You are on page 1of 7

Artikel Penelitian

IDENTIFIKASI LARVA NYAMUK JKMA


PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
diterbitkan oleh:
DI PADUKUHAN DERO CONDONG Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
CATUR KABUPATEN SLEMAN p-ISSN 1978-3833
e-ISSN 2442-6725
Diterima 17 Februari 2016 10(2)172-178
Disetujui 10 Agustus 2016 @2016 JKMA
Dipublikasikan 1 September 2016 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/

Fitri Nadifah1 , Nurlaili Farida Muhajir1, Desto Arisandi1, Maria D. Owa Lobo1
Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok Sleman
1

Abstrak
Penyakit menular yang disebabkan oleh vektor seperti demam berdarah dengue, malaria, filariasis,
encephalitis, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Demam
berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes sp yang terinfeksi virus Dengue. Nyamuk Aedes sp berkembangbiak di tempat-tem­
pat penampungan air yang mengandung air jernih atau air yang sedikit terkontaminasi. Peneli­
tian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis larva nyamuk yang ditemukan di tempat penampungan
air dan menghitung kepadatan larva nyamuk di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero, Desa Condongcatur.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan desain penelitian adalah Cross sectional. Pengambilan sampel
dilakukan di 50 rumah yang berada di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero Desa Condongcatur. Hasil pene­
litian menunjukkan bahwa jenis larva nyamuk yang ditemukan di tempat penampungan air di RT
04 RW 15 Padukuhan Dero, Desa Condongcatur adalah larva Aedes aegypti. Wilayah ini berisiko
tinggi untuk penularan DBD dengan kepadatan larva nyamuk masing-masing untuk House Index (HI)
adalah 44%, Container Index (CI) adalah 17,8% dan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang di bawah 95%, yaitu
sebesar 56%.
Kata Kunci: larva, nyamuk, penampungan air

LARVAE IDENTIFICATION IN WATER CONTAINER IN DERO VILLAGE,


CONDONG CATUR OF SUBDISTRICT SLEMAN
Abstract
Infectious diseases caused by vectors such as dengue fever, malaria, filariasis, encephalitis, is a public health
problem in the world, including Indonesia. Mosquitoes can be annoying humans and animals through the
bite as well as act as vectors of some diseases in humans and animals that comprises a variety of parasites
and viruses. Dengue hemorrhagic fever is a disease caused by the dengue virus is transmitted to humans
through the bite of an infected mosquito Aedes sp. Aedes sp mosquitoes breed in shelters water contai­
ning clear water or water slightly contaminated. This study aimed to identify the type of mosquito larvae
larvae in water reservoirs and to compute the density of mosquito larvae in RT 04 RW 15 Dero Village
of Condong Catur village. This was a descriptive research with cross sectional method. Sampling was con­
ducted in 50 houses located in RT 04 RW 15 Dero Village, Condong Catur District of Sleman Regency.
The results showed that the type of mosquito larvae that were found in water container is Aedes aegypti.
This area has a high risk in dengue fever infection spreding with the density of mosquito larvae for House
Index (HI) and Container Index (CI) 44% dan 17,8%, respectively. The Free Larva number is 56% below
government standard which is 95%.
Keywords: mosquoito larva, water container

Korespondensi Penulis:
Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok Sleman
Telepon/HP: 0896 0536 7007 Email : fitri@gunabangsa.ac.id

172
Nadifah, Muhajir, Arisandi, Lobo | Identifikasi Larva Nyamuk Pada Tempat Penampungan Air

Pendahuluan 2013 sebanyak 48 kasus sedangkan pada ta­


Penyakit menular yang disebabkan oleh hun 2014 terdapat 40 kasus DBD. RT 04 RW
vektor (vector borne disease) seperti demam 15 padukuhan Dero, desa Condongcatur.
berdarah dengue (DBD), malaria, filariasis Wilayah ini banyak terdapat perumahan dan
(kaki gajah), dan Japanese B. Enchephalitis, kos-kosan oleh adanya universitas serta sekolah
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat kejuruan menengah atas menjadikan wilayah
di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan se­ inikondisi pemukimannya cukup padat dan
jumlah penelitian yang telah dilakukan menun­ kurang tertata.Wilayah ini memperoleh suplai
jukkan bahwa saat ini terjadi perubahan iklim air dari sumur gali dan PDAM yang mengalir
global yang berpengaruh terhadap perubahan setiap hari sehingga dijumpai tempat-tempat
risiko penularan penyakit yang ditularkan oleh penampu­ngan air baik di dalam rumah mau­
vektor penyakit terutama nyamuk.(1) pun di luar rumah.Selain itu pada saat musim
Nyamuk dapat mengganggu manusia hujan ba­nyak terdapat genangan sisa air hujan
dan binatang melalui gigitannya serta berpe­ di sekitar rumah warga.
ran sebagai vektor penyakit pada manusia dan RT 04 RW 15 merupakan salah satu
binatang yang penyebabnya terdiri atas ber­ RT-RW yang berada di Pedukuhan Dero, Desa
bagai macam parasit dan virus. Demam berda­ Condongcatur. Wilayah ini banyak terdapat
rah dengue (DBD) adalah penyakit yang dise­ perumahan dan kos-kosan d i k a r e n a k a n
babkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus, w i l a y a h i n i t e r d a p a t u n versitas ser­
famili Flaviviridae. Demam berdarah dengue ta­s ekolah k ejuruan dan m ene­ ngah atas
ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk menjadikan wilayah ini kondisi pemukiman­
Aedes sp yang terinfeksi virus dengue. Nyamuk nya cukup padat dan kurang tertata. Wilayah
Aedes sp berkembangbiak di tempat-tempat ini memperoleh suplai air dari sumur gali dan
penampungan air yang mengandung air jernih PDAM yang mengalir s etiap h ari s ehingga
atau air yang sedikit terkontaminasi seperti d i j u mp ai t empat-tempat p enampungan air
bak mandi, tangki penampungan air, ember, b aik di dalam maupun di luar rumah. Selain
vas bunga, kaleng bekas, kantong plastik bekas, itu pada saat musim hujan banyak terdapat
ban bekas, tempurung kelapa, dan pelepah ta­ genangan sisa air hujan di sekitar rumah warga.
naman.(2) Masih banyak warga yang kurang peduli
Demam berdarah dengue (DBD) banyak dengan kebersihan dan tingkat kesadaran war­
ditemukan di daerah tropis dan sub tropis. ga yang masih rendah terutama dalam mem­
Data dari seluruh dunia menunjukan Asia bersihkan tempat-tempat penampungan air
menempati urutan pertama dalam jumlah pen­ baik di dalam rumah maupun di luar rumah
derita DBD setiap tahunnya. World Health Or­ serta tempat-tempat yang menampung air hu­
ganization (WHO) mencatat negara Indonesia jan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi Berdasarkan observasi yang dilakukan, di be­
di Asia Tenggara . Menurut data Departemen berapa rumah penduduk masih ditemukan lar­
Kesehatan RI pada awal tahun 2007 jumlah va nyamuk pada tempat-tempat penampu­ngan
penderita DBD telah mencapai 16.803 orang air di dalam rumah.Kondisi tersebut dapat
dan 267 orang diantaranya meninggal dunia.(3) meningkatkan perkembangan vektor penyebab
Kabupaten Sleman merupakan salah penyakit dan beresiko terjadi peningkatan jum­
satu daerah endemis DBD.Berdasarkan data lah kasus seperti DBD, malaria, cikungunya
Dinas Kesehatan DI Yogyakarta, kasus DBD dan filariasis.(4)
tahun 2014 di Kabupaten Sleman sebanyak Nyamuk dalam hidupnya mengalami
274 kasus. Kecamatan Depok merupakan salah berbagai fase perkembangan dimulai dari telur,
satu kecamatan dengan kasus DBD ter­tinggi di larva, pupa, dan dewasa.Stadium telur, larva,
Kabupaten Sleman. Berdasarkan data pasien dan pupa hidup di dalam air, sedangkan dewa­
DBD di Puskesmas Depok II, jumlah kasus sa hidup di udara. Stadium larva merupakan
DBD terbanyak di desa Condongcatur tahun stadium penting karena gambaran jumlah lar­

173
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 172-178

va akan menunjukan populasi dewasa, selain menampung air diperiksa apakah ada larva
itu stadium larva juga mudah diamati dan atau tidak, dan dicatat jenis kontainernya.
dikendalikan karena berada di tempat perindu­ Sampel larva nyamuk diambil dari 50
kan (air).(5) rumah penduduk yang berada di RT 04 RW
Tempat perkembangbiakan nyamuk 15 Padukuhan Dero, Desa Condong catur. Re­
disebut tempat perindukan, tempat ini me­ agen yang digunakan adalah alkohol 70%. Alat
rupakan bagian paling penting dalam siklus yang diguanakan adalah botol/wadah tertutup,
hidup nyamuk, karena melalui tempat perin­ gayung, pipet pasteur, obyek glass, deck glass,
dukan ini kelangsungan siklus hidup nyamuk dan mikroskop.
dapat berlangsung dengan normal. Larva Ae­ Identifikasi larva nyamuk dilakukan
des dapat ditemukan pada genangan-genangan dengan mengambil larva dari tempat penam­
air bersih dan tidak mengalir.(6,7) Larva nyamuk pungan air (kontainer) dengan menggunakan
Aedes dapat ditemukan di lokasi seperti bak gayung/cidukan kemudian dimasukan ke da­
mandi, drum-drum berisi air, kaleng dan bo­ lam botol dan diberi label untuk selanjutnya
tol bekas, tempurung kelapa, bangkai mobil dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
dan di lubang-lubang pohon yang berisi air. Sebelum proses identifikasi, larva dikeluarkan
(8)
Pengendalian vektor nyamuk di RT 04 RW dari botol dengan menggunakan pipet pas­
15, Pedukuhan Dero, Desa Condongcatur teur kemudian direndam dalam alkohol 70%. Larva
dapat dilakukan dengan pemberantasan vek­ nyamuk diletakkan di atas obyek glass dan ditutup de­
tor nyamuk di rumah-rumah penduduk untuk ngan deck glass kemudian diamati di bawah mikroskop
memutuskan rantai kehidupan nyamuk. Pe­ perbesaran lensa obyektif 10 x. Larva nyamuk diidenti­
ngetahuan tentang kepadatan vektor nyamuk fikasi spesiesnya dengan menggunakan buku atlas pa­
di wilayah tersebut, jenis vektor serta tempat rasitologi.
perindukan yang disukai vektor penting untuk Pada masing-masing tempat penampu­
diketahui agar kegiatan penanggulangan lebih ngan air yang mengandung larva, cukup diam­
efektif. Untuk itulah peneliti mencoba melaku­ bil satu larva kemudian diidentifikasi di bawah
kan penelitian guna mengetahui hal-hal di atas. mikroskop. Dari sini akan didapat berbagai
indeks larva yaitu: House Index (HI), Container
Metode Index (CI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ).
Penelitian dilakukan pada bulan Febru­
ari 2015 di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero, Hasil
Desa Condongcatur.Pemeriksaan sampel lar­ Berdasarkan penelitian yang dilaku­
va nyamuk dilakukan di Laboratorium Klinik kan di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero, Desa
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta. Jenis peneli­ Condongcatur terdapat 50 rumah dengan 157
tian yang digunakan adalah deskriptif melipu­ kontainer. Berdasarkan penelitian ini, dari 50
ti pengambilan data, analisis, dan interpretasi rumah yang diperiksa ditemukan 20 rumah
tentang hasil yang diperoleh (Sugiyono, 2002). yang positif larva nyamuk dan dari 157 kon­
Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan tainer yang diperiksa ditemukan 28 kontainer
jenis dari larva nyamuk, kepadatan larva dan yang positif larva nyamuk. Berdasarkan peme­
jenis kontainer yang menjadi tempat perindu­ riksaan laboratorium yang dilakukan, jenis lar­
kan larva Variabel dalam penelitian ini ada­ va yang ditemukan adalah larva Aedes aegypti.
lah variabel tunggal, yaitu larva nyamuk yang Berdasarkan Tabel 2, tempat penampu­
ditemukan pada tempat-tempat penampungan ngan air yang paling banyak ditemukan larva
air di rumah-rumah penduduk. nyamuk adalah kaleng bekas, ember bekas,
Pengumpulan data diperoleh dengan gentong, dispenser, dengan angka CI ma­sing-
cara survei larva di berbagai tempat perindu­ masing sebesar 100%, 71,4%, 50%, dan 25%.
kan nyamuk di tiap-tiap rumah pen­ Tempat penampungan air seperti bak man­
duduk. Survei dilakukan dengan cara Si­­­­ng­ di dan ember penampung air dengan angka
le Larva Methode. Semua tempat yeng dapat CI masing-masing sebesar 16% dan 6,25%.

174
Nadifah, Muhajir, Arisandi, Lobo | Identifikasi Larva Nyamuk Pada Tempat Penampungan Air

Tabel 1 Distribusi kepadatan larva nyamuk


Indeks Larva
Jumlah
(%)
Objek Di Posi- Nega-
perik- tif tif HI CI ABJ
sa larva larva
Rumah 50 22 28 44 - 56
Kontainer 157 28 129 - 17,8 -
Gambar 1. Hasil pemeriksaan secara mikroskopis
morfologi larva Aedes aegypti: a. bagian kepa­
Tempat penampungan air seperti pot bunga, la, toraks dan abdomen; b. bagian siphon
akuarium, kulkas, kolam ikan, dan bekas ko­
lam ikan tidak ditemukan larva nyamuk se­ dan Angka Bebas Jentik (ABJ = 56%). Suatu
hingga didapatkan angka CI sebesar 0%. wilayah dikatakan risiko tinggi untuk penu­
laran DBD jika HI ≥ 10%, CI ≥ 5% dan ABJ
Pembahasan ≤ 95%. Angka House Index (HI) di RT 04
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui RW 15 Padukuhan Dero, Desa Condongca­
bahwa jenis larva nyamuk yang ditemukan tur adalah sebesar 44% menunjukkan bahwa
adalah larva nyamuk Aedes aegypti. Larva Ae­ populasi rumah yang terdapat nyamuk penular
des aegypti dapat ditemukan pada genangan- penyakit demam berdarah cukup tinggi. Pene­
gena­ngan air bersih dan tidak mengalir, terbu­ litian yang dilakukan di Kota Dumai diperoleh
ka serta terlindung dari cahaya matahari. Hasil angka House Index sebesar 86,27%. 10 Angka
ini sejalan dengan hasil penelitian Nyamuk Ae­ House Index yang dianggap aman untuk penu­
des aegypti berkembang biak di tempat-tempat laran DBD adalah ≤ 5%, dengan demikian RT
penampungan air di dalam rumah maupun 04 RW 15 Padukuhan Dero Desa Condongca­
di luar rumah pada tempat–tempat penampu­ tur termasuk rawan terhadap penularan penya­
ngan air yang dapat menampung air atau yang kit DBD.(11)
berpotensi sebagai tempat penampung air.(5) Angka Container Index (CI) di RT 04 RW
Nyamuk Aedes albopictus lebih menyu­ 15 Padukuhan Dero, Desa Condongcatur se­
kai tempat-tempat perindukan di luar rumah, besar 17,8%. Penelitian yang sama juga dilaku­
di kebun, dan di halaman rumah seperti ketiak kan oleh Rismaini pada tahun 1999 di Perum­
daun, pelepah tanaman, lubang pohon, tung­ nas Siteba Padang diperoleh angka Container
gul bambu dan mempunyai tempat istirahat Index 20,71%. Angka CI di atas 10% artinya
di luar rumah.(9) Berdasarkan hasil penelitian, suatu wilayah sangat potensial bagi penyebaran
jenis larva yang ditemukan adalah larva Ae­ penyakit demam berdarah.(12)
des aegypti sedangkan Aedes albopictus tidak Hasil penelitian menunjukkan larva
ditemukan. Hal ini disebabkan karena kondisi nyamuk Aedes aegypti banyak ditemukan pada
lingkungan di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero, kontainer yang berada di dalam rumah. Hal ini
Desa Condongcatur memiliki lokasi peruma­ disebabkan kebiasaan masyarakat yang suka
han dengan susunan yang rapat satu sama lain menampung air untuk kebutuhan sehari-hari
dan memiliki halaman rumah yang sempit di dalam rumah yang tidak ditutup dan se­
serta kurangnya pepohonan, Nyamuk Aedes hingga tempat yang terbuka ini akan membuat
albopictus lebih menyukai daerah pepohonan nyamuk dewasa Aedes aegypti tertarik untuk
dengan jarak 40-100 meter dari pemukiman meletakkan telurnya. Masyarakat tidak sempat
penduduk. menguras tempat-tempat penampungan air
Berdasarkan Tabel 2, kepadatan larva secara rutin sekali seminggu sehingga tempat–
nyamuk di RT 04 RW 15 Padukuhan Dero tempat penampungan air tersebut berpotensi
Desa Condongcatur masing-masing House In­ sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk
dex (HI) = 44%, Container Index (CI= 17,8%), Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti menyukai

175
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 172-178

Tabel 2 Distribusi dan angka Container Index ma­sing- tainer yang positif larva Aedes aegypti. Kaleng
masing tempat penampungan air yang ditemu­ bekas dan ember bekas terletak di luar rumah
kan larva.
dengan jarak 1 meter dari rumah dan mempu­
Jumlah kon­ nyai daya tampung air yang rendah sehingga
tainer CI kurang perhatian dan kepedulian masyarakat
No. Jenis kontainer
Diperik­ Positif (%) untuk membersihkan atau mengubur barang
sa larva barang bekas tersebut lebih dari tujuh hari aki­
1 Bak mandi 50 8 16 batnya nyamuk berkembangbiak di kontainer
2 Pot bunga 34 0 0 tersebut. Barang bekas seperti kaleng bekas
3 Akuarium 3 0 0 dan ember bekas yang dibiarkan berserakan
di halaman rumah memiliki potensi sebagai
4 Gentong 12 6 50
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes ae-
5 Dispenser 24 6 25 gypti. Masyarakat disarankan untuk mengubur
6 Ember penampung 16 1 6,25 barang-berang bekas yang sudah tidak terpakai
air lagi agar tidak menampung air yang berpotensi
7 Kulkas 6 0 0 sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.(14)
8 Ember bekas 7 5 71,4 Gentong air merupakan tempat penam­
9 Kolam bekas 2 0 0 pungan air yang juga banyak ditemukan larva
10 Kolam ikan 1 0 0
nyamuk Aedes aegypti yaitu dari 12 kontainer
yang diperiksa, terdapat 6 kontainer yang posi­
11 Kaleng bekas 2 2 100
tif larva.Gentong air merupakan tempat yang
Jumlah 157 28 17,8 disukai nyamuk Aedes aegypti karena gentong
air oleh sebagian masyarakat dibiarkan terbu­
tempat penampungan air yang terletak di da­ ka sehingga menarik perhatian nyamuk untuk
lam rumah, terbuka, berwarna gelap dan ter­ berkembangbiak.Keberadaan larva Aedes aegyp-
lindung dari cahaya matahari secara langsung ti positif terdapat pada gentong air juga ditun­
sedangkan untuk tempat perindukan di luar jang oleh warna yang gelap.
rumah kurang disukai oleh nyamuk karena Warna kontainer mempengaruhi kepa­
lebih sering terkena cahaya matahari secara datan larva, dimana kontainer berwarna gelap
langsung. lebih disukai sebagai tempat berkembang biak
Angka bebas jentik (ABJ) yang didapat nyamuk bila dibandingkan dengan kontai­ner
dari penelitian di RT 04 RW 15 Padukuhan yang berwarna terang. Kontainer yang ber­
Dero Desa Condongcatur sebesar 56%. Peneli­ warna gelap membuat nyamuk merasa aman
tian yang dilakukan di Kota Dumai diperoleh dan tenang saat nyamuk bertelur, sehingga
Angka Bebas jentik (ABJ) sebesar 1,97%.10 telur yang diletakkan lebih banyak dan jum­
Ang­ka ABJ ini jauh dibawah Indikator Indo­ lah larva yang terbentuk juga lebih banyak.(14)
nesia Sehat 2010. Tolak ukur keberhasilan da­ Kontainer yang menampung banyak air juga
lam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dapat membuat permukaan air menjadi gelap
demam berdarah dengue adalah indikator ang­ se­hingga memberikan rasa aman dan tenang
ka bebas jentik (ABJ) minimal 95%.13 Hal ini bagi nyamuk Aedes aegypti untuk meletakkan
menunjukan bahwa RT 04 RW 15 Padukuhan telurnya. Selain itu ma­ syarakat terlambat
Dero, Desa Condongcatur merupakan dae­ menguras atau mengganti air sehingga telur
rah yang berpotensi dalam penularan penyakit nyamuk terus menempel dan berkembangbiak
demam berdarah dengue. di kontainer tersebut. Masyarakat di­sarankan
Berdasarkan Tabel 2, tempat penampu­ untuk menguras gentong air minimal semiggu
ngan air yang ditemukan larva nyamuk adalah sekali, menutup rapat gentong air dan dinding
kaleng bekas dari 2 kontainer yang diperiksa, gentong air dicat dengan warna terang sehing­
semuanya positif larva dan ember bekas dari ga nyamuk tidak berkembang biak di kontai­
7 kontainer yang diperiksa terdapat 5 kon­ ner tersebut.

176
Nadifah, Muhajir, Arisandi, Lobo | Identifikasi Larva Nyamuk Pada Tempat Penampungan Air

Tempat pembuangan air pada dispen­ser ditemukan larva nyamuk Aedes aegypti karena
merupakan tempat penampungan air yang juga air pada ember selalu habis pakai dan ember
banyak ditemukan larva nyamuk Aedes aegypti selalu ditutup.
yaitu dari 24 kontainer yang diperiksa, 6 kon­ Kendala yang dialami saat penelitian
tainer positif larva. Letak tempat pembuangan ini adalah pada saat pengambilan sampel lar­
air dispenser yang tersembunyi se­hingga jarang va nyamuk di tempat–tempat penampungan
terlihat oleh masyarakat dan masyarakat lupa air yang menampung air dalam volume yang
untuk membersihkan kontainer tersebut. Ma­ ba­nyak, dimana peneliti harus mengurangi
syarakat disarankan untuk selalu mengontrol vo­lume air tersebut untuk mengambil larva
dan membersihkan tempat-tempat penampu­ se­hingga tidak semua kontainer di rumah–ru­
ngan air yang tersembunyi seperti tempat pem­ mah penduduk bisa diambil larva nyamuk.
buangan air dispenser agar tidak menjadi tem­ Metode lain yang dapat digunakan umtuk me­
pat perkembangbiakan nyamuk. ngambil larva nyamuk pada tempat penampu­
Bak mandi merupakan tempat penam­ ngan air terutama tempat-tempat penampung
pungan air yang ditemukan larva nyamuk Aedes air yang menampung air dalam volume banyak
aegypti yaitu dari 50 kontainer yang diperiksa, 8 adalah dengan menggunakan pipet ukur yang
kontainer positif larva. Bak mandi merupakan disambung dengan selang kecil sehingga pada
tempat yang disukai nyamuk karena dibiarkan saat selang menyentuh dasar tempat penampu­
terbuka dan banyak menampung air sehingga ngan air, larva nyamuk dapat terhisap dan ma­
menarik perhatian nyamuk untuk berkembang suk dalam selang. Selain menggunakan pipet
biak dan nyamuk merasa aman dan nyaman ukur yang disambung dengan selang, dapat
untuk meletakkan telurnya. Selain itu ma­ juga menggunakan gayung yang permukannya
syarakat terlambat menguras atau mengganti sudah dilapisi jaring sehingga pada saat me­
air pada bak mandi sehingga telur nyamuk masukkan gayung ke tempatpenampungan air
dapat terus menempel dan berkembangbiak di yang menampung air dalam volume banyak,
kontainer tersebut. Kasar licinnya dinding bak larva nyamuk dapat masuk ke dalam gayung
mandi juga mempengaruhi keberadaan larva. melalui celah-celah jaring.
Kasar licinnya dinding kontainer me­
rupakan faktor utama yamg mempengaruhi Kesimpulan
keberadaan larva. Struktur dinding bak man­ Jenis larva nyamuk yang ditemukan
di yang kasar akan mempermudah nyamuk di tempat penampungan air di RT 04 RW 15
Aedes aegypti betina untuk berpegangan erat, Padukuhan Dero, Desa Condongcatur adalah
sehingga dapat mengatur posisi tubuhnya saat larva Aedes aegypti. Wilayah ini berisiko dalam
bertelur. Sebaliknya, dinding kontainer yang terjadinya penularan DBD dengan Kepadatan
licin akan menghambat nyamuk untuk ber­ larva nyamuk cukup tinggi, dengan House In-
pegangan erat, sehingga sulit mengatur posisi dex (HI) = 44%, Container Index (CI= 7,8%)
tubuhnya saat meletakkan telur. Telur yang be­ dan Ang­ka Bebas Jentik (ABJ) yang rendah
rada di permukaan air tersebut sebagian besar di bawah 95%, yaitu 56%. Pemerintah se­
akan tenggelam dan hanya 20% yang me­netas tempat beserta masyarakat disarankan untuk
karena embrio mati terendam air sebelum lebih intensif melaksanakan pemberantasan
menjadi matang.(14) Masyarakat disarankan un­ sarang nyamuk pada tempat-tempat penampu­
tuk menguras bak mandi minimal seminggu ngan air. Hal ini bertujuan untuk mencegah
sekali secara sempurna dengan cara me­nyikat penye­baran penyakit-penyakit dengan vektor
bak mandi, dinding bak mandi sebaik­ nya nyamuk, seperti demam berdarah.
dicat dengan cat yang berwarna terang dan
dinding bak mandi yang terbuat dari semen Ucapan terima kasih
sebaiknya dipasang keramik sehingga nyamuk Kami mengucapkan terima kasih kepada
Aedes aegypti tidak berkembang biak pada kon­ Ketua dan masyarakat RT 04 RW 15 Paduku­
tainer tersebut. Ember penampung air jarang han Dero, Desa Condong Catur, Kabupa­

177
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 172-178

ten Sleman Yogyakarta karena telah bersedia han Paseban Jakarta Pusat. Jurnal Veteri­
mengijinkan lingkungan dan tempat tinggal­ ner. 2013. Vol 1 No 1
nya menjadi lokasi penelitian kami. Tidak 12. Kantchuvessiri. Dengue Haemorraha­
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Labo­ gic Fever in Thai Society.The Southheast
ratorium Klinik STIKES Guna Bangsa Yogya­ Asian Journal of Tropical Medicine and
karta yang telah menjadi laboratorium untuk Public Health. 2002. Vol 33 No. 1
peme­riksaan larva. 13. Depkes RI. Petunjuk Teknis Penggerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk. 1992.
Daftar Pustaka Diakses dari http://www.depkes.go.id.pdf.
1. Soedarto. Parasitologi klinik. Surabaya: 14. Purnama. Maya Index dan kepadatan lar­
Airlangga University Press; 2008. va Aedes aegypti terhadap Infeksi Dengue.
2. Sutanto I. Parasitologi Kedokteran. Jakar­ 2012. Makalah Kesehatan Vol. 16 No. 2
ta: FKUI ; 2008.
3. Kemenkes RI. Jendela Epidemiologi. 2010.
Diakses dari http://www.depkes.go.id.
4. Supartha. Pengendalian Terpadu Vektor
Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes
aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)
(Diptera: Culicidae). 2008. Diakses dari
http://dies.unud.ac.id.
5. Rosa E. Studi Tempat Perindukan Nyamuk
Vektor Demam Berdarah Dengue di Da­
lam dan di Luar Rumah di Rajabasa Ban­
dar Lampung.Jurnal Sains MIPA. 2007; Vol
13 No 1
6. Sutherland D. Larva Habitat .New jersey
Agryculture Experiment Station Publica­
tion. 2001. diakses dari www.cci.rutgers.
edu
7. Floore T. 2002. Mosquito Information.
The American Mosquito Control Asso­
ciation Pherec. 2002. diakses dari www.
mosquito.org/mosquito.html
8. Aryani N. Proporsi dan Dinamika Larva
Aedes, Anopheles dan Culex yang ditemu­
kan di Denpasar. Jurnal Veteriner. 2008.
Vol 9 No 1
9. Rismaini. Gambaran Kepadatan Vektor
Demam Berdarah Dengue di Perumnas
Siteba Padang. Skripsi. Padang: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. 1999.
10. Siregar. Hubungan Kondisi Sanitasi
Lingkungan Rumah Tangga dengan ke­
beradaan Jentik Vektor Dengue di Daerah
Rawan Demam Berdarah Dengue Kota
Dumai Tahun 2008. Jurnal Ilmu Lingku­
ngan. 2009. Vol. 2 No. 3
11. Astuti. Kepadatan dan Penyebaran Aedes
aegypti setelah Penyuluhan DBD di Kelura­

178

You might also like