You are on page 1of 13

Proses mekanisme sel & kelainan pada tubuh

Oleh :
Marry Salvatrix Mekeng (102013065)

Jason (102013102)

Angelia Yohana Kakauhe (102013217)

Torry Tandi Wijaya (102013245)

Oktaviana Linda Fermina (102013133)

Mutiara Nur Adinda (102013298)

Kartika Chandra Wijaya (102013371)

Ayu Asmarita (102013390)

Steviany Stezan (102013470)

Muhammad Sajid Bin Mohd Rafee (102013498)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952

Pendahuluan
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, dimulai dari saat fertilisasi
yang terjadi dalam rahim seorang ibu hingga menjadi bayi yang kemudian dilahirkan. Bayi
tumbuh menjadi balita, lalu remaja, kemudian beranjak menjadi dewasa. Semua itu akibat
dari pembelahan sel-sel yang terus terjadi dalam tubuh seseorang semasa hidupnya.
Pembelahan sel mengakibatkan jumlah sel dalam tubuh mengalami pertambahan jumlah,
sehingga tubuh kita bertambah besar dan tinggi.
Pembelahan sel dibagi menjadi 2 macam, yakni pembelahan meiosis dan mitosis.
Pembelahan meiosis dan mitosis sendiri memiliki tahap dan ciri-ciri yang berbeda, namun
keduanya tetap mempengaruhi terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Sebagai mahasiswa kedokteran tentunya penting bagi kita untuk mempelajari proses
pembelahan sel dan mengenal ciri-ciri dari pembelahan meiosis dan mitosis, salah satunya
melalui PBL (Problem-Based Learning) dengan membahas skenario kasus yang diberikan.

1
Pembahasan
Sel
Sel adalah unit pembentuk, merupakan satuan unit terkecil dalam tubuh makhluk
hidup. Setiap sel adalah suatu sistem lengkap (self contained) yang melaksanakan berbagai
fungsi, yaitu membentuk dan menggunakan energi, melakukan respirasi, reproduksi, dan
ekskresi. Sel-sel akan bergabung membentuk suatu jaringan, jaringan-jaringan akan bersatu
untuk membentuk organ. Organ-organ kemudian akan membentuk suatu sistem tubuh. Sel
terdiri dari struktur-struktur internal yang masing-masing dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Berbagai struktur internal tersebut dibungkus bersama-sama menjadi satu
oleh membran sel sehingga membentuk suatu unit tunggal. Meskipun fungsi setiap sel
berbeda-beda dalam tubuh, namun semua sel memiliki struktur yang sama.1
Sel dapat dibagi menjadi 2 bagian utama, yakni nukleus (inti sel) dan sitoplasma. Di
dalam sitoplasma terdapat organel-oganel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma,
ribosom, badan Golgi, lisosom, mikrotubulus, sentriol, dan vakuola (Gambar 1). Nukleus
sendiri juga terdapat di dalam sitoplasma yang berfungsi sebagai pusat pengatur proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel. Di dalam nukleus juga terdapat nukleolus (anak inti
sel) di mana terkandung DNA di dalamnya.

Gambar 1. Struktur Sel

Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga
sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Setelah kromosom mengalami proses
duplikasi, pasangan kromosom akan menjauh dan sel awal akan terbelah menjadi 2 buah sel.
Setiap sel baru akan mengandung seluruh informasi genetik dalam 23 pasang kromosom.
Proses pembelahan sel dibagi menjadi 2 macam, yaitu pembelahan mitosis yang terjadi pada
sel-sel somatis serta pembelahan meiosis yang terjadi pada sel-sel gonad.
Proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel baru yang identik disebut
pembelahan mitosis. Pembelahan mitosis dicapai dengan koordinasi antara siklus kromosom,
sentrosom, dan sitoplasma. Pembelahan meiosis adalah jenis pembelahan sel yang lain yang
berlangsung di sel-sel reproduktif seperti sperma dan ovum. Meiosis terdiri atas 2
pembelahan sel yang menghasilkan total 4 sel baru dan masing-masing sel mengandung 23
kromosom tunggal.1

2
Siklus sel fungsi yang paling mendasar berupa duplikasi akurat dari sejumlah DNA
didalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut sehingga terjadi dua
sel baru yang identik. Proses ini berlangsung terus menerus dan berulang (siklik). Siklus sel
yang berlangsung secara kontinu dan berulang disebut proliferasi.2
Mitosis dan meiosis merupakan 2 tipe pembelahan sel yang berbeda dengan beberapa
ciri yang sama. Yang pertama adalah perlunya duplikasi seluruh isi kromosom sel sebelum
pembelahan. Selain itu, baik pembelahan mitosis maupun meiosis juga menggunakan mesin
sel dari sel induk untuk membuat DNA, RNA, dan protein-protein baru yang akan terlibat
dalam pembelahan sel. Yang terakhir, kedua proses ini bergantung pada penggunaan
gelendong mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi 2 kutub sel yang nantinya akan
menjadi turunan dari sel tersebut. Mitosis dan meiosis berbeda dalam perilaku kromosom
hasil duplikasi setelah replikasi DNA. Pada mitosis tidak terdapat perbedaan pada total isi
kromosom antara sel induk dan turunannya, sementara pada meiosis jumlah kromosom sel
anak berkurang dari 46 menjadi 23.2

Mitosis
Mitosis adalah tahapan penting dalam siklus kehidupan sel. Masing-masing sel baru
yang akan diproduksi harus menerima salinan DNA yang asli secara lengkap untuk
menjalankan fungsinya secara normal. Mitosis dibagi menjadi 4 fase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Dalam 1 putaran reproduksi sel, mitosis akan diikuti oleh interfase.
Interfase dibagi lagi menjadi 3 tahap, yaitu fase G1, fase S, dan fase G2 (Gambar 2). Interfase
kemudian akan berlanjut ke fase M (mitosis). Mitosis biasanya adalah fase terpendek dalam
siklus sel, hanya berlangsung selama 1 jam dari waktu total siklus sel sepanjang 18-24 jam
dalam sebuah sel hewan ideal.3

Gambar 2. Siklus Mitosis


a. Interfase
Dalam keadaan tidak aktif membelah, sel dikatakan berada pada tahap
interfase. Interfase sel mengadakan pertumbuhan, aktivitas metabolisme, dan
pembelahan kromosom. Pada keadaan ini, kromosom dalam bentuk kromatin, tersebar
di dalam inti sel, dengan anak inti sel terlihat sebagai bentuk spot gelap di dalam inti
sel. Keseluruhan inti sel ditutupi oleh selubung inti sel (Gambar 3). Interfase
membutuhkan waktu sekitar 90% dari seluruh waktu reproduksi sel.

3
Gambar 3. Interfase

b. Profase
Pada tahap profase, kromosom menebal menjadi pilinan yang kuat dan besar,
serta menjadi terlihat. Setiap kromosom terdiri dari 2 kromatid yang disatukan oleh
sentromer. Kromatid akan menjadi kromosom dalam generasi sel yang berikutnya.
Pasangan sentriol berpisah dan mulai bergerak ke sisi nukleus yang berlawanan,
digerakkan dengan perpanjangan mikrotubulus yang terbentuk di antara sentriol.
Setelah sampai di sisi nukleus, sentriol membentuk benang spindel mitosis polar.
Nukleus melebur dan membran nuklear menghilang, sehingga memungkinkan spindel
memasuki nukleus. Mikrotubulus pendek yang muncul dari kinetokor yang berada
pada sentromer berinteraksi dengan benang spindel polar sehingga mengakibatkan
kromosom bergerak dengan cepat (Gambar 4).4

Gambar 4. Profase
c. Metafase
Pada tahap ini, serat gelendong (benang spindel) terbentuk sempurna antara
kutub. Kromosom bergantung pada serat gelendong melalui sentromernya, dan semua
kromosom bergerak lalu berbaris pada bidang ekuator sel. Gerakan sel akan terhenti
bila semua pasangan kromatid mencapai ekuator sel. (Gambar 5).

4
Gambar 5. Metafase

d. Anafase
Pada tahap ini, sentromer menggandakan diri sehingga setiap kromatid
mempunyai sentromer sendiri-sendiri. Kromatid yang berasal dari satu kromosom
kemudian akan berpisah dan bergerak ke arah kutub yang berseberangan.
Bergeraknya kromatid ke kutub berseberangan disebabkan oleh peranan mikrotubulus
dan mikrofilamen yang memendek dan memanjang. Mikrotubul yang menggantung
kromosom memendek, sedangkan yang menghubungkan kedua kutub memanjang
yang mengakibatkan sel ikut memanjang sesuai dengan arah poros gelendong.
(Gambar 6).

Gambar 6. Anafase
e. Telofase
Pada masa awal telofase, kromosom mulai merenggang menjadi kromatin.
Dua buah nukleus terbentuk kembali di sekitar kromosom. Kromosom kemudian
terurai dan melebur, membran nuklear dan nukleolus terbentuk kembali. Pada telofase
terjadi sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma. Alur pembelahan yang berada tepat
di pertengahan antara kedua massa kromosom mulai membelah sitoplasma, berlanjut
di sekitar sel, dan membelah sel tersebut menjadi 2 sel terpisah (Gambar 7).

5
Gambar 7. Telofase

Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin
(ovum dan sperma). Pembelahan tersebut mengakibatkan berkurangnya jumlah kromosom
yang diploid menjadi haploid. Bila terjadi pembuahan, gabungan dari ovum dan sperma akan
menghasilkan jumlah kromosom diploid. Proses meiosis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
pembelahan nuklear dan pembelahan seluler yang disebut meiosis I dan meiosis II, masing-
masing terdiri dari 4 tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Tahap istirahat
antara kedua tahap tersebut disebut interkinesis.4

Meiosis I
Pembelahan meiosis I adalah pembelahan reduksional yang menghasilkan 2 sel
haploid dari 1 sel diploid tunggal.3 Meiosis I memisahkan setiap pasangan kromosom
homolog dan membagi anggota pasangan tersebut kepada sel-sel anak.4 Ada 4 tahapan pada
meiosis I, yaitu profase I, metafase I, anafase I dan telofase I.
a. Profase I
Tahap ini dibagi menjadi 5 tahap yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan
diakinesis (Gambar 9).
- Leptoten, merupakan tahap di mana kromatin berpilin menjadi kromosom.5
- Zigoten, adalah proses di mana kromosom homolog menggandeng, yang
homolog di sebelah induk betina sedangkan yang sebelah lain dari induk
jantan. Pada beberapa tempat terjadi persilangan (kiasma = tunggal, kiasmata
= jamak) di antara kromosom homolog tersebut.5
- Pakiten, adalah proses di mana kromosom homolog menggandeng rapat
sepanjang lengannya, dari pangkal hingga ke ujung kromosom homolog yang
membentuk tetrad.5
- Diploten, adalah proses di mana tiap kromosom membelah secara
longitudinal, sehingga terdapat 2 kromatid dengan 1 sentromer. Terjadi pindah
silang antara fragmen kromosom homolog yang disebut crossing over
(Gambar 8).5

6
Gambar 8. Crossing Over
- Diakinesis, adalah proses di mana kromatid mencapai pilinan maksimal
sehingga menjadi besar yang maksimal juga. Kromosom homolog
merenggang, nukleolus hilang, selaput inti hancur, sentriol mengganda dan
tiap pasangan pergi ke kutub yang berseberangan dari inti.5

Gambar 9. Profase I
b. Metafase I
Pada tahap ini, pasangan kromosom homolog, masing-masing dengan dua
pasang kromatid yang disatukan sentromer berbaris pada bidang ekuator. Kedua
kromatid dalam 1 kromosom pada setiap pasangan homolog menghadap ke kutub sel
yang sama, sehingga kromosom homolognya menghadap kutub yang berlawanan
(Gambar 10). 4
c. Anafase I

7
Dalam tahap anafase I, setiap kromosom yang terdiri dari 2 kromatid ditarik
ke salah satu kutub. Dengan demikian, 1 kelompok kromosom haploid telah tersusun
di setiap kutub (Gambar 10). 4

Gambar 10. Meiosis I


d. Telofase I
Seperti yang terjadi dalam pembelahan mitosis, tahap telofase merupakan
kebalikan dari tahap profase. Pada tahap ini kromosom melebur, membran nuklear
kembali terbentuk, nukleolus kembali muncul dan benang spindel terurai. Terjadi
sitokinesis dan kedua sel pun terpisah. 4

Interkinesis
Periode antara pembelahan meiosis I dan meiosis II disebut interkenesis. Waktu
berlangsungnya interkinesis dapat berlangsung cepat maupun lambat, tergantung dari jenis
selnya. Selama interkinesis yang ekstentif, kromosom-kromosom bisa terbuka kumparannya
dan kembali ke kondisi yang serupa dengan interfase dengan terbentuknya kembali membran
nukleus. Selanjutnya, kromosom-kromosom akan berkondensasi kembali dan membran
nukleus menghilang. Tidak terjadi proses replikasi DNA saat fase ini.4

Meiosis II
Pembelahan meiosis II adalah pembelahan berimbang yang mirip dengan mitosis,
dalam artian bahwa dalam proses ini terjadi pemisahan kromatid-kromatid dari sel-sel
haploid. Meiosis II juga terdiri dari 4 tahap, yaitu profase II, metafase II, anafase II, serta
telofase II.3
a. Profase II
Dalam tahap ini, selaput inti menghilang, sentriol mengganda dan pergi ke
kutub yang berseberangan dengan inti. Kromatid tiap kromosom belum terpisah,

8
karena sentromer masih satu. Kromatid tidak lagi mengganda untuk kedua kalinya
pada meiosis II (Gambar 11).5

b. Metafase II
Pada tahap ini, serat gelendong terbentuk antara pasangan sentriol. Kromosom
yang terdiri dari sepasang kromatid menggantung pada serat gelendong melalui
sentromer lalu bergerak ke bidang ekuator (Gambar 11).5
c. Anafase II
Dalam tahap ini, sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat
gelendong. Sentromer tiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid
kembarannya lepas, masing-masing berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan
(Gambar 11).5
d. Telofase II
Kromatid terbuka kembali pilinannya dan terlepas-lepas sehingga menjadi jala
halus yang disebut kromatin. Selaput inti terbentuk kembali, nukleolus muncul dan
melekat pada kromatin. Pada tahap ini juga terjadi sitokinesis, sehingga pada akhirnya
dari 2 kali proses meiosis akan menghasilkan 4 sel anakan. Masing-masing sel anakan
mengandung kromosom setengah dari sel induk, yaitu dari diploid pada meiosis 1
menjadi haploid pada meiosis 2 (Gambar 11).5

Gambar 11. Meiosis II

Siklus Sel
Siklus Sel masih dibagi lagi ke dalam 3 tahap, yaitu tahap G1, S, dan G2 (G= Gap).
Tahap Go adalah tahap istirahat khusus. Pada tahap ini, G berfungsi sebagai gap, yaitu
mengacu pada waktu yang dihabiskan sel untuk memeriksa dan meninjau kembali langkah
selanjutnya. Panjang tahap G1 bervariasi, sedangkan waktu untuk tahap S dan G2 biasanya
seragam.1,4 Proses yang terjadi pada tahap Go, G1, S, dan G2 adalah:

9
- Fase Go, merupakan fase istirahat ketika sel yang berada pada tahap G1 tidak
melakukan replikasi DNA dapat berhenti sementara. Sel secara tidak pasti akan
tetap berada pada tahap Go. Akan tetapi, bila sel dirangsang untuk melewati tahap
Go, sel tersebut akan maju ke tahap lain kecuali kemajuannya terbatas pada
cekpoin selanjutnya.1
- Fase G1, merupakan tahap persiapan sel untuk replikasi DNA dengan mensintesis
protein baru dan mengaktifkan komponen sitoskeletal. Selama tahap ini, sel
memantau lingkungannya untuk menentukan waktu yang tepat untuk mereplikasi
DNA. Tahap ini merupakan cekpoin bagi sel, karena apabila kondisinya tidak
tepat sel tidak akan menjalani siklusnya. Sebuah sel akan terstimulus untuk
menjalani tahap G1 bila gen tertentu diaktifkan.1 Fase ini biasa berlangsung 6-12
jam.3
-
Fase S, merupakan tahap selanjutnya dari tahap G1 di mana terjadi
replikas/duplikasi DNA.1 Fase ini biasa berlangsung 6-8 jam.3
- Fase G2, merupakan tahap ketiga sebelum pembelahan sel. Pada tahap ini sel
kembali mensintesis protein yang dipersiapkan untuk pembelahan. Tahap ini juga
merupakan cekpoin karena jika DNA belum diduplikasi secara tepat, sel memiliki
kesempatan kedua untuk menghentikan tahap siklus sel selanjutnya sebelum
terjadinya mitosis. Bila terjadi kesalahan replikasi DNA, perbaikan akan
dilakukan dan sel akan masuk lagi ke dalam siklus atau sel akan dirangsang untuk
mengalami apoptosis, yaitu kematian sel yang terprogram.1 Fase ini biasa
berlangsung 3-4 jam.3

Pembelahan Sel Abnormal


Pada keadaan tertentu sel kehilangan kemampuan untuk menanggapi factor-faktor
yang mengatur pertumbuhan. Seperti sebuah sel yang akan terus tumbuh dan membelah
secara tidak terkendali. Sel-sel yang diciptakan oleh pembelahan sel yang abnormal juga
mengalami pembelahan yang tidak teratur. Akhirnya masa padat dari sel-sel abnormal atau
tumor terbentuk. Sel-sel yang ganas dapat memasuki aliran darah dan menyebar cepat ke
seluruh bagian tubuh.penyebaran dapat ditunda atau dicegah melalui obat yang diresepkan
atau perawatan radiasi, namun kemunculannya tidak dapat diprediksi.
Kanker adalah suatu keadaan dimana sel-sel yang ganas menyerang dan
menhancurkan jaringan tubuh. Apabila tidak diobati, kanker biasanya bersifat fatal. Satu dari
empat orang akan mengembangkan kanker. Lebih dari 100 jenis kanker yang telah dikenali.
Sel-sel kanker tidak harus membelah lebih cepat dari pada sel-sel yang sehat, tetapi mereka
harus membelah. Sel kanker yang ditumbuhkan dalam cawan petri membelah dengan baik
melampaui batas Hayflick yang normal dari 50 pembelahan. Setiap jenis memiliki penyebab
yang beda dan dapat mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda. Menyebutkan segala
bentuk kanker tidak akan mudah. Diantara jenis kanker yang paling umum adalah payudara,
paru-paru, prostat dan kanker usus besar rectal. Masing-masing dari penyakit ini dirangsang
oleh bahan penyebab kanker atau karsinogen. Tiga kelompok utama karsinogen menyerang
DNA. Sebagai contoh, pemamparan yang berlebihan pada radiasi ultraviolet matahari dapat
merusak DNA sel-sel kulit. Jika keadaan ini mengganggu gen yang mengontrol pembelahan
sel, sel-sel yang terkena dapat menjadi kanker.Virus-virus tertentu menyebabkan kanker
dengan cara memasukan DNAnya secara langsung ke dalam sel tersebut. DNA yang cacat
tidak menanggapi pengatur pertumbuhan sel yang normal dan pembelahan. Kanker yang
sering dihasilkan. Bahan kimia tertentu menyerang pasangan basa dalam DNA dari banyak

10
sel. Reaksi-reaksi ini sedikit mengubah struktur dari beberapa pasangan basa. Selanjutnya
DNA mengalami replikasi, basa baru tidak akan berpasangan dengan akurat pada basa yang
lam. Jika ini terjadi pada gen pengontrol pembelahan sel, kemungkinan akan menghasilkan
kanker. Sel-sel kanker menyerap nutrisi pada laju yang lebih cepat dari pada sel-sel normal
dimana sel-sel tersebut diturunkan, dan sel-sel ini mengeluarkan zat yang mendorong
pertumbuhan pembuluh darah disekitarnya. Sel-sel kanker kemudian bersarang dijaringan
yang sehat dan tidak sesuai untuk ruang dan nutrisi dengan jaringan yang sehat. Selain itu,
sel-sel kanker ini tidak menempel satu sama lain seperti sel-sel normal. Sel-sel kanker
memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari kelompok utamanya. Mereka kemudian
dibawa dalam aliran darah dimana mereka terus membelah secara tidak terkendali. Akhirnya
sel kanker menjadi tersangkut di jaringan baru. Selanjutnya pembelahan sel yang tidak
terbatas akan meningkatkan jumlah sel sel kanker dalam jaringan yang sehat. Akhirnya, sel-
sel normal mati dan diganti oleh sel-sel kanker dalam jumlah yang lebih banyak. Pada
keadaan ini, seluruh organ sering berhenti berfungsi dengan benar. Ada karakteristik lain
yang memisahkan sel-sel kanker dari sel-sel normal. Sel-sel kanker memiliki bentuk dan
ukuran yang tidak beraturan, jumlah nucleolus yang tidak biasanya, dan struktur mitosis yang
abnormal. Sel-sel membagi sebelum mereka dewasa dan cenderung tumbuh dimana-mana
satu sama lain, tampaknya tidak terpengaruh oleh kontak penghambatan. Banyak penelitian
yang telah dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyebab, pencegahan dan
penyembuhan kanker.5

Kerusakan Sel
Ketika sel tidak dapat beradaptasi, sel yang berfungsi untuk memperbaiki kerusakan
sel mengalami kerusakan. Sel yang rusak kembali pulih ketika stress pulih. Maka kerusakan
sel ini disebut reversible. Sel tidak dapat pulih dikarenakan stress yang serius. Maka sel
tersebut akan tetap mengalami kerusakan hingga akhirnya sel tersebut mati (nekrosis atau
apaptosis). Dan kerusakan sel ini disebut irreversible.6

Penyebab kerusakan sel diantaranya


Hypoxic Injury adalah berkurangnya oksigen ke jaringan menyebabkan kerusakan
jaringan. Kekurangan oksigen ini, disebabkan oleh:
a. Berkurangnya supply darah (ischemia)
b. Hipoventilasi
c.Kelainan jantung dalam memompa darah
d.Berkurangnya oksigen dalam darah (anemia, adanya karbona monoksida) Hipoxia
ini mengakibatkan berkurangnya ATP dan terbentuknya derivat oksigen yang
merupakan radikal bebas.
Reactive oxygen species and free. Saat respirasi O2 tidak secara sempurna melalui
proses pembakaran. Tetapi, disebabkan oleh radiasi atau obat-obatan seperti sulfa oksigen
menjadi O2- yang merupakan radikal bebas. Radikal bebas O2- ini pada akhirnya
menyebabkan terbentukny OH- yang merupakan radikal bebas. Dan terjadilah stress
oksidatif, dimana terjadi perusakan pada lapisan lipid,protein, dan DNA.6
Chemical Injury. Obat-obatan dan bahan-bahan kimia adalah agen yang menyebabkan
kerusakan sel. Seperti senyawa anorganik,ion-ion, dan senyawa organik. Mekanismenya,
yaitu:

11
a. Berikatan dengan senyawa dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi pada sel.
b. Merupakan senyawa yang membahayakan sel,yaitu racun.

Mekanisme Adaptasi Sel


Organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan
bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup. Karakteristik mahkluk hidup
ialah bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan
internal dan eksternal. Aktifitas sel sesuai dengan proses kehidupan, meliputi :
a.Ingesti – mengekskresikan sisa metabolisme
b. Asimilasi – bernafas – bergerak
c. Mencerna – mensintesis – berespon, dll
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisasi yang dinamakan organel. Sel terdiri
dari dua bagian utama yaitu inti dan sitoplasma yang keduanya dipisahkan oleh membrane
inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan sekitarnya oleh membrane sel. Berbagai zat yang
membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma. Membrane Sel, merupakan struktur
elastis yang sangat tipis, penyaring selektif zat – zat tertentu. Membrane Inti, merupakan dua
membrane yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yang bersatu merupakan larut
dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma. Retikulum endoplasma yang terdiri dari RE
granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg
berfungsi dalam mensintesa protein. Dan RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk
sintesa lipid dan enzimatik sel. Komplek golgi berhubungan dgn RE berfungsi memproses
senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair
banyak mengandung struktur organel sel. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk
produksi energi dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan. katabolisme / pernafasan
sel. Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan
organ pencernaan sel. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada
pembelahan sel. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg
disebut gen. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA. Jumlah
dapat satu atau lebih.7

Adaptasi Sel
Adaptasi Sel merupakan bentuk reaksi jaringan organ / system tubuh terhadap jejas.
Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran ( degenerasi / kembali kearah yang kurang
kompleks ). Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.7
Adaptasi ( penyesuaian ) sel terdiri dari:
a. Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna
dengan ukuran normal
b. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat
tubuh menjadi lebih besar dari pada ukuran normal.
c. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau keadaan kekurangan
secret atau produksi sel terkait.
d. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu
menjadi sel matur jenis lain.

12
e. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia berkepanjangan
tanpa mereda dapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reserve
f. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai
perubahan marfologik, akhibat jejas nin fatal pada sel.
g. Infiltrasi.

Kesimpulan
Pada dasarnya pembelahan sel merupakan awal dari pembentukan suatu organ.
Namun bila pada pembelahan sel terjadi pembelahan yang berlebih akan mengakibatkan
munculnya kerusakan sel. pemicu kanker. Selain itu partikel partikel kecil yang tidak dapat
terlihat seperti polusi dan debu juga dapat menyebabkan terjadinya kanker.

Daftar Pustaka
1. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC; 2009.p.3, 43-6.
2. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance: sistem reproduksi. Ed 2. Jakarta: Erlangga
Medical Series; 2005.p.18.
3. Elrod S, Stansfield W. Schaum’s outline genetika. Ed 4. Jakarta: Erlangga; 200.p.5-
10.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.p.46-51
5. Priastini R, Hartono B, Hudyono J. Buku Ajar Biologi: Dasar Biologi Sel. Ed 2.
Jakarta: FK UKRIDA; 2012.p.114-8, 130-2.
6. Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009. h.3-17.
7. Cregan, Elizabeth R.C. All about Patologi. LA: Sally Ride Science; 2008

13

You might also like