You are on page 1of 10

ANATOMI KELENJAR THYROID

Thyroid adalah suatu kelenjar endokrin yang sangat vaskular, berwarna merah kecoklatan
dengan konsistensi yang lunak. Kelenjar thyroid terdiri dari dua buah lobus yang simetris.
Berbentuk konus dengan ujung cranial yang kecil dan ujung caudal yang besar. Antara kedua
lobus dihubungkan oleh isthmus, dan dari tepi superiornya terdapat lobus piramidalis yang
bertumbuh ke cranial, dapat mencapai os hyoideum. Pada umumnya lobus piramidalis berada di
sebelah kiri linea mediana.5, 6, 7

Setiap lobus kelenjar thyroid mempunyai ukuran kira-kira 5 cm, dibungkus oleh fascia propria
yang disebut true capsule, dan di sebelah superficialnya terdapat fascia pretrachealis yang
membentuk false capsule.7, 8

Topografi Kelenjar Thyroid Kelenjar thyroid berada di bagian anterior leher, di sebelah ventral
bagian caudal larynx dan bagian cranial trachea, terletak berhadapan dengan vertebra C 5-7 dan
vertebra Th 1. Kedua lobus bersama-sama dengan isthmus memberi bentuk huruf “U”. Ditutupi
oleh m. sternohyoideus dan m.sternothyroideus. Ujung cranial lobus mencapai linea obliqua
cartilaginis thyreoideae, ujung inferior meluas sampai cincin trachea 5-6. Isthmus difiksasi pada
cincin trachea 2,3 dan 4. Kelenjar thyroid juga difiksasi pada trachea dan pada tepi cranial
cartilago cricoidea oleh penebalan fascia pretrachealis yang dinamakan ligament of Berry.
Fiksasi-fiksasi tersebut menyebabkan kelenjar thyroid ikut bergerak pada saat proses menelan
berlangsung. Topografi kelenjar thyroid adalah sebagai berikut:
• Di sebelah anterior terdapat m. infrahyoideus, yaitu m. sternohyoideus, m. sternothyroideus, m.
thyrohyoideus dan m. omohyoideus.
• Di sebelah medial terdapat larynx, pharynx, trachea dan oesophagus, lebih ke bagian profunda
terdapat nervus laryngeus superior ramus externus dan di antara oesophagus dan trachea berjalan
nervus laryngeus recurrens. Nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus recurrens
merupakan percabangan dari nervus vagus. Pada regio colli, nervus vagus mempercabangkan
ramus meningealis, ramus auricularis, ramus pharyngealis, nervus laryngeus superior, ramus
cardiacus superior, ramus cardiacus inferior, nervus laryngeus reccurens dan ramus untuk sinus
caroticus dan carotid body
• Di sebelah postero-lateral terletak carotid sheath yang membungkus a. caroticus communis, a.
caroticus internus, vena jugularis interna dan nervus vagus. Carotid sheath terbentuk dari fascia
colli media, berbentuk lembaran pada sisi arteri dan menjadi tipis pada sisi vena jugularis
interna. Carotid sheath mengadakan perlekatan pada tepi foramen caroticum, meluas ke caudal
mencapai arcus aortae. Fascia colli media juga membentuk fascia pretrachealis yang berada di
bagian profunda otot-otot infrahyoideus. Pada tepi kelenjar thyroid, fascia itu terbelah dua dan
membungkus kelenjar thyroid tetapi tidak melekat pada kelenjar tersebut, kecuali pada bagian di
antara isthmus dan cincin trachea 2, 3 dan 4.8

Vaskularisasi Kelenjar Thyroid


Kelenjar thyroid memperoleh darah dari arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan
kadang-kadang arteri thyroidea ima (kira-kira 3 %). Pembuluh darah tersebut terletak antara
kapsula fibrosa dan fascia pretrachealis.8
Arteri thyroidea superior merupakan cabang pertama arteri caroticus eksterna, melintas turun ke
kutub atas masing-masing lobus kelenjar thyroid, menembus fascia pretrachealis dan membentuk
ramus glandularis anterior dan ramus glandularis posterior.8
Arteri thyroidea inferior merupakan cabang truncus thyrocervicalis, melintas ke superomedial di
belakang caroted sheath dan mencapai aspek posterior kelenjar thyroid. Truncus thyrocervicalis
merupakan salah satu percabangan dari arteri subclavia. Arteri thyroidea inferior terpecah
menjadi cabang-cabang yang menembus fascia pretrachealis dan memasok darah ke kutub
bawah kelenjar thyroid.8
Arteri thyroidea ima biasanya dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau langsung
dipercabangkan dari arcus aortae.8
Tiga pasang vena thyroidea menyalurkan darah dari pleksus vena pada permukaan anterior
kelenjar thyroid dan trachea. Vena thyroidea superior menyalurkan darah dari kutub atas, vena
thyroidea media menyalurkan darah dari bagian tengah kedua lobus dan vena thyroidea inferior
menyalurkan darah dari kutub bawah. Vena thyroidea superior dan vena thyroidea media
bermuara ke dalam vena jugularis interna, dan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena
brachiocephalica.8
Innervasi Kelenjar Thyroid
Persarafan simpatis diperoleh dari ganglion cervicalis superior dan ganglion cervicalis media
yang mencapai kelenjar thyroid dengan mengikuti arteri thyroidea superior dan arteri thyroidea
inferior atau mengikuti perjalanan nervus laryngeus superior ramus eksternus dan nervus
laryngeus recurrens. Serat-serat saraf simpatis mempunyai efek perangsangan pada aktifitas
sekresi kelenjar thyroid.3, 8
Nervus laryngeus superior mengandung komponen motoris untuk m. cricothyroidea, dan
komponen sensoris untuk dinding larynx di sebelah cranial plica vocalis. Nervus laryngeus
recurrens mengandung komponen motoris untuk semua otot intrinsik laryngeus dan komponen
sensoris untuk dinding larynx di sebelah caudal dari plica vocalis.8
Nervus laryngeus superior mempercabangkan ramus internus dan ramus eksternus. Ramus
internus berjalan menembus membrana thyrohyoidea, dinding anterior fossa piriformis dan
mencapai otot-otot lateral serta membawa komponen sensoris untuk dinding larynx di cranial
plica vocalis dan aditus laryngeus. Sedangkan ramus eksternus mempersarafi m. cricothyroidea.
Kerusakan pada nervus laryngeus superior menyebabkan perubahan suara yang khas dan
hilangnya sensasi dalam larynx di cranial plica vocalis.8
Nervus laryngeus recurrens yang terletak dalam sulkus tracheoesophagus memasuki pharynx
dengan melewati bagian profunda tepi inferior m. constrictor pharyngeus inferior dan berada
pada bagian dorsal articulatio cricothyroidea. Kerusakan pada nervus recurrens menyebabkan
paralisis plica vocalis.8

Aliran Limfe Kelenjar Thyroid


Pembuluh limfe kelenjar thyroid melintas di dalam jaringan ikat antar lobulus dan berhubungan
dengan anyaman pembuluh limfe kapsular. Dari sini pembuluh limfe menuju ke lymphonodus
cervicalis anterior profunda prelaryngealis, lymphonodus cervicalis anterior profunda
pretrachealis dan lymphonodus cervicalis anterior profunda paratrachealis.8
Di sebelah lateral, pembuluh limfe mengikuti vena thyroidea superior dan melintas ke
lymphonodus cervicalis profunda.8

Struktur Histologis Kelenjar Thyroid


Kelenjar thyroid hampir seluruhnya terdiri atas kista-kista bulat yang disebut folikel. Folikel
adalah unit struktural dan unit fungsional, terdiri atas epitel selapis kubis yang mengelilingi suatu
ruangan yang berisi koloid. Folikel-folikel bervariasi ukurannya dari diameter sekitar 50 μm
sampai 1 mm dan yang terbesar tampak secara makroskopis. Folikel dikelilingi oleh membrana
basalis yang tipis dan jaringan ikat interstisial membentuk jala-jala retikulin sekeliling membrana
basalis.3
Sel-sel folikular biasanya berbentuk kubis, tetapi tingginya berbeda-beda, tergantung pada
keadaan fungsional kelenjar itu. Jika thyroid secara relatif tidak aktif, sel-selnya hampir gepeng.
Sedangkan dalam keadaan kelenjar sangat aktif, sel-sel akan berbentuk kolumnar. Namun
keadaan fungsional kelenjar tidaklah harus secara ekslusif berdasarkan pada tingginya epitel.3
Sel-sel folikular semuanya membatasi lumen dan mempunyai inti bulat dengan warna agak
pucat. Di ruang interfolikular, terdapat fibroblast yang tersebar dan serat-serat kolagen yang
tipis. Selain itu, terdapat sejumlah besar kapilar tipe fenestrata yang sering berhubungan
langsung dengan lamina basalis folikel.3

Ultrastruktur sel-sel folikular memperlihatkan semua ciri-ciri sel yang pada saat yang sama
membuat, mengekskresikan, menyerap dan mencerna protein. Bagian basal sel-sel ini penuh
dengan retikulum endoplasma kasar. Inti umumnya bulat dan terletak di pusat sel. Kompleks
Golgi terdapat pada kutub apikal. Di daerah ini terdapat banyak lisosom dan beberapa fagosom
besar. Membran sel kutub apikal memiliki mikrovili. Mitokondria, retikulum endoplasma kasar
dan ribosom tersebar di seluruh sitoplasma.3, 11

Sel-sel C terletak di antara membrana basalis dan sel-sel folikular. Berbentuk lonjong, lebih
besar dan lebih pucat daripada sel folikular dan juga berisi inti lebih besar dan lebih pucat.3, 11

IV. FISIOLOGI KELENJAR THYROID


Biosintesis Hormon Thyroid
Iodium adalah adalah bahan dasar yang sangat penting dalam biosintesis hormon thyroid. Iodium
yang dikonsumsi diubah menjadi iodida kemudian diabsorbsi. Kelenjar thyroid
mengkonsentrasikan iodida dengan mentransport aktif iodida dari sirkulasi ke dalam koloid.
Mekanisme transport tersebut dikenal dengan “ iodide trapping mechanism”. Na+ dan I-
ditransport dengan mekanisme cotransport ke dalam sel thyroid, kemudian Na+ dipompa ke
interstisial oleh Na+-K+ATPase.1
Di dalam kelenjar thyroid, iodida mengalami oksidasi menjadi iodium. Iodium kemudian
berikatan dengan molekul tirosin yang melekat ke tiroglobulin. Tiroglobulin adalah molekul
glikoprotein yang disintesis oleh retikulum endoplasma dan kompleks Golgi sel-sel thyroid.
Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin.1, 2

Enzim yang berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida adalah thyroid peroksidase. Senyawa
yang terbentuk adalah monoiodotirosin (MIT) dan diodotirosin (DIT). Dua molekul DIT
kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentuk tetraiodotironin (T4).
Triiodotironin (T3) mungkin terbentuk melalui kondensasi MIT dengan DIT. Sejumlah kecil
reverse triiodotironin (rT3) juga terbentuk, mungkin melalui kondensasi DIT dengan MIT.
Dalam thyroid manusia normal, distribusi rata-rata senyawa beriodium adalah 23 % MIT, 33 %
DIT, 35 % T4 dan 7 % T3. RT3 dan komponen lain terdapat hanya dalam jumlah yang sangat
sedikit.1, 2, 3, 11

Sekresi Hormon Thyroid


Sel-sel thyroid mengambil koloid melalui proses endositosis. Di dalam sel, globulus koloid
menyatu dengan lisosom. Ikatan peptida antara residu beriodium dengan tiroglobulin terputus
oleh protease di dalam lisosom, dan T4, T3, DIT serta MIT dibebaskan ke dalam sitoplasma. T4
dan T3 bebas kemudian melewati membran sel dan dilepaskan ke dalam sirkulasi.1, 2, 11

MIT dan DIT tidak disekresikan ke dalam darah karena iodiumnya sudah dibebasakan sebagai
akibat dari kerja intraselular iodotirosin dehalogenase. Hasil dari reaksi enzimatik ini adalah
iodium dan tirosin. Iodium digunakan kembali oleh kelenjar dan secara normal menyediakan
iodium dua kali lipat dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh pompa iodium.1, 2, 11

Transport dan Metabolisme Hormon Thyroid


Hormon thyroid yang bersirkulasi dalam plasma terikat pada protein plasma, yaitu: globulin
pengikat tiroksin (thyroxine-binding globulin, TBG), prealbumin pengikat tiroksin (thyroxine-
binding prealbumin, TBPA) dan albumin pengikat tiroksin (thyroxine-binding albumin, TBA).
Kebanyakan hormon dalam sirkulasi terikat pada protein-protein tersebut dan hanya sebagian
kecil saja (kurang dari 0,05 %) berada dalam bentuk bebas. 1, 2, 12
Hormon yang terikat dan yang bebas berada dalam keseimbangan yang reversibel. Hormon yang
bebas merupakan fraksi yang aktif secara metabolik, sedangkan fraksi yang lebih banyak dan
terikat pada protein tidak dapat mencapai jaringan sasaran.1, 2, 12
Dari ketiga protein pengikat tiroksin, TBG merupakan protein pengikat yang paling spesifik.
Selain itu, tiroksin mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap protein pengikat ini
dibandingkan dengan triiodotironin. Akibatnya triiodotironin lebih mudah berpindah ke jaringan
sasaran. Faktor ini yang merupakan alasan mengapa aktifitas metabolik triiodotironin lebih
besar.1, 2, 12
Perubahan konsentrasi TBG dapat menyebabkan perubahan kadar tiroksin total dalam sirkulasi.
Peningkatan TBG, seperti pada kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi, hepatitis, sirosis primer
kandung empedu dan karsinoma hepatoselular dapat mengakibatkan peningkatan kadar tiroksin
yang terikat pada protein. Sebaliknya, penurunan TBG, misalnya pada sindrom nefrotik,
pemberian glukokortikoid dosis tinggi, androgen dan steroid anabolik dapat menyebabkan
penurunan kadar tiroksin yang terikat pada protein.12
Hormon-hormon thyroid diubah secara kimia sebelum diekskresi. Perubahan yang penting
adalah deiodinasi yang bertanggung jawab atas ekskresi 70 % hormon yang disekresi. 30 %
lainnya hilang dalam feses melalui ekskresi empedu sebagai glukuronida atau persenyawaan
sulfat. Akibat deiodinasi, 80 % T4 dapat diubah menjadi 3,5,3’-triiodotironin, sedangkan 20 %
sisanya diubah menjadi reverse 3,3’,5’-triiodotironin (rT3) yang merupakan hormon metabolik
yang tidak aktif.12

Mekanisme Kerja Hormon Thyroid


Mekanisme kerja hormon thyroid ada yang bersifat genomik melalui pengaturan ekspresi gen,
dan non genomik melalui efek langsung pada sitosol sel, membran dan mitokondria.1, 12
Mekanisme kerja yang bersifat genomik dapat dijelaskan sebagai berikut, hormon thyroid yang
tidak terikat melewati membran sel, kemudian masuk ke dalam inti sel dan berikatan dengan
reseptor thyroid (TR). T3 dan T4 masing-masing berikatan dengan reseptor tersebut, tetapi
ikatannya tidak sama erat. T3 terikat lebih erat daripada T4.1,12
Kompleks hormon-reseptor kemudian berikatan dengan DNA melalui jari-jari “zinc” dan
meningkatkan atau pada beberapa keadaan menurunkan ekspresi berbagai gen yang mengkode
enzim yang mengatur fungsi sel.1, 12
Ada dua gen TR manusia, yaitu gen reseptor α pada kromosom 17 dan gen reseptor β pada
kromosom 3. Dengan ikatan alternatif, setiap gen membentuk paling tidak dua mRNA yang
berbeda, sehingga akan terbentuk dua protein reseptor yang berbeda. TRβ2 hanya ditemukan di
otak, sedangkan TRα1, TRα2 dan TRβ1 tersebar secara luas. TRα2 berbeda dari ketiga reseptor
yang lain, yaitu tidak mengikat T3 dan fungsinya belum diketahui. Reseptor thyroid (TR)
berikatan dengan DNA sebagai monomer, homodimer dan heterodimer bersama dengan reseptor
inti yang lain.1, 12
Dalam hampir semua kerjanya, T3 bekerja lebih cepat dan 3-5 kali lebih kuat daripada T4. Hal
ini disebabkan karena ikatan T3 dengan protein plasma kurang erat, tetapi terikat lebih erat pada
reseptor hormon thyroid.1, 12

Efek Hormon Thyroid


Secara umum efek hormon thyroid adalah meningkatkan aktifitas metabolisme pada hampir
semua jaringan dan organ tubuh, karena perangsangan konsumsi oksigen semua sel-sel tubuh.
Kecepatan tumbuh pada anak-anak meningkat, aktifitas beberapa kelenjar endokrin terangsang
dan aktifitas mental lebih cepat.3

• Efek Kalorigenik Hormon thyroid


T4 dan T3 meningkatkatkan konsumsi O2 hampir pada semua jaringan yang metabolismenya
aktif, kecuali pada jaringan otak orang dewasa, testis, uterus, kelenjar limfe, limpa dan hipofisis
anterior.1 ,2, 13
Beberapa efek kalorigenik hormon thyroid disebabkan oleh metabolisme asam lemak yang
dimobilisasi oleh hormon ini. Di samping itu hormon thyroid meningkatkan aktivitas Na+-
K+ATPase yang terikat pada membran di banyak jaringan.1, 2, 13
Bila pada orang dewasa taraf metabolisme ditingkatkan oleh T4 dan T3, maka akan terjadi
peningkatan ekskresi nitrogen. Bila masukan makanan tidak ditingkatkan pada kondisi tersebut,
maka protein endogen dan simpanan lemak akan diuraikan yang berakibat pada penurunan berat
badan.1, 2
• Efek Hormon Thyroid pada Sistem Saraf
Hormon thyroid memiliki efek yang kuat pada perkembangan otak. Bagian SSP yang paling
dipengaruhi adalah korteks serebri dan ganglia basalis. Di samping itu, kokhlea juga
dipengaruhi. Akibatnya, defisiensi hormon thyroid yang terjadi selama masa perkembangan akan
menyebabkan retardasi mental, kekakuan motorik dan ketulian.1, 2
Hormon thyroid juga menimbulkan efek pada refleks. Waktu reaksi refleks regang menjadi lebih
singkat pada hipertiroidisme dan memanjang pada hipotiroidisme. 1
Pada hipertiroidisme, terjadi tremor halus pada otot. Tremor tersebut mungkin disebabkan karena
peningkatan aktivitas pada daerah-daerah medula spinalis yang mengatur tonus otot.2
• Efek Hormon Thyroid pada Jantung
Hormon thyroid memberikan efek multipel pada jantung. Sebagian disebabkan karena kerja
langsung T3 pada miosit, dan sebagian melalui interaksi dengan katekolamin dan sistem saraf
simpatis.1, 2
Hormon thyroid meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor β-adrenergik pada jantung, sehingga
meningkatkan kepekaannya terhadap efek inotropik dan kronotropik katekolamin.1, 2
Hormon-hormon ini juga mempengaruhi jenis miosin yang ditemukan pada otot jantung. Pada
pengobatan dengan hormon thyroid, terjadi peningkatan kadar myosin heavy chain-α (MHC-α),
sehingga meningkatkan kecepatan kontraksi otot jantung.1, 2
• Efek Hormon Thyroid pada Otot Rangka
Pada sebagian besar penderita hipertiroidisme terjadi kelemahan otot (miopati tirotoksisitas).
Kelemahan otot mungkin disebabkan oleh peningkatan katabolisme protein. Hormon thyroid
mempengaruhi ekspresi gen-gen myosin heavy chain (MHC) baik di otot rangka maupun otot
jantung. Namun , efek yang ditimbulkan bersifat kompleks dan kaitannya dengan miopati masih
belum jelas.1,2
• Efek Hormon Thyroid dalam Sintesis Protein
Peranan hormon thyroid dalam peningkatan sintesis protein dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)
Hormon thyroid memasuki inti sel, kemudian berikatan dengan reseptor hormon thyroid. (2)
Kompleks hormon-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dan meningkatkan transkripsi
mRNA serta sintesis protein.1, 2, 12
• Efek Hormon Thyroid pada Metabolisme Karbohidrat
Hormon thyroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk ambilan
glukosa yang cepat oleh sel-sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis,
meningkatkan kecepatan absorbsi dari traktus gastrointestinalis dan juga meningkatkan sekresi
insulin dengan efek sekunder yang dihasilkan atas metabolisme karbohidrat.2
• Efek Hormon Thyroid pada Metabolisme Kolesterol
Hormon thyroid menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol plasma turun
sebelum kecepatan metabolisme meningkat, yang menunjukkan bahwa efek ini tidak bergantung
pada stimulasi konsumsi O2. Penurunan konsentrasi kolesterol plasma disebabkan oleh
peningkatan pembentukan reseptor LDL di hati, yang menyebabkan peningkatan penyingkiran
kolesterol oleh hati dari sirkulasi.1
• Efek Hormon Thyroid pada Pertumbuhan
Hormon thyroid penting untuk pertumbuhan dan pematangan tulang yang normal. Pada anak
dengan hipotiroid, pertumbuhan tulang melambat dan penutupan epifisis tertunda. Tanpa adanya
hormon thyroid, sekresi hormon pertumbuhan juga terhambat, dan hormon thyroid memperkuat
efek hormon pertumbuhan pada jaringan.1

Pengaturan Sekresi Hormon Thyroid


Fungsi thyroid diatur terutama oleh kadar TSH hipofisis dalam darah. Efek spesifik TSH pada
kelenjar thyroid adalah:
• Meningkatkan proteolisis tiroglobulin dalam folikel
• Meningkatkan aktifitas pompa iodida
• Meningkatkan iodinasi tirosin
• Meningkatkan ukuran dan aktifitas sel-sel thyroid
• Meningkatkan jumlah sel-sel thyroid.1, 2
Sekresi TSH meningkat oleh hormon hipotalamus, thyrotropin releasing hormone (TRH) yang
disekresi oleh ujung-ujung saraf pada eminensia media hipotalamus. TRH mempunyai efek
langsung pada sel kelenjar hipofisis anterior untuk meningkatkan pengeluaran TRHnya.2, 14
Salah satu rangsang yang paling dikenal untuk meningkatkan kecepatan sekresi TSH oleh
hipofisis anterior adalah pemaparan dengan hawa dingin. Berbagai reaksi emosi juga dapat
mempengaruhi pengeluaran TRH dan TSH sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi
sekresi hormon thyroid.2 , 14
Peningkatan hormon thyroid dalam cairan tubuh akan menurunkan sekresi TSH oleh hipofisis
anterior. Bila kecepatan sekresi hormon thyroid meningkat sekitar 1,75 kali dari normal, maka
kecepatan sekresi TSH akan turun sampai nol. Penekanan sekresi TSH akibat peningkatan
sekresi hormon thyroid terjadi melalui dua jalan, yaitu efek langsung pada hipofisis anterior
sendiri dan efek yang lebih lemah yang bekerja melalui hipotalamus.2, 14

Abnormalitas Sekresi Hormon Thyroid


Abnormalitas sekresi terjadi akibat defisiensi iodium, malfungsi hipotalamus, hipofisis atau
kelenjatr thyroid.6

Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon thyroid. Hal ini mengakibatkan penurunan
aktifitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental melambat dan peningkatan simpanan
lemak.6
Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya
akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga terlihat penampakan edema. Sedangkan pada
anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental dan fisik.6, 15

Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah terjadinya produksi hormon thyroid yang berlebihan. Hal ini
mengakibatkan aktifitas metabolik meningkat, berat badan menurun, gelisah, tremor, diare,
frekuensi jantung meningkat dan pada hipertiroidisme berlebihan gejalanya adalah toksisitas
hormon.6, 15
Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit Grave). Gejalanya
berupa pembengkakan jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata menonjol.

You might also like