kopi 2013

+ cadangan kopi 2013 = 54.000 – 6600 + 20000 + 10000 =

77400).

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


 Pada tahun 2014 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2013 - permintaan 2013 + produksi kopi 2014

+ cadangan kopi 2014 = 77400 – 7260 + 20000 + 10000 =

100140).

 Pada tahun 2015 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2014 - permintaan 2014 + produksi kopi 2015

+ cadangan kopi 2015 = 100140 – 7986 + 20000 + 10000 =

122154).

 Pada tahun 2016 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2015 - permintaan 2015 + produksi kopi 2016

+ cadangan kopi 2016 = 122154 – 8784 + 20000 + 10000 =

143369,40).

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

1. Tugas Praktikum

 Graph Pad

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010

sampai pada tahun 2015 ketersediaan beras di Surabaya dapat

memenuhi semua permintaan yang ada. Dikarenakan adanya

cadangan beras pemerintah, dan produksi beras yang bernilai

konstan.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


 Table Pad

 Pada tahun 2010 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (produksi beras + cadangan beras = 10000 + 5000 =

15000).

 Pada tahun 2011 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (ketersediaan beras 2010 + permintaan 2010 + produksi

beras 2011 + cadangan beras 2011 = 15000 – 10000 + 10000

+ 5000 = 20000).

 Pada tahun 2012 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (ketersediaan beras 2011 + permintaan 2011 + produksi

beras 2012 + cadangan beras 2012 = 20000 – 10400 + 10000

+ 5000 = 24600).

 Pada tahun 2013 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (ketersediaan beras 2012 + permintaan 2012 + produksi

beras 2013 + cadangan beras 2013 = 24600 – 10816 + 10000

+ 5000 = 28784).

 Pada tahun 2014 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (ketersediaan beras 2013 + permintaan 2013 + produksi

beras 2014 + cadangan beras 2014 = 28784 – 11248.64 +

10000 + 5000 = 32535.36).

 Pada tahun 2015 ketersediaan beras di Surabaya didapatkan

dari (ketersediaan beras 2014 + permintaan 2014 + produksi

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


beras 2015 + cadangan beras 2015 = 32535.36 – 11698.59 +

10000 + 5000 = 35836.77).

2. Tugas Laporan Resmi

 Graph Pad

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011

sampai pada tahun 2016 ketersediaan kopi di Surabaya dapat

memenuhi semua permintaan yang ada. Dikarenakan adanya

cadangan kopi pemerintah, dan produksi kopi yang bernilai

konstan.

 Table Pad

 Pada tahun 2011 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(produksi kopi + cadangan kopi = 20000 + 10000 = 30000).

 Pada tahun 2012 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2011 - permintaan 2011 + produksi kopi

2012 + cadangan kopi 2012 = 30000 - 6000 + 20000 + 10000 =

54000).

 Pada tahun 2013 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2012 - permintaan 2012 + produksi kopi

2013 + cadangan kopi 2013 = 54.000 – 6600 + 20000 + 10000

= 77400).

 Pada tahun 2014 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2013 - permintaan 2013 + produksi kopi

2014 + cadangan kopi 2014 = 77400 – 7260 + 20000 + 10000 =

100140).

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI


 Pada tahun 2015 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2014 - permintaan 2014 + produksi kopi

2015 + cadangan kopi 2015 = 100140 – 7986 + 20000 + 10000

= 122154).

 Pada tahun 2016 ketersediaan kopi di Surabaya didapatkan dari

(ketersediaan kopi 2015 - permintaan 2015 + produksi kopi

2016 + cadangan kopi 2016 = 122154 – 8784 + 20000 + 10000

= 143369,40).

B. Saran

Saran yang diberikan untuk laporan modul VI ini adalah :

1. Diharapkan tata cara penulisan laporan resmi lebih jelas.

2. Tinjauan pustaka diharapkan tidak terlalu banyak.

3. Data yang diinputkan diharapkan dapat dikurangi.

4. Diharapkan penulisan laporan lebih sistematis.

VI. Daftar Pustaka

Anonim. 2015. “Stella”. https://id.wikipedia.org/wiki/Stella.

Darmawan, Deni. 2013. “Sistem Dinamis”. Jakarta : Rosda.

Narendra, Vicky. 2013. “Tutorial Stella”.

http://mistertica.blogspot.co.id/2013/10/tutorial-stella.html.

Penyusun. 2017. “Modul Praktikum Simulasi Sistem Industri”. Surabaya :

Laboratorium Manajemen Industri.

Yoga, Prima. 2011. “Pengertian dan Kegunaan Sistem Dinamis”.

http://infokah.com/pengertian-dan-kegunaan-sistem-dinamis.

Winda Ayu Lestari / 1532010040 Prak. SSI

You might also like