You are on page 1of 3

AKLIMATISASI BIBIT ANGGREK

Penyesuaian bibit anggrek dari botol kultur ke lingkungan baru di luar botol kultur
dikenal dengan nama aklimatisasi. Penyesuaian bibit anggrek dalam botol kultm terhadap
tingkungan luar merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilalui dalam kultur secara
in vitro. Menurut Pierik (1987), aklimatisasi adalah masa adaptasi planlet dari dalam botol
kultur yang bersifat heterotrof menjadi autotrol yang merupakan tahap akhir dari kegiatan
kultur in vitro.
Proses aklimatisasi dilakukan bertahap supaya bibit anggrek hasil kutur in vitro dapat
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik suhu, kelembaban, maupun cahaya. Menurut
Pierik (1987), tanaman hasil kultur in vitro memiliki lapisan lilin (kutikula) yang belum
berkembang sempurna, jaringan pengakut belum berkembang sempurna, akar belum bisa
berfungsi dengan baik dan stomata sering sekali tidak berfungsi (tidak menutup ketika
penguapan tinggi). Keadaan ini menyebabkan pucuk-pucuk bibit anggrek sangat peka
terhadap tanspirasi, serangan candawan dan bakteri. Ciri bibit yang siap diaklimatisasi adalah
(Kamsinah, 2012):
1. Bibit nampak sehat, subur, dan seragam pertumbuhannya
2. Daun bibit panjang 4-5 cm lebar 0,5-0,75 cm
3. Akar nampak sehat, tidak saling bertautan
4. Media tumbuh hampir habis ditandai dengan media menipisnya media tumbuh dan
dipenuhinya media oleh akar-akar bibit
Faklor yang menyebabkan kematian bibit:
1. Terjadinya transpirasi yang tinggi pada bibit sehingga dapat menyebabkan hilangnya
kandungan air dari dalam jaringan tanaman.
2. Belum atau kurang mampunya bibit berfotosintesis.
3. Terjadi kontaminasi oleh organisme.
Bibit dapat dikeluarkan dari dalam botol kultur dengan memperhatikan beberapa hal,
terutama mengingat kondisi iklim mikro di dalam botol berbeda dengan kondisi iklim mikro
di luar botol. Cara yang dapat dilakukan yaitu:
1. Bibit hendaknya diletakkan pada tempat yang teduh agar kelembaban udara tinggi.
2. Usahakan bibit tidak kena sinar matahari langsung.
3. Sirkulasi udara di mana bibit ditempatkan harus baik untuk menghindari timbulnya
jamur.
4. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi sirkulasi udara, penguapan dan
pengaturan air pada media.
PROSES AKLIMATISASI
1. Siapkan pot plastik dengan diameter 5 cm, beri label.
2. Siapkan potongan-potongan kecil styrofoam.
3. Masukkan potongan kecil styrofoam ke dasas pot plastik, + l/3 bagian pot.
4. Siapkan moss dan pisah-pisahkan supaya tidak bergerombol, masukkan ke dalam
kantong.
5. Sterilkan moss dengan menggunakan autoklaf selama 30 menit dengan tekanan 1,5
psi.
6. Dinginkan moss hingga siap digunakan.
7. Siapkan larutan pupk N: P: K:30: l0: l0 dengan konsentrasi 0,5 gr/lt aquadest.
8. Rendam moss dalam pupuk selama 30 menit
9. Siapkan larutan fungisida dengan dosis 1 gr per liter aquadest sebanyak 500 ml.
10. Keluarkan bibit dengan cara:
a. Buka tutup botol, masukkan air sampai 30 menit sehingga akar dapat dipisahkan
dari media
b. Dengan kawat yang ditekuk bagian ujungnya, tariklah bibit dengan hati-hati pada
bagian pangkal batang, di atas tempat tumbuh akar. Setalah itu bersihkan sisa
media pada akar dengan air mengalir.
c. Ulangi pencucian bibit hingga benar-benar bersih.
d. Rendam bibit dalam lerutan fungisida selama 1 menit, kemudian tiriskan di atas
kertas.
11. Tanamlah bibit pada media moss yang telah disiapkan, usahakan batang jangan
terendam media.
12. Sirami bibit dengan air, usahakan daun-daunnya terkena siraman air.
13. Tempatkan pot-pot yang telah ditanami bibit pada tempat yang terhindar dari matahari
langsung.
14. Setelah beradaptasi pindahkan ke tempat dengan intensitas cahaya matahari rendah,
dengan syarat sebagai berikut:
a. Bersih dari hama dan penyakit dengan cara pemberian fungisida dan insektisida
secara terafur.
b. Tidak terkena air hujan dan cahaya matahari langsung.
c. Terhindar dari tiupan angin secara langsung.
15. Siramlah bibit menggunakan sprayer.
DAFTAR PUSTAKA
Kamsinah. Tanpa tahun. Aklimatisasi Bibit Hasil Kultur In Vitro Anggrek. Purwokerto:
Universitas Soedirman
Pierik, R. I. M. 1987. In vitro Culture of Higher Plants: 119. Netwherland: Martinus Nijhoff
publishers.

You might also like