You are on page 1of 20

Laporan Akhir Praktikum SIG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering
digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau
orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan
program ini adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file. Sehingga
dapat digunakan oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan perangkat
lunak lain yang berbeda-beda.

SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) merupakan misi untuk


membuat data topografi (DEM) dengan menggunakan system radar dari wahana
pesawat ulang alik antariksa. Data DEM dari misi ini sudah tersedia untuk seluruh
Dunia dengan resolusi spasial 90x90 meter, sedangkan untuk resolusi 30x30
hanya tersedia beberapa wilayah saja. Seberapa jauh data DEM-SRTM dapat
digunakan untuk pemetaan juga perlu dikaji dan diteliti.

1.2 MAKSUD & TUJUAN

1. Dengan laporan ini bisa membuat mengerti bagaimana cara menggunakan


software globalmapper.

2. Dengan laporan ini kami bisa memenuhi tugas mata kuliah “GIS”.

3. Dengan laporan ini mahasiswa dapat membuat sebuah peta.

1.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Computer/ laptop

2. Data SRTM

3. Program Global Mapper


1
Laporan Akhir Praktikum SIG

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1 Global Mapper

a. Pengertian Global Mapper

Global Mapper adalah software GIS yang digunakan untuk mengolah citra satelit
maupun data peta seperti peta scan, digunakan untuk tampilan 3d view atau
analisa data topgrafi yang bersifat Digital Elevation Model. Software ini
mendukung berbagai macam format data seperti DEM, E00, CADRG/CIB,
MrSID, DLG-O, SDTS DEM, DOQ, DTED, DWG, DXF, ECW, GeoTIFF,
Tiger/Line , SDTS DLG, KML/KMZ, , DGN, ESRI Shapefiles, JPEG2000, DRG,
Lidar LAS, Arc Grid dan masih banyak lagi.

Gambar. Global mapper

1. Kegunaan Utama Global Mapper

Global Mapper memiliki banyak fungsi antara lain:

2
Laporan Akhir Praktikum SIG

 Generate kontur ke berbagai interval

 Generate watershed atau daerah aliran sungai secara otomatis

 Melihat data DEM dengan berbagai tampilan seperti atlas, hilshade,


aspect, slope dan lain-lain

 Keunggulan Global Mapper:

 Editor/viewernya sangat mudah digunakan dan telah mampu


menampilkan berbagai data raster, DEM, data vektor dan GeoPDF

 Mengkonvert data hasil penginderaam jauh, mengedit data vektor,


reproject citra satelit, mosaik citra satelit, print, track GPS

 Kemampuan akses secara online ke berbagai sumber data citra, peta


topografi , DTM dan banyak lagi.

 Dapat menghitung jarak dan luas dengan akurat, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi citra satelit DEM, dan
perhitungan garis pandang untuk memaksimalkan presisi.

 Secara cepat mendigitalkan fitur vektor baru, mengedit fitur yang


sudah ada, dan dengan mudah menyimpannya ke format ekspor yang
didukung software global mapper

 Mudah melacak setiap perangkat GPS yang kompatibel yang


terhubung ke port serial komputer melalui data apa pun yang di-
upload, menandai waypoint tanpa sambungan, serta merekam log
pelacakan.

 Dengan cepat menyimpan isi layar menjadi file BMP, JPG, PNG, atau
(Geo) TIFF, yang dapat Anda rektifikasi secara intuitif dan disimpan
dalam citra baru yang sepenuhnya dapat dijadikan georeferensi.

 Kelebihan versi 12 dari software sebelumnya yaitu dapat secara


otomatis membuat Watershed dan kelebihan-kelebihan yang lain.
3
Laporan Akhir Praktikum SIG

2.2 SRTM (Shuttle Radar Topography Mission)

Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu model untuk


menggambarkan bentuk topografi permukaan bumi sehingga dapat
divisualisasikan kedalam tampilan 3D (tiga dimensi). Ada banyak cara untuk
memperoleh data DEM, interferometri SAR (Synthetic Aperture Radar)
merupakan salah satu algoritma untuk membuat data DEM yang relatif baru. Data
citra SAR atau citra radar yang digunakan dalam proses interferometri dapat
diperoleh dari wahana satelit atau pesawat.

SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) merupakan misi untuk


membuat data topografi (DEM) dengan menggunakan system radar dari wahana
pesawat ulang alik antariksa. Data DEM dari misi ini sudah tersedia untuk seluruh
Dunia dengan resolusi spasial 90x90 meter, sedangkan untuk resolusi 30x30
hanya tersedia beberapa wilayah saja. Seberapa jauh data DEM-SRTM dapat
digunakan untuk pemetaan juga perlu dikaji dan diteliti.

4
Laporan Akhir Praktikum SIG

Pengertian SRTM Menurut JAEA (1999) SRTM (Shuttle Radar


Topography Mission) adalah “mounted on a Space Shuttle and obtains Earth
surface data by remote sensing technology utilizing a synthetic aperture radar.
Obtained data will be converted into height data called a Digital Elevation
Model (DEM), and will be utilized to generate a more precise three-
dimensional map of larger observation area of the Earth than has ever been
possible”

SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) merupakan citra yang saat ini
banyak digunakan untuk melihat secara cepat bentuk permukaan. SRTM
adalah data elevasi resolusi tinggi merepresentasikan topografi bumi dengan
cakupan global (80% luasan dunia). Data SRTM adalah data elevasi muka
bumi yang dihasilkan dari satelit yang diluncurkan NASA (National
Aeronautics and Space Administration). Data ini dapat digunakan untuk
melengkapi informasi ketinggian dari produk peta 2D, seperti kontur, profil.
Ketelitian bisa mencapai 15 m dan berguna untuk pemetaan skala menengah
sampai dengan skala tinggi (Lili Somantri).

Alasan menggunakan SRTM dalam GIS tentu karena kelebihannya.


Beberapa kelebihan citra SRTM diantarannya :

1. Gratis :kelebihan utama yang dimiliki SRTM. Siapa saja dan di


mana saja dapat mendownload SRTM tanpa bayar.

2. Digital : SRTM dapat didownload secara digital melalui aplikasi


GlobalMapper. SRTM dapat didownload dengan format HGT,
ASCII, atau GEOTIFF, kita bisa mengkonversi ke format yang kita
inginkan misalnya Grid ArcView

3. Resolusi : Resolusi lumayan tinggi untuk sakala tinjau. Resolusi


horizontal (yang bisa kita download untuk Indonesia) adalah 90m.
Tentu saja dengan resolusi ini SRTM tidak bisa digunakan untuk
pemetaan secara detail.

5
Laporan Akhir Praktikum SIG

SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format Grid lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai
ketinggian pada SRTM adalah nilai ketinggian dari datum WGS1984, bukan
dari permukaan laut, tapi karena datum WGS1984 hampir berimpit dengan
permukaan laut maka untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan di antara
keduanya.

Meskipun SRTM memiliki resolusi yang rendah sekitar 90m tetapi masih
banyak digunakan sebagai informasi untuk pekerjaan lapangan serta
dimanfaatkan untuk membuat peta kontur dan lereng (slope). Hasil peta
kontur maupun peta lereng dari pengolahan data SRTM maksimal berskala
1:900000, tetapi dalam realisasinya banyak yang memperbesar skalanya
hingga skala 1:250000 atau malah lebih besar lagi. Dengan melakukan
perbesaran skala tersebut akan memberikan konsekuensi menyangkut akurasi
dari peta kontur maupun peta lereng yang dihasilkan.

Untuk menentukan skala peta hasil dari pengolahan citra satelit sebenarnya
sangat mudah, yaitu dengan menggunakan rumus: (skala peta = resolusi citra
satelit x 10000).

Berdasarkan PP No.10 Tahun 2000 Tingkat Ketelitian Peta Tata Ruang


Wilayah adalah sebagai berikut:

 Peta RTRW Nasional skala minimal 1:1000000 (dapat menggunakan

citra LANDSAT-MSS 80m)

 Peta RTRW Provinsi skala minimal 1:250000 (dapat menggunakan citra

LANDSAT-TM 25m, SPOT Xs 20m)

 Peta RTRW Kabupaten skala minimal 1:50000 – 100000 (dapat

menggunakan citra IKONOS 10m/5m, foto udara 1:100000)

 Peta RTRW Kota skala minimal 1:50000 (dapat menggunakan citra

IKONOS 5m)

 Peta skala teknis 1:5000 (dapat menggunakan citra Quickbirt 0.5m).

6
Laporan Akhir Praktikum SIG

2. Struktur Data SRTM

SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format GRID lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai
ketinggian pada

SRTM singkatan dari Shuttle Radar Topography Mission merupakan


pesawat ulang-alik yang mempunyai misi untuk mendapatkan data
penginderaan jauh berupa elevasi atau ketinggian permukaan bumi, data ini
selanjutnya dikenal sebagai DEM (digital elevation Model). Pesawat ulang-
alik ini bekerja selama 11 hari (februari 2000) untuk menyiam seluruh
permukaan bumi dengan menggunakan sistem radar (band C : 5,6 cm), data
yang dihasilkan memiliki resolusi spasial sebesar 3 detik (setara ≈ 90 meter)
dan menurut Ozah and Kufoniyi (2008) data SRTM 90m ini memiliki akurasi
vertikal lebih kurang 7.748 sampai 3.926 meter.

Sebenarnya data SRTM memiliki resolusi spasial 30 meter, tetapi sampai


saat ini untuk menghasilkan DEM yang beresolusi 30 meter hanya beberapa
wilayah di Amerika karena untuk mengolah data SRTM 30 meter menjadi data
DEM seluruh dunia dibutuhkan waktu yang lama (+- 10 tahun).

Perlu diperhatikan dalam penggunaan data DEM dari SRTM ini adalah
bahwa data ketinggiannya merupakan ketinggian permukaan bumi termasuk
tutupan lahannya (jadi bukan ketinggian permukaan tanah), dalam hal ini
termasuk pula ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung-gedung (ingat daya
tembus radar dengan panjang gelombang 5,6 cm sangat terbatas, tidak mampu
menembus batang/ranting yang lebat),.

7
Laporan Akhir Praktikum SIG

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 TUTORIAL PEMBUATAN PETA

1. Buka software globalmapper.

8
Laporan Akhir Praktikum SIG

2. Buka file SRTM, sebelumnya sudah dipersiapkan data SRTM pulau


Sumatra.

9
Laporan Akhir Praktikum SIG

3. Pilih data SRTM Pulau Sumatra, lalu pilih open. Tunggu proses loading.

4. Setelah loading selesai akan muncul tampilan seperti ini.

10
Laporan Akhir Praktikum SIG

5. Untuk menampilkan kontur pilih menu analysis => generate contours..

6. Lalu akan muncul menu contour generation options, atur contour interval
menjadi 6.25.

11
Laporan Akhir Praktikum SIG

Lalu pilih countur bound, masukan koordinat peta yang telah disiapkan,
disini kita menggunakan koordinat E 0° 7' 40.04" S 100° 16' 4.09" E dan
0° 29' 47.11" S 100° 41' 49. 71" E yang telah dikonversikan ke decimal
menjadi N -0.12777777777777777 E 100.26777777777778 S
-0.4963888888888889 W 100.69722222222222. dimasukkan ke lat/long
(degrees) setelah dimasukkan pilik ok.

12
Laporan Akhir Praktikum SIG

7. Pilih menu open control center, hilangkan centang data SRTM nya.

13
Laporan Akhir Praktikum SIG

8. Lalu countur akan muncul seperti ini.

9. Setelah countur muncul maka kita akan memunculkan watershed nya.


Buka open control center centang kembali data SRTM nya.

14
Laporan Akhir Praktikum SIG

10. Pilih Analysis => Generate Watershed.

15
Laporan Akhir Praktikum SIG

11. Pilih Watershed Bounds masukan kembali koordinat yang telah di decimal
kan pilih ok.

12. Lalu akan muncul drainage network nya.

16
Laporan Akhir Praktikum SIG

13. Hilangkan data SRTM nya pada open control channel maka akan tampil
countur dan drainage network nya.

17
Laporan Akhir Praktikum SIG

14. Hilangkan centang pada drainage network watershed nya. Maka akan
terlihat peta kontur dan sungainya beserta elevasi ketinggiannya.

18
Laporan Akhir Praktikum SIG

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980- an.
Peningkatan pemakaian system ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis, atau
bisnis terutama di negara-negara maju. BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai
kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,memperbaiki,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang berefernsi
geografi.

SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) merupakan citra yang saat ini banyak
digunakan untuk melihat secara cepat bentuk permukaan. SRTM adalah data elevasi
resolusi tinggi merepresentasikan topografi bumi dengan cakupan global (80% luasan
dunia). Data SRTM adalah data elevasi muka bumi yang dihasilkan dari satelit yang
diluncurkan NASA (National Aeronautics and Space Administration). Data ini dapat
digunakan untuk melengkapi informasi ketinggian dari produk peta 2D, seperti kontur,

19
Laporan Akhir Praktikum SIG

profil. Ketelitian bisa mencapai 15 m dan berguna untuk pemetaan skala menengah
sampai dengan skala tinggi (Lili Somantri).

Penggunaan keduanya dapat menghasilkan sebuah peta dasar atau peta topografi
yang berguna dalam ilmu geologi.

4.2 SARAN

Demkian maka laporan yang di buat, semoga bermanfaat bagi pembaca.


Apabila dalam penyusunan lapangan ini terdapat suatu kekurangan, maka penulis
menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca guna
kesempurnaan dari makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

http://tukangpeta.blogspot.com/2013/12/download-digital-elevation-model-
dem.html

http://opsi-dian.blogspot.com/2013/02/pengertian-srtm.html

http://mafiaturatea.blogspot.com/2012/05/pemanfaatan-citra-srtm-dalam-
pemetaan.html

20

You might also like