You are on page 1of 2

Pentingnya Diversifikasi Pangan untuk Mendukung

Kedaulatan Pangan Indonesia


Penganeka ragaman jenis pangan atau sering disebut juga dengan Diversifikasi
Pangan merupakan upaya untuk menjaga ketahanan pangan agar masyarakat Indonesia tidak
monoton sebagai konsumen beras, atau menjadikan beras sebagai konsumsi utama. Kebijakan
pemerintah pada masa orde lama yang menjadikan beras sebagi sumber pangan utama
menjadikan masyarakan Indonesia ketergantungan dengan keberadaan beras dalam
memenuhi kebutuhan pagan sehari hari. Saat ini jumlah beras yang ada belum dapat
memenuhi permintaan masyarakan yang besar, sehingga ini menjadi masalah baru bagi
masyarakat dan juga pemerintah untuk menyediakan sumber makanan pokok yang cukup.

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan dijamin
ketersediannya. Ketersediaan pangan bagi masyarakat tentunya merupakan hal yang sangat
penting untuk dijaga. Salah satunya dengan cara diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan
ini juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan
Pangan. Di Indonesia, diversifikasi pangan dimaksud untuk mengurangi ketergantungan
sebagian besar masyarakat dalam mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah kekurangan beras.

Meskipun Indonesia merupakan daerah yang subur dan merupakan Negara Agraris,
namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakatnya sendiri.
Indonesia masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan beras dari negara lain seperti
Thailand dan Vietnam. Oleh sebab itu, pemerintah perlu merealisasikan diversifikasi pangan
untuk mengatasi kekurangan beras dan meminimalisir nilai impor beras dari negara lain.

Konsep diversifikasi terhadap ketergantungan beras dapat dimulai dengan mengenalkan dan
menghapus pandangan nilai-nilai lama yang menempatkan palawija sebagai pangan masyarakat kelas
dua dan dengan mengangkat kembali potensi-potensi pangan yang dimiliki oleh masing-masing
daerah. Beberapa contoh potensi pangan yang dapat menggantikan posisi beras adalah umbi-umbian,
sagu,jagung,gandum,singkong, dan lain-lain.

Sejauh ini, telah diadakan beberapa usaha untuk menganekaragamkan pangan. Diantara
tonggak sejarah yang penting dalam usaha penganekaragaman pangan yaitu pada tahun 1950-
an telah dilakukan usaha melalui Panitia Perbaikan Makanan Rakyat, tahun 1963
dikembangkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, tahun 1974 dikeluarkan Inpres 14/1974
tentang Perbaikan Menu Makanan Rakyat (PMMR) yang kemudian disempurnakan dengen
Inpres 20/1979, melanjutkan proses sebelumnya pada Pelita VI telah pula dikembangkan
Program Diversifikasi Pangan dan Gizi (DPG) (Aswar, 2009).

Apabila Diversifikasi pangan tercapai dengan baik akan menimbulkan dampak positif
bagi masyarakat untuk tercapainya kedulatan pangan. Kedaulatan pangan itu sendiri adalah
hak Negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin
hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Diversifikasi pangan juga berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat


sehingga nutrisi yang diterima oleh tubuh dapat bervariasi dan seimbang dan kedaulatan
pangan.

Apabila setiap daerah menerapkan diversifikasi dengan cara yang benar maka
kedaulatan pangan di setiap daerah akan mudah terwujud. Apabila setiap daerah di Indonesia
telah menerapkan diversifikasi pangan maka kedaulatan pangan Indonesia pun akan mudah
tercapai juga.

Daftar Pustaka

Tim redaksi Bulog. 2104. Ketahanan pangan. Diunduh dari


http://www.bulog.co.id/ketahananpangan.php# pada hari Jumat,7 Agustus 2015 pukul
10.57 WIB

Rachman, Taufi. 2015. Diversifikasi Pangan untuk Meningkatkan Gizi. Diunduh dari
http://www.republika.co.id/ pada hari Jumat, 7 Agustus 2015 pukul 11.17 WIB

Fitri, Sonia. 2015. Mentan Ingin Fokus Diversifikasi Pangan, Ini Langkahnya. Diunduh dari
http://www.republika.co.id/ pada hari Jumat, 7 Agustus 2015 pukul 11.21 WIB

You might also like