You are on page 1of 14

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


INSPEKSI RUMAH SEHAT
DI DESA WIRAKANAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANGHAUR

Disusun Oleh :
dr. Ignatia Karina Hallis

Pendamping:
dr.H. Rudi Nardoyo

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS KANDANGHAUR
INDRAMAYU
2017
A. LATAR BELAKANG
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah
setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat
dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang
sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah
kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.1
Kriteria rumah sehat yang digunakan bila memenuhi tujuh kriteria, yaitu atap
berplafon, dinding permanen (tembok/papan), jenis lantai bukan tanah, tersedia
jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (lebih besar
atau sama dengan 8 m2/orang). Sebanyak 24,9% rumah penduduk di Indonesia sudah
termasuk dalam kriteria rumah sehat. Provinsi yang paling rendah persentasenya yaitu
Nusa Tenggara Timur (7,50%), sedangkan provinsi yang persentasenya paling tinggi
yaitu Kalimantan Timur (43,60%) selanjutnya Kepulauan Riau (42,7%).2

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peran Puskesmas dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk
membantu masyarakat memiliki rumah sehat dan layak huni?

C. TINJAUAN TEORI
1. Tujuan Penilaian Rumah Sehat
a. Tujuan Umum
Mengatur tatalaksana penilaian rumah dalam rangka peningkatan
kondisi perumahan yang memenuhi persyaratan kesehatan3
b. Tujuan Khusus
- Diperolehnya gambaran presentase keluarga yang menghuni rumah sehat.
- Diketahuinya gambaran potensi resiko npenyakit akibat kondisi rumah
yang tidak sehat.
- Tersusunnya rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dalam upaya perbaikan
hunianya dalam menuju rumah sehat3

2. Pengertian Rumah Sehat


Menurut APHA (American Public Health Association) adalah rumah yang dapat
memenuhi kebutuhan jasmani (fisik) dan rohani (psikis). Atau Rumah yang dapat
digunakan sebagai tempat berlindung terhadap penularan penyakit dan gangguan
/ kecelakaan.
Menurut Depkes RI, 2003 rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah. Jadi dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan
tempat berlindung dan beristirahat yang menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.

3. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat


Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana
yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan. meliputi 3
lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu :
a. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,
ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran,
pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan
dirumah, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban,
membuang sampah pada tempat sampah.

4. Kriteria Rumah Sehat


Terbagi dalam criteria psikis dan fisik.
a. Syarat Psikis Rumah Sehat:
 Terdapat ketenangan dan rasa aman di rumah
 Anak laki-laki dan perempuan berumur di atas 10 tahun harus
tidur terpisah
 Ada kemungkinan hidup bermasyarakat
 Ada kemungkinan bagi masing-masing anggota keluarga
mengembangkan sifat dan kepribadian yang kuat
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter
sebagai berikut:1
1. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah atau bekas tambang;
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah
kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguangas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut :
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
 Debu dengan diameter kurang dari 10 µg maksimum 150 µg/m3;
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
3. Kebisingan dan getaran
 Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg;
 Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg;
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg;
 Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg.
5. Prasarana dan sarana lingkungan
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vector penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi
jalan tidakmengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kakidan penyandang cacat, jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampupenerangan jalan tidak
menyilaukan mata;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air
yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syaratkesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempatkerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan
lain sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak
terjadikontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
 Indeks lalat harus memenuhi syarat
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindungdan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian
alam.1

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri


Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang
dapat
membahayakan kesehatan, antara lain: debu total tidak lebih
dari 150 µg/m3,asbestos kurang dari 0,5 fiber/m3/jam, timah
hitam tidak melebihi 300 mg/kgbahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis
sebagai berikut:
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar
cuci kedap air dan mudah dibersihkan;
 Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
 Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir;
 Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang
tamu, ruangkeluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur,
ruang mandi dan ruangbermain anak;
 Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat
menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan
tidak menyilaukan.
4. Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai
berikut :
 Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C;
 Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%;
 Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam;
 Pertukaran udara;
 Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;
 Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3.
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal
10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah
7. Penyediaan air bersih
 Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
l/orang/hari;
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990
dan Permenkes 907 tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
 Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air,
tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
 Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah
dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih
dari duaorang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah
umur 5 tahun.1
D. METODE DAN PELAKSANAAN
Metode : Metode yang dilakukan adalah penilaian langsung terhadap rumah
warga yang dijadikan sampel
Tanggal : 10 Juli 2017
Tempat :RT 01 Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur
Pelaksana : dr. Ignatia Karina Hallis (Dokter Internsip)
dr. Desi Natalia (Dokter Internsip)
dr. Yuke Putri (Dokter Internsip)
dr. Mia Laurentika. MY (Dokter Internsip)
dr. Mayla Azkiya (Dokter Internsip)
Bapak Ardiman, SKM (Pemegang Program Promkes)
Bapak Iryanto, SKM (Pemegang Program Kesling)
Bapak Kuwu Desa Wirakanan dan Bapak Tono
Hasil :
Telah dilakukan inspeksi rumah sehat pada 5 rumah yaitu:
1. Nama : Tn. Dani
Jumlah Anggota Keluarga : 4 Orang
Alamat : Rt .01 Rw.05 Desa Wirakanan
Kecamatan Kandanghaur
2. Nama : Tn. Asep
Jumlah Anggota Keluarga : 7 Orang
Alamat : Rt .01 Rw.05 Desa Wirakanan
Kecamatan Kandanghaur
3. Nama : Tn. Yanto
Jumlah Anggota Keluarga : 5 Orang
Alamat : Rt .01 Rw.05 Desa Wirakanan
Kecamatan Kandanghaur
4. Nama : Tn. Warjim
Jumlah Anggota Keluarga : 5 Orang
Alamat : Rt .01 Rw.05 Desa Wirakanan
Kecamatan Kandanghaur
5. Nama : Tn. Soleh
Jumlah Anggota Keluarga : 5 Orang
Alamat : Rt .01 Rw.05 Desa Wirakanan
Kecamatan Kandanghaur
Hasil Penilaian :
Penilaian rumah sehat didasarkan pada form penilaian rumah sehat yang telah ada,
penilaian tersebut dilakukan pada aspek:
1. Komponen Rumah
Pada aspek ini penilaian dilakukan terhadap 7 hal, yaitu langit-langit, dinding,
lantai, jendela, ventilasi, lubang asap dapur dan pencahayaan.
Dari sisi komponen rumah, 1 dari 5 rumah masih memiliki pencahayaan yang
kurang memadai karena menggunakan jendela permanen yang terletak dibagian
atas dinding, ventilasi udara juga kurang baik serta rumah tersebut masih
menggunakan dapur dengan kayu bakar, sehingga jika saat memasak, maka asap
dapat masuk ke rumah. Selain itu, langit-langit masih menggunakan terpal
sehingga udara didalam terasa panas, lantai masih menggunakan tanah, tapi
dinding sudah menggunakan tembok, kecuali pada bagian dapur yang masih
ditutupi dengan anyaman bambu/kayu. Namun, 4 rumah lainnya sudah memiliki
ventilasi dan pencahayaan yang cukup, dinding dari tembok, langit-langit tidak
menggunakan terpal, lantai dari ubin/keramik.
2. Sarana Sanitasi
Aspek sarana sanitasi yang dinilai pada komponen ini ada 4 hal, yaitu sarana air
minum, jamban, SPAL, dan TPS.
Dari 4 rumah dengan jamban leher angsa, hanya 1 rumah yang memenuhi syarat
letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum. Kendala
utama dalam hal ini adalah dikarenakan lahan yang tidak memadai untuk
membangun lubang penampung yang cukup jauh dari sumber air minum.
Untuk SPAL, dari 5 rumah, hanya 1 rumah yang memiliki kekeruhan SPAL yang
tinggi berupa air limbah yang berwarna hitam kecoklatan dan baunya menyengat.
Jarak SPAL dengan sumber air bersih juga sangat dekat sehingga memiliki resiko
pencemaran. Selain itu, pipa pembuangan air limbuh tidak penuh menutupi sampai
lubang selokan, sehingga air limbah masih bisa terinjak dengan orang yang lewat
(dekat dengan tempat cuci di dapur).
3. Perilaku Penghuni
Pada aspek ini yang dinilai adalah membuka jendela kamar tidur, membuka
jendela ruang keluarga, membersihkan rumah/halaman, membuang tinja
bayi/balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.
Dari 5 rumah yang diperiksa, semua mengaku bahwa jika pagi hari, mereka rutin
membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang depan, membersihkan
halaman dan membuang sampah pada tempatnya.
4. Pemeriksaan Kualitas Air Secara Fisik
Dari 5 rumah yang diperiksa, tidak ditemukan adanya bau, rasa, maupun warna
pada air yang digunakan oleh keluarga tsb. Sumber air minum yang digunakan
adalah gallon air isi ulang, dan ada 1 keluarga yang masih menggunakan air
PDAM dan direbus dahulu sebelum diminum.
5. Jamban Sehat
Jamban yang digunakan termasuk ke dalam kategori jamban sehat atau tidak.
Dari inspeksi yang dilakukan, didapatkan hasil 4 dari 5 rumah yang diperiksa
sudah memiliki jamban leher angsa, 1 rumah masih menggunakan jamban
empang. Dan dari 4 rumah yang memiliki jamban leher angsa, hanya 1 rumah
yang jambannya masih berbau dikarenakan tempat jamban dan kamar mandi yang
basah dan jarang dibersihkan. Namun, tempat tergolong cukup luas dan landai
miring kearah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitar, dibangun
dengan baik didalam rumah, sudah dilengkapi atap pelindung dan memiliki
dinding yang kedap air.
6. Sarana Air Bersih
Sarana air bersih pada rumah keluarga yang dinilai tersebut termasuk dalam
kategori resiko pencemaran karena lokasinya yang berdekatan dengan septic tank,
jamban dan SPAL.

E. MONITORING DAN EVALUASI


1. Monitoring
- Penilaian kesehatan lingkungan yang dilakukan tidak terdapat kendala
- Rumah disekitar wilayah kerja Puskesmas Kandanghaur masih banyak yang belum
memenuhi kriteria rumah sehat
- Luas rumah dan jumlah anggota keluarga yang tinggal didalam rumah tersebut masih
belum memenuhi kriteria rumah sehat
2. Evaluasi
- Tim Kesling rutin memberikan penyuluhan mengenai kebersihan dan hygiene rumah
serta rutin mengecek sanitasi rumah tangga secara berkala
- Disediakan jamban untuk umum bagi rumah yang belum memiliki jamban di rumah
- Koordinasi dengan pengurus desa/wilayah mengenai TPS, karena TPS masih belum
sesuai criteria
- Bagi keluarga yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, lebih baik
dianjurkan untuk membuka ventilasi agar asap tidak masuk ke dalam rumah
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan
perumahan. Jakarta: 1999.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peta Kesehatan 2010. Persentase
Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Tahun 2010. Jakarta: 2010.
3. Dinas Kesehatan Riau. 2015. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Available
from: http://dinkesriau.net/berita-765-pedoman-teknis-penilaian-rumah-
sehat.html. Diakses pada 20 Juli 2017.
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
1. Jendela 2. Langit-langit (terpal)

3.Dapur (Kayu bakar) 4. Tempat penyimpanan kayu bakar


5.Kamar Mandi 6. Kamar dengan ventilasi

7.Inspeksi Jamban 8. Inspeksi SPAL


9.Inspeksi Air Bersih 10. Inspeksi Air Minum

11.Tempat Pembuangan Sampah Warga 12.Kunjungan Kesehatan Lingkungan

You might also like