You are on page 1of 33

CRITICAL BOOK REVIEW

EVALUASI PEMBELAJARAN
(Oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd)

NAMA MAHASISWA : RICKI JOHANES BARASA

NIM : 5153311029

DOSEN PENGAMPU : Dr. ZULKIFLI MATONDANG M.Si

MATA KULIAH : EVALUASI HASIL BELAJAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan RahmatNya sehingga saya dapat menyusun dan

menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar ini yang berjudul

“Critical Book Review”. Saya berterima kasih kepada Bapak dosen yang

bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya dan pihak-pihak yang

telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya minta maaf jika ada

kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran

yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan

bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2017

Penulis
Ricki Johanes Barasa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………………………………. 1


B. Tujuan Penulisan CBR ………………………………………. 2
C. Manfaat CBR …………………………………………………. 2
D. Identitas Buku Yang di Laporkan …………………………. 3

BAB II RINGKASAN ISI BUKU …………………………………….. 4

A. BAB I .................................................................................. 4
B. BAB II …..……………………...……………....…............. 8
C. BAB III .................................................................................. 12
D. BAB IV .................................................................................. 14
E. BAB V .................................................................................. 15
F. BAB VI .................................................................................. 16
G. BAB VII .................................................................................. 18
H. BAB VIII .................................................................................. 20
I. BAB IX .................................................................................. 22
J. BAB X .................................................................................. 23
K. BAB XI .................................................................................. 25

BAB III PEMBAHASAN BUKU .............................................................. 28

A. Kekurangan Buku .................................................................... 28


B. Kelebihan Buku ......................................................................... 28

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………… 29

A. Kesimpulan ……………………………………………… 29

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Critical review bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi

sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi

(penjelasan, interpretasi & analisis) kita mengenai keunggulan &

kelemahan buku atau artikel tersebut, apa yang menarik dari artikel

tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir

kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.

Dengan kata lain, melalui critical review kita menguji pikiran

pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan

pengetahuan & pengalaman yang kita miliki. Maksud pemberian tugas

kuliah berupa critical review ini adalah untuk mengembangkan budaya

membaca, berpikir sistematis & kritis, dan mengekspresikan pendapat

(Rosen, 2006: 325). Bagaimana memulai untuk membuat critical review?

Untuk bisa membuat sebuah critical review, kita harus terbiasa untuk

berpikir kritis. Dengan berpikir kritis berarti kita mengontrol proses

berpikir secara sadar (Troyka, 2006:115). Hal ini sama seperti ketika kita

bertemu dengan teman baru, kemudian kita memutuskan apakah kita

menyukai orang tersebut apa tidak (Troyka, 2006:117).

Menurut Troyka (2006:117), proses berpikir kritis terdiri dari

beberapa tahap, yaitu:

1. Merangkum (menyatakan kembali);

2. Menganalisis (menggali informasi tersirat);

3. Mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum dan

dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita);

1
4. Mengevaluasi (membuat penilaian). Tahapan inilah yang diterapkan

pada saat kita melakukan critical review. Membuat critical review

sama dengan membuat sebuah essay pendek.

Ada beberapa langkah yang harus kita lalui sebelum membuat

critical review, yaitu:

1. Memilih buku

2. Membaca kritis

3. Membuat kerangka dan menulis.

B. TUJUAN PENULISAN CBR

Adapun tujuan dari penulisan CBR ini adalah :

1. Untuk penyelesaian tugas Mata kuliah “Evaluasi Hasil Belajar”:

2. Menambah pengetahuan siswa tentang CBR yang di laporkan.

3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengkritik dan

memberikan saran.

4. Menguatkan daya ingat siswa tentang pembahasan dari buku yang

di laporkan.

C. MANFAAT CBR

Manfaat dari CBR ini adalah :

1. Untuk mengulas isi dari buku yang di laporkan.

2. Untuk melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi

yang di berikan oleh setiap BAB dari buku yang di laporkan.

3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku yang di

laporkan

4. Untuk membandingkan isi antara buku yang di laporkan dengan

buku yang lainnya.

2
D. IDENTITAS BUKU YANG DILAPORKAN

 Judul Buku : “ EVALUASI PEMBELAJARAN”

 Edisi : Cetakan Pertama, Oktober 2009

 Pengarang : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd

 Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya

 Kota Terbit : Bandung

 Tahun Terbit : 2009

 ISBN : 979-692-956-2

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I “ KONSEP DASAR EVALUASI”

Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran

Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan

penilaian lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam

menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang

ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau komponen pembelajaran,

misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah penilain,

bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.

Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan

pengukuran merupakan kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku.

Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur atau instrument tersebut dapat

berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen

penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran. Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang

sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari

sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka

pembuatan keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk.

Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi

pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat(instrument)

pengukuran pengukuran lebih membatasi pada gambar yang bersifat

kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,

sedangkan evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu

evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak

hanya didasrkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula di dasarkan

pada jenisnya.

4
Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran.

Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang

dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk belajasecra sungguh-sungguh

yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social, sadangkan kata

“pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.

Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas

daripada kat “pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu

proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif

dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, baik di kelas

maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi

kompetensi yang ditentukan.

Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam

bahasa Indonesia “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi

belajar” (achievenment) berbeda dengan “hasil belajar” (learning autcome).

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.

Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan

antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya

pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi. Begitu

juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus

ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat

penting dan strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak

bisa terpisahkan dari pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

 Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.

Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu

5
diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru

dalam nenyusun soal atau megembangkan instrumen evaluasi lainnya.

Ada dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan tujuan

evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang

lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan

dievaluasi. Selian itu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk

mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem pembelajaran, baik yang

menangkut tentang tujuan, materi, metode, media,sumber belajar, baik

lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Tujuan khusus

evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran

itu sendir.

 Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi

sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari

kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau

sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan. Sedangkan

fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan

dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan

apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai.

Selain itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara

spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang dikatagorikan

kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi instruksional,

fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di

atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan

pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya untuk akreditasi.

Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa

“akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan

pendidikan berdasarkan criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu

6
komponen akreditasi adalah pembelajaran.artinya, fungsi akreditasi

dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai

dasar akreditasi lembaga pendidikan.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi

 Kontinuitas

 Komprehensif

 Adil dan Objektif

 Kooperatif

 Praktis

Jenis Evaluasi Pembelajaran

1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat

diperlukan untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya

adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program

pembelajaran.

2. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran

mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran

terlaksana sebagai mestinya.

3. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh

suatu program pembelajaran.

4. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan

program pembelajaran.

5. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran

secara menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program,

monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan

efisiensi. Dalam model dikenal dengan education system evaluation

model

7
B. BAB II “ STANDAR PENILAIAN DALAM PRESPEKTIF STANDAR

NASIONAL PENDIDIKAN”

Konsep Dasar Pendidikan Nasional

Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan

adalah proses pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan

prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, proses social ketika seseorang

dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin (sekolah), sehingga

dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya.

Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan

monodisipliner, dimana konsep pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin

keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi, pisikologis, ekonomi, politik,

dan agama.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses

atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan) secara interaksi

individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan

kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang

dilakukan secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan berarti

kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap manusia mempunyai

potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. Aspek kepribadian

menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat

pada diri seseorang.

Standar Nasional Pendidikan

Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa

“standar nasional pendidikan adalah kritera minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang

standar isi, tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag

8
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan. Standar penilaian pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan

melakukan penilaian, langkah-langkah operasional yang harus ditempuh

oleh pendidikan, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng pendidikan

dasar dan menengah, pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan

oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Standar Nasional Pendidikan sebagai criteria minimal dalam sistem

pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus

berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan Standar Nasional dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat.

Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian

 Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan

adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu

pendidikan terhdap sebagai komponen pendidikan pada setiap jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan pendidikan.

 Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Dalam BabI tentang Ketentuan Umum,Pasal 1,

dikemukakan: ayat (11): standar penilaian pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrument penilain hasil belajar peserta didik. Ayat (17): penilaian

adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

9
pencapaian hasil belajar peserta didik.. ayat (18): evaluasi pendidikan

adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu

pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan dapat setiap jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan sebagi bentuk pertanganjawaban

penelenggaraan pendidikan. Ayat (19): ulangan adalah proses yang

dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi pesrta didik

secaraberkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk mementau

kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ayat (20) ujian

adalah kegatanyang dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi

peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian dari

suatu satuan pendidikan.

Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN)

Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa

pengembangan standar nasional pendidikn secara pemantauan dan

pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan

sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73.

Ditegaskan dalam Pasal 77 bawa dalam menjalankan tugasnya

sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3), BSNP didukung dan

berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan

pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di

provinsi/kabupaten/kota.

Standar Penilaian oleh Pendidik

 Standar Umum Penilaian,

 Standar Perencanaan Penilaian

 Standar Pelaksanaan Penilaian.

 Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian,

 Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian,

10
Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan

dalam penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, diantaranya. Standar

penentuan kenaikan kelas,dan standar penentuan kelas.

Teknik Penilaian Menurut BSNP

Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta

didik pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara

komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Menurut pendoman

umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar lain, tes kerja,

demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan,

jurnal,wawancaea, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

Ujian Nasional: Perkembangan dan Permasalahannya

Ujian Nansional yang dilaksanakan yang dilaksanakan oleh

pemerintah melalui BSNP mempunyai sejarah yang cukup

panjang.samppai dengan tahun 2000, pemerintah (Departemen Pendidikan

Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Evaluasi

Bealjar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Berbagai isu dan kritikan

darimasyarakat silih berganiti. Berdasarkan kritikan dan masukan dari

masyarakat tentang UN dan memeperhatikan pula program wajib belajar

pendidikan dasar Sembilan tahun, maka sejak tahun 2008/2009

dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk

sekolah dasar dan yang sederajat. Maksudnya, pembuatan social dilakukan

oleh guru-guru SD di bawah bimbingan danpengarahan dari Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah serta BSNP.

11
C. BAB III “ KARAKTERISTIK, MODEL DAN PENDEKATAN EVALUASI
PEMBELAJARAN”
Karakteristik Instrumen Evaluasi

 Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul

menggukur apa yang hendak di ukur secara tepat

 Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia

mempunyai hasil yang taat asas (consistent)

 Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan

 Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh

materi yang disampaikan

 Praktis,mudah digunakan,

 Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga

dapat menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun

 Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek

yang dievaluasi

 Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di

propoesional antara sulit, sedang, dan mudah

Model-Model Evaluasi

 Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama,

evaluasi ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi

harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan

kegiatan pembelajaran (hasil).

 Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita

mengenal adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model

evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai criteria untuk

12
menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran

untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

 Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan

pemikran-pemikiran dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat

menitikberatkan pada kegiatan pengukuran.

 Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach),

model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian

(Cogruence) antara tujuan dan hasilbelajar yang telah dicapai.

 Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti

membandingkan performance dari berbagai dimensi (tidak hanya

dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang bersifat

mutlak/interen maupun relative/ekstern.

 Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan

keputusan, mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis

informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat keputusan

dalam memilih beberapa alternative.

 Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain

eksperimental.

 Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif

terbuka.

 Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.

Pendekatan Evaluasi

Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam

menelaah atau mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi

pada praktik evaluasi yang telah berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa

perkembanggan aspek intelektual pesertadidik.pendekatan sistem,

totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan

kerergantungan.

13
D. BAB IV “ PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI

PEMBELAJARAN”

Perencanaan Evaluasi perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara


jelas dan spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut

bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis

kebutuhan merupakan integral dari sistem pembelajaran secara

keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa

factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian,

mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi,

mengbangkan draft instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit

instrument baru.

Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana

cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi.

Dalam perencanaan evaluas telah disinggung semua hal yang berkaitan

dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi,objek

evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan

pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung

pada jenis evaluasi yang digunakan.

Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk

mencegah hal-hal yang negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan

evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk

melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi.

Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.

Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara

langsung maupun tidak langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola

data. Menlola data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan

menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil

evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk

kuantitatif, sedangkan data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara

14
kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan dianalisis dengan bantuan

statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.

Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan

kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala

sekolah, pengawas pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri

sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum berbasis

kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan,

“laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu,

laporan prestasi dalam mata pelajaran dan laporan pencapaian.

Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung

jawaban, untuk keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk

keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa depan peserta didik.

E. BAB V “ PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS TES”

PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk

mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif.

Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk enguraikan,

mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katnya sendiri dalam

dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.

Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena

jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes

objektif karena peniliannya objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk,

yaitu benar-salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban

singkat.

Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta

didik dalam bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-

katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.

Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta

didik dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.

15
F. BAB VI “ PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-

TES”

Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses

yang alami, pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran

mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh tentang judgement,

bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai

informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.

Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat

evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya

jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.

Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara

atau guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa

melalui perantara.

Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu

kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode,

teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-

orang maupun berupa objek-objek tertentu.

Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan

asfek-asfek yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru

sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi

dianggap penting.

Skala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya

dapat mencatat ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan

dalam skala penilaian fenomena-fenomena yang akan dinilai itu disusun

dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.

Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan

dan mencatat data atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan

kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali dalam

16
implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan

wawancara dilaksanakan secara lisan.

Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan

komperensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus

tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif adalah mengungkapkan

semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang diduga

menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun

waktu tertentu.

Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan

singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik

secara perseorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam rangka

penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan dengan

tingkah laku peserta didik.

Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan

sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta

didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantra

mereka.

Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes

kepribadian,bedanya pada inventori jawaban peserta didik tidak memakai

criteria benar-salah.semuajawaban peserta didik adalah benar selamadia

menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya

dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat,

kepemimpinan, dan dominasi.

Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap

penting karena banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik

yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi kurang mendapat

perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru

memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik

17
dalam berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

G. BAB VII “ PENILAIAN BERBASIS KELAS “


Pengartian Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”.

Maksudnya, data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah

satu bukti yang sapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu peogram

pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai suatu proses pengumpulan,

pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik

terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan

penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan

memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Fungsi penilaian

berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik

dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan

priakunya kea rah yanlebih baik dan maju, membantu peserta didik

mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya, membantu guru

menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang

digunakannya telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam

membuat pertimbangan dan keputusan daministrasi.

Objek Penilaian Berbasis Kelas

Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi yng dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu

penilian kompetensi dasar mata pelajaran, penilian kompetansi rumpun

pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi

tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.

18
Domaian dan Alat Penilian Berbasis Kelas

Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman,

tingkatan aplikasi, tingkatan analisis, tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.

Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis

kemampuan peserta didik dalam menggerakan sebagian anggota badan,

tingkatan gerakan semirutin ,tingkatan gerakan rutin berisi.

Prinsip-prinsip Penilaian Berbadis Kelas

Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa

secara umum, penilaia berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip

valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka,

berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus

adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa

yang mereka ketahui dan pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur

penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat.

Manfaat Hasil Penilian Berbasis Kelas

Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis

kelas bermanfaat untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta

didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis kelas nermanfaat untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik karena

penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian

kompetensi secara utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai-nilai.

Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan

jenis-jenis penilian berbasis kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian

tugas, penilian kinerja, penilian proyek, penilian hasil kerja peserta didik,

penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

19
H. BABVIII “ MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO”
Dasar Pemikiran

Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan

di Indonesia sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu,

yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis

dan wajae karena sealam sistem penilaian yang digunakan sekolah cenderung

hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan proses belajarnya,

sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait

hanya menyangkut domaian kognitif.

Pengertian Portofolio

Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis

dan potografer. Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa

objek penilaian yang dipakai oleh seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau

perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai

perkembangan suatu proses.

Tujuan dan Fungsi Portofolio

Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada

orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan

data dan dokumen yang kuat. Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai

sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar,

perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat

pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian

autentik, prtofolio sebagai suber informasi.

Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio

Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu

dari guru kepeserta didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik.

Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan

penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip, mutual trust

(saling memeprcayai), confidentiality (kerahasiaan bersama), joint

ownership(milik berasam), satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian)

20
Karekteristik Penilaian Portofolio

Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit,

dan integrasi.

Kelebihan dan Kekurangan Portofolio

Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan

dan perkembangan kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan

penilaian secara adil, mengajak peserta didikuntuk bertanggung jawab,

member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan

perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian

portofolio, memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya

criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama menghadapi ujian

dalam skala nasional.

Jenis Penilaian Portofolio

Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang

perlunya penggunaan penilaian portofolio secara berfareasi sesuai dengan

jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Jenis penilaian

portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau

kelompok, selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan,

dokumen.

Tahap-tahap Penilaian Portofolio

Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah

sistem portofolio yaitu mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio,

megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasikan

perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik,

evaluasi pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum.

Bahab-bahan Penilaian Prortofolio

Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta

didik, catatan/laporan dariorang tua peserta didik atau teman sekelasnya,

21
catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab lain yang relevan, dan alat-alat

audio visualvidio dan disket

I. BAB IX “ TEKNIK PENGOLAAN HASIL EVALUASI “


Teknik Pengelolaan Hasil Tes

Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat

langkah pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada

hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah

menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu. Ketiga,mengkonversikan skor

standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun huruf. Keempat, melakukan

analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat

kesukaran soal dan gaya pembeda.

Skor Total (Total Secore)

Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk

soalsetelah diolah dengan rumus tebakan(guessing formula).

Konversi Skor

Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta

didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil

belajar yang diperoleh.

Cara Memberi Skor untuk Sekala Sikap

Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya

objek evaluasi tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik.

Tugas guru adalah megembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar

peserta didik terhadap suatu pelajaran.

Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror

Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah

penampilan atau kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes

tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument

yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik (5),

baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak baik (1).

22
Pengelolaan Data Hasil Tes : PAP dan PAN

Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-

gesa menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada

angka yang diperoleh setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara

tersebut dianggap kurang propesional. Pendekatan penilaian acuat patokan PAP

pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil tes fomatif, sedangkan

penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif.

Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais

kelas pendekatan yang digunakan adalah PAP.

J. BAB X “ ANALISIS KUALITAS TES DAN BUTIRAN SOAL”


Validitas

Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang,

dan ada yang rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu

putusan atau tujuan yang spesifik. Dalam literature modern tentang evaluasi,

banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara lain validitas

permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas konstruk dan vailiditas

factor.

Reliabilitas

Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.

Relibilitas tes berkenaan dengan petanyaan. Menurut perhitungan product

moment dari pearson, ada tiga macam relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien

ekuivalen, dan koefisien konsistensi internsl.

Kepraktisan

Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung

arti kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah,

dan menafsirkan maupun mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994)

ecaluasi meliputi kemudahan mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk

melancarkan evaluasi, kemudahan menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi,

tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau sebanding.

23
Analisis Kualitas Butiran Soal
Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki

tingkatan tingkatan kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal

tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu

mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk objektif dan uraian.

Analiasi Pengoceh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang

merupakan pengoceh. Butiran soal yang baik, pengocehnya akan dipilih secara

merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang

kurang baik, pengocehnya akan dipilih secara tidak merata. Pengoceh dianggap

baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih pengoceh itu sama atau

mendekati jumlah ideal. Indek pengoceh dihitung dengn rumus:

IP =Keterangan:

IP = indeks pengoceh

P = jumlah peserta didik yang memilih pengoceh

N = jumlah peserta didik yang ikut tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal

n = jumlah alternative jawaban (opsi)

1 = bilangan tetap

Analisis Homogen Soal

Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan

koefisien korelasi antara skor tiap soal den skor tota.penghitunganya

dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes bersangkutan. Salah satu teknik

korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-moment atau

korelasi point biserial.

Efektivitas Fungsi Opsi

Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan

analisis pengoceh dihitung, selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu

24
opsi dari setiap soal berfungsi secara efektif atau tidak. Dapat digunakan

langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta didik, menetukan

jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah,

membuat table penguji efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative

jawaban yang dipilih peserta didik, menentukan efektivitas fungsi opsi.

K. BAB XI “ PEMANFAATAN HASIL EVALUASI DAN REFLEKSI

PELAKSANAAN EVALUASI “

Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi


Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik

kepada semua pihak yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran,

baik secara langsung maupu tidak langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar

umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasikan peserta didik, maka harus

difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya

dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara yang spesifik sehingga

pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan peserta didik

yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.

Manfaat Hasil Evaluasi

Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar,


membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran, membentu

pemahaman peserta didik menjadi lebih baik. Bagi guru, promosi peserta didik

seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi peserta didik yang

memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan dan

penetapan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,. Bagi orang tua,

mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar pererta

didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan

kemampuan anaknya. Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik,

menentukan kenaikan kelas, pengelompokan peserta didik disekolah meningkat

terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta

didik pada waktu mendatang.

25
Refleksi Pelaksanan Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan

berbagai kekurangan atau kelemahan, implikasinya adalah guru harus

melalukan melakukan evaluasi pembelajaran, baik dalam dimensi proses

maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi pembelajaran peserta

didik akan menghadapi dua alternatifkeputusan berhaisil atau tidak

berhasil.

Keberhasilan Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor.

Salah satunya adalah factor guru dapat melaksanakan

pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus

berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994)

mengenukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan

motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individual.

Evaluasi Diri TerhadapProses Pembelajaran

Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri

sendiri. Sebagai guru, kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri.

Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah

dilakukan. Jangan sampaioranglain ynag mengevaluasi kinerja kita dalam

proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru dapat mengetahui,

memehami, memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajarna

yang pada gilirannya dapat menentukan langkah menjadi lebih baik.

Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya memerlukan berbagai

informasi, seperti hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik, hasil

observasi dan wawancara.untuk melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa

meminta bantuan peserta didik melakukan pengamatan terhadap

pembelajaran yang diikuti.

26
Factor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam

Pembelajaran

Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru dalam

pembelajaran adalah penilian diagnosis, yaitu penilaian yang berfungi

mengidentifikasi factor-faktor penyebab kegagalan atau pendukung

keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan perbaikn-

perbaik dalam meningkatkan kualitas pembelajran.

Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar

Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita

berpijak pada hasil identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan

factor-faktor mendukung kebrhasilan. Berdasakan hasil identifikasi ini

kemudian kita mencari altrnatif itu kita pilih mana yang mungkin

dilaksanakan dilihat dari beberapa factor, seperti kesiapan guru, kesiapan

peserta didik, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan

proses dan hasil belajar berarti melakukan berbagai upaya perbaika agar

proses belajar dapat berjalan dengan epektif dan hasil belajar dapa

diperoleh secara optimal.

Pembelajaran Remedial

Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah

materi. Banyak hasil penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta

didik terhadap materipembelajaran. Padahal dalam silabus, materi

pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang lingkup,

urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial

adalh membentu dan menyembyhkan pserta didik yang mengalami

kesulitan belajar memalui perlakuan pembelajaran.

27
BAB III

PEMBAHASAN BUKU

A. KEKURANGAN

Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan

dalam penulisan dan pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada

penulisan EYD yang kurang tepat sehingga pembaca merasa kurang puas

dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku evaluasi ini masih

ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga

pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami,

selanjutnya dalam pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu

masih belum paham dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih

rinci dalm pemaparan subab tersebut.

B. KELEBIHAN

Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku

ini pembaca ingin berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena

dengan buku ini pembaca merasa menambah wawasan dan pengetahuan.

Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan mampu membuat

pembaca merasa paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam

bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa

paham dalam isi buku evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak

baku sekali dalm pemaparan isi buku sehingga pembaca tidak merasa

kesulitan dalm membaca.

28
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berpijak pada

prinsip-prinsip tertentu yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan,

keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan,

balikan dan penguatan, dan perbedaan individual. Di samping guru harus

memegang teguh prinsip-prinsip pembelajaran, guru juga harus mengikuti

tahap-tahap pembelajaran yang sistematis, yaitu tahap orientasi, tahap

implementasi, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut (follow-up).

Keberhasilan proses belajar adalah keberhasilan peserta didik selama

mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar serta merupakan dampak

tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran, juga merupakan

peningkatan kemampuan mental peserta didik. Hasil belajar tersebut dapat

dibedakan menjadi (a) dampak pembelajaran (prestasi), dan (b) dampak

pengiring (hasil). Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur

dalam setiap pelajaran (pada umumnya menyangkut domain kognitif),

seperti tertuang dalam angka rapor dan angka dalam ijazah. Dampak

pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain

yang merupakan suatu transfer belajar (transfer of learning).

29
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, (2011), Evaluasi Pembelajaran : Prinsip-Teknik-Prosedur, Cetakan Ke-3,

Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal (2006) Konsep Guru Tentang Evaluasi dan Aplikasinya Dalam Proses

Pembelajaran PAI, Tesis, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Clarke, S. (2003), Enriching Feedback in The Primary Classroom, London : Hodder

Murray.

30

You might also like