You are on page 1of 48

PENGOLAHAN LIMBAH

BERDASARKAN TINGKAT
PERLAKUAN dan PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR

ELVI SUNARSIH, S.KM.,M.KES


Pengolahan limbah berdasarkan
tingkat perlakuan sbb:
1. PraPengolahan (Pretreatment)
2. Pengolahan primer (Primary treatment)
3. Pengoalahn Sekunder (Secondary treatment)
4. Pengolahan tersier (Tertiary treatment)
1. PraPengolahan (Pretreatment)
• Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah
berkarat dan berukuran kurang lebih 30 x 30 cm untuk
debit air 100 m persegi/jam sudah cukup baik. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat
dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan.
Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat
dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk.
Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk
mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan
yang terjaring dapat berupa padatan terapung atau
melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah
lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
2. Pengolahan primer (Primary
treatment)
• Pada tahapan ini dilakukan penyaringan
terhadap padatan halus atau zat warna
terlarut maupun tersuspensi yang tidak
terjaring pada penyaringan terdahulu. Ada
dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu
pengolahan secara kimia dan fisika.
3. Pengoalahan Sekunder (Secondary
treatment)
Secondary Treatment== Pengolahan
Ke-2
• Secondary Treatment merupakan proses
pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat
mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
BIOLOGIS..?
ARTINYA :
• Pengolahan air limbah dengan memanfaatkan
mikroorganisme/bakteri untuk mendegradasi
polutan organik
KOMPONEN PROSES:
• Polutan organik sbg sumber makanan bagi
bakteri terukur sebagai parameter BOD, COD
• Bakteri/mikroba berfungsi sebagai pengurai/
pengkonsumsi
JENIS PENGOLAHAN DIBEDAKAN:

• a. Berdasarkan kebutuhan Oksigen


• a.Proses Aerobic
• b.Proses Anoxic
• c.Proses Anaerobic

• b. Berdasarkan Pola pertumbuhan mikroba


• a.Sistem dengan pola pertumbuhan tersuspensi
• b.Sistem dengan pola pertumbuhan terlekat
KOLAM OKSIDASI..?
• Kolam oksidasi merupakan salah satu jenis teknologi
pengolahan air limbah biologis aerobik yang paling
sederhana dan tertua serta merupakan perkembangan
dari cara pembuangan limbah cair secara langsung ke
badan air
• Bakteri dan ganggang merupakan mikroorganisme
kunci dalam jenis pengolahan limbah ini
• Pemenuhan oksigen dalam kolam oksidasi diperoleh
dari absorpsi secara difusi, pengadukan permukaan,
dan fotosintesis dari keberadaan algae
BENTUK KOLAM OKSIDASI:
1. Aerobik Pond
• Merupakan bentuk pengolahan secara
biologis yang paling sederhana.
• Bentuk pengolahan ini membutuhkan area
yang luas dan kedalaman yang dangkal.
Kondisi aerobik akan terpelihara dengan
adanya algae dan bakteri.
Ada 2 tipe, Aerobik Pond yaitu:
1. Tipe High Rate
• dengan kedalaman 15-45 cm
• memaksimalkan produksi algae
2. Oxidation atau Stabilisation Pond
• dengan kedalaman 1,5 m
• memaksimalkan konsentrasi oksigen dengan
diaduk secara periodik dengan pompa atau
surface aeration.
BENTUK KOLAM OKSIDASI:
2. Aerated Lagoon
• Merupakan pengembangan aerobic pond
yaitu dengan memasang surface aerator
untuk mengatasi bau dan beban organic yang
tinggi.
• Proses pada prinsipnya hampir sama dengan
lumpur aktif, perbedaannya pada kedalaman
yang lebih dangkal.
BENTUK KOLAM OKSIDASI:
3. Fakultatif Pond
• Dengan kedalaman 1-2,5 m
• Kedalaman terbagi menjadi 3 zona, yaitu : aerobik,
fakultatif, dan anaerobik.
PENGOLAHAN DENGAN LUMPUR
AKTIF…?
• Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses
pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama
kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19.
• Sejak itu proses ini diadopsi seluruh dunia
sebagai pengolah air limbah domestik sekunder
secara biologi.
• Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan
aerobik yang mengoksidasi material organik
menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa
baru. Udara disalurkan melalui pompa blower
(diffused) atau melalui aerasi mekanik.
• Lumpur aktif adalah ekosistem yang komplek
yang terdiri dari bakteri, protozoa, virus, dan
organisme-organisme lain. Lumpur aktif dicirikan
oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks
Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan
Stirrd Sludge Volume Index (SSVI).
• Perbedaan antara dua indeks tersebut tergantung
dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk
(Shape Factor = S).
PROSES LUMPUR AKTIF:
• 1. Sistem Lumpur Aktif Konvensional
• Proses Lumpur Aktif Konvensional dapat
dilihat pada Gambar 1
2. Tangki aerasi
• Oksidasi aerobik material organik
dilakukan dalam tangki ini. Efluent pertama
masuk dan tercampur dengan Lumpur Aktif
Balik (Return Activated Sludge =RAS) atau
disingkat LAB membentuk lumpur campuran
(mixed liqour), yang mengandung padatan
tersuspensi sekitar 1.500 - 2.500 mg/l.
3. Tangki Sedimentasi
• Tangki ini digunakan untuk sedimentasi flok
mikroba (lumpur) yang dihasilkan selama fase
oksidasi dalam tangki aerasi. Seperti disebutkan
diawal bahwa sebaghian dari lumpur dalam
tangki penjernih didaur ulang kembali dalam
bentuk LAB kedalam tangki aerasi dan sisanya
dibuang untuk menjaga rasio yang tepat antara
makanan dan mikroorganisme (F/M Ratio).
4. Parameter
• Parameter yang umum digunakan dalam
lumpur aktif (Davis dan Cornwell, 1985;
Verstraete dan van Vaerenbergh, 1986) adalah
sebagai berikut:
A. Mixed-liqour suspended solids (MLSS). Isi tangki
aerasi dalam sistem lumpur aktif disebut sebagai
mixed liqour yang diterjemahkan sebagai lumpur
campuran.
• MLSS adalah jumlah total dari padatan
tersuspensi yang berupa material organik dan
mineral, termasuk didalamnya adalah
mikroorganisma.
• MLSS ditentukan dengan cara menyaring
lumpur campuran dengan kertas saring (filter),
kemudian filter dikeringkan pada temperatur
1050C, dan berat padatan dalam contoh
ditimbang.
• Mixed-liqour volatile suspended solids
(MLVSS). Porsi material organik pada MLSS
diwakili oleh MLVSS, yang berisi material
organik bukan mikroba, mikroba hidup dan
mati, dan hancuran sel (Nelson dan Lawrence,
1980).
3. Food - to - microorganism ratio (F/M Ratio).
Parameter ini merupakan indikasi beban organik
yang masuk kedalam sistem lumpur aktif dan
diwakili nilainya dalam kilogram BOD per
kilogram MLSS per hari (Curds dan Hawkes,
1983; Nathanson, 1986).
4. Hidraulic retention time (HRT). Waktu tinggal
hidraulik (HRT) adalah waktu rata-rata yang
dibutuhkan oleh larutan influent masuk dalam
tangki aerasi untuk proses lumpur aktif; nilainya
berbanding terbalik dengan laju pengenceran (D)
(Sterritt dan Lester, 1988).
5. Umur lumpur (Sludge age). Umur lumpur adalah
waktu tinggal rata-rata mikroorganisme dalam
sistem. Jika HRT memerlukan waktu dalam jam,
maka waktu tinggal sel mikroba dalam tangki aerasi
dapat dalam hari lamanya.
3. Pengolahan Tersier (Tertiary
treatment)
• Metode pengolahan limbah cair yang
dilakukan setelah limbah cair diolah
menggunakan pengolahan primer dan
sekunder masih terdapat zat tertentu dalam
limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat.
• Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan
zat yang tersisa dalam air limbah. Pengolahan
tersier termasuk pengolahan kimia-fisika.
• Dalam pengolahan tersier terdapat beberapa
metode, antara lain:
- Metode saringan pasir (sand filter).
• - Metode saringan multimedia.
- Precoal filter.
- Microstaining.
- Vacum filter.
- Penyerapan (absorption) dengan karbon aktif.
- Penguraian besi dan mangan.
- Osmosis bolak-balik.
• Walaupun metode pengolahan tersier dapat
mengolah limbah cair dengan baik, akan tetapi
metode ini jarang diaplikasikan pada fasilitas
pengolahan limbah mengingat biaya yang
diperlukan untuk melalkukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga
tidak ekonomis.
SISTEM TAHAPAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
LIMBAH CAIR..?
• limbah cair adalah limbah yang paling sering
kita temui dibandingkan limbah padat
ataupun limbah gas
• Persoalan terbanyak dari limbah cair adalah
limbah yang terkandung di dalam air, atau
dengan kata lain air limbah.
• Air limbah dapat berasal dari berbagai macam
sumber, mulai dari air hujan, air buangan
rumah tangga, perkantoran sampai industri
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR..?
• PRIMER

• SEKUNDER

• TERSIER
PENGOLAHAN PRIMER:
• Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap
ini adalah menghilangkan partikel-artikel
padat organik dan organik melalui proses
fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga
partikel padat akan mengendap (disebut
sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak
akan berada di atas / permukaan (disebut
grease).
PENGOLAHAN SEKUNDER:
• Pada tahap ini air limbah diberi
mikroorganisme dengan tujuan untuk
menghancurkan atau menghilangkan material
organik yang masih ada pada air limbah. Tiga
buah pendekatan yang umum digunakan pada
tahap ini adalah fixed film, suspended film dan
lagoon system.
PENGOLAHAN TERSIER:
• Pada tahap tersier ini dimaksudkan untuk
menghilangkan sampah yang masih ada,
seperti limbah organik beracun, logam berat,
dan bakteri. Pengolahan tahap tersier
dilakukan untuk pengolahan air bersih.
• Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk
menurunkan kadar BOD,COD, zat-zat
tersuspensi, organisme-organisme patogen
dan untuk menghilangkan atau untuk
mengurangi nutrien bahan-bahan beracun zat
terlarut serta zat lainnya yang sukar
dibiodegradasi.
Tujuan Pengolahan Air Limbah
• Ditinjau dari segi kelangsungan kehidupan di
dalam air untuk menghindari kerusakan dalam
biota lingkungan misal untuk kelompok hewan
dan tanaman air.

• Ditinjau dari segi kesehatan


Untuk menghindari penyakit menular. Karena
air merupakan media terbaik untuk
kelangsungan hidup mikroba penyebab penyakit
menular.
• Ditinjau dari segi kesehatan
• Untuk menghindari penyakit menular. Karena
air merupakan media terbaik untuk
kelangsungan hidup mikroba penyebab
penyakit menular.
GAMBAR PENGOLAHAN LIMBAH
PENGOLAHAN SEC SEDERHANA
Pengolahan air limbah RT:
Pengolahan limbah B3
PENGOLAHAN TEMPAT PERCETAKAN
TERIMA KASIH

You might also like