Professional Documents
Culture Documents
SEMINAR HASIL *
Oleh:
ELRISA RAMADHANI **
050301004
BDP-AGRONOMI
* Seminar dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2009, pukul 10.00 WIB, di ruang
seminar Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan
** Dibawah bimbingan Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP (Ketua) dan Ir. Syukri (Anggota)
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L. Merril.)
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.
Merril.)TERHADAP PERBEDAAN WAKTU TANAM DAN INOKULASI
RHIZOBIUM
SEMINAR HASIL
Oleh:
ELRISA RAMADHANI
050301004
BDP-AGRONOMI
Seminar Hasil Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Menyusun Skripsi
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu tanam yang baik
terhadap pertumbuhan kacang kedelai. Sedangkan pemberian inokulasi bakteri
Rhizobium sp. pada penelitian ini bertujuan untuk membantu perakaran tanaman,
agar lebih mudah dalam mengikat N yang berperan dalam proses fotosintesis yang
mendukung bagi proses pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok dengan 2 faktor , faktor pertama adalah waktu tanam (waktu
tanam pertama, 10 hari setelah waktu tanam pertama, dan 20 hari dari waktu
tanam pertama) dan faktor kedua adalah rhizobium (kontrol, dan 100 g benih/100
ml). Data hasil penelitian dianalisa menggunakan sidik ragam dan untuk uji beda
rata-rata digunakan Uji Beda Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Dari
penelitian ini, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa secara statistik perlakuan
waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun,
bobot basah tajuk , bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar,
jumlah bintil akar efektif, luas daun, umur berbunga, cabang produktif, jumlah
polong per tanaman, bobot biji per sampel, dan bobot 100 biji namun tidak
berbeda nyata pada parameter umur panen.Secara statistik inokulasi rhizobium
berbeda nyata pada parameter bobot basah akar, bobot basah tajuk, bobot kering
akar, namun tidak berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun,
bobot kering tajuk, jumlah bintil akar efektif, luas daun, umur berbunga, cabang
produktif, umur panen, bobot 100 biji, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji
per sampel.interaksi antara waktu tanam dengan rhizobium berbeda nyata pada
parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji
per sampel, namun tidak berbeda nyata pada parameter bobot basah tajuk, bobot
basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar efektif,
jumlah daun, umur berbunga, cabang produktif, umur panen, dan bobot 100 biji.
Kata kunci : Kacang kedelai, Waktu tanam, Rhizobium
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat
Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah 'Respons Pertumbuhan Dan
Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan
Inokulasi Rhizobium’, yang berfungsi sebagai salah satu syarat untuk dapat
Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP dan Bapak Ir. Syukri, selaku ketua dan anggota
komisi pembimbing, dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu
saran dan kritik untuk perbaikan demi kesempurnaan sangat penulis harapkan.
Penulis
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................... i
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal.
1. Rataan Tinggi Kedelai Terhadap Perlakuan Perbedaan Waktu Tanam
dan Inokulasi Rhizobium ..................................................................... 23
2. Rataan Jumlah Daun Kedelai Terhadap Perbedaan Waktu Tanam dan
Inokulasi Rhizobium............................................................................... 23
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Tanam dan Inokulasi Rhizobium ......................................................... 28
14. Rataan Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Terhadap Perbedaan Waktu
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal.
1. Tinggi Kedelai Dengan Perlakuan Perbedaan Waktu Tanam................ 25
2. Tinggi Kedelai Terhadap Interaksi Waktu Tanam dan
Inokulasi Rhizobium............................................................................... 25
Tanam ................................................................................................. 34
12. Jumlah Cabang Produktif Dengan Perlakuan Waktu Tanam .... .......... 38
Tanam ................................................................................................. 41
16. Bobot Biji per Tanaman Kedelai Dengan Perlakuan Waktu Tanam...... 43
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
17. Bobot Biji per Tanaman Kedelai Dengan Perlakuan Interaksi
18. Bobot 100 Biji Kedelai Dengan Perlakuan Waktu Tanam ................... 44
19. Jumlah Curah Hujan (mm) Dari Bulan Juli 2008 Sampai Bulan
20. Rataan Radiasi Bulanan (%) Dari Bulan Juli 2008 Sampai Bulan
21. Temperatur Bulanan (°C) Dari Bulan Juli 2008 Sampai Bulan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
1. Bagan penelitian .......................................................................................... 58
2. Jadwal kegiatan penelitian............................................................................ 59
3. Deskripsi tanaman ........................................................................................ 60
4. Analisis Tanah Daerah Sampali.................................................................... 61
5. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) .............................................. 62
6. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST .............................................................. 62
7. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) .............................................. 62
8. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST .............................................................. 62
9. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) .............................................. 63
10. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST ............................................................ 63
11. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ............................................ 63
12. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST ............................................................ 64
13. Data pengamatan jumlah daun 3 MST (cm) ................................................ 64
14. Sidik ragam jumlah daun 3 MST ................................................................ 64
15. Data pengamatan jumlah daun 4 MST (cm) ................................................ 64
16. Sidik ragam jumlah daun 4 MST ................................................................ 65
17. Data pengamatan jumlah daun 5 MST (cm) ................................................ 65
18. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST ............................................................ 65
19. Data pengamatan jumlah daun 6 MST (cm) ................................................ 66
20. Sidik ragam jumlah daun 6 MST ................................................................ 66
21. Data pengamatan bobot basah akar 4 MST (g) ........................................... 66
22. Sidik ragam bobot basah akar 4 MST (g).................................................... 66
23. Data pengamatan bobot basah akar 6 MST (g) ........................................... 67
24. Sidik ragam bobot basah akar 6 MST (g).................................................... 67
25. Data pengamatan bobot basah tajuk 4 MST (g) .......................................... 67
26. Sidik ragam bobot basah tajuk 4 MST (g) .................................................. 68
27. Data pengamatan bobot basah tajuk 6 MST (g) .......................................... 68
28. Sidik ragam bobot basah tajuk 6 MST (g) .................................................. 68
29. Data pengamatan bobot kering akar 4 MST (g) ......................................... 69
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
30. Sidik ragam bobot kering akar 4 MST (g) .................................................. 69
31. Data pengamatan bobot kering akar 6 MST (g) ......................................... 69
32. Sidik ragam bobot kering akar 6 MST (g) .................................................. 69
33. Data pengamatan bobot kering tajuk 4 MST (g) ......................................... 70
34. Sidik ragam bobot kering tajuk 4 MST (g) ................................................. 70
35. Data pengamatan bobot kering tajuk 6 MST (g) ......................................... 70
36. Sidik ragam bobot kering tajuk 6 MST (g) ................................................. 70
37. Data pengamatan jumlah bintil efektif 4 MST (bintil).................................. 71
38. Sidik ragam jumlah bintil akar efektif 4 MST (bintil) ................................. 71
39. Data pengamatan jumlah bintil akar efektif 6 MST (bintil).......................... 71
40. Sidik ragam jumlah bintil akar efektif 6 MST (bintil) ................................. 72
41. Data pengamatan luas daun (cm2) .............................................................. 72
42. Sidik ragam luas daun (cm2) ....................................................................... 72
43. Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang) .................................. 73
44. Sidik ragam jumlah cabang produktif (cabang)........................................... 73
45. Data pengamatan umur berbunga (HST)..................................................... 73
46. Sidik ragam umur berbunga (HST)............................................................. 74
47. Data pengamatan umur panen (HST).......................................................... 74
48. Sidik ragam umur panen (HST) .................................................................. 74
49. Data pengamatan jumlah polong per tanaman (polong) ............................. 75
50. Sidik ragam jumlah polong per tanaman (polong) ...................................... 75
51. Data pengamatan bobot biji per tanaman (g)............................................... 75
52. Sidik ragam bobot biji per tanaman (g)....................................................... 76
53. Data pengamatan bobot 100 biji (g) ............................................................ 76
54. Sidik ragam bobot 100 biji (g) .................................................................... 76
55. Data klimatologi stasiun klimatologi Sampali (Juli 2008 -Februari 2009) ... 76
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kedelai pada tahun 2007 diperkirakan sebesar 2,24 juta ton,
sedangkan produksi dalam negeri 1,25 juta ton sehingga kekurangannya harus
diimpor (Ditjen Tanaman Pangan 2006). Upaya untuk menekan laju impor
areal tanam. Dalam upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas kedelai,
penduduk dan konsumen per kapita, sehingga laju pertumbuhan penduduk harus
Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein
yang paling murah di dunia, selain itu dapat menghasilkan minyak dengan mutu
baik. Kedelai juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan, pakan
Dalam tahun 1978, hasil tanaman sumber pangan kedelai nabati telah
telah menyumbangkan 4,66 g protein dan 1,35 g lemak. Di tahun 1985, kedelai
memberikan 6,16 g protein dan 3,19 g lemak pada setiap orang per hari, yang
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
merupakan suatu peningkatan nyata. Pada periode itu, tanaman masih dominan
sangat diperlukan. Sebenarnya hasil yang diperoleh dari tahun ke tahun terus
meningkat, namun laju peningkatan hasil masih relatif lamban. Pada umumnya
petani mengusahakan palawija termasuk kedelai, setelah padi sawah yaitu pada
masalah, karena pada hakikatnya tanah seperti ini banyak mengandung bahan –
bahan organis seperti nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sebaliknya
penanaman kedelai di tanah yang kurang subur atau belum pernah ditanami
Warna daun kurang segar (hijau kekuning – kuningan), karena kekurangan unsur
apakah ditanam di musim hujan atau di musim kemarau, dan pengaruh cuaca pada
setiap fase juga akan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi. Peningkatan
vegetatif tanaman. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti respon
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
pertumbuhan dan produksi kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi
rhizobium.
Tujuan Penelitian
rhizobium.
Hipotesis Penelitian
tanaman kedelai
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
Medan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
yang telah lama dikenal di Indonesia, namun belum semua rakyat mengenalnya,
tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar – akar cabang terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium jafonicum,
yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang
atas poros berakhir dengan epikotil yang amat pendek dan hypokotil
daun dan kuncup ketiak. Batang dapat membentuk 3–6 cabang, berbentuk semak
dengan tinggi 30–100 cm. Pertumbuhan batang dibedakan atas tipe diterminate
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning – kuningan.
Bentuk daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun
kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga berwarna
ungu atau putih. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
(Fachruddin, 2000).
Buah kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1–4 biji. Biji
umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji
berkisar antara 6–30 g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu
biji kecil (6–10 g/100 biji), biji sedang (11–12 g/100 biji) dan biji besar (13 g atau
lebih/100 biji). Warna biji bervariasi antara kuning, hijau, coklat dan hitam
(Fachruddin, 2000).
biji pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada yang bundar dan bulat agak pipih,
dengan besar dan bobot biji kedelai antara 5–30 g/100 biji (Lamina, 1989).
Benih bermutu tinggi dari suatu varietas unggul yang hendak ditanam
merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk memperoleh tingkat
produksi yang diharapkan. Mutu benih ditentukan oleh aspek genetis, fisiologis
dan fisik. Secara genetis, benih harus memiliki sifat-sifat sesuai dengan deskripsi
varietas yang bersangkutan. Untuk mendapatkan mutu fisiologis dan fisik yang
tinggi diperlukan penanganan pra dan pasca panen yang baik, meliputi : teknik
panen, cara panen, prosesing dan penyimpanan benih. Untuk memproduksi benih
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
seperti aspek-aspek diatas serta pemahaman terhadap peraturan perbenihan
(Sunantora, 2000).
Syarat Tumbuh
Iklim
daerah yang berhawa panas, apalagi di tempat yang terbuka tidak terlindung oleh
adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman, tetapi
serta pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi
sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Pada
suplai air di daerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbsi air
terjadi pada saat pertumbuhan generatif, misalnya saat pengisian polong, akan
bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang diberikan dalam musim tanam.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Balittan Malang (1990) melaporkan bahwa pemberian air yang intensif akan
berpengaruh terhadap hasil biji kedelai. Pemberian air setiap 10 hari selama
pemberian 3 kali selama musim tanam (1.71 ton/ha) dan tanpa irigasi teratur
tempat terbuka dengan curah hujan 100–400 mm3 per bulan. Oleh karena itu,
kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas
permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah
terlalu lama melebihi 12 jam, tanaman tidak akan berbunga. Hampir semua
varietas tanaman kedelai berbunga dari umur 30–60 hari (Yustika, 1985).
Angin itu merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara
dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Gerakan dari angin biasanya
berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Kadang – kadang angin ini pada tanaman akan mengakibatkan layu, karena
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
tanaman ini tidak dapat mengimbangi jumlah air yang hilang dengan pengambilan
kondisi optimum baik secara fisiologis maupun ekologis (Fitter dan Hay, 1981).
dalam jangka waktu yang pendek hanya berpengaruh pada kapasitas pertukaran
kapasitas fotosintesis. Air yang cukup akan mendukung peningkatan luas daun
kedelai yang mengalami defisit air, translokasi fotosintat ke biji akan terhambat
naiknya intensitas cahaya. Hubungan ini bersifat hampir linear dengan kisaran
dipengaruhi oleh intensitas cahaya karena daun telah jenuh dengan cahaya. Untuk
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Tanah
menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrainase baik, akan
pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8–7, namun pada
tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah yang cocok
yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah podzolik merah
kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai
kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam
Humus dan atau zat – zat makanan lainnya yang terdapat pada tanah di
penghanyutan atau pun tercuci ke lapisan bawah sehingga tidak tersedia bagi
tanaman lebih mengarah kepada laju pertumbuhan vegetatif, yang terlihat dari
permukaan daun menjadi lebih lebar, laju fotosintesis lebih tinggi, indeks luas
daun semakin tinggi dan LAN yang semakin besar (Arinong, dkk, 2005).
Waktu Tanam
berhubungan erat dengan kandungan air di dalam tanah yang sangat perlu untuk
pertumbuhan kedelai. Dengan kata lain, pemilihan waktu tanam harus tepat agar
tanaman yang masih muda tidak terkena banjir ataupun kekeringan. Waktu tanam
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
yang tepat pada masing – masing daerah sangat berbeda, tetapi kita dapat
menggunakan satu pedoman; bila kedelai ditanam di daerah tegalan waktu tanam
ditanam di sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah menjelang musim
maupun waktu pada tempat yang sama, perubahan yang dialami tanaman akibat
tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator
yang mengalami kekurangan cahaya biasanya lebih tinggi dari tanaman yang
tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100–400 mm3 per bulan. Tanaman
kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah beriklim kering. Volume air
yang lebih kering dari pulau tersebut, dengan curah hujan 1.500-2.100 mm setiap
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
tahun dengan 5-6 bulan kering (curah hujan < 100 mm). Musim hujan biasanya
sawah pada bulan April setelah panen padi, dan dipanen pada permulaan bulan
Juli. Kemudian padi, sebagai tanaman utama, ditanam pada bulan Desember
yang 46% ditanam secara tumpangsari bersama tanaman pangan lain atau
tanaman tahunan Jika ditanam tunggal di sawah, kedelai biasanya ditanam pada
bulan Juni atau Juli, pada musim kemarau setelah panen padi kedua. Sedangkan
sebagai tanaman tunggal di lahan kering, kedelai ditanam dari Februari sampai
akan naik sesuai dengan kenaikan intensitas cahaya. Memang diakui kenyataan
intensitas cahaya pada suatu kisaran tertentu, akan tetapi pada beberapa keadaan
(Ismail, 2001).
Rhizobium
Rhizobium spp yang digunakan untuk menjamin terbentuknya bintil akar efektif
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
pada tanaman leguminosa. Jenis inokulum tertentu ditujukan untuk jenis tanaman
bakteri Rhizobium),
indol asetat,
yang dapat melarutkan senyawa pektat yang terdapat dalam fibril (sellulosa)
e. Sehubungan senyawa pektat tadi mengikat sellulosa, hal ini berpengaruh pada
selaput rambut akar, menjadi sangat tipis, mudah ditembus oleh bakteri
Rhizobium,
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
f. Bakteri masuk ke dalam rambut – rambut akar dan berkembang/berlipat ganda
dengan demikian pada setiap sel akar didapatkan koloni – koloni bakteria,
nitrogen yang difiksasi. Bintil akar efektif mampu memfiksasi N dari udara dan
Tanaman ini memiliki habitus yang pendek, tegak dan bercabang dengan kanopi
yang rapat. Sistem perakarannya berupa akar tunggang yang menyebar lebih
dalam dan membentuk bintil akar yang mampu memfiksasi N2 secara simbiosis
dengan bakteri Rhizobium sp. Efektivitas fiksasi N oleh Rhizobium sp. pada bintil
akar kedelai dimulai sejak fase pertumbuhan vegetatif awal pada umur tanaman
18 hari, terus meningkat dan menurun kembali pada fase pembungaan hingga
(Turmudi, 2002).
Perlu dicatat bahwa tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai,
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
tidak selalu menandakan bahwa tanah sudah mengandung Rhizobium
inokulum (atau disebut juga inokulan) langsung kepada biji tanaman sebelum
ditanam atau memberikan inokulum itu pada tanah yang akan ditanam. Kedelai
ialah adanya bintil – bintil akar pada akar tanaman Leguminosae ini. Bintil –
bintil akar ini merupakan tempat berlangsungnya nitrogen oleh bakteri yang hidup
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas
meterán, timbangan, oven, beaker glass, pacak sampel, alat tulis dan alat-alat lain
Metode Penelitian
R0 = 0 ml
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R1 = 100 ml/100 g benih
Jarak tanam : 20 cm x 30 cm
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan Waktu tanam (W)
taraf ke-j dan pengaruh inokulasi Rhizobium (R) pada taraf ke-k
µ : Nilai tengah
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
ρi : Efek dari blok ke-i
(αβ)jk : Interaksi antara waktu tanam taraf ke-j dan inokulasi rhizobium taraf
ke-k
εijk : Galat dari blok ke-i, waktu tanam ke-j dan inokulasi rhizobium ke-k
Terhadap sidik ragam yang nyata dan sangat nyata, maka dilanjutkan
analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Rata – Rata Duncant Berjarak Ganda
dengan taraf 5 %.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
200 cm x 200 cm, jarak antar plot 20 cm dan jarak antar blok 40 cm, yang
kedelai dengan larutan rhizobium sesuai dengan perlakuan. Setelah itu, benih
ditanam pada kedalaman 2 cm dari permukaan tanah sebanyak 3 benih per lubang.
Setelah ditanam setiap plot ditabur dengan pestisida kurater 3 G secukupnya untuk
Penjarangan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiangan
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk Urea 0,3 g, TSP 0,6 g dan
KCl 0,3 g / tanaman. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan yaitu
kondisi di lapangan..
Panen
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh
Akar yang diukur adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan
dibersihkan dari kotoran yang ada, lalu diovenkan dengan suhu 70-80º C selama
24 jam lalu ditimbang. Pengamatan ini dilakukan sejak umur 4 MST hingga akhir
Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar dengan cara memotong pada
bagian pangkal batang lalu tajuk tersebut dibersihkan dari kotoran yang ada.
Pengamatan ini dilakukan sejak umur 4 MST hingga hingga akhir pertumbuhan
Pengamatan jumlah bintil akar diamati pada bagian akar tanaman. Akar
tanaman diteliti untuk mengetahui berapa banyak jumlah bintil akar yang efektif
pada tanaman kedelai, hal ini dapat dilihat dengan menekan bintil akar yang
terdapat pada akar, apabila bintil akar berwarna merah jambu maka bintil akar
tersebut efektif. Pengamatan ini dilakukan sejak umur 4 MST hingga muncul
Total luas daun dihitung pada saat akhir vegetatif tanaman yang ditandai
dengan keluarnya bunga. Daun yang dihitung luasnya merupakan daun yang
menggunakan rumus :
PxLxK
Dimana :
P = Panjang daun
L = Lebar daun
K = Konstanta daun
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah Cabang Produktif (cabang)
Umur panen dihitung setelah kelihatan 90 % dari polong yang ada pada
tanaman telah mencapai warna polong matang, yaitu berwarna kuning kecoklatan.
sampel dengan menghitung jumlah polong berisi. Pengamatan ini dilakukan pada
saat panen.
mencapai kadar air tersebut dilakukan dengan cara menjemur biji di bawah sinar
Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang 100 biji kedelai dari setiap
masing – masing plot, dengan kadar air biji ± 14 % yang diperoleh dengan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa faktor waktu tanam (W)
berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk
, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar
efektif, luas daun, umur berbunga, cabang produktif, jumlah polong per tanaman,
bobot biji per sampel, dan bobot 100 biji namun tidak berbeda nyata pada
Faktor inokulasi rhizobium (R) berbeda nyata pada parameter bobot basah
akar, bobot basah tajuk, bobot kering akar, namun tidak berbeda nyata pada
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tajuk, jumlah bintil akar
efektif, luas daun, umur berbunga, cabang produktif, umur panen, bobot 100 biji,
nyata pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah polong per tanaman, dan
bobot biji per sampel, namun tidak berbeda nyata pada parameter bobot basah
tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar
efektif, jumlah daun, umur berbunga, cabang produkt if, umur panen, dan bobot
100 biji.
sidik ragam pada Lampiran 6, 8, 10, dan 12 dapat dilihat bahwa faktor waktu
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4 MST, 5 MST, dan
6 MST, dan interaksi waktu tanam dan rhizobium berpengaruh nyata pada
Data hasil uji beda rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinggi kedelai terhadap perlakuan perbedaan waktu tanam dan inokulasi
rhizobium
----------------------------------------------------------------------------------cm---------------------------------------------------------------------------
W1 28,27 27,02 27,65 37,83 37,21 37,52 a 53,75 54,85 54,30 a 62,75 b 75,66 a 69,21 a
W2 28,38 24,13 26,25 32,79 31,51 32,15 b 43,73 42,03 42,88 b 55,02 cd 49,42 e 52,22 b
W3 25,21 23,59 24,40 32,95 30,41 31,68 b 46,57 41,20 43,89 b 58,41 c 49,73 e 54,07 b
Rataan 27,29 24,91 26,10 34,52 33,04 33,78 48,02 46,03 47,02 58,73 58,27 350,99
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh
nyata pada tinggi tanaman 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (27,65) dan
terendah pada W3 (24,40) dan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 4 MST,
dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (37,52) dan terendah pada W3 (31,68),
pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (54,30) dan terendah pada
W2 (42,88), pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (69,21) dan
tanaman 3 MST, dengan rataan pada R0 (27,29) dan pada R1 (24,91), pada
4 MST, dengan rataan pada R0 (34,52) dan pada R1 (33,04), pada 5 MST, dengan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
rataan pada R0 (48,02) dan pada R1 (46,03), pada 6 MST, dengan rataan pada R0
dengan rataan tertinggi pada W2R0 (28,38) dan terendah pada W3R1 (23,59),
pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (37,83) dan terendah
pada W3R1 (30,41), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1
(54,85) dan terendah pada W3R1 (41,20), dan berpengaruh nyata pada pada
6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (75,66) dan terendah pada
W2R1 (49,42).
80
tinggi tanaman
60
4 MST
40 5 MST
20 6 MST
0
W1 W2 W3
waktu tanam
80
Tinggi Tanaman
60
40
20
0
W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2, grafik tinggi tanaman terhadap interaksi waktu tanam dan rhizobium
Jumlah Daun (helai)
Dari data pengamatan jumlah daun pada Lampiran 13, 15, 17, 19 dan sidik
ragam pada Lampiran 14, 16, 18, dan 20, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam
berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun 3 MST dan 4 MST, namun
faktor inokulasi rhizobium dan interaksi waktu tanam dan rhizobium tidak
Data hasil uji beda rataan jumlah daun dengan perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah daun kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi
rhizobium
W1 5,53 5,33 5,43 a 7,53 7,40 7,47 a 14,80 13,00 13,90 37,07 41,13 39,10
W2 5,27 5,13 5,20 ab 6,67 6,73 6,70 ab 10,13 11,53 10,83 33,67 31,60 32,63
W3 4,27 3,80 4,03 c 6,40 5,80 6,10 b 13,67 11,40 12,53 30,20 33,07 31,63
Rataan 5,02 4,76 4,89 6,87 6,64 6,76 12,87 11,98 12,42 33,64 35,27 34,46
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada jumlah daun 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (5,43) dan terendah
pada W3 (4,03), dan 4 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (7,47) dan terendah
pada W3 (6,10) dan tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 5 MST, dengan
rataan tertinggi terdapat pada W1 (13,90) dan terendah pada W2 (10,83), dan
6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (39,10) dan terendah pada
W3 (31,63).
3 MST, dengan rataan pada R0 (5,02) dan pada R1 (4,76), pada 4 MST, dengan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
rataan pada R0 (6,87) dan pada R1 (6,64), pada 5 MST, dengan rataan pada R0
(12,87) dan pada R1 (11,98), pada 6 MST, dengan rataan pada R0 (33,64) dan
pada R1 (35,27).
dengan rataan tertinggi pada W1R0 (5,53) dan terendah pada W3R1 (3,80) pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (7,53) dan terendah pada
W3R1 (5,80), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (14,80)
dan terendah pada W2R0 (10,13), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi
8
7
tinggi tanaman
6
5
3 MST
4
3 4 MST
2
1
0
W1 W2 W3
waktu tanam
Dari data pengamatan bobot basah akar pada Lampiran 21, dan 23 dan sidik
ragam pada Lampiran 22, dan 24, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah akar pada 4 MST, dan faktor
inokulasi rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah akar pada
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
4 MST, namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah
akar.
Data hasil uji beda rataan bobot basah akar dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot basah akar kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi
rhizobium
4 MST 6 MST
Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan
----------------------------------------------------g-------------------------------------------------------
W1 2,60 2,12 2,36 a 2,91 3,69 3,30
W2 1,32 1,10 1,21 b 3,80 2,78 3,29
W3 3,04 2,50 2,77 c 3,78 2,84 3,31
Rataan 2,32 a 1,91 b 2,11 3,50 3,10 3,30
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat
pada W3 (2,77) dan terendah pada W2 (1,21), namun tidak berpengaruh nyata
pada 6 MST, dengan rataan tertinggi W3 (3,31) dan terendah pada W2 (3,29).
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (2,32) dan terendah pada
R1 (1,91), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (3,04) dan terendah pada
W2R1 (1,10), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot basah akar pada 4 MST
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
3
Dari data pengamatan bobot basah tajuk pada Lampiran 25, dan 27, dan
sidik ragam pada Lampiran 26, dan 28, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah tajuk, namun faktor inokulasi
rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah
tajuk.
Data hasil uji beda rataan bobot basah tajuk dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Bobot basah tajuk kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi
rhizobium
4 MST 6 MST
Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan
------------------------------------------------------g--------------------------------------------------------
W1 15,34 12,96 14,15 b 57,13 52,79 54,96 a
W2 7,57 6,79 7,18 c 33,16 29,68 31,42 b
W3 27,68 15,20 21,44 a 47,16 25,00 36,08 b
Rataan 16,86 a 11,65 b 14,26 45,81 35,82 40,82
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat
pada W3 (21,44) dan terendah pada W2 (7,18), dan pada 6 MST, dengan rataan
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (16,86) dan terendah pada
R1 (11,65), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (27,68) dan terendah pada
W2R1 (6,79), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot basah tajuk pada 4 MST dan
60
40
20
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 5 Bobot basah tajuk dengan perlakuan waktu tanam pada 4 MST dan
6 MST
20
Bobot Basah Tajuk
15
10
0
R0 R1
Rhizobium
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4, Bobot basah tajuk kedelai dengan perlakuan rhizobium pada 4 MST
Bobot Kering Akar (g)
Dari data pengamatan bobot kering akar pada Lampiran 29 dan 31, dan sidik
ragam pada Lampiran 30 dan 32, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar pada 4 MST, faktor
inokulasi rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar pada
4 MST namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering
akar.
Data hasil uji beda rataan bobot kering akar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Bobot kering akar tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
4 MST 6 MST
Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan
-------------------------------------------------------------------------g--------------------------------------------
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat
pada W3 (0,78) dan terendah pada W2 (0,37), namun tidak berpengaruh nyata
pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (1,09) dan terendah pada
W2 (0,94).
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (0,69) dan terendah pada
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R1 (0,54), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (0.94) dan terendah pada
W2R1 (0,37), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot kering akar pada 4 MST
0.9
0.8
Bobot Kering Akar
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Hubungan antara rhizobium dengan bobot kering akar pada 4 MST ditampilkan
pada Gambar 7.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
0.8
0.7
Gambar 7, Bobot kering akar kedelai dengan perlakuan rhizobium pada 4 MST
Dari data pengamatan bobot kering tajuk 4 MST dan 6 MST pada Lampiran
33 dan 35, dan sidik ragam pada Lampiran 34, dan 36, dapat dilihat bahwa faktor
waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk, namun
faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter
Data hasil uji beda rataan bobot kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Bobot kering tajuk tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
4 MST 6 MST
Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan
-------------------------------------------------------g-----------------------------------------------------------
W1 2,74 2,20 2,47 11,54 9,93 10,74 a
W2 1,96 1,43 1,69 6,22 4,18 5,20 c
W3 4,29 2,26 3,27 9,47 5,81 7,64 b
Rataan 3,00 1,96 2,48 9,08 6,64 7,86
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh
nyata pada parameter bobot kering tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
terdapat pada W3 (3,27) dan terendah pada W2 (1,69), namun berpengaruh nyata
pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (10,74) dan terendah pada
W2 (5,20).
Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering tajuk pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (3,00) dan terendah pada
R1 (1,96), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi R0 (9,08) dan terendah pada
R1 (6,64).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada
4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (4,29) dan terendah pada
W2R1 (1,43), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot kering tajuk pada 6 MST
15
10
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 8, Bobot kering tajuk kedelai dengan perlakuan waktu tanam pada 6 MST
Dari data pengamatan bobot kering tajuk 4 MST dan 6 MST pada Lampiran
37 dan 39, dan sidik ragam pada Lampiran 38, dan 40, dapat dilihat bahwa faktor
waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bintil akar efektif,
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada
Data hasil uji beda rataan jumlah bintil akar efektif dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu
tanam dan inokulasi rhizobium
4 MST 6 MST
Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan
--------------------------------------------------------bintil------------------------------------------------------
W1 3,44 2,89 3,17 b 2,39 2,67 2,53 b
W2 2,78 2,56 2,67 b 19,00 17,44 18,22 a
W3 6,00 4,67 5,33 a 2,33 3,83 3,08 b
Rataan 4,07 3,37 3,72 7,91 7,98 7,94
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter jumlah bintil akar efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi
terdapat pada W3 (5,33) dan terendah pada W2 (2,67), dan berpengaruh nyata
pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2 (18,22) dan terendah pada
W1 (2,53).
efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (4,07) dan terendah
pada R1 (3,37), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi R1 (7,98) dan terendah
pada R0 (7,91).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah bintil akar efektif
pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (6,00) dan terendah
pada W2R1 (2,56), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2R0
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah bintil akar efektif ditampilkan
pada Gambar 9.
20
15 6 MST
10 4 MST
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 9, Jumlah bintil akar efektif kedelai dengan perlakuan waktu tanam
Dari data pengamatan luas daun pada Lampiran 41 dan sidik ragam pada
Lampiran 42, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam dan interaksi waktu tanam
dan rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter luas daun, namun faktor
Data hasil uji beda rataan luas daun dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Luas daun tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1 (9,70) dan
terendah pada W3 (6,74). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter luas
daun, dimana rataan pada R0 (7,69) dan pada R1 (8,04). Interaksi berpengaruh
nyata pada parameter luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1
Gambar 10.
12
10
8
Luas Daun
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Hubungan antara interaksi waktu tanam dan rhizobium dengan luas daun
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
12
10
Luas Daun
6
0
W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1
Gambar 11, Luas daun kedelai dengan perlakuan interaksi waktu tanam dan
rhizobium
Dari data pengamatan jumlah cabang produktif pada Lampiran 43 dan sidik
ragam pada Lampiran 44, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh
rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang
produktif.
Data hasil uji beda rataan jumlah cabang produktif dapat dilihat pada
Tabel 9.
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan tertinggi terdapat pada
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
W1 (7,37) dan terendah pada W2 (6,07). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada
parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan pada R0 (6,60) dan pada
produktif, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (7,53) dan terendah pada
W2R1 (5,93).
8
7
6
5
4
3
2
1
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 12, Jumlah cabang produktif kedelai dengan perlakuan waktu tanam
Dari data pengamatan umur berbunga pada Lampiran 45 dan sidik ragam
pada Lampiran 46, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata
Data hasil uji beda rataan umur berbunga dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Umur berbunga tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R1 39.33 47.33 42.33 129.00 43.00
TOTAL 79.33 94.00 88.33 261.67
RATAAN 39.67 c 47.00 a 44.17 b 43.61
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji
Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh
nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan tertinggi terdapat pada W2
(47,00) dan terendah pada W1 (39,67). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada
parameter umur berbunga, dimana rataan pada R0 (44,22) dan pada R1 (43,00).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan
tertinggi terdapat pada W2R1 (47,33) dan terendah pada W1R1 (39,33).
Gambar 13.
50
Umur Berbunga
45
40
35
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Dari data pengamatan umur panen pada Lampiran 47 dan sidik ragam pada
Lampiran 48, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam, inokulasi rhizobium dan
Data hasil uji beda rataan umur panen dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Umur panen tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh
nyata pada parameter umur panen, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1
(99,50) dan terendah pada W3 (98,00). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada
parameter umur panen, dimana rataan pada R0 (97,67) dan pada R1 (99,89).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur panen, dimana rataan
tertinggi terdapat pada W1R1 (102,00) dan terendah pada W1R0 (97,00).
Dari data pengamatan jumlah polong per tanaman pada Lampiran 49 dan
sidik ragam pada Lampiran 50, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam dan
jumlah polong per tanaman, namun faktor inokulasi rhizobium tidak berpengaruh
Data hasil uji beda rataan jumlah polong per tanaman dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah polong per tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam
dan inokulasi rhizobium
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh
nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat
nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan pada R0 (76,13)
dan pada R1 (84,64). Interaksi berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong
per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (126,27) dan terendah
120
100
80
60
40
20
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 14, Jumlah polong per tanaman kedelai dengan perlakuan waktu tanam
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah Polong Per Tanaman
140
120
100
80
60
40
20
0
W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1
Gambar 15, Jumlah polong per tanaman kedelai dengan perlakuan interaksi waktu
tanam dan rhizobium
Dari data pengamatan bobot biji per tanaman pada Lampiran 51 dan sidik
ragam pada Lampiran 52, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam dan interaksi
waktu tanam dan rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter bobot biji per
Data hasil uji beda rataan bobot biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Bobot biji per tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
nyata pada parameter bobot biji per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat
pada R1 (26,98). Interaksi berpengaruh nyata pada parameter bobot biji per
tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (43,34) dan terendah pada
W3R1 (12,53).
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot biji per tanaman ditampilkan
40
Bobot Biji Per Tanaman
35
30
25
20
15
10
5
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 16, Bobot biji per tanaman kedelai dengan perlakuan waktu tanam
Hubungan antara interaksi waktu tanam dan rhizobium dengan bobot biji per
50
Bobot Biji Per Tanaman
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1
Gambar 17, Bobot biji per tanaman kedelai dengan perlakuan interaksi waktu
tanam dan rhizobium
Bobot 100 Biji (g)
Dari data pengamatan bobot 100 biji pada Lampiran 53 dan sidik ragam
pada Lampiran 54, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
terhadap parameter bobot 100 biji, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi
Data hasil uji beda rataan bobot 100 biji dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Bobot 100 biji tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan
inokulasi rhizobium
nyata pada parameter bobot 100 biji, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1
(14,55) dan terendah pada W3 (11,55). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada
parameter bobot 100 biji, dimana rataan pada R0 (13,14) dan pada R1 (13,23).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot 100 biji, dimana rataan
tertinggi terdapat pada W1R1 (14,60) dan terendah pada W3R1 (11,53).
Hubungan antara waktu tanam dengan bobot 100 biji ditampilkan pada
Gambar 18.
50
Bobot 100 Biji
40
30
20
10
0
W1 W2 W3
Waktu Tanam
Gambar 18, Bobot 100 biji kedelai dengan perlakuan waktu tanam
Pembahasan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh
nyata pada tinggi tanaman 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1
(37,52) dan terendah pada W3 (31,68), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi
terdapat pada W1 (54,30) dan terendah pada W2 (42,88), pada 6 MST, dengan
rataan tertinggi terdapat pada W1 (69,21) dan terendah pada W2 (52,22). Dan
interaksi berpengaruh nyata pada pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat
pada W1R1 (75,66) dan terendah pada W2R1 (49,42).Tinggi tanaman merupakan
suatu reaksi dari pertumbuhan tanaman yang sensitif terhadap lingkungan, yaitu
terutama terhadap faktor radiasi, temperatur dan curah hujan. Pada saat fase
pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai banyak hari hujan setiap bulannya, yaitu
dari bulan September hingga Nopember (lihat Gambar 19). Dengan banyaknya
hari hujan, radiasi dan temperatur menjadi rendah, yang dapat meningkatkan
pertumbuhan vegetatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sitompul dan
tinggi dari tanaman yang mendapat cahaya cukup. Rhizobium yang terbentuk
memfiksasi N, hal ini sepe rti yang dikemukakan oleh Turmudi (2002), bahwa
unsur N hasil fiksasi dimanfaatkan oleh bakteri maupun tanaman inangnya untuk
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
500
450
Gambar 19, Jumlah curah hujan (mm) dari bulan Juli 2008 sampai bulan
Februari 2009
nyata pada jumlah daun 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (5,43) dan
terendah pada W3 (4,03), dan 4 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (7,47) dan
terendah pada W3 (6,10) dan tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 5
MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (13,90) dan terendah pada W2
(10,83), dan 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (39,10) dan
terendah pada W3 (31,63). Pada saat fase pertumbuhan vegetatif W1, iklim
Gambar 19) dan radiasi (lihat Gambar 20) yang sesuai sehingga proses
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agung dan
Rahayu (2004), bahwa air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena
berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis.
Arinong, dkk (2005), bahwa asimilat yang masuk dalam metabolisme menghasilkan
organ daun.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
60
40
30
20
10
0
Juli 08 Agustus 08 Sept Oktober 08 Nopember Desember Januari 09 Februari
ember-09 08 08 09
Gambar 20, Rataan radiasi bulanan (%) dari bulan Juli 2008 sampai bulan
Februari 2009
nyata pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi
nyata pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi
terdapat pada R0 (2,32) dan terendah pada R1 (1,91), Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Turmudi (2002), bahwa sistem perakaran kedelai berupa akar
tunggang yang menyebar lebih dalam dan membentuk bintil akar yang mampu
fiksasi N oleh Rhizobium sp. pada bintil akar kedelai dimulai sejak fase
pertumbuhan vegetatif awal pada umur tanaman 18 hari, terus meningkat dan
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa waktu tanam berpengaruh nyata pada
parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada
W3 (21,44) dan terendah pada W2 (7,18), dan pada 6 MST, dengan rataan
berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan
tertinggi terdapat pada R0 (16,86) dan terendah pada R1 (11,65). Pada saat
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
pertumbuhan kedelai dibutuhkan kandungan air tanah yang cukup untuk
dipergunakan dalam proses fotosintesa dan banyaknya curah hujan juga dapat
fotosintesa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Andrianto dan Indarto (2004),
bahwa pemilihan waktu tanam kedelai amat penting, karena hal ini berhubungan
erat dengan kandungan air di dalam tanah yang sangat perlu untuk pertumbuhan
kedelai. AAK (1989), bahwa Banyaknya curah hujan juga sangat mempengaruhi
aktivitas bakteri tanah dalam menyediakan Nitrogen. Arinong, dkk (2005), bahwa
Pada tanah dengan kandungan nitrogen yang tinggi, maka pertumbuhan tanaman
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat
pada W3 (0,78) dan terendah pada W2 (0,37). Rhizobium berpengaruh nyata pada
parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada
R0 (0,69) dan terendah pada R1 (0,54). Hal ini dikarenakan air yang terdapat di
untuk proses fotosintesis. Rhizobium akan membentuk bintil akar yang dapat
memfiksasi N yang akan digunakan dalam proses fotosintesis. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Agung dan Rahayu (2004), bahwa rendahnya jumlah air
waktu yang pendek hanya berpengaruh pada kapasitas pertukaran gas dan
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh
nyata pada parameter bobot kering tajuk pada 6 MST, dengan rataan tertinggi
terdapat pada W1 (10,74) dan terendah pada W2 (5,20). Bobot kering tajuk
berkaitan dengan bobot basah tajuk, yaitu bobot kering tajuk diperoleh setelah
kandungan air yang terdapat pada bobot basah tajuk dikeringkan. Kandungan air
terhadap suhu yaitu jika suhu tinggi maka transpirasi akan tinggi dan air pada
tanaman akan semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Agung
dan rahayu (2004), yang menyatakan bahwa air merupakan faktor yang penting
bagi tanaman, karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi
hara dan fotosintesis. Pada periode kering tanaman sering mendapatkan cekaman
kekeringan, karena kurang suplai air di daerah perakaran dan atau laju transpirasi
melebihi laju absorbsi air oleh tanaman. Rubatzky dan Yamaguchi (1998), yang
fotosintesis.
Dari hasil dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata
pada parameter jumlah bintil akar efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi
terdapat pada W3 (5,33) dan terendah pada W2 (2,67), dan berpengaruh nyata
pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2 (18,22) dan terendah pada
mendukung yaitu dengan curah hujan yang banyak dan temperatur yang tinggi,
padahal akar tanaman kedelai yang memiliki bintil akar yang banyak dapat
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
memfiksasi N2 dari udara atau secara simbiosis dengan bakteri Rhizobium sp yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kedelai. Hal ini sesuai
sp. pada bintil akar kedelai dimulai sejak fase pertumbuhan vegetatif awal pada
umur tanaman 18 hari, terus meningkat dan menurun kembali pada fase
pembungaan hingga senessen. Rao (1994), yang menyatakan bahwa, bintil akar
efektif mampu memfiksasi N dari udara dan jumlah leghemoglobin di dalam bintil
nyata pada parameter luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1 (9,70)
dan terendah pada W3 (6,74). Interaksi juga berpengaruh nyata pada parameter
luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (10,24) dan terendah pada
W3R1 (6,52), dimana pada saat tanaman dalam masa pertumbuhan vegetatif,
membentuk bintil akar dimana curah hujan yang diterima rata – rata 300
luas daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari AAK (1989) yang menyatakan
bahwa banyaknya curah hujan juga sangat mempengaruhi aktivitas bakteri tanah
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
mengarah kepada besarnya laju pertumbuhan vegetatif, dimana permukaan daun
menjadi lebih lebar dan memacu proses fotosintesis tanaman. Agung dan Rahayu
daun.
nyata pada parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan tertinggi terdapat
pada W1 (7,37) dan terendah pada W2 (6,07). Curah hujan (lihat Gambar 20) dan
tanaman kedelai. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari AAK (1989), yang
adalah sekitar 60 – 70 %.
Rataan Temperatur Bulanan
27
26.8
26.6
26.4
26.2
26
25.8
25.6
25.4
Juli 08 Agustus Septembe Oktober Nopember Desember Januari 09 Februari
08 r-09 08 08 08 09
Gambar 21, Temperatur bulanan (°C) dari bulan Juli 2008 sampai bulan Februari
2009
nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan tertinggi terdapat pada W2
(47,00) dan terendah pada W1 (39,67). Tanaman kedelai dapat tumbuh di iklim
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
subtropis seperti Indonesia, karena kedelai merupakan tanaman berhari pendek
yang tidak akan berbunga jika penyinaran terlalu lama. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Andrianto dan Indarto (2004), yang menyatakan bahwa kedelai
dapat tumbuh baik di tempat pada daerah berhawa panas, di tempat terbuka
dengan curah hujan 100-400 mm3 per bulan. Yustika (1985), bahwa kedelai
melebihi 12 jam, tanaman tidak akan berbunga, hampir semua varietas tanaman
nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat
pada W1 (110,03) dan terendah pada W3(59,33). Interaksi juga berpengaruh nyata
pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada
W1R1 (126,27) dan terendah pada W3R1 (52,80). Pada pembentukan polong
karbohidrat untuk membentuk polong. Semakin banyak curah hujan maka N yang
dihasilkan semakin banyak dan jumlah polong yang terbentuk semakin banyak.
Hal ini sesuai dengan pernyataan AAK (1989), bahwa banyaknya curah hujan
medium perakaran yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain yang berada di
sekitarnya, dan pernyataan dari Agung dan Rahayu (2004), bahwa tanaman
kedelai yang mengalami defisit air, translokasi fotosintat ke biji akan terhambat
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh
nyata pada parameter bobot biji per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat
pada W1 (36,49) dan terendah pada W3 (15,09). Interaksi berpengaruh nyata pada
parameter bobot biji per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1
(43,34) dan terendah pada W3R1 (12,53). Tanaman kedelai yang menggunakan
dan nitrogen yang dihasilkan akan meningkat apabila curah hujan banyak karena
pengisian polong dan pada saat ini juga dibutuhkan radiasi yang panjang. Rao
(1994), menyatakan bintil akar efektif mampu memfiksasi N dari udara dan
kedelai. Ismail (2001), menyatakan bahwa fotosintesis akan naik sesuai dengan
pada suatu kisaran tertentu. Arinong, dkk (2005), bahwa pada tanah dengan
nyata pada parameter bobot 100 biji, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1
(14,55) dan terendah pada W3 (11,55). Dari jumlah curah hujan, radiasi, dan
temperatur yang dapat dilihat pada Gambar 19, Gambar 20, dan Gambar 21,
kemungkinan kondisi tanah semakin hari tidak sesuai dengan kebutuhan kedelai
membentuk biji sehingga bobot biji yang dihasilkan dari dari W1 sampai W3
semakin menurun. Hal ini sesuai pernyataan dari Agung dan Rahayu (2004), yang
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
menyatakan bahwa cekaman kekeringan yang terjadi pada saat pertumbuhan
biji, sebab bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang diberikan dalam
musim tanam.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk , bobot basah akar, bobot kering
tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar efektif, luas daun, umur
berbunga, cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per
parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah polong per tanaman, dan
Saran
untuk mengetahui waktu tanam yang baik untuk penanaman kedelai dalam waktu
satu tahun.
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T. T., dan N. Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani
Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut, Yogyakarta
Da Mota, F. S., 1978. Soya Bean And Weather. Secretariat of The World
Meteorological Organization, Switzerland
Ismail I. G., Soebowo dan Suryatna Effendi., 1997. Peneltian Pola Tanam di
Daerah Transmigrasi Lahan Kering Way Abung, Lampung Utara.
Proceeding Pertemuan Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang
Transmigrasi. Cisarua, Bogor 27 – 29 Februari 1984 : 153 – 172.
Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Poincelot, R. P. , 1995. Horticulture Principles and Practical Aplications. Prentice
Hall, New Jersey
Turmudi, E., 2002. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Dalam Sistem
Tumpangsari Jagung Dengan Empat Kultivar Kedelai Pada Berbagai Waktu
Tanam. Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 4, No. 2, 2002,
Bengkulu
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Bagan Penelitian
40 cm 200 cm
20 cm
U
W3R0 W2R0 W3R1
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
Rencana Minggu ke-
No
Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Persiapan
X
lahan
2 Inokulasi
X
Rhizobium
3 Penanaman X
4 Penjarangan X
5 Pemeliharaan
a.
Disesuaikan dengan kondisi lahan
Penyiraman
b.
Disesuaikan dengan kondisi lahan
Penyiangan
c.
X
Pemupukan
d.
Pengendalian
Disesuaikan dengan kondisi lahan
Hama dan
Penyakit
6 Panen X
7 Pengamatan
Parameter
a. Tinggi
Tanaman X X X X
(cm)
b. Jumlah
X X X X
Daun (helai)
c. Jumlah
Cabang
X X X X X
produktif
(cabang)
d. Bobot
Kering Akar X X
(g)
e. Bobot
Kering Tajuk X X
(g)
f. Umur
Berbunga X
(hari)
g. Jumlah
Bintil Akar
X X
Efektif
(bintil)
h. Luas Daun X
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
(cm2)
h. Umur
X
Panen (hari)
i. Jumlah
Polong Per
X
Tanaman
(polong)
j. Bobot Biji
Per Tanaman X
(g)
k. Bobot 100
X
Biji (g)
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Kacang Kedelai Varietas Anjasmoro
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Analisis Tanah Daerah Sampali
Analisis Tanah
Analisis
pH (H2O) 4,65
P – Bray 23,73
Ca 0,66
Mg 1,68
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Pada 3 MST.
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 7.20 3.60 0.57 - -
W 2 31.90 15.95 2.53 tn 4.10
R 1 25.39 25.39 4.03 tn 4.96
WXR 2 8.03 4.02 0.64 tn 4.10
Galat 10 63.06 6.31
Total 17 135.59
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 9,62 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 80.46 40.23 2.88 - -
W 2 126.33 63.16 4.52 * 4.10
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R 1 9.83 9.83 0.70 tn 4.96
WXR 2 2.82 1.41 0.10 tn 4.10
Galat 10 139.67 13.97
Total 17 359.10
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 11,06 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 249.01 124.50 15.81 - -
W 2 479.44 239.72 30.44 * 4.10
R 1 17.80 17.80 2.26 tn 4.96
WXR 2 31.62 15.81 2.01 tn 4.10
Galat 10 78.74 7.87
Total 17 856.62
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 5,97 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 482.56 241.28 5.59 - -
W 2 1042.35 521.18 12.07 * 4.10
R 1 0.94 0.94 0.02 tn 4.96
WXR 2 408.98 204.49 4.73 * 4.10
Galat 10 431.96 43.20
Total 17 2366.80
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 11,24 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 1.40 0.70 2.65 -
W 2 6.75 3.38 12.74 * 4.10
R 1 0.32 0.32 1.21 tn 4.96
WXR 2 0.09 0.05 0.18 tn 4.10
Galat 10 2.65 0.26
Total 17 11.22
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 10,53 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 1.40 0.70 1.45 -
W 2 5.63 2.82 5.82 * 4.10
R 1 0.22 0.22 0.46 tn 4.96
WXR 2 0.35 0.18 0.36 tn 4.10
Galat 10 4.84 0.48
Total 17 12.44
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 10,29 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 19.12 9.56 1.52 -
W 2 28.32 14.16 2.25 tn 4.10
R 1 3.56 3.56 0.56 tn 4.96
WXR 2 11.95 5.98 0.95 tn 4.10
Galat 10 63.04 6.30
Total 17 125.99
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 20,21 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 19. Data Pengamatan Jumlah Daun Pada 6 MST
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 15.48 7.74 0.32 -
W 2 197.14 98.57 4.07 tn 4.10
R 1 11.84 11.84 0.49 tn 4.96
WXR 2 31.70 15.85 0.66 tn 4.10
Galat 10 241.90 24.19
Total 17 498.06
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 11,24 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 0.12 0.06 0.38 - -
W 2 7.86 3.93 25.81 * 4.10
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R 1 0.77 0.77 5.09 * 4.96
WXR 2 0.09 0.04 0.29 tn 4.10
Galat 10 1.52 0.15
Total 17 10.36
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 18,45 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 1.84 0.92 1.48 - -
W 2 0.00 0.00 0.00 tn 4.10
R 1 0.69 0.69 1.11 tn 4.96
WXR 2 3.09 1.54 2.48 tn 4.10
Galat 10 6.23 0.62
Total 17 11.85
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 23,91 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
W3R0 27.43 21.47 34.13 83.03 27.68
W3R1 20.00 14.73 10.87 45.60 15.20
TOTAL 90.57 75.53 90.50 256.60
RATAAN 15.09 12.59 15.08 14.26
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 25.00 12.50 0.67 - -
W 2 610.24 305.12 16.40 * 4.10
R 1 122.37 122.37 6.58 * 4.96
WXR 2 120.64 60.32 3.24 tn 4.10
Galat 10 186.04 18.60
Total 17 1064.29
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 30,26 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 779.58 389.79 2.28 - -
W 2 1865.29 932.65 5.45 * 4.10
R 1 449.33 449.33 2.63 tn 4.96
WXR 2 333.42 166.71 0.97 tn 4.10
Galat 10 1711.52 171.15
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Total 17 5139.15
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 32,05 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 0.05 0.03 2.04 - -
W 2 0.57 0.28 22.26 * 4.10
R 1 0.10 0.10 7.76 * 4.96
WXR 2 0.08 0.04 2.97 tn 4.10
Galat 10 0.13 0.01
Total 17 0.92
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 18,24 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 0.46 0.23 3.91 - -
W 2 0.07 0.04 0.60 tn 4.10
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
R 1 0.04 0.04 0.66 tn 4.96
WXR 2 0.31 0.16 2.67 tn 4.10
Galat 10 0.59 0.06
Total 17 1.47
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 24,20 %
Lampiran 33. Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk 4 MST
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 0.72 0.36 0.37 - -
W 2 7.47 3.73 3.83 tn 4.10
R 1 4.80 4.80 4.93 tn 4.96
WXR 2 2.25 1.13 1.15 tn 4.10
Galat 10 9.74 0.97
Total 17 24.98
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 39,81 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 21.40 10.70 1.63 - -
W 2 92.47 46.24 7.04 * 4.10
R 1 26.73 26.73 4.07 tn 4.96
WXR 2 3.48 1.74 0.27 tn 4.10
Galat 10 65.65 6.56
Total 17 209.73
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 32,60 %
Lampiran 38. Tabel Sidik Ragam Jumlah Bintil Akar Efektif 4 MST
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 4.59 2.30 2.12 - -
W 2 24.11 12.06 11.15 * 4.10
R 1 2.23 2.23 2.06 tn 4.96
WXR 2 0.98 0.49 0.45 tn 4.10
Galat 10 10.81 1.08
Total 17 42.72
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 27,94 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
W3R1 5.33 3.50 2.67 11.50 3.83
TOTAL 72.00 38.67 32.33 143.00
RATAAN 12.00 6.44 5.39 7.94
Lampiran 40. Tabel Sidik Ragam Jumlah Bintil Akar Efektif 6 MST
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 151.37 75.69 1.02 - -
W 2 951.62 475.81 6.39 * 4.10
R 1 0.02 0.02 0.00 tn 4.96
WXR 2 7.10 3.55 0.05 tn 4.10
Galat 10 744.56 74.46
Total 17 1854.67
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 74,14 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 2.80 1.40 6.89 - -
W 2 30.85 15.43 76.01 * 4.10
R 1 0.54 0.54 2.68 tn 4.96
WXR 2 1.72 0.86 4.23 * 4.10
Galat 10 2.03 0.20
Total 17 2.80
Ket. * = nyata
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
tn = tidak nyata
KK = 5,73 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 0.81 0.41 0.98 -
W 2 5.88 2.94 7.09 * 4.10
R 1 0.02 0.02 0.05 tn 4.96
WXR 2 0.36 0.18 0.43 tn 4.10
Galat 10 4.15 0.41
Total 17 11.22
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 9,81 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 8.44 4.22 2.09 -
W 2 164.11 82.06 40.58 * 4.10
R 1 6.72 6.72 3.32 tn 4.96
WXR 2 14.78 7.39 3.65 tn 4.10
Galat 10 20.22 2.02
Total 17 214.28
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 3,26 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 12.44 6.22 0.61 -
W 2 6.78 3.39 0.33 tn 4.10
R 1 22.22 22.22 2.17 tn 4.96
WXR 2 19.44 9.72 0.95 tn 4.10
Galat 10 102.22 10.22
Total 17 163.11
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 3,24 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 49. Data Pengamatan Jumlah Polong per Tanaman
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 3673.03 1836.52 10.55 -
W 2 8375.39 4187.70 24.05 * 4.10
R 1 325.98 325.98 1.87 tn 4.96
WXR 2 1567.68 783.84 4.50 * 4.10
Galat 10 1741.32 174.13
Total 17 15683.40
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 16,42 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
W1R1 59.52 41.10 29.40 130.02 43.34
W2R0 19.90 20.82 13.82 54.54 18.18
W2R1 38.72 20.90 15.56 75.18 25.06
W3R0 28.64 11.74 12.58 52.96 17.65
W3R1 15.92 11.58 10.10 37.60 12.53
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 873.74 436.87 1.65 -
W 2 1443.06 721.53 22.54 * 4.10
R 1 119.51 119.51 3.73 tn 4.96
WXR 2 272.35 136.18 4.25 * 4.10
Galat 10 320.13 32.01
Total 17 3028.79
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 23,19 %
SK dB JK KT Fh Ft
Blok 2 2.74 1.37 2.24 - -
W 2 27.69 13.85 22.61 * 4.10
R 1 0.04 0.04 0.06 tn 4.96
WXR 2 0.04 0.02 0.03 tn 4.10
Galat 10 6.13 0.61
Total 17 36.64
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009
Ket. * = nyata
tn = tidak nyata
KK = 5,93 %
Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan
Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.
USU Repository © 2009