You are on page 1of 4

Apa itu Amandel

Amandel atau tonsil adalah dua massa jaringan limfatik (sistem kekebalan
tubuh) yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Selain bertindak
sebagai filter yang menjebak kuman yang akan masuk ke saluran napas,
amandel juga menghasilkan antibodi yang membantu tubuh melawan infeksi
pernapasan.

Saat lahir, amandel berukuran kecil dan secara bertahap akan bertambah
besar hingga usia 8 atau 9 tahun. Namun amandel akan kembali menyusut
pada usia 11 atau 12 tahun tetapi tidak hilang sepenuhnya. Ketika amandel
atau tonsil ini terinfeksi, maka terjadilah radang amandel atau tonsilitis.

Radang amandel paling sering menjangkiti anak usia antara 3 hingga 7 tahun,
karena pada masa inilah amandel memainkan perannya yang paling aktif
untuk melawan infeksi. Semakin anak tumbuh, maka tonsil akan mengecil,
dan infeksi kurang terjadi. Radang amandel biasanya tidak menjadi
berbahaya kecuali abses (pembengkakan) pada amandel terus berkembang. Ketika
ini terjadi, pembengkakan yang cukup parah akan menghambat pernapasan
anak Anda. Keadaan ini bisa saja berlangsung 4 hingga 5 kali dalam setahun.
Infeksi telinga dan masalah pada adenoid (pembengkakan di bagian belakang
rongga hidung atas amandel) dapat juga terjadi di waktu yang sama.

Penyebab Radang Amandel

Kebanyakan radang amandel yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar
adalah karena infeksi virus. Kemungkinan virus yang menyebabkannya
adalah virus influenza (flu), dan virus Epstein-Barr (EBV), yang juga
menyebabkan mononucleosis, atau "mono." Beberapa jenis bakteri juga bisa
menyebabkan radang amandel. Bakteri yang paling umum menyebabkannya
adalah organisme yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan.
Radang amandel yang disebabkan karena radang tenggorokan pada anak-
anak hanya terjadi sekitar 30%, dan kurang terjadi pada orang dewasa.

Kuman ini ditularkan melalui kontak biasa dengan orang lain, seperti tetesan
di udara akibat bersin. Terkadang penularan juga terjadi melalu kontak oral
(mulut), terutama dalam kasus EBV (yang mana mono juga sering disebut
dengan "penyakit ciuman"). Amandel akan mencoba untuk melawan virus dan
bakteri yang masuk melalui mulut atau hidung kita. Hasilnya adalah terjadi
infeksi pada amandel yang kemudian membengkak, dan akhirnya meradang
dan menimbulkan rasa sakit.

Berikut daftar virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit amandel :
- Bakteri streptococcus pyogenes
- Bakteri hemolitikus
- Adenovirus
- Virus Influenza
- Virus Epstein-Barr
- Virus parainfluenza
- Enterovirus
- Virus herpes simplex

Gejala Radang Amandel

Gejala utama radang amandel adalah peradangan dan pembengkakan pada


amandel, kadang-kadang cukup parah hingga menutupi saluran napas. Gejala
lainnya adalah:
- Nyeri pada tenggorokan
- Warna kemerahan pada amandel
- Lapisan putih atau kuning pada amandel
- Lepuh atau juga borok yang menyakitkan pada tenggorokan
- Keparauan (suara serak) atau bahkan kehilangan suara
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri pada telinga
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernapas dari mulut
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau daerah rahang
- Demam, menggigil
- Bau mulut

Pada anak-anak, gejala radang amandel dapat disertai dengan :


- Mual
- Muntah
- Nyeri perut

Pengobatan Radang Amandel

Pengobatan untuk radang amandel akan tergantung dari apa yang


menyebabkannya. Untuk menentukan penyebabnya, dokter mungkin akan
melakukan tes rapid strep atau throat swab culture. Kedua tes dilakukan dengan
cara mengambil sampel (apusan) pada bagian belakang
tenggorokan/amandel dengan dengan kapas lembut. Selanjutnya
laboratorium akan menentukan penyebabnya.

Jika tes menunjukkan radang amandel disebabkan oleh bakteri,


pengobatannya menggunakan antibiotik. Antibiotik bisa diberikan dalam satu
kali shoot atau 10 hari melalui mulut. Meskipun gejala amandel kemungkinan
akan membaik dalam dua atau tiga hari setelah pengobatan dengan antibiotik,
penting untuk menghabiskan semua obat yang diresepkan dokter untuk
memastikan bakteri itu benar-benar telah hilang. Bahkan pada beberapa
orang harus menebus resep kedua untuk mengobati radang amandel.

Jika radang amandel disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak akan
berguna, tapi tubuh Anda yang akan melawan infeksi itu sendiri. Sementara
itu, agar merasa lebih baik, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan
(terlepas dari penyebabnya virus atau bakteri) yaitu :
- Istirahat yang cukup
- Minum cairan hangat atau cairan yang sangat dingin untuk meringankan rasa sakit
tenggorokan
- Makan makanan lunak (halus)
- Gunakan alat cool-mist vaporizer atau humidifier di ruangan Anda
- Berkumur dengan air garam hangat
- Mengisap lozenges yang mengandung benzokain atau anestesi (pemati
rasa) lain
- Mengonsumsi obat penghilang rasa sakit seperti acetaminophen atau ibuprofen
(dalam
resep dokter biasanya sudah termasuk, jadi tidak perlu lagi)

Kapan Tonsilektomi Diperlukan

Setiap kondisi penyakit harus dilihat dari indikasi dan jenis amandelnya.
Tujuannya agar pembedahan tepat sasaran. Tidak semua amandel yang besar
langsung dibuang atau diangkat. Tetapi bisa saja amandel yang tidak terlalu
besar harus diangkat karena pertimbangan komplikasi.

Amandel merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh seumur


hidup, sehingga yang terbaik adalah menghindari kehilangannya. Namun, jika
radang tonsil terjadi berulang dan persisten, atau jika pembesaran amandel
menyebabkan obstruksi jalan napas atas atau kesulitan makan, operasi
pengangkatan amandel atau disebut dengan tonsilektomi mungkin diperlukan.
Kebanyakan tonsilektomi menggunakan pisau bedah konvensional (biasa)
untuk memotong amandel, namun masih ada banyak teknologi alternatif
daripada metode ini. Saat ini, untuk menghilangkan amandel, dokter sudah
bisa menggunakan berbagai teknik seperti laser, gelombang radio, energi
ultrasonik, atau elektrokauter untuk memotong, membakar dan menguapkan
amandel yang bengkak.

Seperti hanya semua operasi, masing-masing teknik memiliki kelebihan dan


kekurangan. Ketika mempertimbangkan prosedur apa yang akan Anda/anak
Anda jalani, sangat penting untuk mendiskusikan pilihan Anda tersebut
dengan dokter bedah agar pengobatan menjadi tepat dan sesuai keinginan
Anda.

Apa yang Terjadi Setelah Tonsilektomi

Tonsilektomi merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan di bawah


anestesi umum (bius total) dan biasanya pembedahan berlangsung antara 30
hingga 45 menit. Operasi ini paling sering dilakukan pada anak-anak.

Kebanyakan anak bisa pulang sekitar 4 jam setelah operasi dan


membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 minggu untuk pulih. Hampir semua
anak-anak akan mengalami sakit tenggorokan, mulai dari yang ringan sampai
yang parah, setelah operasi. Pada beberpa orang mungkin saja akan
mengalami rasa sakit di telinga, rahang, dan leher. Namun tentu saja dokter
akan membekali Anda dengan obat-obat untuk mengurangi rasa sakit paska
tonsilektomi.

Selama periode penyembuhan, penting bagi anak untuk mendapatkan


istirahat yang cukup. Pastikan juga anak Anda mendapatkan banyak cairan,
namun produk susu tidak boleh dikonsumsi pada 24 jam pertama paska
tonsilektomi. Rasa sakit pada tenggorokan mungkin akan menyebabkan anak
Anda enggan untuk makan.

Beberapa hari setelah operasi, anak Anda mungkin saja mengalami demam
ringan dan bintik kecil darah keluar dari hidung dan air liur. Jika demam terjadi
lebih dari 38 derajat celcius atau jika Anda melihat darah merah segar, tetap
tenang, namun segeralah hubungi dokter karena hal ini butuh penanganan
medis.

Pencegahan Radang Amandel

Sebagai pencegahan sederhana untuk radang amandel, khususnya pada


anak-anak, sebaiknya selalu mencuci tangan. Inilah cara terbaik untuk
mencegah terjadinya berbagai jenis infeksi (penularan). Saat batuk atau
bersin sebaiknya ditutup dengan tisu. Selain itu, jangan menggunakn gelas
minum dan peralatan makan secara bersama. Dan yang terpenting, hindari
berada di dekat orang sakit atau di lingkungan orang sakit seperti di rumah
sakit. Beri anak Anda gizi yang cukup dan jangan jajan sembarangan. Mudah-
mudahan semua hal itu akan menjaga anak Anda dari terkena radang
amandel.

You might also like