You are on page 1of 42

2

GAYA KEPEMIMPINAN PARA SAHABAT NABI


MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN
PERADABAN UMAT

Oleh :
Kelompok 4

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


BANDUNG
2017
3

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Gaya kepemimpinan para sahabat nabi
dalam membangun peradaban umat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Bandung, Oktober 2017

Penulis
4

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 5
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 5
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. 6
1.3. TUJUAN PENELITIAN............................................................................................................. 6
1.4. METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................................................... 8
2.1. BIOGRAFI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SAHABAT NABI MUHAMMAD , SAW .... 8
2.1.1. Abu Bakar ash-Shiddiq ......................................................................................................... 8
2.1.2. Umar bin Khattab ............................................................................................................... 10
2.1.3. Utsman bin Affan ............................................................................................................... 14
2.1.4. Ali bin Abi Thalib ................................................................................................................ 18
BAB III ANALISIS ................................................................................................................................... 21
3.1. KETELADANAN PARA SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW YANG DAPAT
KITA IMPLEMENTASIKAN DI NEGARA TERCITA KITA NKRI ....................................... 21
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 24
5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Menapaki kepemimpinan di indonesia dari awal perjuangan terbentuknya negara kesatuan republik
indonesia (NKRI), negara ini sudah melewati berbagai fase diantaranya masa order lama yang
dipimpin oleh proklamator Sukarno kemudian masa pembangunan lima tahun oleh Suharto.

Serta masa reformasi yang di awali adanya pemimpin seumur jagung dan kembalinya banyak partai
peserta pemilu , dan sudah melewati masa pergantian pemimpin yang begitu cepat sampai pada SBY
dan Jokowi.

Terbukti ideologi kepemimpinan pancasila mampu tak tergoyahkan mempertahankan keutuhan


NKRI yang terbetuk dari beberapa agama , suku , dan ras.

Adapun Referendum keluarnya timor leste dari Negara Kesatuan Republik Indonesia di kala
kepemimpinan Habibi , itu adalah bagian dari perjalanan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini agar waspada terhadap campur tanga pihak luar.

Kita ingat disaat tunas awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini pada saat revolusi ,
tak sedikit berbagai paham ideologi yang dicoba serta di paksakan oleh pemimpin Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada saa itu, kita ambil contoh Ideologi NASAKOM yang menghantarkan
pemimpin besar revolusi menjadi presiden seumur hidup, itu bertolak belakang pada ideologi bangsa
serta UUD 45 yang berakibat kita mengetahui peristiwa terkejam dalam pertumpahan sesama anak
bangsa yang efeknya kita dipaksakan menonton pemutaran film pada kejadian tersebut , pada dekade
era 80an sampai 90an.

Pada saat ini tak sedikit paham – paham kepemimpinan yang coba diterapkan ketika semua kalangan
pemikir orang – orang terpelajar dan yang berkepentingan terhadap negara ini dengan berlandaskan
rakyat memiliki hak yang sama di hadapan hukum serta hak menyampaikan pendapat dan berserikat.

Paham – paham seperti apa yang mencoba merubah tatanan kepemimpinan serta ideologi pada saat
ini , dapat kita ambil contoh Imperalis , Kolonialisme atau mungkin komunisme yang mengakibatkan
negara ini mengarah pada tatanan negara sekuler.

Padahal negara ini disiapkan oleh BPUPKI yang merumuskan filsafat serta merumuskan dasar negara
di mana badan ini terdiri dari berbagai utusan seluruh nusantara serta berbagai kalangan baik ulama
, pemimpin agaman serta para negarawan.
6

Hasilnya kita ketahui yaitu PANCASILA artinya pemimpin indonesia harus seiring dengan nafas
perjuangan para perumus perancang berdirinya negara ini.

Lalu apakah pancasila bertentangan dengan syariat islam, Pancasila cukup mewakili dan sangat
bertauhid pada tuhan yang satu artinya jika seorang pemimpin negara ini sudah bertauhid maka ia
akan meneladani baginda Rosulullah Muhammad SAW selaku syahidan kepemimpinan, karena
beliaulah manusia paling demokratis.

Begitupun dengan pancasila , jika dengan mudahnya kita memaksakan paham baru berkembang
dinegara ini maka kehancuran terpecahnya satu keutuhan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
tak terelakkan lagi.

Selain Nabi Muhammad SAW , kita dapat meneladani kepemimpinan para sahabat nabi yaitu
meneladani kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang memandang jabatan sebagai amanat , oleh
sebab itu mereka memimpin dengan sungguh – sungguh berupaya dengan maksimal agar rakyat lebih
sejahtera.

Untuk itu kami akan membahas bagaimana kepemimpinan para sahabat Nabi Muhammad SAW
dalam membangun peradaban umat , dana mengambil keteladanannya untuk diimplementasikan
kepada kepemimpinan yang pancasila .

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan para sahabat nabi dalam membangun peradaban umat ?
2. Bagaimana kita dapat mengambil keteladanan dari gaya kepemimpinan para sahabat nabi yang
dapat diimplementasikan untuk mendukung kepemimpinan indonesia yang demokratis dan
pancasila serta kebinekaan indonesia ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Penelitian makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gaya kepemimpinan para sahabat nabi dalam membangun peradaban umat.
2. Mengetahui keteladanan dari gaya kepemimpinan para sahabat nabi yang dapat
diimplementasikan untuk mendukung kepemimpinan indonesia yang demokratis dan pancasila
serta kebinekaan indonesia
7

1.4. METODE PENELITIAN


Dalam penyusunan makalah ini dilakukan dengan observasi secara empiris dan studi literatur dari
buku – buku terkait topik
8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. BIOGRAFI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SAHABAT NABI MUHAMMAD , SAW


2.1.1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rosulullah SAW, Awalnya
Abu Bakar merupakan salah seorang petinggi Mekkah dari suku Quraisy. Lahir dengan nama
Abdus Syams, “Abu Bakar” adalah gelar yang diberikan masyarakat muslim kepadanya. Nama
aslinya adalah “Abdullah bin Abi Kuhafah” .

Nama Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad setelah ia masuk islam dan merupakan
salah satu dari As-Sabiqunal awwalun yaitu golongan orang-orang yang pertama kali masuk
islam. Ia diberi gela Ash-shidiq , yang berarti yang terpercaya, karena ia adalah orang yang
pertama kali mempercai atau membenarkan adanya peristiwa Isra Mi’raj. Abu Bakar RA
menjadi khalifah selama dua tahun (632 – 634 M). Begitu banyak kemajuan bagi umat islam
selama kepemimpinannya yang singkat itu, yaitu memperluas daerah kekuasaan Islam ke
Persia , sebagian Jazirah Arab hingga daerah kekuasaan Bizantium. Banyak tantangan yang
dihadapi diawal pemerintahannya. Di dalam negeri suku – suku bangsa arab tidak mau tunduk
lagi kepada Madinah sepeninggal Nabi SAW, karena mereka beranggapan bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya betal setelah Nabi SAW wafat.
Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka dianggap bisa membahayakan agama dan
kepemimpinan Islam. Abu Bakar RA memerangi mereka sehingga terjadi perang Riddah
(Perang melawan kemurtadan) dimana Khalid ibn Al-Walid ditunjuk sebagai panglimanya.

1. Sistem dan Kebijakan Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq


Abu bakar sebagai khalifah pertama dalam periode Khulafaur Rasyidin, segala
kebiajakannya akan menjadi contoh bagi generasi selanjutnya. Adapun beberapa
kebijakan yang diambil oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai berikut :

a. Penataan Birokrasi
Penataan birokrasi pada kepemimpinan Abu bakar adalah sistem sentralisasi.
Pada sistem ini , semua kewenangan eksekutif, legeslatif, dan yudikatif berada
pada satu tangan , terpusat.
Untuk melengkapi birokrasinya, Abu Bakar mengangkat beberapa sahabat untuk
mengurus berbagai bidang.
b. Strategi Kepemimpinan
9

Setelah resmi dipilih sebagai khalifah secara demokratis, Abu bakar berpidato
pertama kalinya menyampaikan kepada kaum muslimin yaitu Abu bakar
menyambutnya dengan sifat rendah hati, dan meminta kepada para sahabat agar
membantu dan mendukung kepemimpinannya jika ia berlaku baik,
mengedepankan kejujuran dan amanah, dan juga prinsip abu bakar bahwa orang
yang lemah baginya adalah orang kuat , sehingga ia dapat mengembalikan hak
untuknya. Abu Bakar menegaskan bahwa jabatan itu bukanlah sebuah
keuntungan. Jabatan merupakan tanggung jawab yang harus ditunaikan secara
amanah. Dalam kepemimpinannya , Abu Bakar menghendaki agar rakyat turut
berperan aktif dalam pemerintahan. Rakyat harus mengawasi dan mengawal
jalannya pemerintahan , bukan sekedar pengikut kebijakan pemerintah.
c. Melanjutkan Misi pasukan yang dipimpin Usamah
d. Memerangi Nabi palsu, Kaum Murtad, dan kelompok yang tidak mau membayar
zakat.
Awal kepemimpinan Abu Bakar menggantikan Rosulullah , bukan masa – masa
yang mudah untuk dilalui . Selain kacaunya kondisi psikologis, setelah wafatnya
rosulullah juga banyak terjadi pembangkangan umat islam dari berbagai daerah.
Mulai dari munculnya nabi – nabi palsu yang sebagian sudah ada sejak
Rosulullah masih hidup, disusul beberapa daerah yang murtad, hingga sebagian
umat yang masih mau melaksanakan sholat, tetapi enggan membayar zakat.
Semua persoalan tersebut menjadi tugas berat Abu Bakar yang harus
diselesaikan.
e. Pelantikan 11 Kepala Batalion
Pelantikan 11 Kepala Batalion dilakukan untuk mengatasi persoalan yang ada.
f. Ekspansi Wilayah
Ekspansi wilayah diantaranya penakhlukan di Irak , Syam,
g. Mendirikan Baitul Mal
Baitul Mal yang didirikan oleh Abu bakar adalah suatu lembaga yag mengelola
harta, infak dan sedekah yang diperoleh dari kaum muslimin yang kemudian
dikelola dan salurkan untuk kepentingan masyarakat.
h. Membukukan Al-qur’an dalam satu Mushaf
i. Gaji Abu Bakar sebagai khalifah
Total gaji abu bakar adalah 2500 dirham pertahun.
10

2. Keteladanan Abu Bakar Ash-Shiddiq


a. Sebelum menjadi khalifah : Pembelaan terhadap Rosulullah , Pengorbannanya
untuk misi dakwah, Kehormatannya terjaga sejak zaman jahiliyah , tidak suka
dipuji, Infak Abu Bakar , beberapa sahabat yang masuk islam karena Abu Bakar
Ash – Siddiq, Memerdekakan Budak .
b. Sesudah menjadi khalifah : Tidak berambisi pada jabatan, Khalifah yang rendah
hati, Zuhudnya Abu Bakar , Merawat wanita yahudi tua, Nasihat – nasihat kepada
umar , Nasihat tentang alam kubur , Nasihat tentang tipu daya iblis, Nasihat
tentang bahaya orang kikir , Nasihat tentang sifat – sifat yang menjadi perhiasan,
Nasihat tentang kelompok manusia dan karakteristiknya, Nasihat tentang 10
Anugerah bagi manusia , Nasihat untuk salman.

3. Keistimewaan Abu Bakar Ash – Shiddiq


a. Mendapat pujian dari Rosulullah SAW
b. Merupakan sahabat nabi yang memiliki kualitas ibadah dengan semangat tinggi
c. Memiliki tingkat ketakwaaan yang tinggi
d. Banyak peristiwa yang menunjukkan betapa tinginya ilmu dan kecerdasan Abu
Bakar
e. Beberapa Ayat Al-Qur’an mengenai Abu Bakar
f. Ahli dalam menafsir mimpi
g. Kedudukannya disisi Rosulullah adalah sebagai sahabat yang terpercaya dan di
kagumi oleh Rosul.
h. Orang yang paling dicintai oleh Rosulullah SAW
i. Beliau dan keluarganya mendapatkan keberkahan
j. Mendapat Salam dari Allah
k. Dijamin masuk surga
2.1.2. Umar bin Khattab
Umar dilahirkan di Makkah kira-kira empat tahun sebelum perang Fijar dan dia telah tumbuh
dengan sehat. Sedangkan Ibnu al-Atsir dalam Usul al-Ghabah meriwayatkan bahwa Umar
dilahirkan tiga belas tahun sesudah kelahiran Rasulullah SAW. Umar adalah figur kefasihan
dalam berbicara dan dalam balaghah, juga merupakan figur ketegasan dalam menyatakan dan
membela hak. Semasa kecil dia suka menggembala kambing milik ayahnya, kemudian aktif
berdagang ke Syam. Dia adalah seorang yang berasal dari keluarga dimana kemuliaan pada
zaman jahiliah bermuara kepada mereka, disamping sebagai duta besar pada masa itu. Umar
11

bin Khattab memeluk agama Islam pada tahun kelima dari kenabian . sebelum menjadi
muslim, beliau termasuk pemimpin Quraiys yang sangat gigih menentang Islam. Oleh karena
itu dengan masuknya beliau kedalam agama Islam sangat berpengaruh terhadap kaum Quraiys.
Apalagi Umar adalah salah seorang yang disegani di kalangan kaum Quraiys.
Setelah Islam, Umar menjadi salah seorag sahabat Nabi Muhammad SAW. yang terdekat. ia
digelari oleh Nabi Muammad SAW. dengan al-Faruq, artinya pembeda/pemisah. Maksudnya
,Allah telah memisahkan dalam dirinya antara yang hak dan yan bathil. Hanya Umar yang
begitu berani mengemukakan pikiran-pikiran dan pendapatnya di hadapan NAbi SAW. Umar
juga dicatat sebagai orang yan pertama kali digelari Amir al-Mu’minin-pemimpin orang
beriman. Diantara kelebihan Umar bin Khattab ialah beliau memiliki sifat yang tegas yang ia
warisi dari bapaknya, selain itu beliau adalah seorang pemimpin yang shaleh, adil, jujur
dan sederhana serta selalu mendahulukan kepentingan dan kemaslahatan orang banyak.
Sebelum Abu Bakar meninggal, ditunjuklah Umar bin Khattab sebagai penggantinya.
Menurutnya hanya Umar bin Khattablah yang mampu untuk meneruskan tugas kepemimpinan
umat Islam yang waktu itu berada pada saat-saat yang paling menentukan dalam sejarahnya
yang akan mempengaruhi keberadaan Islam dan umatnya yang masih muda usianya,
khususnya dengan banyaknya penaklukan-penaklukan umat Islam. Sebelum Abu Bakar
memutuskan untuk menetapkan Umar bin Khattab sebagai penggantinya, terlebih
dahulu beliau berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat yang datang menjenguknya .
Melihat kondisi umat Islam waktu itu, penunjukan Abu Bakar terhadap Umar sebagai
penggantinya merupakan pilihan yang sangat tepat.
1. Sistem dan Kebijakan Kepemimpinan Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab
Bertolak belakang dengan perangainya yang keras, Umar ibn Al-Khaththab justru
menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana. Selama memegang tampuk kekhalifahan ,
umar jauh dari istilah otoriter. Semua kebijakan yang diambilnya selalu berdasarkan Al-
Qur’an dan hadis. Selain itu tradisi musyawarah juga menjadi hal yang niscaya dalam
menyelesaikan setiap persoalan. Secara politik, sistem kepemimpinan Umar telah
memisahkan lembaga yudikatif, eksekutif, dan legeslatif. Adapun kerbehasilan yang
telah diraih oleh Khalifah Umar ibn Al-Khaththab sebagai berikut :
a. Penataan Administrasi
Pada masa kepemimpinanya, umar tidak hanya melanjutkan kebijakan yang telah
ada pada masa Abu Bakar, tetapi juga banyak melakukan trobosan baru dalam
berbagai hal. Ia tidak hanya melakukan ekspansi keluar semenanjung Arabia,
12

tetapi juga mengadakan pembaharuan administrasi pemerintahan. Dengan


demikian , tidak heran jika Umar dianggap sebagai peletak dasar kedaulatan
Islam. Dalam menjalankan roda kepemimpinanya , umar tidak tutup mata dari
kemajuan negara – negara luar. Ia banyak mengadaptasi kebijakan dari negara
maju untuk diterapkan dinegaranya. Misalnya, dalam hal pengaturan administrasi
, umar mencontoh administrasi yang sudah berkembang di persia. Ia membentuk
majelis permusyawaratan , anggota dewan dan memisahkan lembaga pengadilan.
Selain itu , Umar juga membagi wilayah kekuasaan menjadi delapan propinsi.
Sesuatu yang belum perna dilakukan pemerintahan sebelumnya.
Masing – masing pejabat dalam setipa provinsi memiliki wewenang dan
kewajibannya sendiri, sesuai dengan bidangnya. Pejabat tertinggi yang
memimpin suatu provonsi adalah gubernur. Untuk menghindari terjadinya
praktik korupsi Umar mendata seluruh kekayaan pejabat yang akan dilantik
b. Membuat gudang Logistik
Khalifah umar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, terutama dalam
hal makanan pokok. Oleh karena itu , pada kekhalifahannya, umar mendirikan
gudang logistik untuk menyimpan persediaan makanan. Hal ini bertujuan untuk
membantu orang yang membutukan, selain untuk menjamu tamu.
Di samping itu , umar membangun pos – pos persediaan air disepanjang jalan dari
madinah ke mekah.
c. Penanggalan Hijriah
Penanggalan hijriah di buat berdasarkan hjrahnya rosul , yang bermula dari bulan
muharam.
d. Melakukan Ijtihad
Khalifah Umar melakukan ijtihad untuk menentukan sesuatu yang belum ada
dasar hukumnya, atau belum pernah ada pada masa Nabi dan sesudahnya. Ijtihad
yang dilakukakn Umar meliputi berbagai masalah kehidupan, baik dalam bidang
ibada maupun masalah kemasyarakatan.
e. Pengusiran Yahudi
Khalifah umar melakukan pengusiran terhadap yahudi berdasarkan sabda nabi.
f. Shalat Tarawih Berjamaah
Khalifah umar mengumpulkan kaum muslimin unuk Tarawih berjamaah, agar
tidak saling berpencar dalam melaksanakan ibadah.
13

g. Expansi Wilayah
Khalifah Umar melakukan ekspansi besar – besaran dari Damaskus , syirian,
mesir, Irak. Pada dasarnya , perluasan wilayah islam ini bertujuan untuk
melindungi kaum muslimin dari gangguan musuh – musuh islam. Meskipun
upaya ini menjadi sarana mengenalkan islam sebagai ajaran yang menyelamatkan
manusia dari kerusakan.
h. Penakhlulkan yerusalem tanpa kekerasan
Dalam penakhukkan yerusalem umar membuat perjanjian dengan pemimpin
kristen yang menjamin keaamanan diri, harta benda , gereja – gereja dan semua
dari aliran agama . tidak akan mengganggu gereja mereka dan tidak memaksakan
untuk berpindah agama.
Perjanjian ini dibuat dengan mempertimbangkan bahwa yerusalem adalah kota
yang sama sucinya bagi umat islam, kristen, dan yahudi.
2. Keteladanan Umar Ibn- Khaththab
a. Sebelum menjadi khalifah : Pembelaan Umar terhadap Rosulullah , Peran umar
dalam mis dakwah , Kecintaan umar kepada Rosulullah , seorang pemberani,
infak umar ibn khaththab , ihklas dan zuhud Umar .
b. Sesudah Menjadi khalifah : Rendah hati dan takut kepada Allah SWT , Tidak
berani mengambil harta dari baitul mal melebihi haknya , tidak menggunakan
lampu untuk keluarga , menerima kritikan dari rakyat, laku hidup yang sederhana
, sangat perhatian kepada rakyat miskin, pemimpin yang adil termasuk kepada
anaknya sendiri, menggali parit sendiri , khutbah dan pidato Umar , Kata – kata
mutiara dan Nasihat Umar
3. Keistimewaan Umar Ibn Khaththab
a. Pujian Rasulullah dan para sahabat terhadap umar ibn khaththab
b. Kecintaan Umar ibn Al-Khaththab kepada Rasulullah
c. Kepeloporan Umar ibn Al-Khaththab : khalifah pertama yang dipanggil amirul
mu’minin , orang pertama yang menulis penanggalan hijriah , orang pertama yang
mengumpulkan shalat tarawih pada satu imam, orang pertama yang
mengumpulkan orang dalam sholat jenazah dengan empat kali takbir, orang
pertama yang melakukakn ronda malam, orang pertama menjatihkan hukuman
atas perbuatan fitnah, orang pertama yang menjatihkan hukuman 80 kali cambuk
atas peminum khamar , orang pertama yang melarang penjualan budak
14

perempuan yang dinikahi dan telah melahirkan anak, orang pertama yang
membuat buku administrasi dan menetapkan bagian dari harta karun rampasan,
orang pertama yang mengangkut makanan dari mesir ke madinah menggunakan
kapal,Orang pertama yang menetapkan wakaf tanah dan menyedekahkan
hasilnya, orang pertama yang menggunakan cambuk, orang pertama yang
membangun wilayah, orang pertama yang mendirikan pengadilan disemua
wilayah, orang pertama yang menetapkan pajak atas tanah, orang pertama yang
memperluas masjid nabawi.
d. Ketegasan Umar ibn Al-Khaththab dalam membela kebenaran
e. Zuhud dan kekhusyukan Umar ibn Al-Khaththab
f. Keilmuan Umar ibn Al-Khaththab
g. Ijtihad Umar ibn Al-Khaththab dimasa Rasulullah
h. Pendapat – penedapat Umar ibn Al-Khaththab yang sesuai dengan Al-Qur’an
i. Kedudukan Umar ibn Al-Khaththab disisi rasulullah dan para sahabat yaitu
sahabat yang keislamannnya sangat diharapkan
j. Setan takut kepada Umar ibn Al-Khaththab
k. Dijamin masuk surga
2.1.3. Utsman bin Affan
Utsman bin Affan berasal dari keturunan Bani Umayyah salah satu suku Quraisy yang
banyak mewarnai sejarag perjalanan bangsa Arab di samping Bani Hasyim, baik sebelum
kedatangan Islam maupun sesudah Rasulullah SAW diutus. Dalam syariah Islam, Utsman
bin Affan dipilih sebagai Khalifah ke tiga menggantikan Umar bin Khattab melalui sidang
musyawarah formatur yang telah di bentuk dan ditetapkan anggotanya oleh khalifah Umar
bin Khattab sebelum wafat.
1. Sistem dan Kebijakan Kepemimpinan Khalifah Utsman ibn Affan
Selama memegang jabatan khalifah , Utsman ibn Affan tidak bertindak otoriter. Setiap
keputusannya selalu di dasarkan pada Al – Qur’an dan hadis, serta musyawarah mufakat
dengan para sahabat. Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, ia mengatur 3 prinsip
yaitu meneruskan kebijakan khalifah sebelumnya, memulai program – program baru,
dan mempertahankan apa pun yang menjadi hak rakyat. Berikut beberapa kebijakan dan
langkah – langkah yang diambil Utsman ibn Affan dalam menjalankan tugasnya sebagai
khalifah :
a. Strategi kepemimpinan Utsman ibn Affan
15

Tugas kekhalifahan yang diamanahkan kepada Utsman ibn Affan merupakan


tanggung jawab besar. Sementara itu , dia memahami betapa sulit dan beratnya
jalan yang ditempuh oleh dua khalifah sebelumnya. Dia juga menyadari bahwa
wilayah islam semakin luas dan memiliki banyak kekayaan, maka setiap keluarga
mendapat jatah tertentu dari baitul mal. Di samping itu, penaklukkan islam telah
mencakup berbagai tingkatan manusia yang kadar keimanan dan penerimaannya
terhadap islam tentu berbeda – beda .
Gambaran seperti tampak jelas diawal kepempimpinan Utsman ibn Affan. Oleh
karena itu, sangat khawatir umat islam akan terlena dengan berbagai kenikmatan
yang telah berhasil diraih. Ia khawatir umat islam hanya akan berlomba – lomba
mengejar kenikmatan dunia, sebagaimana telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an
dan sunnah Rasul.
Oleh karena itu ketika kutbah pertama menjadi khaliah Utsman ibn Affan
menjelaskan kepada kaum muslimin , program – program yang akan dia
laksanakan dan beberapa strategi kepemimpinannya. Berikut beberapa rencana
pelaksanaan kepemimpinan Utsman ibn Affan :
1) Meneruskan program khalifah pendahulu, yaitu menjalankan segala
rencana yang telah dimulai dan disepakati.
2) Memulai rencana yang baik dan belum dimulai
3) Menahan dari sesuatu yang tidak berhak untuk didapat.
Selanjutnya Utsman ibn Affan mengirim surat kepada seluruh gubernur wilayah.
Surat tersebut berisi perintah agar mereka bersikap sebagai pengayom masyarakat
, bukan penarik pajak, menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh rakyat, dan
menebar kasih sayang kepada mereka . Dia juga menulis surat kepada para
komandan pasukan di medan pertempuran agar mereka melaksanakan wasiat
khalifah sebelumnya.
Selain itu, Utsman ibn Affan memerintahkan para pegawai pajak agar meraka
menarik pajak yang benar dan bersikap amanah, serta tidak berbuat zalim.
Utsman ibn Affan juga menyampaikan surat untuk penduduk disetiap wilayah
agar mereka tidak meninggalkan kewajiban amar ma’ruf dan nahi mungkar ,
memanfaatkan musim haji setiap tahun, agar orang – orang yang terzalimi dapat
menyampaikan kasusnya kepada khalifah.
b. Administrasi
16

Khalifah Utsman ibn Affan mempercayakan pelaksanaan administrasi daerah


kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau propinsi. Khalifah Utsman
ibn Affan membagi wilayan madinah menjadi 10 propinsi . Gubernur atau amir
adalah pembantu khalifah di daerah yang bertanggung jawab kepada khalifah dan
bertugas melaksanakan tugas administrasi . Khalifah berwenang untuk
mengangkat dan memberhentikan amir. Disamping sebagai kepala di daerah ,
kedudukan amir juga sebagai pemimpin agama, pemimpin ekspedisi militer,
berhak menetapkan undang – undang dan memutuskan perkara, yang dibantu
katib , pejabat kepolisian, pejabat keuangan dan pejabat pajak.
c. Membentuk majelis syura
Majelis ini dibentuk untuk memecahkan persoalan – persoalan kaum muslimin,
pengiriman pasukan, penaklukan wilayah, pengelolaan negara , serta urusan
kekhalifahan. Adanya majelis ini mencerminkan adanya pendelegasian
kekuasanan dari khalifah untuk mencetuskan berbagai peratura dan kebijakan .
majelis ini dapat dikatakan sebagai lembaga legeslatif.
d. Memperluas Masjid Nabawi dan Masjid Al-haram
e. Perluasan wilayah islam
Pada kepemimpinan khalifah Utsman ibn Affan kekuatan islam memiliki armada
laut. Untuk perluasan wilayah beliau melakukan : Ekspansi militer ke daerah
timur , Ekspansi militer ke syam dan maghrib
f. Pembentukan armada laut islam pertama
g. Pembangunan sarana – sarana umum
h. Kodifikasi Al-Qur’an Mushaf Utsmani
2. Kondisi Masyarakat pada Masa Pemerintahan Khalifah Utsman ibn Affan
Pada masa kepemimpinannya, umat islam mengalami hidup serba nikmat, bahkan
cenderung mewah, hinga batas yang tidak diajarkan oleh islam. Berbagai hadiah terus
mengalir , rezeki berlimpah , perasaan aman menyelimuti , ukhuwah terjalin erat,
kebaikan bertebaran, tidak ada seorang mukmin pun yang takut terhadap mukmin yang
lain. Siapa saja yang ditemui dimuka bumi , ia adalah saudara.

3. Tuduhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan


Pada masa khalifah Utsman ibn Affan banyak terjadi malapetaka yang berasal dari
manusia zalim dan rusak yang direncanakan oleh tangan – tangan jahat dan pendengki
lalu direalisasikan oleh orang – orang rendahan dan para penipu. Khalifah Utsman ibn
17

Affan mendapat beberapa tuduhan diantaranya : Memuul sahabat – sahabat senior ,


Mengusir Abu Dzar , Mengembalika Al-Hakam yang telah diusir Rosul, menetapkan
ladang yang dilindungi , penggelapan uang negara dan nepotisme, melakukan hal – hal
baru (bid’ah), pernah absen lari dari peperangan dan absen absen dalam baiat Ar-
Ridhwan , Isu Nepotisme dalam jabatan

4. Terjadinya Gelombang Fitnah dan Pemberontakan


Utsman ibn Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun. Selama
kepemimpinannya ia adalah sosok yang dicintai oleh bangsa Quraisy dari pada umar.
Hal ini karena kepemimpinan Umar lebeih cendering keras terhadap mereka.
Sebaliknya, Utsman ibn Affan memimpin mereka dengan pendekatan yang lemah
lembut , dan menyambung tali persaudaraan dengan mereka . Namun pada paruh waktu
kedua kepemimpinanya terjadi pemberontakan dari beberapa wilayah , hal tersebut
terjadi akibat kelenturan dalam memimpin, juga karena tindakannya mengangkat
beberapa kerabat dekat sebagai pejabat pemerintahan. Ia juga memberikan harta kepeda
kerabat – kerabatnya dan menganggap sebagai bentuk silaturahim yang diperintahkan
oleh Allah. Tidak hanya itu Utsman ibn Affan mengambil harta dan meminjam dari
baitul mal , menurutnya Abu Bakar dan Umar meninggalkan hak mereka di baitul mal,
dan ia mengambilkannya untuk dibagikan kepada kerabat – kerabatnya. Kibajakan –
kebijakan tersebut yang dikecam oleh masyarakat.
Dan juga khalifah Utsman ibn Affan melakukan restrukturi organisasi dengan
melakukan penggantian gubernur yang dipandang tindakan beliau terkesan nepotisme
sehingga mengundang protes dari masa pendukung gubernur yang dipecat.
Selain itu ada pernyataan bahwa Rasulullah telah memberikan wasiat kepada Ali bin
Abi Thalib. Karena Muhammad adalah nabi terakhir , sedangkan Ali merupakan
penerima wasiat yang terakhir dengan demikan Ali berhak untuk menjabat sebagai
khalifah dari pada Utsman ibn Affan. Itu artinya Utsman ibn Affan telah merampas hak
Ali.
Bermula dari asumsi – asumsi tersebut, orang – orang mulai mengingkar kepemimpinan
Utsman ibn Affan dan akhirnya berujung pada pemberontakan dan propaganda –
propanda untuk menjatuhkan khalifah Utsman ibn Affan .
18

5. Keteladanan Utsman Ibn Affan


a. Sebelum Menjadi Khalifah : Keteguhan Utsman ibn Affan dalam beragama ,
Kedermawanan Utsman ibn Affan , Keteladanan infak Utsman ibn Affan,
Memerdekakan Budak,.
b. Sesudah Menjadi Khalifah : Khalifah yang rendah hati , Khalifah yang hidup
sederhana , pemimpin yang penyayang dan perhatian terhadap rakyat, pemimpin
yang kestria bukan pengecut, khutbah Utsman ibn Affan, kata – kata mutiara dan
nasihat Utsman ibn Affan

6. Keistimewaan Utsman Ibn Affan


a. Pujian Rasulullah terhadap Utsman ibn Affan
b. Ibadah dan ketakwaan Utsman ibn Affan
c. Kemuliaan akhlak Utsman ibn Affan
d. Kepoloporan Utsman ibn Affan
e. Malaikat malu kepada Utsman ibn Affan
f. Kedudukan Utsman ibn Affan di sisi Rosul , rosul sangat menyayangi Utsman
ibn Affan sehingga ia dinikahkan dengan putri Rosulullah.
g. Utsman ibn Affan dalam ayat – ayat Al – Qur’an
h. Dijamin Masuk Surga
2.1.4. Ali bin Abi Thalib
Ali bin ‘Abi Thalib adalah menantu Rasulillah yang mendapat nama kehormatan (kuniyyah)
Abu Turab (Bapaknya tanah) dari Rasulullah.
Abu Turab adalah panggilan yang paling disenangi oleh ‘Ali karena nama kehormatan ini
kenang-kenangan berharga dari Nabi yang mulia. Pada masa perang Khaibar bulan Shafar
tahun tujuh Hijriyah dia telah menjadi tokoh utama bagi umat Islam pada umumnya.
1. Sistem dan Kebijakan Kepemimpinan Khalifah Ali ibn Abi Thalib
Khalifah Ali ibn Abi Thalibbmenjalankan sistem kepemimpinannya , meneruskan
kebijakan khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun manajemennya.
Ketika mengangkat gubernur, khalifah mendelegasikan sikap wewenang dan kekuasaan
kepada gubernur tersebut atas wilayah yang dipimpinnya. Seorang gubernur memiliki
kewenangan penuh untuk mengelola wilayah kekuasaannya, namun khalifah tetap
melakukan pengawaan terhadap kinerjanya.
Ali ibn Abi Thalib senantiasa memotivasi para pegawainya agar berpola sederhana,
hemat dan zuhud, selalu memerhatikan dan memberikan kasih sayang terhadap
19

rakyatnya. Selain itu , Ali ibn Abi Thalib sangat konsisten terhadap kepentingan
masyarakat secara umum.
a. Strategi Kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib
Tidak lama setelah dibaiat, Ali ibn Abi Thalib segera mengambil langkah –
langkah politik yang menjadi wewenangnya sebagai khalifah. Berikut langkah –
langkah yang diambilnya mula – mula .
1) Memecat para pejabat yang diangkat Utsman , termasuk diantaranya
gubernur dan menunjuk penggantinya
2) Mengambil tanah yang telah dibagikan Utsman kepada keluarga dan kaum
tanpa alasan yang benar
3) Memberikan tunjangan kepada kaum muslimin yang diambil dari baitul
mal, seperti yang pernah dilakukan kepada Abu Bakar. Pemberian
dilakukan secara merata tanpa membedakan sahabat yang lebih dahulu
masuk islam maupuan yang masuk belakangan
4) Mengatur tata laksana kepemimpinan untuk mengembalikan kepentingan
umat
5) Meninggalkan madinah dan menjadikan kufah sebagai pusat .
Hal itu dilakukannya untuk mengatasi perlawanan Bani Umayyah yang ketika itu
mulai membangkang dan tidak mau membaiatnya.
b. Instruski Ali ibn Abi Thalib kepada gubernur
Khalifah Ali ibn Abi Thalib memerintahkan para gubernurnya agar meraka
berlaku baik terhadap rakyat. Dan mengajurkan gubernur untuk tidak
membangun kedekatan dengan orang – orang yang berperangai buruk karena
mereka akan memalingkan dari keuatamaan dan menakut – nakuti dengan
kemiskinan . dana dia juga melarang untuk mengikutsertakan orang penakut
karena akan dapat melemahkan dalam berbagai urusan , serta orang yang tamak
karena akan menyebabkan kelaliman.
c. Hubugngan Ali ibn Abi Thalib dengan Rakyat
Seorang khalifah tentunya meikul tanggung jwab yang sangat berat. Namun , hal
itu tidak membuat mengabaikan urusan rakyat sehingga mentelantarkan meraka.
Ali senantiasa memantau kondisi rakyatnya dan berupaya menyelesaikan
berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat.
d. Ekpansi Wilayah
20

Para sejarawan tidak mencatat penaklukan wilayah baru pada masa pemerintahan
Khalifah Ali ibn Abi Thalib . Hal ini karena banyak masalah berat dan situasi
dalam negeri tidak kondusif. Pecah perang antara kaum muslimin, sehingga
khalifah sibuk mengurus masalah – masalah dalam negeri dan memadamkan
apifitnah yang marak pasca terbunuhnya khalifah utsman. Akibatnya
terhambatnya jihad dan perluasan wilayah islam .
2. Peristiwa Penting pada masa khalifah Ali ibn Abi Thalib
a. Perang Jamal
b. Perang Shiffin
c. Perang Nahrawan

3. Keteladanan Ali Ibn Abi Thalib


a. Sebelum Menjadi Khalifah : Pembelaan Ali ibn Abi Thalib terhadap Rasulullah ,
Pengorbanan Ali ibn Abi Thalib untuk misi dakwah ,seorang kesatria , seorang
pemberani, kedermawanan Ali ibn Abi Thalib, banyak sahabat yang masuk islam
karean Ali ibn Abi Thalib.
b. Sesudah Menjadi Khalifah : Tidak ambisius pada jabatan , khalifah yang zuhud
dan sederhana , menegakkan keadilan, khutbah Ali ibn Abi Thalib , kata – kata
mutiara dan nasihat Ali ibn Abi Thalib
4. Keistimewaan Ali ibn Abi Thalib
a. Pujian Rasulullah terhadap Ali ibn Abi Thalib
b. Ibadah Ali ibn Abi Thalib
c. Kecerdasan Ali ibn Abi Thalib : sangat paham tentang turunnya Al-Qur’an,
meelakukan eksperimen kimiawi , jika tidak ada ali niscaya umar binasa .
d. Keilmuan Ali ibn Abi Thalib
e. Menjadi qadhi(hakim) berkat doa Rosulullah
f. Kedudukan Ali ibn Abi Thalib disisi Rasulullah yaitu memiliki posisi sangat
dekat dengan Rasulullah.
g. Orang yang dicintai Allah dan Rosulullah
h. Dijamin Masuk surga
21

BAB III ANALISIS

3.1. KETELADANAN PARA SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW YANG DAPAT KITA
IMPLEMENTASIKAN DI NEGARA TERCITA KITA NKRI
Pemimpin yang saleh adalah pemimpin yang tidak menjadikan dunia fana ini sebagai orentasi
hidupnya. Hanya Allah dan kehidupan abadi pascadunia ini yang terus menjadi obsesi dan
harapannya. Kalaupun mengerjakan agenda – agenda keduniaan, maka orentasinya tetap semata –
mata Allah dan kehidupan pascadunia.
Inilah yang dicontohkan oleh para pemimpin teladan , mulai dari Rosulullah , Khulafaur Rasydin.
Jika sang teladan tak lagi diteladani , itulah rusaknya kehidupan kita. Bagi yang memimpin maupun
yang dipimpin, harus menjadikan dan mengembalikan Rasulullah dan Khulafaur Rasydin sebagai
teladan sejati, untuk kita ikuti sungguh – sungguh keteladannanya. Sebenarnya bukan karena kita
miskin keteladanan namun miskin kesadaran meneladani.
Ada beberapa keteladanan dari para sahabat nabi yang dapat memberikan kontribusi terhadap
terbentuknya pribadi – pribadi pemimpin yang shaleh :
1. Dari Khalifah Abu Bakar kita dapat mengambil :
a. Sebagai seorang pemimin kita harus memiliki sikap rendah hati , setia , menyayangi
masyarakat , menolong dan dermawan terhadap masyarakat.
b. Berjiwa tenang dalam mengahadapi apapun
c. Sebagai pemimpin jadikanlah musyawarah sebagai alat untuk memutuskan persoalan
2. Dari khalifah Umar kita dapat mengambil :
a. Sebagai pemimpin berprinsiplah bahwa pemimpin adalah pelayan masyarakat
b. Keluarga seorang pemimpin merupakan penopang kepemimpinan , jadi dukungan
keluarga sangat penting untuk menjaga seorang pemimpin untuk dapat berlaku adil .
c. Keluarga seorang pemimpin adalah contoh untuk masyarakat yang dipimpinya , maka
sewajarnya sebagai keluarga seorang pemimpin harus menjaga segala tindakan atau
perilaku yang tidak baik.
d. Pemimpin dan kelurganya harus dapat mementingkan terlibih dahulu kepentingan
masyarakat dibanding dengan kebutuhan pribadinya.
e. Pemimpin seharunya tidak memanfaatkan posisi untuk kepentingan pribadi walupun
segenting apapun
f. Pemimpin seharunya memastikan seluruh masyarakat yang dipimpinnya dalam keadaan
baik.
g. Sebagai pemimpin harus memiliki sikap ksatria , berani , adil dan sederhana.
22

3. Dari Khalifah Ustman dapat diambil :


a. Sebagai seorang pemimpin harus memiliki visi yang kuat .
b. Pemimpin harus mendorong kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan
musyawarah dalam setiap membuat keputusan , aturan atau hukum yang dibuat.
c. Seorang pemimpin harus memiliki komunikasi yang baik dengan rakyatnya serta dapat
mengispirasi rakyatnya untuk berlaku baik.
d. Sebagai pemimpin seharunya tidak mengangkat kelurganya untuk menjadi seorang
pejabat kecuali memiliki kompetensi yang sesuai
e. Sebagai pemimpin seharunya mencontohkan kesederhanaan , karena segala bentuk
kemewahan lama – kelamaan akan membuat kita terlena sehingga kadang menyebabkan
banyak konflik.
f. Sebagai pemimpin haruslah mengawasi segala tindakan dari orang – orang yang telah
diberikan wewenang untuk mengelola wilayahnya dan memberikan arahan serta
memberikan batasan sehingga tidak membuat mereka menjadi raja – raja kecil dibawah
seorang pemimpin
4. Dari Khalifah Ali ibn Abi Thalib dapat kita ambil :
a. Seorang pemimpin haruslah selalu memantau kondisi rakyatnya dan berupaya dengan
cepat menyelesaikan masalah.
b. Seorang pemimpin harus mengatur pemerintahan untuk kembali pada kepentingan
rakyat.
23

BAB IV KESIMPULAN

1. Dari keseluruhan kepemimpinan Khulafaur Rasydin terlihat bahwa dalam penunjukkan seorang
pemimpin , didapatkan dari hasil musyawarah dan mufakat.
2. Setiap pemimpin dipilih berdasarkan pertimbangan dari prestasi , visi dan manajemennya bukan
hanya dari popularitas atau kerabat dari pemimpin sebelumnya.
3. Setiap pemimpin memiliki nilai – nilai yang kuat dan standard etika yang tinggi
4. Mereka memimpin dengan memberikan contoh serta bertindak dengan penuh integritas dan
profesional
5. Mereka adalah komunikator yang baik dan pendengar yang luar biasa
6. Mereka fleksible dibawah tekanan dan dapat menjaga emosi.
24

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Munib El-basyiry , Meneladani kepemimpinan Khalifah , 2017


https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/03/25/18763/pemimpin-dipilih-bukan-
karena-popularitasnya.html
https://muslim.or.id/25592-teladan-kepemimpinan-ali-bin-abi-thalib.html
https://muslim.or.id/25530-teladan-kepemimpinan-utsman-bin-affan-radhiallahuanhu.html
http://persisalamin.com/artikel/keteladanan-usman-bin-affan/
https://umihalimah.wordpress.com/2011/09/05/keteladanan-abu-bakar-dan-umar-bin-khattab/
http://www.kumpulanmakalah.com/2015/10/masa-pemerintahan-abu-bakar-as-shiddiq.html
https://www.kompasiana.com/indiraabidin/contoh-keteladanan-umar-bin-
khatab_58ac51e3cc9273bf0cc87790
https://saripedia.wordpress.com/tag/keteladanan-umar-bin-abdul-aziz/
25

LAMPIRAN SLIDE PRESENTASI


26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

You might also like