You are on page 1of 6

PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK

Oleh:
Ulil Albab
NIM : 1507117492

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK

A. DASAR TEORI PEMBANGKITAN LISTRIK


Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik berfungsi membangkitkan energi
listrik melalui berbagai macam pembangkit tenaga listrik.

Pada Pembangkit Tenaga Listrik ini sumber-sumber energi alam


dirubah oleh penggerak mula menjadi energi mekanis yang berupa
kecepatan atau putaran, selanjutnya energi mekanis tersbut di rubah
menjadi energi listrik oleh generator. Pembangkitan tenaga listrik semakin
besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga di dapat
tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga fasa. Energi mekanik yang
diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak
generator atau biasa disebut penggerak mula ( prime mover ). Mesin
penggerak generator yang banyak digunakan dalam prakteknya, yaitu :
mesin diesel, turbin uap, turbin air dan turbin gas.

Generator

Suatu mesin yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.Tenaga mekanis
digunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar dalam medan magnet ataupun sebaliknya
memutar magnet diantara kumparan kawat penghantar.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut adalah arus searah (DC) atau arus
bolak-balik (AC), hal ini tergantung dari susunan atau konstruksi dari generator, serta tergantung
dari sistem pengambilan arusnya.

Prinsip Kerja Generator


Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan
Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan
GGL Induksi apabila umlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah.
Ada 3 hal pokok terkait dengan GGL Induksi ini, yaitu :
1. Adanya flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.
2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF.
3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik.

1. Jenis-Jenis Pusat Pembangkit Listrik

Sistem Pembangkitan tenaga listrik berdasarkan sumbernya dapat


dikategorikan menjadi 2 yakni:
 Energi Terbarukan : Mikrohidro, Tenaga Surya, Tenaga
Gelombang, Tenaga Angin, Air, dan Biomasa.
 Energi Tak Terbarukan : Minyak Bumi, Nuklir
Berdasarkan uraian diatas, di dalam prakteknya terdapat jenis-jenis pusat listrik sebagai
berikut;
1. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): pusat pembangkit listrik ini
menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer.
2. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD): Pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar minyak
3. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) : Pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar batubara, minyak atau gas sebagai sumber energi primer.
4. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) : Pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai sumber energi primer.
5. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) : Pusat pembangkit listrik ini
kombinasi PLTG dan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan
uap dalam ketel uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap.
6. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) : PLTP merupakan PLTU yang tidak
mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari bumi.
7. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) : PLTN merupakan PLTU yang menggunakan
uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi primernya. Uranium
menjalani proses fission ( fisi ) di dalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi
panas yang digunakan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator.

2. Proses Penyediaan Tenaga Listrik


Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan (
ditransmisikan ) lalu didistribusikan para konsumen tenaga listrik. Proses penyediaan tenaga
listrik bagi para konsumen ini secara singkat digambarkan oleh Gambar sesungguhnya
merupakan salah satu bagian dari sistem interkoneksi yang digambarkan oleh Gambar 1.
Proses penyediaan tenaga listrik (pembangkitan dan penyaluran)

Proses penyedian tenaga listrik bagi para konsumen

Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi energi listrik. Kemudian
energi listrik ini dinaikkan tegangannya untuk disalurkan melaui saluran transmisi. Tegangan
transmisi yang digunakan PLN:70 Kv,150kV, 275Kv, dan 500Kv.

B. Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembangkitan

1. Perkiraan beban (load forecast)


Metode perkiraan beban adalah suatu cara yang digunakan untuk mengukur atau
memperkirakan kejadian dimasa yang akan datang. perkiraan dapat dilakukan secara kualitatif
maupun secara kuantitatif. perkiraan dengan metode kualitatif adalah perkiraan yang
didasarkan pada pendapat dari yang melakukan perkiraan. sedangkan perkiraan kuantitatif
adalah perkiraan yang menggunakan metode statistik. berkaitan dengan hal tersebut maka
dalam perkiraan dikenal istilah prediksi dan perkiraan.
Perkiraaan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek. Jangka panjang untuk range lebih dari 1 tahun. Jangka menengah unutk range
1 bulan samapi 1 tahun. Jangka pendek untuk range 1 jam sampai 1 minggu. Dengan kita
mengerti hal ini akhirnya akan memberikan kita data mengenai penggunaan listrik untuk tiap
waktu. Data ini sangat berharga untuk mengurusi penjadwalan dalam pembangkitan.
Jadwal ini dipakai untuk menentukan berapa listrik yang harus kita pasok untuk saat itu.
Karena jika kita terus memasok kebutuhan listrik untuk waktu beban puncak, maka kita akan
merugi. Maka dari itu perlu penjadwalan bagi kita untuk pengaturan pasokan listrik yang
harus kita pasok di suatu waktu.

2. Perencanaan pengembangan (generation planning)


Harus dilakukan perencanaan pengembangan kapasitas, biaya poduksi, dan memperhitungkan
investasi dan pendapatan atau hasilnya. Dalam pengembangan system pembangkitan, kita
harus pandai pandai melihat potensi yang ada untuk diolah.

3. Perencanaan penyaluran (transmission planning)


Diantarannya adalah memperhatikan pengembangan tansmisi dari tahun ke tahun, system
transmisi, biaya pembebasan lahan yang dilalui transmisi, system interkoneksi, rangkaian
instalasi transmisi, biaya konstruksi transmisi, sistem transmisi, dan lain-lain.

4. Perencanaan distribusi (distribution planning)


Memperhatikan rencana supply utama pada bulk station, besar tegangan subtransmisi, sistem
jaringan subtransmisi, dan lain-lain.

5. Perencanaan pengoperasian (operation planning)


Merencanakan sistem pengoperasian, merencanakan program computer, load flow program,
dan lainnya agar pengoperasian dapat efektif dan efisien.

6. Supply bahan bakar (fuel supply planning) atau sumber tenaga primer/bahan
baku)
Merencanakan kebutuhan bahan baiak atau sumber energi primer, ketersediaan bahan bakar,
sistem pengiriman, dan lain-lain.

7. Perencanaan lingkungan (environment planning) atau perencanaan kondisi


lingkungan.
Memperhatikan lingkungan sekitar, bentuk plant, lokasi, dan desain pengolahan limbah, dan
lain-lain.

8. Riset dan pengembangan (research & development planning/R&Dplanning)


Riset dan pengembangan terkait pengembangan sistem pembangkit, meliputi biaya,
karakteristik, dan kelayakan alternatif sumber energi dan pengembangan teknologi, dan lain-
lain.

9. Perencanaan lokasi dari stasiun pembangkit


Dalam membuat suatu pembangkit listrik, perlu pemilihan tempat yang tepat. Kita harus
mempertimbangkan faktor untuk membuat pembangkit di didaerah yang dekat dengan lokasi
sumber energy agar lebih mudah dan cepat barang yang akan dikirimkan. Dan juga daerah
yang dekat dengan penduduk yang banyak, sehingga lebih mudah untuk mentrasmisikannya.
C. KESIMPULAN
Dari tulisan ini dapat diambil kesimpulan
1. Dalam penanganan efisiensi energy listrik bisa dilakukan dengan salah satunya yaitu
membuat jadwal pemasokan energy listrik yang tepat untuk setiap waktu. Dengan itu
nantinya tidak akan ada daya yang terbuang sia sia .
2. Dalam mengatasi peningkatan kebutuhan energy yang terus meningkat, perlu adanya
pembuatan pembangkit-pembangkit baru yang bisa mensupply kebutuhan listrik. Tiap
daerah harus bisa mencukupi listrik di daerahnya masing masing.
3. Kita harus bisa memanfaatkan potensi yang ada dari tiap wilayah di Indonesia untuk
dijadikan pembangkit listrik. Yang dimaksud potensi disini adalah potensi untuk
dijadikan sebuah pembangkit listrik dengan tenaga alternative.
4. Kita juga harus mempunyai teknologi yang tinggi untuk bisa memanfaatkan energy
alternative dengan lebih baik.
5. Menggunakan Operasi Ekonomis. Operasi ekonomis ialah proses pembagian atau
penjatahan beban total kepada masing – masing unit pembangkit, seluruh unit
pembangkit dikontrol terus – menerus dalam interval waktu tertentu sehingga dicapai
pengoperasian yang optimal, dengan demikian pembangkit tenaga listrik dapat
dilakukan dengan cara paling ekonomis.

You might also like