You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pengajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan

pendidikan umumnya, yang secara otomatis meningkatkan kualitas anak didik

kearah yang lebih baik. Bila diamati keberhasilan dalam pendidikan tidaklah

lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses

belajar mengajar biasanya diukur dengan keberhasilan siswa dalam

memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa

yang dapat mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi maka

semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut.

Terdapat banyak indikator yang dapat dipakai untuk mengukur

tingkat kesuksesan dari proses pembelajaran, dan salah satunya adalah

motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang memfokuskan pada

bagaimana seluruh elemen pendidikan memberi, menerima dan

memaksimalkan semua stimulus baik yang bersumber dari diri sendiri

maupun dari luar untuk mencapai tujuannya.

Motivasi siswa dalam proses pembelajaran salah satunya ditentukan

oleh kretifitas guru dalam memilih dan menerapkan metode yang tepat.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa guru masih

menerapkan metode dengan pendekatan konvensional, sehingga

pembelajaran menjadi monoton dan siswa terkesan pasif, yang ditandai

1
dengan tidak serius mengikuti pelajaran, sering tidak mengerjakan tugas dan

tidak berupaya untuk mencari, menemukan dan mencoba hal baru yang

berkaitan dengan bidang yang dipelajari sehingga berdampak pula pada

pencapaian ketuntasan hasil belajar.

Memiliharan /servis komponen system pendingin dan komponennya

merupakan salah satu dasar kompetensi produktif dari standar kompetensi

Melakukan Overhoul system pendingin dan komponen-komponennya yang

diajarkan di kelas XI program teknik kendaraan ringan SMK Negeri 5

Kupang yang diberi kode kompetensi (OPKR 020-KK03). Berdasarkan kode

kompetensi tersebut maka dasar kompetensi yang berdurasi 4 x 30 menit (120

menit) pertemuan terdiri dari 1 jam tatap muka dan 1 jam praktik sekolah.

Seharusnya pembelajaran yang disajikan menyenangkan karena terjadi

keseimbangan dalam hal teori dan praktik. Namun hal itu kurang terjadi

secara efektif karena terbatas pada jumlah fasilitas dan peralatan serta

besarnya rombongan belajar. Dimana berdasarkan hasil survey juga diketahui

bahwa perbandingan peralatan dan fasilitas praktikum tidak memadai yaitu

hanya berkisar ± 1:12. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu minat

dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak pada

hasil belajarnya. Hal ini terlihat dari prestasi rata-rata tahun ajaran

sebelumnya yang hanya mencapai 6,8.

Seharusnya pembelajaran memelihara servis sistem pendingin dan

komponen-komponennya dilakukan secara menyenangkan tetapi pada

kenyataannya, kondisi proses pembelajaran justru menjadi membosankan

2
karena banyaknya materi serta kurangnya variasi dalam penyampaian dan

juga hafalan- hafalan yang cukup banyak dan tentunya menyulitkan siswa.

Pembelajaran sebagai pembinaan ke arah perilaku yang bertanggung

jawab harus direncanakan dan dilaksanakan secara kondusif dan

menyenangkan, sehingga siswa memiliki motivasi dan perhatian untuk belajar

lebih jauh. Maka pembelajaran yang efektif seyogianya menggunakan

berbagai macam pendekatan atau metode yang dapat menyenangkan dan

menarik perhatian siswa, tetapi faktanya penggunaan metode yang tidak tepat

akan memunculkan masalah-masalah antara lain: Perhatian siswa tidak

terfokus pada pelajaran, siswa mudah merasa jenuh dan bosan dalam

pembelajaran, siswa sering kali meminta ijin untuk ke kamar mandi, siswa

menanggapi pertanyaan dari guru dengan seenaknya dan terkadang sambil

bercanda, pembelajaran masih berpusat pada guru, dan prestasi belajar yang

belum mencapai batas tuntas minimal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diciptakan formula

pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dan

berdampak pada ketuntasan belajar. Salah satunya dengan penerapan variasi

metode pembelajaran berbasis Joyful Learning.

Variasi metode pembelajaran berbasis Joyful Learning merupakan

suatu penggabungan dari beberapa metode yang membentuk pembelajaran

yang menyenangkan, dalam artian bahwa materi pelajaran yang sulit dibuat

mudah, sederhana sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam belajar.

3
Keberhasilan belajar tidak ditentukan atau diukur lamanya duduk di belakang

meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar.

Salah satu teknik dalam metode joyfull learning adalah metode IODE.

Istilah IODE merupakan akronim bahasa Inggris untuk intake (Penerimaan),

Organization (Pengaturan), Demonstration (Peragaan), dan Expression

(Pengungkapan). Keempat huruf tersebut menunjukkan bahwa ada empat

jenis kegiatan siswa pada urutan kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka orientasi utama penelitian ini

adalah mencari tahu efektifitas penerapan metode pembelajaran IODE

berbasis Joyful Learning dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan

ketuntasan belajar siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5

Kupang pada mata pelajaran Melakukan overhoul sistem pendingin dan

komponen-komponennya.

1.2 Pembatasan Masalah

1. Subjek

Subjek yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah siswa SMK

Negeri 5 Kupang kelas XI Teknik Kendaraan Ringan tahun pelajaran

2011/ 2012, yang berjumlah 37 siswa.

2. Objek

Objek yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah variasi metode

pembelajaran IODE berbasis joyful learning.

4
3. Parameter

Parameter yang digunakan adalah prestasi belajar siswa setelah penerapan

variasi metode pembelajaran IODE berbasis joyful learning yang diukur

dari aspek kognitif siswa SMK Negeri 5 Kupang kelas XI Teknik

Kendaraan Ringan tahun pelajaran 2011/ 2012 dan peningkatan aspek

afektif siswa yang berupa kwalitas proses belajar yang dilihat melalui

peningkatan nilai motivasi belajar para siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dikemukakan rumusan permasalahan yang diangkat penulis adalah:

1 Apakah terjadi peningkatan motivasi belajar pada siswa kelas XI Teknik

Kendaraan Ringan tahun pelajaran 2011/ 2012 SMK Negeri 5 Kupang

setelah dilakukan pembelajaran melakukan overhoul sistem pendingin dan

komponen-komponennya melalui penerapan variasi metode pembelajaran

IODE berbasis Joyful Learning?

2 Apakah terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada siswa kelas XI Teknik

Kendaraan Ringan tahun pelajaran 2011/ 2012 SMK Negeri 5 Kupang

setelah dilakukan pembelajaran melakukan overhoul sistem pendingin dan

komponen-komponennya melalui penerapan variasi metode pembelajaran

IODE berbasis Joyful Learning?

5
1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran joyful learning dengan

pendekatan IODE dalam meningkatkan motivasi dan ketuntasan belajar siswa

kelas XI program Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Kupang pada

mata pelajaran melakukan overhoul sistem pendingin dan komponen-

komponennya.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa : Dapat meningkatkan motivasi untuk ketuntasan belajar

pada mata pelajaran melakukan overhoul sistem pendingin

dan komponen-komponennya.

2. Bagi guru : Dengan pengalaman praktis selama merancang dan

melaksanakan penelitian ini akan memotivasi guru untuk

memperluas penggunaannya pada materi-materi yang lain

secara mandiri dan berkelanjutan. Dapat meningkatkan

efektifitas.

3. Bagi sekolah : Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

1.6 Definisi Operasional

1. Pendekatan Joyful learning adalah metode pembelajaran yang berorientasi

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga motivasi

belajar datang dari dalam diri pembelajar.

6
2. Motivasi adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar.

3. Ketuntasan belajar siswa adalah penguasaan penuh terhadap materi yang

diajarkan oleh guru.

4. Metode IODE merupakan akronim bahasa Inggris untuk intake

(Penerimaan), Organization (Pengaturan), Demonstration (Peragaan), dan

Expression (Pengungkapan). Keempat huruf tersebut menunjukkan bahwa

ada empat jenis kegiatan siswa pada urutan kegiatan belajar.

You might also like