You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Derajat kesehatan masyarakat dinilai dari beberapa aspek, salah satunya adalah

angka kematian bayi (AKB). Di Indonesia saat ini angka kematian bayi masih

relatif tinggi. Pada 2016, hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka

kematian bayi (AKB) mencapai 25,5 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir, sementara hingga

pertengahan tahun 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi.1 Penyakit infeksi

masih menjadi penyebab kematian bayi tertinggi di dunia. Diperkirakan dua pertiga dari 8,8

juta kematian pada bayi berusia kurang dari lima tahun di dunia tiap tahunnya disebabkan

penyakit infeksi2. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab

utama kesakitan dan kematian bayi dan balita di negara berkembang, termasuk di Indonesia.3

Penyakit ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu

bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga

alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga

telinga tengah dan pleura.4 Di Indonesia, ISPA menempati urutan pertama penyebab

kematian pada kelompok bayi dan balita.4 Berdasarkan prevalensi ISPA tahun 2016 di

Indonesia telah mencapai 25%, selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit

terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016

menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase

32,10% dari seluruh kematian balita.5 Provinsi Jawa Barat adalah provinsi kedua terbesar

yang endemik ISPA dengan presentase sebesar 42,50%. Berdasarkan laporan tahunan
Puskesmas Sukarame penyakit ISPA menempati urutan pertama penyakit terbanyak yaitu

sebanyak 4.735 pasien pada tahun 2017.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi antara lain

promosi menyusu dini dan diikuti dengan pemberian ASI eksklusif.6 Menyusui yang optimal

pada bayi dibawah usia 2 tahun mempunyai dampak potensial paling besar bagi ketahanan

anak dari semua intervensi pencegahan. Menyusui dengan potensial mencegah 1,4 juta

kematian pada anak dibawah 5 tahun di negara berkembang.7

Studi-studi yang mendukung bahwa ASI merupakan faktor protektif terhadap

kejadian ISPA telah banyak dilakukan seperti penelitian Cunningham (1979) menunjukkan

bahwa ASI melindungi bayi dari berbagai penyakit termasuk infeksi pernafasan dan infeksi

usus.8 Penelitian yang dilakukan oleh Deb (1998) membuktikan, bahwa ASI memiliki daya

protektif terhadap kejadian ISPA.9 Dilaporkan juga bahwa ASI menurunkan risiko infeksi

saluran pernafasan atas dan bawah.10 Komponen bioaktif dalam ASI melindungi bayi

terhadap infeksi pernafasan. Pengeluaran immunoglobulin melawan virus synctial yang

dihasilkan dari saluran bronchomammary dan untuk substansi α2-microglobulin

yang menghambat virus influenza dan parainfluenza.11

Tingginya angka kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, khususnya di wilayah

Puskesmas Sukarame merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan pemberian ASI

terhadap morbiditas ISPA pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Sukarame.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Berapa jumlah bayi usia 6- 12 bulan yang diberi asi eksklusif?

2. Berapa angka kejadian ISPA pada bayi usia 6- 12 bulan?

3. Apakah terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya ISPA pada

bayi usia 6- 12 bulan di Puskesmas Sukarame periode Januari- Februari 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif

dengan terjadinya ISPA pada bayi usia 6- 12 bulan di Puskesmas Sukarame.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah bayi usia 6- 12 bulan yang diberi asi eksklusif?

2. Mengetahui angka kejadian ISPA pada bayi usia 6- 12 bulan?

3. Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap terjadinya ISPA pada bayi

usia 6-12 bulan setelah dikontrol dengan extraneous variables meliputi: riwayat

imunisasi campak dan DPT bayi, status gizi bayi, usia bayi, berat badan lahir bayi,

jenis kelamin, adanya perokok, dan adanya asap pembakaran pada bayi usia 6- 12

bulan di Puskesmas Sukarame.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan mengenai:

1. Data jumlah bayi usia 6- 12 bulan yang diberi asi eksklusif


2. Data angka kejadian ISPA pada bayi usia 6- 12 bulan

3. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya ISPA pada bayi usia 6- 12

bulan di Puskesmas Sukarame.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam penentuan arah kebijakan program

penanggulangan penyakit menular khususnya ISPA.

2. Sebagai bahan masukan untuk masyarakat (baik ilmuwan, praktisi maupun

masyarakat umum) dalam upaya meningkatkan kesehatan dan menambah ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan khususnya pengetahuan tentang pemberian ASI

eksklusif.

You might also like