Professional Documents
Culture Documents
FIFIOLOGI VETERINER II
SISTEM PENCERNAAN
OLEH :
KUPANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
METODOLOGI
2.1 Alat
1. Sendok makan
2.2 Bahan
1. Katak
2. Larutan ringer/ NaCl fisiologis (0,65%)
3. Air dingin
4. Air panas
1. Biskuit
2. Pudding
3. Air mineral
3.1 Hasil
3.1.1 Aktivitas Rambut Getar
𝑠 15
v=𝑡 v = 112 v = 0,133 mm/s
𝑠 15
v=𝑡 v = 239 v = 0,062 mm/s
3.2 Pembahasan
3.2.1 Aktivitas Rambut Getar.
Pembahasan Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan
makanan di saluran pencernaan khususnya rambut getar dan tenggorokan katak.
Saluran pencernaan makanan pada katak terdiri atas mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Di dalam rongga mulut terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan
pankreas. Kelenjar ludah yang dihasilkan oleh mulut katak ini dilengkapi oleh
rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah dilakukan. Hal
ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses
pencernaan pada katak maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang
berbentuk cair dan yang berbentuk lendir.
Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga
mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan
permukaan dinding cavum oris. Kelenjar ludah yang dihasilkan oleh mulut katak
dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah
dilakukan. Pada pallatum terdapat sumsum rambut getar yang berfungsi untuk
menimbulkan aliran dari cairan saluran mulut dan pada permulaan dinding cavum
oris. Gerakan rambut getar didukung oleh adanya ATP. Rambut getar berperan
dalam transformasi bahan makanan di saluran pencernaan. Untuk memudahkan
proses masuknya makanan kedalam oesophagus ada rambut getar pada jaringan
epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah
diatas epitel. Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan
mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk
menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan dan saliva pada saluran
pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam esophagus.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil pada saat papan fiksasi rata, waktu
yang diperlukan butir gabus untuk mencapai esofagus adalah 1 menit 52 detik.
Pada saat papan fiksasi dimiringkan ke kiri, waktu yang diperlukan butir gabus
untuk mencapai esofagus adalah 3 menit 2 detik. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa
keadaan papan fiksasi dapat mempengaruhi pergerak silia. Dapat disimpulkan
bahwa rambut getar/silia lebih cepat pergerakannya pada bidang rata daripada
bidang dimiringkan baik ke kiri maupun ke kanan.
Pada percobaan pengamatan suhu, pada suhu panas waktu yang diperlukan
butir gabus untuk mencapai esofagus adalah 3 menit 59 detik. Sedangkan pada
suhu dingin waktu yang diperlukan butir gabus untuk mencapai esofagus adalah 2
menit 40 detik. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kecepatan pergerakan
rambut getar pada suhu panas dan dingin sangat berbeda. Pergerakan pada suhu
dingin lebih cepat. Hasil ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin
tinggi suhu maka gerakan rambut getar akan semakin lambat. Oleh karena itu
rambut getar selalu berada di tempat yang terendam air atau di permukaan yang
basah agar suhunya rendah sehingga pergerakan rambut getar cepat.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pergerakan silia di dalam saluran
pencernaan katak, yaitu posisi tubuh katak dan suhu di dalam tubuhnya. Pada posisi
rata (normal), rambut getar bergerak lebih cepat daripada posisi tubuh yang miring.
Pada suhu yang tinggi pergerakan silia lebih lambat daripada pergerakannya di suhu
yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Amalo, A. F. 2016. Modul Praktikum Fisiologi Veteriner II. Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Blakely, J. dan Bade, D. H. 1994. Ilmu Peternakan Edisi Keempat. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.