You are on page 1of 14

EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

ANALISIS KENDALA PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA


NEGERI SE-KOTA PALANGKA RAYA

ANALYSIS OF CONSTRAINS BIOLOGICAL PRACTICUM


IMPLEMENTATION IN SENIOR HIGH SCHOOL AS CITY AS PALANGKA
RAYA.

Indah Sari Dewi1, Siti Sunariyati2 dan Liswara Neneng3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dalam


pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se kota Palangkaraya. Metode yang
digunakan adalah gabungan antara metode kualitatif dan metode kuantatif (mixed
method). Kendala pelaksanaan praktikum biologi yang ditemukan, yaitu (1) fasilitas
laboratorium tidak lengkap, banyak peralatan yang rusak, bahan yang kadaluwarsa,
laboratorium digunakan juga untuk kegiatan selain praktikum dan ada alat/bahan
yang tersedia tapi tidak pernah digunakan sebagaimana fungsinya (2) dukungan
sekolah terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril dan dukungan
pendanaan kerjasama dengan komite sekolah masih belum mencukupi kebutuhan
pelaksanaan praktikum, sehingga seringkali guru dan siswa secara swadaya
membawa sendiri kekurangan bahan yang diperlukan (3) pengelolaan laboratorium
biologi ditugaskan pada salah satu guru biologi dan tidak ada sekolah yang memiliki
laboran serta teknisi laboratorium, pengelola laboratorium tidak pernah mengikuti
pelatihan manajemen laboratorium dan kegiatan sejenisnya (4) pada tahap
pelaksanaan mobilitas siswa yang cukup tinggi dalam kegiatan praktikum
memerlukan perhatian lebih dari guru (5) tidak ada jadwal khusus untuk kegiatan
praktikum (6) Kesulitan siswa dalam pelaksanaan praktikum adalah kurang
menguasai konsep yang dipraktikumkan, kurang terampil dalam menggunakan alat
praktikum karena memang kurang terbiasa, sulit bekerjasama dalam kelompok dan
kurang berminat membuat laporan praktikum.

Kata kunci : Analisis kendala, praktikum biologi

1
Dosen Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
2
Dosen Program Pascasarjana Universitas Palangkaraya
3
Dosen Program Pascasarjana Universitas Palangkaraya

13
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

ABSTRACT

This study aims to know the practical feasibility of Biology and problems in
the implementation of practical Biology of Senior High School in Palangkaraya.
The method used is a combination of qualitative method and quantitative method
(mixed method). Biology practical implementation constraints , namely ( 1 )
laboratory facilities are not complete , many damaged equipment, obsolete
materials , the laboratory is also used for activities beside the practice and the
available tools of the lab never used as its function ( 2 ) the school support toward
practicum still moral support and funding support collaboration with the school
committee is not yet sufficient for practical implementation, so that teachers and
students often bring their own shortcomings independently necessary materials ( 3
) management of biological laboratories assigned to one of the biology teachers
and schools that had no laboratory as well as laboratory technicians , laboratory
managers never trained laboratory management and similar activities ( 4 ) the
stage of implementation is high enough mobility of students in lab activities require
more attention from the teacher ( 5 ) there is no specific timetable for practicums (
6 ) difficulty of students in practical implementation is the lack of control concept
dipraktikumkan , less skilled in using a lab because it is less familiar , difficult to
work in teams and less interested in making practical reports .

Key words: Analysis of constraints, biological practicum

I. Pendahuluan kepada siswa adalah praktikum. Pada


umumnya kegiatan siswa dalam
Pembelajaran biologi tidak
praktikum biologi adalah membaca
lepas dengan kegiatan praktikum,
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
disebabkan banyaknya konsep
telah disediakan, menyediakan alat
abstrak dalam biologi yang harus
dan bahan, melakukan prosedur
dimengerti. Kegiatan praktikum dapat
eksperimen yang ada, kemudian
membuat konsep abstrak menjadi
menyusun laporan eksperimen.
lebih mudah dipahami. Biologi
Kegiatan praktikum tidak dirancang
merupakan ilmu pengetahuan tentang
khusus untuk membantu siswa
suatu hal yang hidup oleh karena itu
mengembangkan berbagai
didalamnya tersusun atas banyak
keterampilan proses seperti
teori-teori tentang kehidupan, untuk
mengamati, mengklasisifikasi,
membuktikan kebenaran teori
mengukur, menggunakan alat,
tersebut maka kegiatan praktikum
mengkomunikasikan hasil,
dilaksanakan. Praktikum juga dapat
menganalisis, mengidentifikasi
menjadi sarana pengambilan data
variabel, merumuskan hipotesis,
suatu peristiwa biologi. Salah satu
merancang eksperimen dan
bentuk kegiatan pembelajaran yang
melakukan eksperimen (Rustaman,
banyak digunakan guru biologi untuk
memberikan pengalaman langsung 2009).

14
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Kegiatan laboratorium atau pelajaran biologi) serta 2 orang wakil


praktikum adalah bagian dari kepala sekolah bidang sarana
pembelajaran yang bertujuan untuk prasarana di SMA Negeri di Kota
menguji dan melaksanakan suatu Palangka Raya. Pada penelitian ini,
teori dalam keadaan nyata. Pada data dikumpulkan melalui kegiatan
pengertian yang lebih khusus, wawancara semiterstruktur, observasi
praktikum merupakan salah satu (passive participation), dokumentasi,
bentuk kegiatan pembelajaran yang dan angket serta gabungan
bertujuan untuk memantapkan (triangulasi) data.
pengetahuan siswa terhadap materi
mata pelajaran melalui aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi III. Hasil Penelitian
terhadap teori yang dilakukan baik di 1) Keterlaksanaan Topik
dalam laboratorium ataupun di Praktikum Biologi di
lapangan. Rumusan masalah SMANegeri se Kota Palangka
penelitian ini adalah Kendala apa saja Raya.
yang dihadapi pada pelaksanaan Data yang dikumpulkan
praktikum biologi di SMA Negeri se menunjukkan beberapa faktor yang
kota Palangka Raya ditinjau dari menjadi kendala dalam pelaksanaan
faktor pelaksanaan praktikum oleh praktikum biologi. Keterlaksanaan
guru, sarana prasarana penunjang praktikum dan kendala utama dapat
praktikum, dukungan sekolah dilihat pada Tabel 1.
terhadap kegiatan praktikum, Topik praktikum yang
tanggapan siswa terhadap mata dilaksanakan di kelas X secara
pelajaran biologi serta minat siswa keseluruhan rata-rata hanya
terhadap kegiatan praktikum dan terlaksana 26 % dari keseluruhan
minat siswa membuat laporan laporan jumlah praktikum yang seharusnya
praktikum ? Batasan penelitian ini dilaksanakan. Topik praktikum yang
adalah Kendala pelaksanaan belum dilaksanakan adalah topik ciri-
praktikum yang diteliti di SMAN se ciri umum filum hewan dan topik
Kota Palangka Raya dibatasi pada pencemaran dan pelestarian
pelaksanaan praktikum tahun ajaran lingkungan. Topik praktikum kelas
2010/2011-2012/2013. XI secara umum keterlaksanaannya
II. Metode Penelitian rata-rata 42 %. Topik praktikum di
kelas XI yang belum terlaksana
Penelitian ini menggunakan adalah topik pernapasan hewan.
pendekatan deskriptif kualitatif dan Praktikum pada kelas XII rata-rata
kuantitatif (mixed method). Subyek terlaksana 28 % dari total topik
(informan) dalam penelitian ini praktikum yang seharusnya
adalah siswa kelas XII IPA sebanyak dilaksanakan. Topik praktikum yang
194 orang, guru-guru pengampu mata belum pernah dilaksanakandi kelas
pelajaran Biologi yang mengajar di XII adalah topik pembelahan sel
kelas X, kelas XI IPA, kelas XII IPA (mitosis dan meiosis).
sebanyak 12 orang, pengelola
laboratorium (merangkap guru mata

15
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Tabel 1. Keterlaksanaan Topik Praktikum Biologi di SMANegeri se Kota


Palangka Raya.
No. Topik Praktikum % keterlaksa- Faktor
naan dari Kendala Utama
keseluruhan
sekolah
Kelas X
1 Ciri-ciri, replikasi, peran 20 Tidak ada perangkat alat untuk pengamatan
virus yang memadai (mikroskop rusak).
2 Ciri-ciri Archaeobacteria & 20 Tidak ada perangkat alat untuk pengamatan
Eubacteria yang memadai (mikroskop rusak).
3 Protista 40 Tidak ada perangkat alat untuk pengamatan
yang memadai (mikroskop rusak).
4 Fungi 40 Tidak ada perangkat alat untuk pengamatan
yang memadai (mikroskop rusak).
6 Keanekaragaman hayati dan 40 Waktu
pemanfaatan SDA
7 Ciri umum Plantae: Lumut, 60 Waktu, tidak ada gambar contoh tumbuhan
Paku, Tumbuhan biji dari berbagai divisi
8 Ciri umum filum hewan 0 Waktu, tidak ada gambar contoh hewan dari
berbagai filum.
9 Pencemaran dan pelestarian 0 Waktu
lingkungan
10 Daur ulang limbah 40 Waktu
11 Difusi dan osmosis 100 Bahan habis pakai kadang disediakan secara
swadaya oleh guru dan siswa
Kelas XI
12 Jaringan tumbuhan 40 Waktu, Tidak ada perangkat alat untuk
pengamatan yang memadai (mikroskop
rusak), tidak ada praparat jadi anatomi
tumbuhan
13 Jaringan hewan vertebrata 40 Waktu, Tidak ada perangkat alat untuk
pengamatan yang memadai (mikroskop
rusak), perangkat bedah hewan tidak
lengkap, tidak ada praparat jadi anatomi
hewan
14 Sistem gerak 60 Waktu, torso system rangka banyak yang
rusak.
15 Uji golongan darah 60 Alat dan bahan tidak ada, dana terbatas, ruang
laboratorium digunakan untuk ruang kelas
dan kegiatan lain
16 Uji makanan 60 Alat dan bahan tidak ada, dana terbatas, ruang
laboratorium digunakan untuk ruang kelas
dan kegiatan lain
17 Pernapasan hewan 0 Gambar/model sistem pernapasan hewan
tidak ada, penuntun praktikum tidak ada.
18 Pernapasan manusia 40 Gambar/model sistem pernapasan kurang
lengkap/tidak ada, penuntun praktikum tidak
ada.
19 Sistem eksresi 20 Gambar/model sistem eksresi kurang
lengkap/tidak ada, penuntun praktikum tidak
ada.

16
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Kelas XII
20 Pertumbuhan tumbuhan 100 Waktu, sehingga sebagian sekolah
melaksanakan praktikum di rumah
21 Enzim 20 Tidak ada/kurang alat dan bahan
22 Katabolisme & anabolisme 40 Tidak ada/kurang alat dan bahan
23 Pembelahan sel (mitosis & 0 Tidak ada perangkat alat untuk pengamatan
meiosis) yang memadai (mikroskop rusak). Preparat
mitosis dan meiosis tidak ada.
24 Hukum Mendel 40 Waktu, gambar pewarisan Mendel tidak ada,
alat praktikum tidak ada/kurang (kancing &
baling genetika)
25 Bioteknologi tradisional 40 Waktu, penyediaan bahan habis pakai kadang
masih swadaya guru dan siswa, tempat
praktikum (lab) kurang memadai
(kebersihannya)

Beberapa topik yang wajib kelas XI IPA, dan kelas XII IPA dapat
dipraktikumkan dan dijelaskan dalam Gambar 1.
keterlaksanaannya pada kelas X,
Keterlaksanaan (%)

100
Persentase

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ket. 1. Ciri-ciri, replikasi, peran virus; 2. Ciri-ciri Archaeobacteria & Eubacteria; 3. Protista; 4.
Fungi; 5. Keanekaragaman hayati dan pemanfaatan SDA; 6. Ciri umum Plantae: Lumut, Paku,
Tumbuhan biji; 7. Ciri umum filum hewan; 8. Ciri umum filum hewan; 9. Pencemaran dan
pelestarian lingkungan; 10. Daur ulang limbah
Gambar 1. Topik Praktikum Biologi Kelas X SMA yang Terlaksana

Topik yang paling tinggi saja topik praktikum kelas X yang


tingkat pelaksanaannya adalah topik dapat dilaksananakan di sekolah-
“Ciri-ciri Umum Plantae” yaitu sekolah tempat penelitian.
sebesar 60 % sedangkan topik yang Pelaksanaan praktikum biologi di
tidak pernah dipraktikumkan adalah kelas XI pada sekolah-sekolah tempat
topik “Ciri umum Filum Hewan” dan penelitian dapat dilihat pada Gambar
“Pencemaran dan Pelestarian 2.
lingkungan”. Rata-rata hanya 30%

17
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

100

Keterlaksanaan
80

Persentase
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ket. 1) Sel tumbuhan dan sel hewan; 2) Difusi dan osmosis; 3) Jaringan tumbuhan; 4) Jaringan
hewan vertebrata;5) Sistem gerak; 6) Uji golongan darah; 7) Uji makanan;8) Pernapasan hewan; 9)
Pernapasan manusia; 10) Sistem eksresi
Gambar 2. Topik Praktikum Biologi yang Terlaksana pada Kelas XI SMA

Topik yang paling tinggi hanya 46% saja topik praktikum kelas
tingkat pelaksanaannya adalah topik XI yang dapat dilaksananakan di
“Difusi Osmosis” yaitu sebesar 100 sekolah-sekolah tempat
% sekolah yang melaksanakannya. penelitian.Pelaksanaan praktikum
Topik yang tidak pernah biologi di kelas XII pada sekolah-
dipraktikumkan adalah topik sekolah tempat penelitian dapat
“Pernapasan Hewan”. Rata-rata dilihat pada Gambar 3.

100
Keterlaksanaan

80
Praktikum
Persentase

60
40
20
0
1 2 3 4 5 6

Ket. 1) Pertumbuhan tumbuhan; 2) Enzim; 3) Katabolisme & anabolisme; 4) Pembelahan sel


(mitosis & meiosis); 5) Hukum mendel; 6) Bioteknologi tradisional
Gambar 3. Topik Praktikum Biologi Kelas XII SMA yang terlaksana
Pada kelas XII hanya satu yang tidak pernah dipraktikumkan
topik yang seharusnya adalah topik “Pembelahan Sel
dipraktikumkan dapat terlaksana (mitosis dan meiosis)”.
100%, yaitu topik “Pertumbuhan
Tumbuhan”. Topik yang paling tinggi
tingkat pelaksanaannya adalah topik 2) Kendala Pelaksanaan
“Pertumbuhan Tumbuhan” yaitu Praktikum Biologi di SMA
sebesar 100 % sekolah yang Negeri se Kota Palangka Raya
melaksanakannya sedangkan topik

18
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

a) Pelaksanaan Praktikum praktikum setelah kegiatan selesai.


Oleh Guru Adapun rincian dari kategori
pelaksanaan praktikum oleh guru
Pelaksanaan praktikum oleh
(dalam persentase) yang diperoleh
guru dimulai dari tahap persiapan,
dari angket guru dapat dijelaskan
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan
pada Gambar 4.

100
keterlaksanaan

80
persentase

60
40
20
0
Persiapan Pelaksana Evaluasi
Praktiku an Praktiku
m Praktiku m
m
Persentase (%) 61.67 67.05 79.25

Gambar 4. Persentase persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan praktikum


biologi oleh guru

b) Sarana Prasarana Penunjang pelaksanaan praktikum biologi


Praktikum (76,9%). Secara moril, sekolah
memotivasi para guru yang
Sarana prasarana penunjang
mengampu mata pelajaran biologi
utama kegiatan praktikum biologi
khususnya untuk melaksanakan
SMA pada umumnya adalah
praktikum biologi dengan
laboratorium biologi ataupun
memanfaatkan sarana prasarana yang
laboratorium IPA. Hasil dokumentasi
telah ada, akan tetapi hal tersebut
sarana prasarana laboratorium SMAN
tidak dapat dilakukan sepenuhnya
2, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 6, dan
mengingat berbagai keterbatasan
SMAN 8 Palangka Raya
pada sarana prasarana yang ada
menunjukkan bahwa sarana prasarana
tersebut.
penunjang kegiatan praktikum di
laboratorium IPA masih belum semua
memenuhi standar minimal yang
c) Dukungan Sekolah
telah ditetapkan BSNP. Peralatan
Terhadap Kegiatan Praktikum dan
penunjang praktikum di laboratorium
Manajemen Laboratorium
yang tersedia pada umumnya masih
belum digunakan secara optimal, Pendanaan (untuk bahan
Beberapa alat praktikum juga telah sekali pakai dan bahan kimia) masih
ada yang rusak, sehingga tidak bisa dianggap kurang oleh sebagian para
digunakan lagi sebagaimana guru pengampu mata pelajaran,
mestinya. Secara umum pihak sehingga akhirnya sebagian bahan
sekolah yang diwakili oleh wakil praktikum diupayakan swadaya
kepala sekolah bidang sarana antara guru dan siswa. Pihak
prasarana secara moril mendukung manajemen sekolah sebenarnya tetap

19
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

berupaya untuk memenuhi komunikasi dengan pihak komite


kekurangan bahan dan keterbatasan sekolah.
alat dengan mencoba melakukan

Tabel 2. Gambaran umum pengelola laboratorium biologi di sekolah Tempat


Penelitian
No Lab. Kepala lab. Pelatihan Teknisi Laboran
Biologi Lab. lab.
1 SMAN 2 Ada (guru mapel) Belum penah Belum ada Belum ada
2 SMAN 3 Ada (guru mapel) Belum penah Belum ada Belum ada
3 SMAN 5 Ada (guru mapel) Belum penah Belum ada Belum ada
4 SMAN 6 Ada (guru mapel) Belum penah Belum ada Belum ada
5 SMAN 8 Belum ada Belum penah Belum ada Belum ada

Laboratorium IPA/Biologi SMAN 2 Palangka Raya saat ini juga


yang dimiliki sekolah-sekolah tempat sudah tidak memiliki laboran lagi
penelitian (kecuali SMAN 8 Palangka karena laboran yang ada telah
Raya karena masih belum memiliki berhenti. Padahal teknisi dan laboran
laboratorium IPA) tidak memiliki sangat penting untuk kelangsungan
pengelola khusus seperti kepala hidup laboratorium IPA/Biologi.
laboratorium, teknisi, dan laboran
seperti yang diamanahkan oleh Badan
Standar Nasional. Pendidikan. d) Tanggapan Siswa Terhadap
Pengelolaan laboratorium ditugaskan Pelaksanaan Pembelajaran
kepada salah satu guru mata pelajaran Biologi
biologi, dalam hal ini sebagai kepala Kecenderungan siswa
laboratorium. Lima sekolah yang menyukai saat belajar biologi adalah
menjadi tempat penelitian, hanya ketika mereka merasa dapat
SMAN 2 Palangka Raya yang pernah memahami pelajaran yang
memiliki laboran dan semua sekolah disampaikan dan ketika biologi
tidak pernah memiliki teknisi khusus diajarkan melalui serangkaian
laboratorium. Laboran SMAN 2 kegiatan tertentu misalnya praktikum.
Palangka Raya didanai oleh komite Adapun beberapa topik dalam
sekolah secara mandiri karena pelajaran biologi yang menurut siswa
laboran dirasa sangat diperlukan, sulit dapat dilihat pada Tabel 3.
belum pernah ada laboran yang
didanai Dinas Pendidikan setempat.

20
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Tabel 3. Topik pelajaran biologi yang dianggap sulit oleh siswa


No. Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 Virus dan monera Struktur dan fungsi Sel Genetika
2 Bakteri Sistem peredaran darah Metabolisme
3 Klasifikasi makhluk Difusi dan osmosis Fotosintesis
hidup
4 Invertebrata Sistem pernapasan -
5 Fungi Sistem koordinasi -
6 Kingdom animalia Sistem pencernaan -
7 Kingdom plantae Sistem reproduksi -
8 - Sistem eksresi -
9 - Sistem gerak -

IV. Pembahasan mengemukakan empat alasan


pentingnya kegiatan praktikum dalam
Pelaksanaan praktikum
pembelajaran IPA khususnya
biologi yang memanfaatkan
pembelajaran Biologi. Pertama,
lingkungan sekitar hanya dilakukan
praktikum membangkitkan motivasi
oleh sebagian guru (36%), misalkan
belajar IPA. Kedua, praktikum
dengan memanfaatkan lingkungan
mengembangkan keterampilan dasar
sekitar sungai Kahayan yang ada di
melakukan eksperimen. Ketiga,
kota Palangka Raya. Pada tahap
praktikum menjadi wahana belajar
pelaksanaan praktikum, guru juga
pendekatan ilmiah. Keempat,
berusaha membuat suasana
praktikum menunjang materi
praktikum menjadi kegiatan
pelajaran. Melalui praktikum siswa
pembelajaran biologi yang
akan mendapatkan pengalaman
menyenangkan, karena melihat siswa
langsung, dan menemukan sendiri
begitu antusias dan semangat belajar
mengenai konsep dan teori yang ada
merupakan kepuasan tersendiri bagi
khususnya pada mata pelajaran
guru yang mengajar. Kegiatan
Biologi. Hal ini sesuai dengan
praktikum juga diupayakan untuk
pernyataan (Rustaman, 2007: 37)
selalu dimulai tepat waktu meskipun
yang menyatakan “siswa memahami
agak sulit karena tidak dibantu oleh
konsep-konsep biologi dan saling
tenaga laboran khusus, akan tetapi di
keterkaitannya serta mampu
SMAN 3 Palangka Raya pengelola
menggunakan metode ilmiah dengan
laboratorium selalu berupaya
dilandasi sikap ilmiah untuk
membantu pelaksanaan praktikum
memecahkan masalah-masalah yang
mulai dari persiapan bahan hingga
dihadapi sehingga lebih menyadari
kebersihan laboratorium.
kebesaran dan kekuasaan
Woolnough & Allsop (dalam Penciptanya”. Kemampuan berpikir
Rustaman, 2007:160) siswa dalam membangun konsep-

21
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

konsep IPA menurut Rustaman belajar biologi dengan memanfaatkan


(2003) dapat dikembangkan melalui lingkungan sekitar. Bahkan ketika
kegiatan praktikum. Praktikum sangat laboratorium sekolah dirasa tidak
penting dilaksanakan agar dapat memungkinkan untuk pelaksanaan
memberikan pengalaman belajar IPA praktikum, maka kadang-kadang
secara nyata kepada siswa dan praktikum dilaksanakan di ruang
mengembangkan keterampilan dasar kelas.
bekerja di laboratorium seperti Laboratorium IPA di sekolah-
seorang scientist. sekolah tempat penelitian umumnya
Sarana prasarana penunjang masih berupa laboratorium IPA
praktikum di beberapa SMAN kota terpadu (gabungan antara
Palangka Raya secara umum masih laboratorium Biologi, Fisika, dan
belum memenuhi kriteria minimal Kimia) dan digunakan juga sebagai
dari standar laboratorium SMA yang ruang rapat, ruang penyuluhan
telah ditetapkan oleh BSNP. Kondisi bahkan ruang kelas tempat kegiatan
tersebut menyebabkan praktikum belajar mengajar sehari-hari. Hal
biologi yang seharusnya dapat tersebut dirasakan oleh guru biologi
dilaksanakan di laboratorium menjadi yang akan atau sedang melaksanakan
tidak terlaksana, misalnya karena praktikum sebagai kendala dalam
mikroskop berjamur atau rusak, pelaksanaan praktikum biologi.
pengamatan objek praktikum yang Kadang-kadang praktikum batal
memerlukan mikroskop sebagai alat dilaksanakan karena laboratorium
bantu menjadi tidak mungkin hendak dipakai oleh kegiatan lain,
dilakukan. Hampir semua sekolah atau melaksanakan praktikum dengan
yang menjadi tempat penelitian terburu-buru agar laboratorium dapat
memiliki mikroskop yang sudah tidak dipakai untuk kegiatan selanjutnya.
bisa dipakai lagi akibat berjamur Selain memiliki kewajiban
bahkan ada sparepart nya rusak atau untuk mengelola kelas, seorang guru
hilang, kecuali SMAN 8 Palangka biologi sering pula mendapatkan
Raya karena SMAN 8 Palangka Raya tanggung jawab untuk mengelola
masih belum memiliki laboratorium laboratorium dan mengelola kegiatan
IPA dengan sarana prasarananya. laboratorium (praktikum). Hal ini
Sekolah-sekolah yang masih disebabkan karena disekolah-sekolah
belum memiliki laboratorium IPA tempat penelitian belum ada teknisi
atau yang telah memiliki laboratorium. Walaupun pengelolaan
laboratorium tapi sarana prasarana laboratorium melalui kegiatan
penunjang pelaksanaan kegiatan praktikum sudah biasa dilakukan
praktikum belum lengkap, dapat ketika perkuliahan, tetapi teknis
memanfaatkan lingkungan fisik di operasional pengelolaan seringkali
sekitar sekolah sebagai sumber tidak dilatihkan (Rustaman, 20017).
belajar biologi (pada topik tertentu). Penataan dan pengelolaan
Beberapa sekolah dalam beberapa laboratorium memang membutuhkan
topik praktikum telah berusaha untuk keterampilan dan seni tersendiri yang
memberikan pengalaman belajar dapat dikembangkan setelah
yang nyata kepada siswa dalam dipahami komponen-komponennya,

22
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

faktor-faktor yang dapat pelajaran ini adalah sulit, dan hanya 1


menimbulkan bahaya di laboratorium responden yang tidak menyukai
serta upaya pencegahannya. pelajaran biologi. Kegiatan praktikum
biologi di laboratorium hanya
Laboratorium IPA/Biologi di
dilakukan kadang-kadang saja oleh
sekolah tempat penelitian dikelola
guru. Siswa mengakui bahwa ternyata
oleh salah satu guru mata pelajaran
belajar biologi melalui kegiatan
biologi sebagai kepala laboratorium.
praktikum dapat meningkatkan
Hal ini dimaksud untuk memenuhi
pemahaman mereka dan kegiatan ini
ketetapan jam mengajar minimal 24
menyenangkan bagi siswa meskipun
jam bagi guru biologi yang telah
ada siswa (29%) yang menyatakan
disertifikasi, selain memang
bahwa kadang-kadang merasa
disebabkan tidak tersedianya laboran
kesulitan dalam melaksanakan
dan teknisi khusus laboratorium IPA/
kegiatan praktikum. Padahal,
biologi. SMAN 8 Palangka Raya
praktikum merupakan bentuk
masih belum memiliki guru mata
pengajaran yang kuat untuk
pelajaran biologi yang alumni/lulusan
membelajarkan keterampilan,
S1 Pendidikan Biologi ataupun S1
pemahaman, dan sikap.
Biologi, sehingga pelajaran biologi
selama ini diampu oleh guru dengan Kesulitan siswa dalam
latar belakang pendidikan Geografi melaksanakan praktikum antara lain
dan pendidikan Kimia yang disebabkan oleh siswa merasa cukup
menyebabkan pengelolaan kesulitan bekerjasaman dalam
laboratorium IPA bila telah berdiri kelompok, ruangan laboratorium
dan dapat digunakan akan yang luas menyebabkan beberapa
dipercayakan kepada salah satu guru siswa kurang mendengar penjelasan
pengampu mata pelajaran IPA guru sementara teman-teman sekelas
tersebut. Adapun di SMAN 2, SMAN lainnya juga berperan serta membuat
3, SMAN 5, dan SMAN 6, suasana menjadi kurang tenang.
pengelolaan laboratorium telah Penyebab lain kesulitan siswa dalam
diserahkan kepada masing-masing kegiatan praktikum juga diungkapkan
guru mata pelajaran (misalnya siswa karena kurang mengerti
laboratorium biologi dikelola oleh prosedur kerja praktikum, beberapa
salah satu guru biologi, laboratorium bahan yang cukup sulit didapatkan
fisika dikelola oleh salah satu guru (seringkali guru dan siswa secara
fisika) meskipun pada kenyataannya swadaya menyediakan sendiri bahan
di sebagian sekolah tempat penelitian praktikum), kurang terampil
untuk ruangan laboratorium biologi, melakukan kerja laboratorium
kimia dan fisika masih terpadu dalam (misalnya membuat irisan preparat
satu ruangan yaitu laboratorium IPA. jaringan tumbuhan), tidak meratanya
bimbingan guru kepada tiap
Sebagian besar siswa yang
kelompok siswa yang melaksanakan
menjadi responden (63,9 %)
praktikum serta kesulitan dalam
menyatakan mereka menyukai
membuat laporan praktikum.
pelajaran biologi, hanya saja dalam
kenyataannya mereka (63,9%) Kegiatan praktikum sudah
kadang-kadang merasa mata menjadi bagian yang integral dan

23
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

merupakan komponen penting dalam siswa terhadap sesuatu yang


proses pembelajaran biologi di dikerjakannya tidak selalu mendapat
sekolah. Apalagi pada kenyataannya apresiasi guru karena sebagian guru
siswa tidak menyukai belajar biologi tidak mengembalikan laporan tesebut
hanya dengan metode ceramah saja setelah dikoreksi, sehingga siswa
atau hanya dengan membaca tidak mengetahui bagaimana hasil
modul/LKS kemudin diberikan tugas- pekerjaannya.
tugas. Siswa lebih menyukai belajar Menurut Mulyasa (2008: 25)
biologi melalui kegiatan yang kepala sekolah bertanggung jawab
melibatkan mereka secara aktif, atas menajemen pendidikan secara
misalnya melalui kegiatan makro, yang secara langsung
praktikum.Adapun alasan beberapa berkaitan dengan proses
guru tidak melakukan praktikum pembelajaran di sekolah”. Secara
adalah karena kekurangan waktu dan swadaya, pihak manajemen sekolah
kurang kemampuan dalam telah berupaya untuk memenuhi
mengaplikasikan konsep-konsep sarana prasarana penunjang kegiatan
yang sulit. Padahal, praktikum dapat praktikum dengan menggunakan
meningkatkan motivasi belajar dana bantuan komite sekolah (SMAN
biologi pada siswa. Motivasi 2, SMAN 3). Dukungan sekolah
mempengaruhi belajar siswa yang berupa dana untuk kegiatan
termotivasi untuk belajar untuk praktikum dirasakan oleh beberapa
belajar lebih mendalam. Praktikum guru pengampu mata pelajaran
memberi kesempatan kepada siswa biologi cenderung kurang (38,33%
untuk memenuhi dorongan rasa ingin dari total responden guru). Dukungan
tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
menunjang kegiatan praktikum yang praktikum selain dengan pengadaan
di dalamnya siswa menemukan sarana prasarana laboratorium biologi
pengetahuan melalui eksplorasinya dan penunjang lain, dapat dilakukan
terhadap alam. dengan mengirim pengelola
Siswa bersemangat mengikuti laboratorium ataupun guru biologi
kegiatan praktikum karena ketika untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
kegiatan praktikum berlangsung yang berkaitan dengan manajemen
mobilitas mereka dalam belajar cukup dan teknik laboratorium serta
tinggi, sedangkan ketika membuat pelatihan yang bersifat dapat
laporan hasil praktikum meningkatkan kompetensi guru mata
kecenderungan tidak semua siswa pelajaran biologi terutama dalam
yang benar-benar dapat bekerjasama kegiatan praktikum biologi.
dengan baik bersama teman
V. Kesimpulan
sekelompoknya. Laporan praktikum 1. Keterlaksanaan praktikum
yang ditugaskan guru untuk biologi pada tahun 2010/2011-
dikerjakan secara berkelompok pada 2012/2013 di SMA Negeri se
kenyataannya hanya dikerjakan oleh Kota palangka Raya rata-rata
sebagian anggota kelompok. 38% terlaksana. Praktikum
Sebagian siswa menganggap bahwa paling sering dilaksanakan pada
membuat laporan praktikum siswa kelas XI IPA (46% topik),
merupakan hal yang berat. Kepuasan

24
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

kelas XII 40 % topik dan paling kurang bersungguh-sungguh


jarang dilakukan di kelas X (30% dalam melaksanakan praktikum.;
topik) dan tidak ada buku manajemen siswa oleh guru
penuntun khusus praktikum yang kadang dirasa menjadi kendala
dibuat sendiri oleh guru maupun dalam pelaksanaan praktikum;
dari Dinas Pendidikan. tidak ada penuntun praktikum
2. Kendala dalam pelaksanaan khusus yang menjadi panduan
praktikum biologi dipengaruhi kegiatan; waktu praktikum yang
beberapa faktor yaitu: fasilitas terbatas, guru tidak memiliki
laboratorium yang tidak asisten khusus serta tidak dibantu
dimanfaatkan dengan maksimal; laboran dalam pelaksanaan
dukungan sekolah yang terbatas, praktikum menjadi salah satu
pengelolaan laboratorium lab kendala praktikum; faktor siswa
yang kurang, faktor guru yang yaitu kesulitan siswa dalam
guru kurang melakukan menguasai konsep yang
persiapan; pelaksanaan dipraktikumkan, kurang terampil
praktikum tidak dibantu oleh dalam menggunakan alat
laboran ataupun teknisi praktikum, sulit bekerjasama
laboratorium; kurangnya dalam kelompok dan kurang
pengawasan dan bimbingan dari berminat membuat laporan
guru dapat menyebabkan siswa praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Standar-standar Nasional Pendidikan.
http://bsnp-indonesia.org/id/ (diunduh tanggal 16 Januari 2013).
Baihaqi. 2005. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Sub Pokok
Bahasan Lensa dengan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum. Tesis pada
SPs. UPI, Bandung.
Basori, H. 2010. Model kegiatan laboratorium berbasis problem solving pada
pembelajaran konsep pembiasan cahaya untuk meningkatkan keterampilan
proses sains dan pemahaman konsep siswa smp. Tesis pada SPs. UPI,
Bandung.
De Porter, B, Reardon, M., dan Nourie, S. S. 2008. Quantum Teaching. PT Mizan
Pustaka, Jakarta.
Fensham, P., Gunstone, R., dan White, R.1994. The Content of Science : A
Constructivist Aproach Ti Its Teaching & Learning. The Falmer Press,
London.
Haryadi, B. 2012. Pentingnya Pelaksanaan Praktikum.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ppm_pentingnya%20praktikum
.pdf diunduh tanggal 4 November 2013
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung.

25
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Mustadji. 2009. Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran


Http://Pasca.Tp.Ac.Id/Site/Laboratorium-Perspektif-Teknologi-
Pembelajaran diunduh tanggal 2 Desember 2013
Rustaman, N. Y. 2003. Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Bandung: Jica.
Rustaman, N. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press, Malang.
----------------. 2009. Peranan Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi.
http://file.upi.edu/direktori/sps/prodi.pendidikan_ipa/195012311979032nu
ryani_rustaman/peranan_praktikum_dalam_pembelajaran_biologi.pdf
diunduh tanggal 2 Desember 2013

26

You might also like