Professional Documents
Culture Documents
ANALGETIKA
I. TUJUAN
Mengenal mempraktekkan dan membandingkan daya analgetik asetosal dan
parasetamol menggunakan metode rangsang kimia.
KODEIN
Alkaloida candu ini memiliki khasiat yang sama dengan induknya, tetapi lebih
lemah, misalnya efek analgetisnya 6-7 x kurang kuat. Efek samping dan resiko
adiksinya lebih ringan, sehingga sering di gunakan sebagai obat batuk dan obat
antinyeri, yang diperkuat melalui kombinasi dengan parasetamol/asetosal. Obstipasi
dan mual dapat tejadi terutama pada dosis lebih tinggi(di atas 3 dd 20 mg). Resorpsi
oral dan rektal baik; didalam hati, zat ini di ubah menjadi norkodein dan morfin (10%).
Exskresinya lewat kemih sebagai glokuronida dan 10% secara utuh. Plasma-t1/2-nya 3-
4 jam.
IBUPROFEN
Obat pertama dari kelompok propionat (1969) ini adalah NSAID yang paling
banyak digunakan,berkat efeksampingnya yang relatif ringan dan status OTC-nya di
kebanyakan nagara. Zat ini merupakan campuran resemis, dengan bentuk dextro yang
aktif. Daya analgetis dan anti radangnya cukup baik dan sudah banyak mendesak
salisilat pada penanganan bentuk rema yang tidak begitu hebat dan gangguan dari alat
gerak. Ibuprofen 400 mg oral sama efeknya dengan 500mg rektal.
Resorsinya dari usus cepat dan baik (ca 80%) resorbsi rektal lebih lambat. PP-nya
90-99%, plasma – t1/2-nya ca 2 jam. Eksresi berlangsung terutama sebagai metabolit-
metabolit dan konyugat-konyugatnya. (Tjay, 2002: 312)
PARASETAMOL (ASETAMINOFEN)
Merupakan metabolit aktif fenasetin, yang disebut analgesik coa ltar.
Asetaminofen mempunyai efek analgesik dan antipiretik yang tidak berbeda secara
signifikan dengan aspirin. Asetaminofen dosis terapeutik tunggal atau berulang tidak
berefek terhadap sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan. Perubahan asam-basa
tidak terjadi, dan juga tidak menyebabkan iritasi, erosi, atau pendarahan lambung yang
mungkin terjadi setelah pemberian salisilat. Asetaminofen tidak mempunyai efek
terhadap platelet, waktu perdarahan, atau ekskresi asam urat.
(Goodman& Gilman,2008:682)
ASETOSAL
Asetosal adalah obat antinyeri tertua yang sampai kini paling sering digunakan. Zat
ini juga berkhasiat antidemam kuat dan pada dosis rendah sekali (40mg) berdaya
menghambat agregasi trombosit. Selain sebagai analgetikum, asetosal dewasa ini juga
digunakan sebagai alternatif dari antikoagulansia sebagai obat pencegah infark kedua
setelah terjadi serangan.
Resorpsinya cepat dan praktis lengkap, terutama di bagian pertama duodenum.
Namun, karena bersifat asam, sebagian zat diserap pula di lambung. BA-nya lebih
rendah akibat FPE dan hidrolisa selama resorpsi. Mulai efek analgetis dan
antipiretisnya cepat, yakni setelah 30 menit dan bertahan 3-6 jam, kerja antiradangnya
baru tampak setelah 1-4 hari. (Tjay, 2002: 298)
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Spuit injeksi (0,1-1ml)
Jarum oral (ujung tumpul)
Beker glass
Stopwatch
Alu
Cawan porselen
Labu Takar 10ml
B. Bahan
Larutan CMC Na. 0,5%
Suspensi Asetosal 1% dalam CMC Na. 0,5%
Suspensi Parasetamol 1% dalam CMC Na. 0,5%
Suspensi Ibuprofen 0,5% dalam CMC Na. 0,5%
Suspensi kodein 0,05% dalm CMC Na. 0,5%
Larutan steril asam asetat glasial 1%
IV. CARA KERJA
V. PENIMBANGAN MENCIT
Berat tara : 66 g
Mencit I : 88 g – 66 g = 22 g
Mencit II : 89 g – 66 g = 23 g
Mencit III : 88 g – 66 g = 22 g
Mencit IV : 88 g – 66 g = 22 g
Mencit V : 85 g – 66 g = 19 g
VI. PERHITUNGAN DOSIS (CODEIN)
Dosis Codein 15 mg/kg BB
Berat mencit terbesar : 23 g
23
Dosis : g x 15 mg/kg BB = 0,35 mg/kg BB
1000
0,35
Stock : mg/ml = 0,7 mg/ml
0,5
Dibuat 10 ml larutan : 0,7 mg/ml x 10 ml = 7 mg
7
Penimbangan Codein : mg x 0,1067 g = 0,0747 g = 74,7 mg
10
22
Mencit I : g x 15 mg/kg BB = 0,33 mg
1000
VP : 0,33 mg = 0,47 ml x 40 unit = 18,8 unit ~ 19 unit
0,7 mg/ml
23
Mencit II : g x 15 mg/kg BB = 0,345 mg
1000
VP : 0,345 mg = 0,49 ml x 40 unit = 19,6 unit ~ 20 unit
0,7 mg/ml
22
Mencit III : g x 15 mg/kg BB = 0,33 mg
1000
VP : 0,33 mg = 0,47 ml x 40 unit = 18,8 unit ~ 19 unit
0,7 mg/ml
22
Mencit IV : g x 15 mg/kg BB = 0,33 mg
1000
VP : 0,33 mg = 0,47 ml x 40 unit = 18,8 unit ~ 19 unit
0,7 mg/ml
19
Mencit V : g x 15 mg/kg BB = 0,285 mg
1000
VP : 0,285 mg = 0,41 ml x 40 unit = 16,4 unit ~ 16,5 unit
0,7 mg/ml
Asam Asetat glasial 2% sebanyak 25 ml
BJ Asam Asetat steril : 1,05 g/ml
2
V: x 25 ml = 0,5 g
100
0,5
Konsentrasi sebenarnya : ml x 1,05 g/ml = 0,021 g/ml
25
= 21 mg/ml
Volume stok : 21 mg/ml
Larutan steril Asam Asetat glasial 2%
22
Mencit I : g x 300 mg/kg BB = 6,6 mg
1000
Vp : 6,6 mg = 0,314 ml x 40 unit = 12,56 unit ~ 12,5 unit
21 mg/ml
23
Mencit II : g x 300 mg/kg BB = 6,9 mg
1000
Vp : 6,6 mg = 0,329 ml x 40 unit = 13,16 unit ~ 13 unit
21 mg/ml
22
Mencit III : g x 300 mg/kg BB = 6,6 mg
1000
Vp : 6,6 mg = 0,314 ml x 40 unit = 12,56 unit ~ 12,5 unit
21 mg/ml
22
Mencit IV : g x 300 mg/kg BB = 6,6 mg
1000
Vp : 6,6 mg = 0,314 ml x 40 unit = 12,56 unit ~ 12,5 unit
21 mg/ml
19
Mencit V : g x 300 mg/kg BB = 5,7 mg
1000
Vp : 5,7 mg = 0,271 ml x 40 unit = 10,84 unit ~ 11 unit
21 mg/ml
VII. DATA PENGAMATAN
Jumlah geliat
Kumulatif geliat
Kel
No.
x
10’
15’
20’
25’
30’
35’
40’
45’
50’
55’
60’
5’
1 13 21 17 22 20 17 13 9 7 5 5 2 151
2 18 24 21 15 20 18 11 3 8 9 0 1 138
Kontrol
3 28 13 9 11 5 2 1 2 1 0 1 2 75
124,2
4 1 19 17 23 17 9 6 5 1 2 0 0 100
5 19 22 17 20 14 11 12 12 10 9 8 3 157
1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 - - - 2 0,17
2 0 2 10 15 21 11 20 20 12 11 10 7 139 11,58
PCT
3 9 9 12 7 6 7 3 6 7 6 6 6 84 7
4 9 8 10 4 0 0 0 0 0 0 1 1 51 4,25
5 2 11 30 24 18 15 10 11 10 6 5 8 150 12,5
1 0 1 13 20 29 35 25 15 14 13 15 12 192 16
2 - - - - - - - - - - - - - 0
Asetosal
3 0 0 2 2 0 3 4 6 3 1 0 2 23 1,92
4 0 0 1 7 7 9 4 7 6 2 2 1 39 3,25
5 1 0 0 2 0 1 0 4 6 4 6 4 28 2,33
1 0 0 6 11 37 35 20 18 17 13 9 8 174 14,5
2 0 0 0 0 0 10 8 7 5 5 5 4 44 3,67
Ibuprofen
3 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 9 0,75
4 0 0 6 15 7 10 15 6 8 10 4 9 90 7,5
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 5 4 16 1,33
1 0 4 8 19 8 11 9 11 10 6 6 3 95 7,92
2 0 7 12 23 7 9 7 9 6 9 4 2 95 7,92
Codein
3 0 2 2 19 8 11 11 7 6 8 5 3 82 6,83
4 0 0 0 6 1 0 0 0 2 0 7 0 15 1,25
5 0 0 0 8 6 5 10 6 1 1 1 1 39 3,25
Persen Daya Analgetik
a. Codein
1. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (7,92/124,2 x 100)
= 93,63%
b. Parasetamol
1. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (0,17/124,2 x 100)
= 99,86%
2. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (11,58/124,2 x 100)
= 90,46%
3. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (7/124,2 x 100)
= 94,36%
c. Asetosal
1. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (16/124,2 x 100)
= 87,12%
2. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (0/124,2 x 100)
= 100%
3. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (1,92/124,2 x 100)
= 98,45%
4. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (3,25/124,2 x 100)
= 97,38%
5. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (2,33/124,2 x 100)
= 98,12%
d. Ibuprofen
1. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (14,5/124,2 x 100)
= 88,33%
2. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (3,67/124,2 x 100)
= 97,05%
3. % daya analgetik = 100 - (P/K x 100)
= 100 - (0/124,2 x 100)
= 100%
Uji Anova
Codein Parasetamol Asetosal Ibuprofen
93,63 99,86 87,12 88,33
93,63 90,46 100 97,05
94,51 94,36 98,45 100
98,99 96,58 97,38 93,96
97,38 89,94 98,12 98,93
n =5 n=5 n=5 n=5
X = 95,628 X = 94,24 X = 96,214 X = 95,654
Σx = 478,14 Σx = 471,2 Σx = 481,07 Σx = 478,27
Σx² = 45747,1784 Σx² = 44475,7408 Σx² = 46392,6957 Σx² = 45836,5179
N = 20
ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4
= 478,14 + 471,2 + 481,07 + 478,27
= 1908,68
Σx²T = Σx12 + Σx22 + Σx32 + Σx42
= 45747,1784 + 44475,7408 + 46392,6957 + 45836,5179
= 182452,13
Σx²t = Σx²T – (ΣxT)²
N
= 182452,13 – (1908,68)²
20
= 299,16
F hitung = RJKb
RJKw
= 3,53/18,04
= 0,20
F Tabel
3,25
5,29
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu analgetik bertujuan untuk mengenal, mempraktekkan
dan membandingan daya analgetik Asetosal, Parasetamol menggunakan metode
rangsang kimia.
Bahan yang digunakan sebagai perangsang kimia adalah larutan steril Asam Asetat
glasial yang diberikan secara intra peritonial. Pada praktikum pemberian larutan steril
Asam Asetat glasial diberikan 5 menit setelah pemberian obat hal ini diharapkan agar
obat yang diberikan belum bekerja sehingga Asam Asetat langsung berefek dan juga
untuk mempermudah pengamatan onset dari obat itu.
Pada praktikum kali ini obat-obat analgetik yang diperbandingkan adalah obat-obat
analgetik golongan narkotik yaitu Codein dan analgetik golongan non narkotik/ perifer
yaitu Ibuprofen, Asetosal dan Parasetamol.
Dari hasil pengamatan obat yang memiliki daya analgetik paling kuat adalah
Codein karena Codein merupakan obat analgetik golongan narkotik yang mempunyai
mekanisme kerja menduduki reseptor-reseptor nyeri di SSP (Susunan Syaraf Pusat)
sehingga perasaan nyeri dapat diblokir tetapi bila analgetika tersebut digunakan terus-
menerus pembentukan reseptor-reseptor baru distimulasi dan produksi endomorfin di
ujung saraf otak dirintangi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
ketergantungan/adiksi.
Untuk obat yang memiliki daya analgetik kedua adalah Asetosal kemudian
Ibuprofen baru kemudian Parasetamol yang merupakan obat golongan analgetik non
narkotik/perifer. Dimana obat-obat ini mempunyai mekanisme kerja menghambat
berbagai reaksi in-vitro.
Pada praktikum kali ini untuk menghitung data digunakan dengan cara statistik
yaitu dengan perhitungan analisis variabel / anava. Dari hasil perhitungan didapatkan
hasil bahwa F hitung < F tabel yaitu 0,20 < 3,25 sehingga tidak ada perbedaan antar
kelompok dan harus diuji anava. Pada uji anava tidak didapat hasil perbedaan yang
signifikan antara kodein dengan asetosal.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan didapat data :
Codein memiliki daya analgetika terbesar yaitu : 95,628 %
Asetosal memiliki daya analgetika kedua adalah : 96,214 %
Ibuprofen memiliki daya analgetika ketiga yaitu : 95,654 %
Parasetamol memiliki daya analgetika keempat adalah : 94,24 %
Uji anava % daya analgetik yaitu F hitung < F tabel, 0,20 < 3,25 maka tidak
terdapat perbedaan yang signifikan dari antar kelompok, sehingga tidak
diperlukan uji anava..
X. DAFTAR PUSTAKA
Tjay, Tan Hoan,DRS,Apt. & DRS. Kirana Rahardja,Apt. 2002. Obat-obat
Penting edisi kelima cetakan kedua. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Ernerst, Mutschler. 1991. Dinamika Obat edisi kelima. Bandung. ITB
Goodman& Gilman. 2003. Dasar Farmakologi Terapi vol 1.Jakarta. EGC
LAPORAN RESMI FARMKOLOGI
PERCOBAAN IV
ANALGETIKA
Disusun Oleh: