You are on page 1of 8

Keterangan dari gambar :

1. Peta Tanah

Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan variasi dan persebaran

berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah (seperti pH, tekstur, kadar organik,

kedalaman, dan sebagainya) di suatu area peta jenis tanah di wilayah Air Haji

terdiri atas Andosol, kambisol, organosol, glei humus dan podsolik.

Tabel 6. Skor untuk peta tanah

Kedalaman tanah Kategori nilai skor


<1 (glei humus) Rendah 1
1 – 2 (kambisol, andosol) Agak rendah 2
2–3 Sedang 3
3–5 Agak tinggi 4
>5 Tinggi 5
(Sumber : Santoso,H.2011)

2. Peta penggunaan lahan

Penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya

dengan lahan, peta penggunaan lahan di wilayah Air Haji terdiri atas hutan lahan

kering skunder, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, sawah,

semak/belukar, tanah terbuka.

Tabel 7. Skor untuk peta penggunaan lahan

Penggunaan lahan Kategori nilai skor


Hutan alam Rendah 1
Hutan atau perkebunan Agak rendah 2
Semak/belukar/rumput Sedang 3
Tegal/pekarangan Agak tinggi 4
Sawah/permukiman Tinggi 5
(Sumber : Santoso,H.2011)

37
3. Peta kemiringan lereng

Peta Kelerengan atau Kemiringan Lahan adalah perbandingan antara beda

tinggi (jarak vertikal) suatu lahan dengan jarak mendatarnya. Besar kemiringan

lereng dapat dinyatakan dengan beberapa satuan, diantaranya adalah dengan %

(persen) dan o (derajat). Informasi spasial kelerengan mendeskripsikan kondisi

permukaan lahan, seperti datar, landai, atau kemiringannya curam. Pada wilayah

Air Haji kemiringan lerengnya yaitu 0-8%, 15-25%, 25-40% dan 40 atau lebih.

Tabel 8. Skor untuk peta kemiringan lereng

Kemiringan lereng Kategori nilai skor


<15 Rendah 1
15 – 24 Agak rendah 2
25 – 44 Sedang 3
45 – 65 Agak tinggi 4
>65 Tinggi 5
(Sumber : Santoso,H.2011)

4. Peta curah hujan

Peta Curah Hujan merupakan peta yang menggambarkan tingkat curah hujan

suatu wilayah. Satuan tingkat curah hujan yang dipakai adalah mm/tahun, di

wilayah Air Haji curah hujannya yaitu 3500 – 4000 mm/tahun.

Tabel 9. Skor untuk peta curah hujan

Curah hujan Kategori nilai skor


<50 Rendah 1
50 – 99 Agak rendah 2
100 – 199 Sedang 3
200 – 300 Agak tinggi 4
>300 Tinggi 5
(Sumber : Santoso,H.2011)

38
5. Peta geologi

Peta geologi adalah gambaran penyebaran satuan batuan dipermukaan bumi,

Diwilayah Air Haji keadaan batuannya adalah batu granit, alluvium, batu apung

tufa, batu andesit campur tufa, batu lava, batu volcanis dan batu granodiorit.

Tabel 10. Skor untuk peta geologi

Jenis batuan Kategori nilai skor


Dataran alluvial (alluvium) Rendah 1
Dataran alluvial (batu lava) Agak rendah 2
Perbukitan kapur(granit,granodiorit) Sedang 3
Perbukitan granit ( apung tufa) Agak tinggi 4
Perbukitan bat. Sedimen Tinggi 5
(Sumber : Santoso,H.2011)

6. Peta daerah tanah longsor Air Haji

Metode yang digunakan ialah metode scoring dan pembobotan. Dasar scoring

dan pembobotan yang digunakan merujuk pada Sontoso,H.2011.”Petunjuk Teknis

Sistem Standart Operasi Prosedur (SSOP) Penanggulangan Banjir Dan Tanah

Longsor”.Kementrian Kehutanan. Jakarta. yang menggunakan parameter curah

hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, geologi, dan jenis tanah. Dalam

pembuatan peta rawan bencana tanah longsor digunakan satuan unit analisis yang

terbentuk dari hasil overlay peta curah hujan, peta kemiringan lereng, peta

penggunaan lahan, peta geologi, dan peta jenis tanah. Setiap parameter tersebut

kemudian di beri bobot sesuai dengan aturan dari peraturan direktur jendral bina

pengelolaan daerah aliran sungai dan perhutanan sosial nomor: P.7/V-DAS/2011,

dengan menggunakan peta RBI Sumbar dengan skala 1:75000, Nilai akhir

otomatis ada dalam aplikasi SSOP.

39
7. Peta daerah tanah longsor di Desa Suwidak, Desa Bantar, Desa Pandansari,

dan Desa Karang tengah

Metode yang digunakan ialah metode scoring dan pembobotan. Dasar scoring

dan pembobotan yang digunakan merujuk pada PSBA (Pusat Studi Bencana

Alam) UGM 2001 yang menggunakan parameter bentuk lahan, penggunaan

lahan, kemiringan lereng, geologi, dan jenis tanah. Dalam pembuatan peta rawan

bencana tanah longsor digunakan satuan unit analisis yang terbentuk dari hasil

overlay peta bentuk lahan, peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, peta

geologi, dan peta jenis tanah. Setiap parameter tersebut kemudian di kelaskan dan

dikalikan bobot sesuai dengan aturan dari PSBA UGM 2001. Nilai akhir yang

muncul kemudian dikelaskan menjadi 5 kelas kerawanan. Adapun peta dasar yang

digunakan berupa peta RBI lembar Karang kobar dan Watumalang skala

1:25.000.

40
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Sistem Standart Operasi Prosedur (SSOP) adalah aplikasi untuk menganalisa

lokasi tanah longsor dan banjir, aplikasi ini juga dilengkapi dengan

kemampuan untuk memberikan arahan fungsi terhadap DAS dan Sub DAS.

2. Daerah rawan longsor berada pada daerah Lagan Mudiak Punggasan dengan

luas 973,442 Ha (2%).

3. Daerah agak rawan longsor berada pada daerah Punggusan Timur, Air Haji

Tenggara, Rantau Simalenang, Pasa Bk Air Haji dengan luas 14341,845 Ha

(34%).

4. Daerah tidak rawan longsor berada pada daerah Pasa Air Haji, Air Haji Barat,

Air Haji Tengah, Palangai Timur, Palagai Timur, Lagan Mudiak Punggasan

dengan luas 19587,706 Ha (47%).

5. Daerah yang sedang rawan longsor berada pada daerah Padang XI Plunggasan

dengan luas 7013,859 Ha (17%).

5.2. Saran

Pada daerah rawan, agak rawan, dan daerah dalam keadaan sedang di anjurkan

melakukan tindakan pencegahan dengan penghijauan kembali dengan adanya

institusi BPDAS agam kuantan Padang dengan cara meminta bibit dan penanaman

kembali, seperti yang tertera dalam Q.S. Ar-Rum ayat 41-42 yang menyebutkan

bahwa kerusakan dibumi adalah perbuatan tangan manusia dan manusia juga yang

akan memperbaikinya.

41
DAFTAR PUSTAKA

GIS konsorsium Aceh Nias.2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar”. Aceh

https://pantauanlongsorwanayasa.wordpress.com/2010/09/05/peta-rawan-longsor-
di-desa-suwidak-desa-bantar-desa-pandansari-dan-desa-karangtengah/

https://pantauanlongsorwanayasa.wordpress.com/2010/09/05/peta-rawan-longsor-
di-desa-suwidak-desa-bantar-desa-pandansari-dan-desa-karangtengah/

Novernal,2013 tersedia online. Di unggah tanggal 1 juni 2015 (11.18 wib)


http://www.sumbaronline.com/berita-15210-petani-punggasan-butuh-cetak-
sawah.html

Novrianti A,2009 http://www.slideshare.net/aulianurkholifahsafitri/modul-peta-


geologi-upi-2009 di unduh tanggal 1 agustus 2015 (11.15 wib)

Pasau B. 2011http://bhanuaa.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-peta.html
di unduh tanggal 1 agustus 2015 (10.15 wib)

Pusdalop PB 2012. tersedia online. Di unggah tanggal 1 juni 2015 (11.18 wib)
http://pusdalopspbsumbar.blogspot.com/2012/02/meluapnya-air-pada-
batang-sungai.html

Robert M. (1971). A geography of soils. Dubuque, Iowa: W.C. Brown


Co. ISBN 9780697051516. https://id.wikipedia.org/wiki/Peta_tanah di
unduh tanggal 1 agustus 2015 (10.15 wib)

Rus Akbar.2015 tersedia online. Di unggah tanggal 1 juni 2015 (12.18 wib)
http://news.okezone.com/read/2015/06/12/340/1164350/dua-titik-jalan-di-
pesisir-selatan-longsor

Sontoso,H.2011.”Petunjuk Teknis Sistem Standart Operasi Prosedur (SSOP)


Penanggulangan Banjir Dan Tanah Longsor”.Kementrian Kehutanan.
Jakarta.

42
Lampiran

Lampiran 1. Dokmentasi Selama PKPM

a. Pengolahan data ArcGIS dan SSOP

43
Lampiran 2. Data – data yang di butuhkan dalam pembuatan peta

a. Data koordinat untuk rektifikasi peta

˚ Decimal

(derjat) (menit) (detik)

100 49 30 100,825

1 43 30 1,725

100 49 30 100,825

1 51 45 1,8625

101 6 0 101,1

1 51 45 1,8625

101 6 0 101,1

1 43 30 1,725

Dengan rumus : ˚ + ‘ /60 +’’/3600

44

You might also like