You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KERJA

PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU


PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA

A. PENDAHULUAN
Penimbangan balita diposyandu merupakan salah satu kegiatan program Usaha
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dilakukan secara berkelanjutan setiap
bulannya guna memantau pertumbuhan balita. Kegiatan ini merupakan salah satu tindakan
preventif untuk mematau berat badan balita di wilayah kerja. Peran serta masyarakat
khususnya kader dan tenaga kesehatan sangat penting pada kegiatan ini agar tidak salah
melakukan pengkajian.
Penimbangan balita posyandu bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah gizi balita
di wilayah kerja mealui pemantauan pertumbuhan balita secara berkelanjutan sehingga
dapat mendeteksi gangguan-gangguan pertumbuhan pada balita secara dini. Dengan
adanya kegiatan ini, diharapkan ibu balita dapat lebih mudah memantau pertumbuhan balita
dan mengakses informasi-informasi terkait kesehatan balita seperti asi ekslusif, pemberian
makan bayi dan anak, imunisasi, dan lain-lain.
Penimbangan balita yang ada di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa terdiri dari satu
layanan kesehatan terpadu untuk kegiatan UKM yang meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan atau panjang badan, pencatatan hasil pengukuran balita,
penyuluhan kesehatan, dan pemberian PMT. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh
kader dan dipantau oleh tenaga kesehatan dimasing-masing wilayah kerja.
Sesuai visi misi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yaitu tercapainya kecamatan
jagakarsa yang sehat menuju terwujudnya jakarta sehat tahun 2017 dan misi puskesmas
kecamatan jagakarsa terutama misi kedua dan ketiga yaitu mendorong kemandirian hidup
sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya serta pemberdayaan peran serta
masyarakat, maka penimbangan balita di posyandu perlu dilakukan .

B. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya kasus kurang gizi dapat segera dimonitor dan diketahui secara dini
melalui kegiatan posyandu, karena posyandu merupakan ujung tombak bagi kegiatan
pelayanan kesehatan, hal ini berarti bila pelaksanaan kegiatan posyandu berjalan dengan
baik, maka kasus gizi buruk ini akan dapat diatasi dengan secepatnya. Menurut
www.worldhunger.org sebanyk 45% kasus kematian anak dibawah lima tahun diakibatkan
oleh Malnutrisi atau sebanyak 3,1 juta per-tahun. Sedangkan dari data WHO, 2012
menyatakan bahwa 1 dari 6 anak di Negara Berkembang mengalami Gizi Kurus.
Menurut Riskesdas, pada tahun 2013, terdapat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri
dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang. Sebesar 4,5% balita
dengan gizi lebih. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %)
dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi pada balita tahun 2013 terlihat
meningkat. Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari 13,0% balita berstatus gizi kurang
dan 4,9%berstatus gizi buruk. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari
5,4% pada tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan 5,7% pada tahun 2013. Hal ini tentunya
merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan, dimana pada usia ini pertumbuhan
dan perkembangan balita sedang mengalami percepatan pertumbuhan. Kurangnya
kesadaran ibu akan pemantauan pertumbuhan balita pada masa ini dapat meningkatkan
risiko gizi kurang.
Berdasarkan Profil Kesehatan DKI Jakarta tahun 2015, kasus gizi buruk meningkat
sebanyak 0,9 persen yaitu menjadi 1,4% dan dari 36,468 Baduta yang ditimbang di wilayah
Jakarta Selatan, terdapat 98 Baduta yang mengalami gizi buruk. Selain itu cakupan
peranserta masyarakat (D/S) di wilayah DKI Jakarta sendiri masih belum mencapai SPM,
yaitu 73% (SPM D/S = 85%). Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
keaktifan keluarga balita (partisipasi) di posyandu dengan status gizi balita. Keluarga yang
tidak aktif dalam kegiatan posyandu mempunyai risiko 6,9 kali lebih besar terkena status
gizi KEP dibandingkan dengan keluarga yang aktif ke posyandu. Keberhasilan penimbangan
balita di posyandu dapat dilihat dari cakupan peran serta masyarakat di setiap wilayah.
.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah terjadinya masalah gizi balita di wilayah kerja
2. Tujuan Khusus
a. Memantau pertumbuhan balita setiap bulan
b. Memberikan informasi terkait kesehatan bayi dan balita
c. Memberikan PMT untuk balita
d. Meningkatkan cakupan balita ditimbang di posyandu.
e. Meningkatkan kerja sama dan peran serta masyarakat

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN :


No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Melakukan penimbangan a. Membawa balita ke posyandu
balita di posyandu b. Ibu balita melakukan pendaftaran di meja 1
c. Balita ditimbang berat badan dan diukur tinggi
badannya di meja 2
d. Hasil penimbangan dicatat di KMS oleh kader
e. Balita mendapat penyuluhan di meja 4.
Terutama balita yang memiliki berat badan
kurang.
f. Balita mendapat PMT pada meja ke lima
g. Kader marekap data balita yang datang
menimbang
h. Cakupan penimbangan balita dinilai dengan
cara membandingkan jumlah balita yang
datang (D) dengan jumlah balita selurhnya di
wilayah kerja (S)

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Persiapan :
1. Kader mengumumkan jadwal buka posyandu
2. Kader menyiapkan peralat yang dperlukan untuk kegiatan psyandu terutama alat ukur
berat badan dan tingi badan
3. Kader Memasang dan mentera alat timbang sebelum posyandu buka
4. Kader Menyiapkan pencatatan hasill penimbangan balita
Pelaksanaan Penimbangan Balita (0-5 tahun) :
Penimbangan berat badan:
1. Kader Posyandu menggantung Dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki tiga
atau pelana rumah, kusen pintu atau dahan pohon yang kuat
2. Kader posyandu mengatur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbangan, dan
memastikan bandung geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak lurus.
3. Kader posyandu memasang sarung yang kosong pada dacin
4. Kader posyandu menyeimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik yang berisikan
pasir/ batu di ujung batang dacin, sampai kedua jarum tegak lurus.
5. Kader posyandu memastikan balita memakai pakaian minimal (melepas diapers, aksesoris
kepala dan sepatu)
6. Kader posyandu memasukan balita ke dalam sarung timbang dan membaca berat badan
balita dengan melihat angka di ujung bandung geser
7. Kader posyandu mencatat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ KMS/ buku catatan
posyandu
8. Kader menjelaskan hasil penimbangan balita. Apabila ada balita yang memiliki berat badan
yang kurang maka kader dihimbau untuk merujuk balita tersebut ke puskesmas masing-
masing wilayah
9. Balita yang sudah ditimbang akan mendapat PMT sebagai asupan tambahan

Pelaksanaan setelah Penimbangan Balita (0-5 tahun) :


1. Kader mencatat jumlah balita yang datang dan jumlah balita seluruhnya
2. Kader membuat laporan F1, BGM dan APH er posyandu
3. Tenaga Pelaksana Gizi mencatat jumlah balita yang ditimbang di posyandu
4. Tenaga pelaksana gizi menghitung persentase jumlah balita yang datang dan ditimbang
di Posyandu berdasarkan jumlah seluruh balita 0-59 bulan dengan rumus

5. Tenaga Pelaksana Gizi membuat analisa masalah jika indikator mutu tidak mencapai
target
6. Tenaga Pelaksana Gizi membuat rencana tindak lanjut terhadap analisa masalah.
7. Tenaga Pelaksana Gizi membuat laporan capaian indikator mutu setiap bulan dan 3
bulan

F. SASARAN
Persentase Jumlah balita usia 0-5 tahun yang datang menimbang dibandingkan dengan
jumlah seluruh Balita pada wlyah kerja mencapai 85%.
G. PERANAN LINTAS SEKTORAL
NO. UNIT URAIAN TUGAS
1 Camat Sebagai pembina dan motivator kegiatan
2 Kasie Kesmas Menjalin kerjasama dalam hal komunikasi kegiatan kepada
masyarakat
3 Kepala Puskesmas Bertanggungjawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
Puskesmas
4 Koordinator UKM Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
5 Penanggungjawab Melaksanakan kegiatan dan Mempertanggungjawabkan hasil
program & pelaksana pelaksanaan kegiatan serta membuat laporan evaluasi hasil
program kegiatan yang sudah terlaksana
6 Kader posyandu Melaksanakan kegiatan posyandu

H. PEMBIAYAAN
Kegiatan penimbangan balita di posyandu menggunakan dana swadaya masyarakat.

I. JADWAL PELAKSANAAN

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Kasiekesmas
membuat jadwal
X X X X X X X X X X X X
pelaksanaan
penimbanagn balita
2 Kader dan tokoh
masyarakat
mensosialisasikan /
X X X X X X X X X X X X
mengumumkan jadwal
pelaksanaan
penimbanagn balita
3 Kader melakukan
X X X X X X X X X X X X
penimbangan balita
4 Kader melakukan
pencatatan hasil
penimbangan X X X X X X X X X X X X

5 Kader membuat
X X X X X X X X X X X X
laporan posyandu FI
6 Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas
Kecamatan X X X X X X X X X X X X
menghitung cakupan
D/S
7 Membuat laporan hasil
X X X X X X X X X X X X
kegiatan
8 Melakukan monitoring
dan evaluasi hasil X X X X X X X X X X X X
kegiatan
J. PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan : Dilaksanakan saat kegiatan berlangsung
2. Pelaporan : Melaporkan hasil pelaksanaan Kegiatan
(dokumentasi, surat tugas, daftar hadir, foto kegiatan, rencana tindak
lanjut)
3. Monitoring : Dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung
4. Evaluasi : Dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan yang
dilakukan (lembar evaluasi).

Jakarta, 01 Agustus 2016


Kepala Puskesmas Kecamatan Kepala Satuan Pelaksana Penanggung Jawab Program
Jagakarsa UKM Gizi

drg. Dewi Isnawati Q.I dr. A. Selwaty Amsiah


NIP: 196703141992032003 NIP: 195807131987102001 NIP: 196505171987012001

You might also like