You are on page 1of 13

Presiden SBY Lantik 22 Dubes Baru RI

Pengangkatan dubes baru ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden (Keppres)
No. 95 P Tahun 2014. Ke-23 dubes yang baru dilantik adalah:
1. Toto Riyanto untuk Brasil
2. Tatang Budie Utama Razak (Kuwait)
3. Bambang Hiendrasto (Korea Utara)
4. Dominicus Supratikto (Suriname merangkap Guyana)
5. Imam Santoso (Ethiopia merangkap Djibouti dan Uni Afrika)
6. Wardana (Turki)
7. Jonny Sinaga (Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay)
8. Endang Dwi Syarief Syamsuri (Maroko merangkap Mauritania)
9. Hotmangaradja Pandjaitan (Perancis merangkap Andora, Monako, dan
UNESCO)
10. Wening Esthyprobo Fatandari (Hungaria)
11. Philemon Arobaya (Cile)
12. Harry Richard James Kandou (Serbia merangkap Montenegro)
13. Yusra Khan (Meksiko merangkap Belize, Elsavador, Guetamala, Honduras)
14. Mohamad Oemar (Belgia merangkap Luxembourg, Uni Eropa, World
Customs Organization, dan Organisasi-organisasi lainnya di Brussels)
15. Ronald Josef Pariaman Manik (Papua Nugini merangkap Kepulauan
Solomon)
16. Joko Harjanto (Suriah)
17. Aulia Aman Rachman (Ceko)
18. Teuku Faizasya (Kanada dan International Civil Aviation Organization)
19. Anak Agung Gde Alit Santhika (Uzbekistan merangkap Krygyztan)
20. Stephanus Yuwono (Zimbabwe merangkap Zambia)
21. Harry Purwanto (Nigeria merangkap Benin, Burkina Faso, Gabon, Ghana,
Kamerun, Kongo, Liberia, Niger, Sao Tome dan Principe, Togo, dan Economic
Community of West African States)
22. Peter Frans Gontha (Polandia)
Presiden Jokowi Resmi Lantik 17 Duta Besar RI Baru
Berikut ini 17 nama yang dilantik sebagai duta besar itu:
1. Drs Hasan Kleib, MA, sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Republik Indonesia/Wakil Tetap Republik Indonesia pada Perserikatan Bangsa-
Bangsa, World Trade Organization (WTO) dan Organisasi-organisasi
Internasional lainnya, berkedudukan di Jenewa
2. Drs Priyo Iswanto, MA, sebagai Dubes RI untuk Kolombia di KBRI Bogota
3. Mayjen TNI (Purn) Dr Ir Arief Rachman, MM, MBA, sebagai Dubes RI untuk
Afganistan di KBRI Kabul
4. Drs Rahmat Pramono, MA, sebagai Dubes RI untuk Kazakhstan di KBRI
Astana
5. Prof Dr Ikrar Nusa Bhakti sebagai Dubes RI untuk Tunisia di KBRI Tunis
6. Drs Nur Syahrir Rahardjo sebagai Dubes RI untuk Bahrain di KBRI Manama
7. Tantowi Yahya sebagai Dubes RI untuk Selandia Baru di KBRI Wellington
8. Drs Darmansjah Djumala, MA, sebagai Dubes RI untuk Austria dan Wakil
Tetap RI di PBB berkedudukan di KBRI Wina
9. Drs Sahat Sitorus sebagai Dubes RI untuk Timor Leste di KBRI Dili
10. Drs Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo sebagai Dubes RI untuk Australia di
KBRI Canberra
11. Drs Umar Hadi, MA, sebagai Dubes RI untuk Korea Selatan di KBRI Seoul
12. Drs I Gusti Ngurah Ardiyasa sebagai Dubes RI untuk Sri Lanka merangkap
Republik Maladewa di KBRI Kolombo
13. Prof Dr Yuddy Chrisnandi, ME, sebagai Dubes RI untuk Ukraina merangkap
Republik Armenia dan Georgia di KBRI Kiev
14. Ir Arifin Tasrif sebagai Dubes RI untuk Jepang di KBRI Tokyo
15. Drs Andy Rachmianto, MPhil, sebagai Dubes RI untuk Yordania merangkap
Palestina di KBRI Amman
16. Dra RA Esti Andayani sebagai Dubes RI untuk Italia di KBRI Roma
17. Komjen Pol (Purn) Sjahroedin Zainal Pagaralam, SH, sebagai Dubes RI untuk
Kroasia di KBRI Zagreb
10 Contoh Hubungan Bilateral dan Multilateral
Indonesia
Contoh dari Hubungan Bilateral Indonesia
Indonesia banyak menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara di dunia, di
berbagai benua. Setidaknya terdapat 94 negara yang menjalin hubungan bilateral
dengan Indonesia. Namun, dalam kesempatan ini kita akan lebih banyak berfokus
pada beberapa hubungan bilateral indonesia dengan negara lain. Nah, di bawah ini
merupakan beberapa contoh hubungan bilateral indonesia:
1. Hubungan Bilateral Indonesia dan Amerika Serikat
Kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat sejatinya sudah lama terjadi
bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Hubungan
diplomatik di antara keduanya ditandai dengan dibukanya kedutaan besar pada
masing-masing negara tersebut. Hubungan bilateral yang terjadi pun terdapat pada
berbagai bidang, entah itu bidang politik, pertahanan dan keamanan, perdagangan,
investasi, wisata, pembangunan, energi, lingkungan, ketahanan pangan,
kemaritiman, pasukan perdamaian, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
dialog antar agama. Hubungan bilateral yang paling diingat antara Indonesia dan
AS mungkin adalah ketika kedua negara ini meluncurkan Indonesia-US
Comprehensive Partnership pada tahun 2010.
2. Hubungan Bilateral Indonesia dan Arab Saudi
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini
menjadikan Indonesia harus memiliki hubungan bilateral yang baik dengan negara
Arab Saudi. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan salah satu kewajiban dari
umat muslim ialah pergi melaksanakan ibadah haji yang hanya dapat dilakukan di
negara Arab Saudi. Selain itu, umat muslim juga setiap bulannya ada saja yang
melaksanakan ibadah umrah di negara tersebut.
Kerja sama Indonesia dan Arab Saudi utamanya memang berkenaan dengan
ibadah haji dan umrah. Namun, di sisi lain banyak terjadi kerja sama bilateral
antara Indonesia dan Arab Saudi, misalnya yaitu pada bidang pendidikan. Banyak
terjadi pertukaran pelajar antara kedua negara ini. Selain itu, Indonesia dan Arab
Saudi juga banyak bekerja sama di bidang pemberantasan radikalisme dan
terorisme. Bahaya radikalisme dan terorisme sangat perlu untuk diberantas agar
perdamaian dunia dapat terwujud.
3. Hubungan Bilateral Indonesia dan Inggris
Inggris merupakan salah satu negara monarki di benua Eropa. Hubungan kerja
sama bilateral antara Indonesia dan Inggris banyak terjadi dalam bidang
pendidikan dan ekonomi. Pada bidang pendidikan yaitu dengan banyaknya
pertukaran pelajar di antara kedua negara ini. Pada bidang ekonomi sendiri,
Inggris dan Indonesia banyak memiliki kegiatan ekspor dan impor. Selain itu,
terjadi pula investasi dari negara Inggris untuk Indonesia.
4. Hubungan Bilateral Indonesia dan Jepang
Jepang memang merupakan salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia
dengan kejamnya selama tiga tahun. Namun, hal ini tidak menghentikan kerja
sama antara Indonesia dan Jepang. Hubungan bilateral antara kedua negara ini
berdasarkan pada perjanjian perdamaian di antara republik Indonesia dan Jepang
pada April tahun 1958. Perjanjian tersebut membawa dampak baik dan eratnya
hubungan antara kedua negara ini. Terjadi kesepakatan mitra strategis pada 2006
dan perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang pada tahun 2007. Jepang
banyak memberikan investasinya terutama pada pengusaha UMKM di Indonesia
dan memberikan banyak bantuan pada bidang pendidikan.
5. Hubungan Bilateral Indonesia dan China
Hubungan bilateral di antara negara Indonesia dan China sudah terjadi sejak lama.
Terdapat pula sebuah teori dimana nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
China. Hal ini menyebabkan eratnya hubungan di antara kedua negara ini. Kerja
sama antara Indonesia dan China lebih banyak berada pada sektor ekonomi,
terutama pada bidang perdagangan. Kedua negara ini saling ekspor dan impor
komoditi negaranya masing-masing. Selain itu, kedua negara ini juga saling
membebaskan visa kunjungan dari masing-masing penduduknya.
Contoh Hubungan Multilateral Indonesia
Selain memiliki hubungan bilateral, Indonesia juga membutuhkan adanya
hubungan multilateral untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan
nasional. nah, di bawah ini merupakan beberapa contoh hubungan multilateral
Indonesia dalam pergaulan internasional:
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Indonesia bergabung menjadi anggota resmi PBB pada tanggal 28 September
1950 sebagai anggota ke-60. Keterlibatan Indonesia dengan PBB pada masa itu
didukung penuh secara bulat oleh para anggotanya. Indonesia banyak terlibat di
dalam kegiatan PBB. Contoh peran Indonesia dalam organisasi ASEAN dan
PBB salah satunya yaitu membentuk Kontingen Garuda untuk membantu
tegaknya perdamaian di berbagai belahan dunia, yaitu dengan bergabung dalam
pasukan penjaga perdamaian PBB. Setidaknya sudah delapan kali Indonesia
mengirimkan kontingen garuda. Yang pertama kali adalah pada tahun 1957 untuk
menjaga perdamaian di negara Mesir.
2. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
OKI merupakan organisasi internasional yang banyak bergerak di bidang kerja
sama negara-negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Latar belakang dari
berdirinya organisasi ini yaitu terjadinya pembakaran tempat suci umat muslim,
yaitu masjid Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh para fanatik Yahudi dan Kristen
di Yerusalem, Palestina. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
muslim terbesar di dunia ikut serta dalam pendirian organisasi ini bersama 56
negara lainnya. Sudah banyak dampak OKI bagi Indonesia yang negara ini
rasakan, maka dari itu Indonesia tetap bergabung dengan OKI hingga saat ini.
3. Asia Pacific Economic Community (APEC)
Salah satu indikator kemajuan suatu negara ialah kemajuan pembangunan pada
sektor ekonomi negara tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara merdeka di
dunia tentunya juga harus membangun perekonomian negara ini agar
kesejahteraan rakyat Indonesia meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan
Indonesia dalam bidang ini ialah mengadakan hubungan multilateral dengan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam lingkup APEC.
APEC merupakan salah satu forum kerja sama internasional di dalam bidang
ekonomi. Melalui forum ini, kerja sama ekonomi antara negara di kawasan Asia
Pasifik dieratkan sehingga kemajuan bidang ekonomi dapat merata di seluruh
kawasan tersebut. Kerja sama ini pada akhirnya meluas pada bidang-bidang
lainnya yang masih berkaitan erat dengan bidang ekonomi. Peran Indonesia dalam
APEC sendiri cukup vital. Setidaknya Indonesia sudah dua kali menjabat sebagai
ketua umum APEC sekaligus tuan rumah KTT APEC.
4. Gerakan Non-Blok (GNB)
Sejatinya, konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung merupakan cikal bakal
lahirnya GNB. Konferensi ini dihadiri oleh 29 kepala negara di kawasan benua
Asia dan Afrika yang baru memperoleh kemerdekaannya. Dalam konferensi ini
dihasilkan Dasasila Bandung yang semakin mendekatkan pada proses berdirinya
GNB. Lima tokoh utama dari pendirian GNB adalah kepala negara Indonesia,
Mesir, Ghana, India, dan Yugoslavia.
5. G-20
Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997 berlalu, Indonesia kembali diterpa krisis
ekonomi pada tahun 2007. Hal ini sejatinya disebabkan oleh krisis ekonomi di
negara maju yang berimbas kepada negara berkembang, yang salah satunya ialah
Indonesia, sehingga menyebabkan dibutuhkannya penanganan yang menyeluruh
dan kerja sama di antara negara-negara di dunia. Pada tahun 2008, pemerintah
Amerika Serikat memiliki inisiatif untuk mengadakan suatu Konferensi Tingkat
Tinggi bagi 20 negara di dunia yang terdampak dari krisis ekonomi ini.
Ke-20 negara tersebut selain AS ialah Indonesia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia,
Jepang, Inggris, Argentina, Meksiko, Rusia, Korea Selatan, Arab Saudi, Cina,
Turki, Australia, Brazil, India, dan Afrika Selatan. Indonesia selaku salah satu
negara berkembang di dalam forum ini memiliki peran yaitu membela
kepentingan negara-negara berkembang di dunia.
10 Negara Kecil di Pasifik

1. Vanuatu
2. Nauru
3. Tuvalu
4. Comoros
5. Tokelau
6. Kepulauan Pitcairn
7.Republik Nagorno-Karabakh
8. Palau
9. São Tomé and Príncipe
10. Kepulauan Marshall

Traktat London 1824

Traktat (treaty), perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua
negara atau lebih. Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan ekonomi.

Contoh Traktat:

Pada tanggal 17 Maret 1824, di London, Antara Kerajaan Britania Raya dan
Kerajaan Belanda mentandatangani Perjanjian Britania-Belanda 1824, yang juga
dikenal dengan Perjanjian London atau Traktat London. Perjanjian ini
ditujukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan
Perjanjian Britania-Belanda 1814.
Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan
Britania diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn.

Perjanjian ini menjelaskan, bahwa kedua negara diijinkan untuk tukar menukar
wilayah pada British India, Ceylon (Sri Langka) dan Indonesia, berdasarkan
kepada negara yang paling diinginkan, dengan pertimbangan masing-masing
negara harus mematuhi peraturan yang ditetapkan secara lokal. antara lain :
1. Pembatasan jumlah bayaran yang boleh dikenakan pada barang dan
kapal dari negara lain.
2. Tidak membuat perjanjian dengan negara bagian Timur yang tidak
mengikutsertakan /membatasi perjanjian dagang dengan negara lain.
3. Tidak menggunakan kekuatan militer dan sipil untuk menghambat
perjanjian dagang.
4. Melawan pembajakan dan tidak menyediakan tempat sembunyi atau
perlindungan bagi pembajak atau mengijinkan penjualan dari barang-barang
bajakan.
5. Pejabat lokal masing-masing tidak dapat membuka kantor perwakilan
baru di pulau-pulau Hindia Timur tanpa seijin dari pemerintah masing-
masing di Eropa.
Pertimbangan-pertimbangan dalam perjanjian ini, mengikutsertakan :
 Belanda menyerahkan semua dari perusahaan/bangunan yang telah
didirikan pada wilayah India dan hak yang berkaitan dengan mereka.
 Belanda menyerahkan kota dan benteng dari Malaka dan setuju untuk
tidak membuka kantor perwakilan di semenanjung Melayu atau membuat
perjanjian dengan penguasanya.
 Belanda menarik mundur oposisinya dari pendudukan pulau Singapura
oleh Britania.
 Britania meminta untuk diberikan akses perdagangan dengan kepulauan
Maluku, terutama dengan Ambon, Banda dan Ternate.
 Britania menyerahkan pabriknya di Bengkulu (Fort Marlborough) dan
seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatra kepada Belanda dan tidak akan
mendirikan kantor perwakilan di pulau Sumat atau membuat perjanjian dengan
penguasanya.
 Britania menarik mundur oposisinya dari pendudukan pulau Billiton oleh
Belanda.
 Britania setuju untuk tidak mendirikan kantor perwakilan pada kepulauan
Karimun atau pada pulau-pulau Batam, Bintan, Lingin, atau pulau-pulau lain yang
terletak sebelah selatan dari selat Singapura ataumembuat perjanjian dengan
penguasa-penguasa daerah.
Semua serah terima dari kepemilikan dan bangunan yang didirikan terjadi pada
tanggal 1 Maret 1825.
Termasuk penyerahan Jawa kembali kepada Belanda, seperti yang dijelaskan pada
Convention on Java tanggal 24 Juni 1817. Hal ini diluar dari jumlah yang harus
dibayarkan oleh Belanda sebesar 100.000 pounds sterling sebelum akhir tahun
1825.
Perjanjian disahkan pada tanggal 30 April 1824 oleh Britania dan tanggal 2 Juni
1824 oleh pihak Belanda.
DAFTAR DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA YANG
BERKUASA LEBIH DARI 1 NEGARA

Perwakilan Duta Besar Kedudukan Keterangan

Merangkap
Suprapto
Afrika Selatan Pretoria  Lesotho
Martosetomo
 Kerajaan Swaziland
 Republik Bostwana
Merangkap
Agus Maftuh
Arab Saudi Riyadh
Abegebriel
 OIC
Merangkap
Buenos
Argentina Jonny Sinaga  Uruguay
Aires
 Paraguay
Merangkap
Yohanes K.
Australia Canberra
Legowo
 Vanuatu
Merangkap

 Slovenia
 UNIDO
Darmansyah  IAEA
Austria Wina
Djumala
 UNOV
 CTBTO
 OPEC
 OPEC Fund
Nur Syahrir
Bahrain Bahrain
Rahardjo
Bangladesh Rina Soemarno Dhaka Merangkap Nepal
Merangkap
Yuri Octavian
Belgia Brussels
Thamrin
 Luxemburg
 Uni Eropa
Merangkap
Britania Raya Rizal Sukma London  Irlandia
 IMO
Merangkap
Bulgaria Sri Astari Rasjid Sofia  Albania
 Makedonia
Muhammad Ibnu Merangkap
Denmark Copenhagen
Said Lithuania
Merangkap
Addis
Ethiopia Imam Santoso –Somalia
Ababa
–Djibouti
Merangkap
Johny J.
Filipina Manila  Republik Palau
Lumintang
 Kepulauan Marshall
Wening
Hungaria Esthyprobo Budapest Merangkap Macedonia
Fatandari
India Arto Suryodipuro New Delhi Merangkap Bhutan
Octavian
Iran Tehran Merangkap Turkmenistan
Alimudin
Merangkap

 Malta
Italia RA Esti Andayani Roma  Siprus
 FAO
 IFAD
 WFP
Merangkap Federasi
Jepang Arifin Tasrif Tokyo
Mikronesia
Kanada Teuku Faizasya Ottawa Merangkap ICAO
R. Soehardjono
Kenya Nairobi Merangkap
Sastromihardjo
 Republik Demokratik
Kongo
 Mauritius
 Seychelles
 Somalia
 Uganda
 UNEP
 UN-HABITAT
Merangkap

Alfred Tanduk  Bahama


Kuba Havana  Republik Dominika
Palembangan
 Haiti
 Jamaika
Endang Dwi
Maroko Rabat Merangkap Mauritania
Syarief Syamsuri
merangkap

Meksiko Yusra Khan Mexico City  Guatemala


 El Savador
 Belize
Tito Dos Santos
Mozambik Maputo Merangkap Malawi
Baptista
Myanmar Ito Sumardi Yangon Merangkap Nepal
Namibia Eddy Basuki Windhoek Merangkap Angola
Merangkap

 Benin
 Ghana
 Liberia
Nigeria Harry Purwanto Abuja  Burkina Faso
 Kamerun
 Togo
 Tanjung Verde
 Republik Kongo
Norwegia Yuwono A Oslo Merangkap Islandia
Putranto
Merangkap

Panama  Honduras
Panama Budhy Santoso
City
 Kosta Rika
 Nikaragua
Ronal Josef Port Merangkap Kepulauan
Papua Nugini
Pariaman Manik Moresby Solomon
Merangkap
PBB di
Hasan Kleib Jenewa
Jenewa
 WTO
Merangkap

PBB di New Dian Triansyah New York  Bahama


York Djani City  Jamaika
 Guatemala
 Nikaragua
Moenir Ari
Peru Lima Merangkap Bolivia
Soenanda
Hotmangaradja Merangkap Andora, Monako
Perancis Paris
Pandjaitan dan UNESCO
Tiongkok Sugeng Rahardjo Beijing Merangkap Mongolia
Rumania Diar Nurbiantoro Bucharest Merangkap Moldova
Mohamad Wahid
Rusia Moskow Merangkap Belarusia
Supriyadi
Merangkap
Selandia Baru Tantowi Yahya Wellington  Samoa Barat
 Tonga
Merangkap

 Gabon
Mansyur  Guinea
Senegal Dakar
Pangeran  Guinea-Bissau
 Republik Demokratik
Kongo
 Mali
 Pantai Gading
 Sierra Leone
 Gambia
Harry Richard
Serbia Beograd Merangkap Montenegro
James Kandou
I Gusti Ngurah
Srilanka Colombo Merangkap Maladewa
Ardiyasa
Sudan Burhanuddin Khartoum Merangkap Eritrea
Linggawaty
Swiss Bern Merangkap Liechtenstein
Hakim
Bernama Kantor Dagang dan
Robert James
Taiwan Taipe Ekonomi Indonesia (KDEI) di
Bintaryo
Taipe
Dar Es Merangkap Burundi, Rwanda,
Tanzania Ratlan Pardede
Salam dan Komoro
Thailand Ahmad Rusdi Bangkok Merangkap UNESCAP
Merangkap Georgia dan Arm
Ukraina Yuddy Chrisnandi Kyiv
enia
A.A. Gde Alit
Uzbekistan Tashkent Merangkap Krygyztan
Santhika
Merangkap

 Persemakmuran
Dominika
Mochammad  Grenada
Venezuela Caracas
Luthfie Witto’eng
 Saint Lucia
 Saint Vincent and the
Grenadines
 Trinidad dan Tobago
Yordania Andy Rachmianto Amman Merangkap Palestina
Merangkap
Stephanus
Zimbabwe Harare
Yuwono
 Zambia

You might also like