You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017: 143-151

DOI: 10.22435/kespro.v8i2.4431.143-151

Vol
UNIVERSAL PRECAUTION: PEMAHAMAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP
PENCEGAHAN HIV/AIDS

Universal Precaution: Understanding of Health Workers toward HIV/AIDS Prevention

Nana Noviana*

Balitbang Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Naskah masuk 1 Januari 2016; review 3 April 2017; disetujui terbit 31 Desember 2017

Abstract
Background: One of the priorities of health development is the prevention of the spread of infection
especially HIV/AIDS. Increasing HIV/AIDS prevalence also increases the risk of health workers working in
health facilities and may be exposed to infection and potentially life-threatening. Prevention efforts are
undertaken by improving the understanding of health personnel about implementing universal precaution in
providing health services for HIV/AIDS prevention.
Objective: The study aims to identify information on universal precaution action for HIV/AIDS prevention as
evidence based for decision maker's consideration in hospital policy.
Method: The study was conducted with a qualitative approach presented by descriptive explorative, both
primary and secondary data in one referral hospital in South Kalimantan in the inpatient room in 2012.
Primary data obtained through questionnaire on sample of 107 respondents, in-depth interviews and
observations. Secondary data is done by reviewing documents against relevant books and regulations.
Results: The study showed that most of the respondents were educated at D3 (72.0%), working period ≥ 5
years (63.6%), Understanding less (66.7%).
Conclusion: Understanding of health workers about universal precaution is still lacking and at risk of
HIV/AIDS infection. Therefore, it is necessary for the attention of the hospital leaders to make a policy by
seeking the refresher of information, training on universal precaution and more motivating the health officer
to better understand the management of universal precaution

Keywords: Health workers, Universal Precaution, HIV/AIDS

Abstrak
Latar belakang: Salah satu prioritas pembangunan kesehatan adalah pencegahan penyebaran infeksi
terutama HIV/AIDS. Peningkatan prevalensi HIV/AIDS juga meningkatkan risiko tenaga kesehatan yang
bekerja di fasilitas kesehatan dan dapat terpapar oleh infeksi dan potensial membahayakan jiwanya. Upaya
pencegahan yang dilakukan dengan meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai pelaksanaan
universal precaution dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk pencegahan HIV/AIDS.
Tujuan: Diperolehnya informasi pemahaman perawat terhadap tindakan universal precaution untuk
pencegahan HIV/AIDS sebagai bahan masukan dan pertimbangan pengambil keputusan dalam menentukan
kebijakan di rumah sakit.
Metode: Kajian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif, baik
data primer maupun sekunder di salah satu RS rujukan di Kalimantan Selatan pada ruang rawat inap tahun
2012. Data primer diperoleh melalui kuesioner pada sampel 107 responden, wawancara mendalam dan
pengamatan. Data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen terhadap buku dan peraturan yang terkait.
Hasil: Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 (72,0%), masa kerja ≥ 5
tahun (63,6%), pemahaman kurang (66,7%).
Kesimpulan: Pemahaman tenaga kesehatan tentang universal precaution masih kurang dan berisiko
terinfeksi penyakit HIV/AIDS. Untuk itu perlu perhatian dari pimpinan RS untuk membuat kebijakan dengan
mengupayakan penyegaran informasi, pelatihan mengenai universal precaution dan lebih memotivasi
petugas kesehatan agar lebih memahami penatalaksanaan universal precaution.

Kata kunci: Tenaga kesehatan, Kewaspadaan Universal, HIV/AIDS


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

PENDAHULUAN berkualitas, karena tenaga kesehatan


mempunyai peranan penting dalam
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Tenaga kesehatan yang berkualitas tidak
salah satu upaya adalah dengan pencegahan hanya memiliki etika dan moral yang tinggi
penyebaran infeksi terutama Human tetapi juga upaya untuk meningkatkan
Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired keahliannya secara terus menerus melalui
Immunodeficiency Syndrome (AIDS).1 peningkatan pendidikan salah satunya.
Peningkatan prevalensi HIV/AIDS Pendidikan yang tinggi diharapkan mampu
meningkatkan risiko tenaga kesehatan yang membuat tenaga kesehatan berperilaku
bekerja di fasilitas kesehatan akan terpapar positif dalam memahami dan melaksanakan
oleh infeksi yang secara potensial dapat prosedur universal precaution, selain
membahayakan jiwanya. Hal ini dapat terjadi ditunjang oleh sarana dan prasarana, serta
apabila tenaga kesehatan dalam melakukan Standard Operating Procedure (SOP) yang
tindakan kesehatan tanpa memperhatikan dan mengatur langkah langkah tindakan universal
melaksanakan prosedur yang telah precaution.
ditetapkan. Dalam upaya menurunkan risiko
terinfeksi HIV/AIDS maka diperlukan peran Universal precaution merupakan pendekatan
Pemerintah dan masyarakat untuk yang fokus pada tujuan untuk melindungi
melaksanakan upaya pemeliharaan dan pasien dan petugas kesehatan dari semua
peningkatan derajat kesehatan masyarakat cairan lendir dan zat tubuh (sekret dan
yang setinggi-tingginya secara optimal sesuai ekskret) yang berpotensi menginfeksi bukan
amanat Undang-undang Kesehatan No. 36 hanya darah.5 Tenaga kesehatan dalam
tahun 2009.2 Sejak adanya pandemik AIDS, memberikan asuhan keperawatan kepada
konsep universal precaution telah diterapkan pasien terjadi kontak langsung dengan cairan
pada semua pasien dan spesimen tubuh atau darah pasien, sehingga dapat
laboratorium tanpa mempedulikan diagnosis. menjadi tempat dimana agen infeksius dapat
Tindakan kewaspadaan universal bertujuan hidup dan berkembang biak yang kemudian
untuk mencegah paparan tenaga kesehatan menularkan dari pasien satu ke pasien yang
dan pasien terhadap darah dan cairan tubuh lainnya, khususnya bila kewaspadaan
yang dianggap berpotensi terinfeksi dan terhadap darah dan cairan tubuh tidak
dapat ditularkan melalui darah seperti dilaksanakan terhadap semua pasien.6
tindakan HIV dan hepatitis B dan C.3
Universal precaution merupakan metode
Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang efektif untuk melindungi petugas
yang optimal, maka diperlukan pelayanan kesehatan dan pasien. Kemungkinan pasien
kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan menularkan HIV pada saat pelayanan
adalah merupakan suatu hal yang sangat kesehatan sangat rendah yaitu sekitar 0,3%
penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan hal ini kebanyakan dari kecelakaan jarum
masyarakat, sehingga perlu sarana pelayanan suntik dari pasien yang terinfeksi HIV yang
kesehatan yang strategis dan terjangkau oleh belum melalui proses desinfeksi atau sudah
masyarakat.4 Oleh karena itu, diperlukan didesinfeksi namun tidak adekuat. Metode ini
upaya peningkatan mutu fasilitas kesehatan sebenarnya bukan hal khusus untuk
yang menjadi prioritas dalam pembangunan mencegah infeksi HIV, melainkan prosedur
bidang kesehatan. yang sama untuk mencegah infeksi penyakit
lainnya.
Dalam upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan diperlukan tenaga kesehatan yang

______________________________
*
Corresponding author
(Email: gadysnoviana@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)

144 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

Penerapan universal precaution ini tidak Banjarmasin yang merupakan ibukota


lepas dari peran masing-masing pihak yang Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan
terlibat di dalamnya seperti pelaksana daerah yang paling tinggi kasus AIDS dari
pelayanan dan para pengguna jasa, yaitu kota yang ada di Kalimantan Selatan.
pasien dan pengunjungnya. Untuk dapat Departemen Kesehatan berdasarkan SK
bekerja secara maksimal, tenaga kesehatan Menkes No. 760/Menkes/SK/VI/2007
harus selalu mendapatkan perlindungan dari menetapkan salah satu rumah sakit di
risiko tertular penyakit. Kalimantan Selatan sebagai RS rujukan
HIV/AIDS di Provinsi Kalimantan Selatan.11
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Hal ini dipandang perlu dilakukan dalam
No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman rangka penanganan, penanggulangan dan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah bermutu bagi ODHA (Orang dengan
menyebutkan bahwa infeksi dapat muncul HIV/AIDS).
setelah pasien pulang. Hal ini terkait dengan
proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga Dari hasil pengamatan didapat bahwa SOP
kesehatan.5 Centers for Disease Control and untuk protokol universal precaution yang
Prevention (CDC) Atlanta juga telah dibuat oleh rumah sakit tidak
merekomendasikan bahwa seluruh petugas disosialisasikan kepada para petugas
kesehatan harus melakukan tindakan kesehatan, bahkan sebagian perawat tidak
pencegahan untuk mencegah cedera yang pernah tahu ada SOP tentang protokol
disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan universal precaution dan tidak pernah ada
intrumen atau peralatan yang tajam. Data dari sanksi maupun rewards bagi petugas
CDC memperkirakan setiap tahun terjadi kesehatan yang selalu melaksanakan maupun
385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang tidak melaksanakan universal
yang terkontaminasi darah pada tenaga precaution. Meski belum ada data yang
kesehatan di rumah sakit di Amerika.7 menyebutkan, namun peningkatan risiko
paramedis yang tidak diiringi dengan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RS penerapan penatalaksanaan universal
Karyadi Semarang menunjukkan angka precaution akan semakin meningkat dan
kepatuhan tenaga kesehatan untuk kemungkinan terpajan darah atau cairan
menerapkan penerapan beberapa elemen tubuh pasien saat melakukan tindakan.12
universal precaution kurang dari 50 persen.8 Dalam hal ini, peran petugas kesehatan
Adapun hasil penelitian jaringan sangatlah penting karena melakukan kontak
epidemiologi nasional tahun 1992 tentang langsung dengan pasien dalam memberikan
pengetahuan, sikap, persepsi dan perilaku pelayanan.13 Adapun elemen dalam
petugas kesehatan dalam rangka penerapan kewaspadaan universal ini meliputi,
universal precaution terutama yang pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan guna
berhubungan dengan potensi penyebaran mencegah infeksi silang, pemakaian alat
HIV/AIDS dalam tingkat memprihatinkan. pelindung di antaranya sarung tangan untuk
Hal ini merupakan kontribusi dari kelalaian mencegah kontak dengan darah serta cairan
tenaga kesehatan yang kurang, bahkan tidak infeksius yang lain, pengelolaan jarum dan
melaksanakan protokol universal precaution. alat tajam untuk mencegah perlukaan,
Di RS Dr. Soetomo dan rumah sakit swasta pengelolaan limbah.12
di Surabaya, terdapat 16 kasus kecelakaan
kerja pada petugas kesehatan dalam dua Dari data tersebut diatas didapatkan bahwa
tahun terakhir meskipun setelah dievaluasi kejadian HIV/AIDS terutama di Kota
dan ditindaklanjuti terbukti tidak terpapar Banjarmasin yang merupakan ibukota
HIV.9 Provinsi Kalimantan Selatan telah mengalami
peningkatan. Selain itu, karena Kota
Kasus HIV/AIDS Provinsi Kalimantan Banjarmasin merupakan ibukota provinsi dan
Selatan termasuk dalam urutan ke-27 dari 33 merupakan pusat perdagangan yang besar
provinsi. Kasus HIV/AIDS Provinsi serta merupakan tempat transit bagi
Kalimantan Selatan tersebar di beberapa penduduk yang melakukan transaksi dan
kabupaten di Kalimantan Selatan.10 Kota aktifitas di Kota Banjarmasin, maka akan

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017 145


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendidikan Perawat dan Lama Bekerja


kejadian HIV/AIDS.10
Tabel 1 berikut menyajikan karakteristik
Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan responden menurut pendidikan dan lama
pemahaman tenaga kesehatan mengenai bekerja di rumah sakit.
pelaksanaan universal precaution untuk
pencegahan HIV/AIDS di RS rujukan ODHA Tabel 1. Gambaran Karakteristik
di Banjarmasin. Kajian ini diharapkan dapat Responden
memberikan informasi untuk meningkatkan
pemahaman paramedis perawatan terhadap Karakteristik Jumlah Persentase
standar pelayanan dan kewaspadaan Pendidikan
universal sebagai upaya pencegahan Tinggi 29 27,1
HIV/AIDS. Menengah 77 72,0
Rendah 1 0,9
Lama Bekerja
METODE Baru < 5 tahun 39 36,4
Lama ≥ 5 tahun 68 63,6
Kajian ini menggunakan metode pendekatan Jumlah 107 100,0
kualitatif yang disajikan secara deskriptif
eksploratif. Data primer dan sekunder Pemahaman Tentang Universal Precaution
dikumpulkan dengan teknik pengumpulan
data dilakukan melalui angket (kuesioner), Pemahaman tenaga kesehatan terhadap
wawancara mendalam (in-depth interview), pelaksanaan universal precaution untuk
pengamatan langsung yang dilakukan pada Pencegahan HIV/AIDS disajikan pada Tabel
petugas kesehatan dalam memberikan 2.
tindakan pelayanan kepada pasien serta
melakukan pengamatan pada petugas
kesehatan dalam melakukan penyimpanan PEMBAHASAN
maupun membersihkan alat-alat kesehatan
yang telah digunakan, dan telaah dokumen. Pendidikan Perawat

Responden sebagai sampel kuantitatif Pendidikan responden terbanyak adalah


sebanyak 107 orang. Data primer diperoleh mempunyai pendidikan menengah yaitu D3
secara langsung dengan responden melalui Keperawatan (72,0%). Pendidikan
kuesioner dan wawancara mendalam, merupakan pembelajaran seumur hidup yang
sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari terjadi disetiap sendi kehidupan. Pendidikan
buku dan peraturan yang terkait. merupakan bimbingan untuk mengeluarkan
kemampuan yang tersimpan dalam diri
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seseorang sehingga dapat mengembangkan
perawat pegawai negeri sipil (PNS) yang diri semakin cerdas, dewasa dan matang.
bekerja di ruang rawat inap RS rujukan Semakin tinggi pendidikan paramedis
ODHA di Banjarmasin dan dilaksanakan perawat, diharapkan akan mampu
pada bulan Mei-Juni 2012. melaksanakan tindakan Universal Precaution
dengan professional. Asrini dkk menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi
HASIL pengetahuan dalam masyarakat yaitu: 1)
sosial ekonomi, 2) kultur (budaya dan
Responden tenaga kesehatan sebanyak 107 agama), 3) pendidikan, dan 4) pengalaman.
orang behasil diwawancarai. Tabel 1 Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
menunjukkan karakteristik responden yang bersifat langgeng.14 Hasil penelitian
terdiri dari pendidikan dan lama bekerja. mahasiswa juga menunjukkan adanya
hubungan Pengetahuan dengan sikap dan
sikap dengan praktik terdapat hubungan yang
signifikan terhadap pencegahan infeksi.15

146 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

Tabel 2. Pemahaman tenaga kesehatan

Uraian Persentase Keterangan


Pemahaman Tenaga Kesehatan 66,7% Hasil kajian menunjukkan bahwa (66,7%)
mengenai Pelaksanaan Universal responden mempunyai pemahaman yang kurang
Precaution untuk Pencegahan terhadap penatalaksanaanUniversal Precaution
HIV/AIDS.
Pemahaman mengenai Universal 85,0% Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa (85,0%)
Precaution untuk pencegahan responden memberlakukan Universal precaution
HIV/AIDS. hanya untuk pasien yang menderita HIV/AIDS

Pemahaman mengenai Universal 75,7% Dari hasil kajian diketahui bahwa 75,7%
Precaution untuk melindungi petugas responden berpendapat bahwa Universal
kesehatan. Precaution hanya efektif untuk melindungi
petugas kesehatan.
Pemahaman Tenaga kesehatan 65,4% Dari hasil kajian diketahui bahwa 65,4%
mengenai penatalaksanaan mencuci responden hanya tahu kalau salah satu
tangan Penatalaksanaan/protocol Universal precaution
adalah mencuci tangan dengan air bersih
Pemahaman mengenai penatalaksanaan 61,7% Dari hasil kajian diketahui bahwa responden
alat kesehatan dan bahan bekas pakai. kurang memahami penatalaksanaan peralatan
perlu didekontaminasi dan disterilisasi sebesar
61,7%.
Pemahaman mengenai membuang 74,8% Dari hasil kajian diketahui 74,8% responden
sampah medis pada tempat sampah belum memahami membuang sampah medis pada
yang khusus. tempat sampah yang khusus.
Pemahaman mengenai penatalaksanaan 61,7% Dari hasil kajian diketahui bahwa responden
instrument dan linen. kurang memahami penatalaksanaan peralatan
perlu didekontaminasi dan disterilisasi sebesar
61,7%

Lama Bekerja Tenaga Kesehatan masa kerja seseorang maka semakin banyak
pengalaman serta kasus/kejadian yang
Lama masa kerja menunjukkan durasi ditangani dalam merawat pasien yang
pengalaman individu yang dapat menentukan diharapkan akan membuat seorang perawat
peningkatan keterampilan dan kemampuan akan mahir dan professional dalam
tenaga kerja dalam pekerjaan. Semakin lama menyelesaikan pekerjaan dalam perawatan
dia bekerja akan semakin baik dalam terhadap pasien. Hasil penelitian Ahmad
melaksanakan tindakan universal precaution. Farizal Lutfi dkk, memperoleh hasil adanya
hubungan dengan tingkat keeratan sedang
Lama bekerja responden menunjukan bahwa antara lama masa kerja tenaga kesehatan
sebagian besar responden termasuk dalam dengan kemampuan triase hospital di Instalasi
kategori masa kerja lama ≥ 5 tahun (63,6%) Gawat Darurat.14 Penelitian di Pakistan juga
dan selebihnya masuk dalam kategori masa menunjukkan hasil bahwa lama kerja
kerja baru 36,4 persem. Berdasarkan hasil mempengaruhi pengalaman tenaga
wawancara dengan petugas kesehatan yang kesehatan.16
bekerja di RS ini, bahwa dalam melaksanakan
tugas selalu dikaitkan dengan seberapa
seniornya seseorang. Senioritas disini
dikaitkan dengan masa kerja seseorang, dan
pengalaman bekerja seseorang. Senioritas ini
dikaitkan dengan asumsi bahwa semakin lama

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017 147


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

Pemahaman Tenaga Kesehatan mengenai Pemahaman mengenai Universal Precaution


Pelaksanaan Universal Precaution untuk untuk Melindungi Petugas Kesehatan
Pencegahan HIV/AIDS
Universal precaution adalah suatu metode
Hasil kajian menunjukkan bahwa 66,7 persem yang diterapkan untuk melindungi setiap orang
responden mempunyai pemahaman yang (pasien dan petugas kesehatan) apakah mereka
kurang terhadap penatalaksanaan universal terinfeksi atau tidak. Penerapan universal
precaution dan 33,3 persem responden precaution adalah merupakan upaya untuk
termasuk dalam kategori pemahaman sedang memberikan perlindungan, pencegahan dan
tentang penatalaksanaan universal precaution. meminimalkan infeksi silang (cross infection)
Dalam kategori pemahaman yang antara petugas yang melakukan kontak
dipertanyakan adalah pemahaman responden langsung terhadap pasien dan cairan tubuh
tentang universal precaution, antara lain pasien yang terinfeksi penyakit menular.1,3
tentang definisi, manfaat, tujuan, rantai Dari hasil kajian diketahui bahwa 75,7 persen
penularan, protokol/penatalaksanaan, kegiatan responden berpendapat bahwa universal
yang berisiko. Kurangnya pemahaman tentang precaution hanya efektif untuk melindungi
universal precaution dikarenakan tidak adanya petugas kesehatan. Hal ini karena belum ada
sosialisasi mengenai SOP untuk protokol sosialisasi kepada petugas kesehatan mengenai
universal precaution kepada para petugas pentingnya protocol universal precaution bagi
kesehatan, bahkan sebagian perawat tidak petugas kesehatan, sehingga sebagian besar
pernah tahu ada SOP tentang protokol petugas kesehatan mempunyai pemahaman
universal precaution. Hasil penelitian serupa bahwa universal precaution hanya untuk
di salah satu RS di Malang juga menunjukkan petugas kesehatan saja. Dengan pemahaman
50 persen universal precaution bagi tenaga tenaga kesehatan yang terbatas mengenai
kesehatan.17 universal precaution ini, maka akan
mempengaruhi tindakan dalam pelayanan
kesehatan yang dilakukan pada pasien, maka
Pemahaman mengenai Universal Precaution akan besar kemungkinan tindakan yang
untuk pencegahan HIV/AIDS diberikan tanpa memperhatikan standar
pelayanan yang seharusnya berlaku. Hal ini
Universal precaution merupakan metode yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan di
efektif untuk melindungi petugas kesehatan Ethiopia diketahui bahwa ada beberapa
dan juga pasien. Metode ini tidak hanya untuk praktek/ tindakan pencegahan yang dilakukan
mencegah infeksi HIV tetapi juga mencegah dengan tidak konsisten.13,18 Sehingga keadaan
infeksi lainnya. Berdasarkan hasil kajian ini menempatkan pasien dan petugas
diketahui bahwa 85 persen responden kesehatan berisiko untuk tertular infeksi.
memberlakukan universal precaution hanya
untuk pasien yang menderita HIV/AIDS, yang
dapat memberikan kontribusi untuk Pemahaman Tenaga Kesehatan mengenai
meningkatkan penyebaran penyakit menular Penatalaksanaan Mencuci Tangan
apabila tidak diatasi dengan benar. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RS Penatalaksanaan protokol universal precaution
di Provinsi Mazandaran, bahwa pemahaman salah satunya adalah mencuci tangan dengan
tenaga kesehatan serta mahasiswa kedokteran air bersih dan mengalir. Dalam hal ini
di sana memiliki pemahaman yang rendah pemahaman tenaga kesehatan masih rendah,
terhadap universal precaution, bahkan mereka karena mereka mengetahui kalau mencuci
tidak bisa membedakan antara cairan tubuh tangan itu hanya dengan air bersih jadi tidak
yang dianggap menular.18 Apabila tenaga masalah air mengalir atau tidak. Dari hasil
kesehatan tidak bisa membedakan cairan yang kajian diketahui bahwa 65,4 persen responden
dapat menularkan penyakit, maka akan hanya tahu kalau salah satu penatalaksanaan
memberikan kontribusi dalam peningkatan universal precaution adalah mencuci tangan
infeksi baik pada pasien, keluarga pasien dengan air bersih. Dari hasil observasi
maupun pada tenaga kesehatan itu sendiri. ditemukan bahwa beberapa tenaga kesehatan
mencuci tangan dengan air dalam waskom
bukan dengan air yang mengalir. Tidak hanya

148 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

itu, dari hasil pengamatan yang telah berisiko tinggi. Sampah rumah sakit harus
dilakukan terhadap 10 orang paramedis dipilah agar sesuai dengan jenis sampah
perawatan, didapatkan data hanya dua orang medis, sehingga dapat ditampung berdasarkan
yang benar-benar menggunakan sarung tangan jenisnya. Dalam hal ini, perawat tidak pernah
dalam setiap melakukan tindakan melakukan dekontaminasi sampah medis
keperawatan. Hal ini juga terjadi di RS di berupa jarum suntik sebelum dibuang, dan
Provinsi Mazandaran,18 bahwa pemahaman mereka kadang membuang sampah medis pada
tenaga kesehatan serta mahasiswa kedokteran bak sampah biasa. Dari hasil kajian diketahui
di sana memiliki pemahaman yang rendah 74,8 persen responden belum memahami
terhadap universal precaution dalam membuang sampah medis pada tempat sampah
melakukan cuci tangan. Hasil penelitian di yang khusus. Sampah medis dibuang pada
salah satu RS swasta di Malang melaporkan tempat sampah yang sama dengan sampah
hasil 50 persen yang mempunyai kebiasaan lainnya tanpa dilakukan pemisahan jenis
cuci tangan.17 sampah. Hal ini karena petugas kesehatan
tidak mengetahui pengelolaan limbah medis
dan pernah melakukan pengelolaan limbah
Pemahaman mengenai Penatalaksanaan medis sehingga limbah medis (jarum suntik)
Alat Kesehatan dan Bahan Bekas Pakai langsung dibuang pada bak sampah.
Rendahnya kesadaran tenaga kesehatan dalam
Pengelolaan alat kesehatan atau cara pembuangan sampah pada tempat khusus juga
dekontaminasi dan desinfeksi yang kurang terjadi di rumah sakit di Provinsi Mazandaran,
tepat adalah merupakan faktor risiko infeksi di Iran.18
sarana kesehatan. Tujuan pengelolaan alat
kesehatan ini untuk mencegah penyebaran
infeksi dan menjamin alat tersebut dalam Pemahaman mengenai Penatalaksanaan
kondisi steril dan siap pakai. Proses Instrumen dan Linen
penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui
empat tahap kegiatan yaitu dekontaminasi, Instrumen dan linen harus diperhatikan cara
pencucian, sterilisasi atau Dichloro-Diphenyl- penanganannya dan pemrosesannya. Untuk
Trichloroethane (DDT) dan penyimpanan. instrumen dan linen yang tercemar darah
Dari hasil kajian diketahui bahwa responden maupun cairan tubuh diberikan larutan klorin
kurang memahami penatalaksanaan peralatan 0,5 persen, dan bila linen yang tercemar maka
perlu didekontaminasi dan disterilisasi sebesar diberika klorin 0,5 persen pada bagian yang
61,7 persen. Hal ini karena tenaga kesehatan terpapar darah maupun cairan tubuh kemudian
melakukan sterilisasi sendiri alat-alat masukkan dalam plastik dan diikat serta diberi
kesehatan. Dari hasil observasi, alat kesehatan label bahan menular sebelum dikirim ketempat
yang telah digunakan langsung dicuci dengan pencucian.1 Dari hasil kajian diketahui bahwa
air dan air sabun kemudian dibilas tanpa 80,4 persen responden tidak memahami
dilakukan perendaman dengan larutan klorin. penatalaksanaan instrumen dan linen dalam
Hal ini dapat meningkatkan penyebaran cairan klorin, instrumen dan linen seharusnya
infeksi bila tidak dilakukan proses direndam selama 10 menit sebelum dicuci
penatalaksanaan peralatan secara tepat. Dari biasa. Mereka tidak memahami berapa lama
hasil penelitian RS di Provinsi Mazandaran, harus merendam alat maupun linen karena
bahwa pemahaman tenaga kesehatan serta mereka tidak melakukan pencucian terutama
mahasiswa kedokteran mengenai untuk linen. Pemahaman yang rendah juga
penatalaksanaan jarum suntik di sana masih terjadi pada penelitian di RS Manzandaran
rendah.18 mengenai penatalaksanaan baju atau kain.18

Berbagai penelitian telah melaporkan, bahwa


Pemahaman mengenai Membuang Sampah kebijakan untuk universal precaution tidak
Medis pada Tempat Sampah yang Khusus berjalan sesuai harapan. Kepatuhan petugas
kesehatan bervariasi.19 Kekurangan ini
Sampah medis adalah merupakan sampah dari mencerminkan keterbatasan pendekatan
rumah sakit yang terpapar oleh darah atau keselamatan yang bergantung pada kepatuhan
cairan tubuh, hal ini disebut sebagai limbah

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017 149


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

aktif oleh individu, dan bukan pada kontrol pasien sehingga perlu meningkatkan motivasi
lingkungan pasif.20 dari partner kerja untuk selalu melaksanakan
universal precaution.
Rendahnya pemahaman tenaga kesehatan
mengenai universal precaution menyebabkan
rendahnya kepatuhan petugas kesehatan dalam DAFTAR PUSTAKA
melaksanakan protokol universal precaution,
dan berpotensi meningkatkan penyebaran 1. Departemen Kesehatan Ditjen
penyakit menular terutama HIV/AIDS. Hal ini Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
dapat dihindari bila semua faktor dapat Lingkungan. Pedoman Pelaksanaan
diterapkan dengan baik dan memaksimalkan Kewaspadaan Universal di Pelayanan
tindakan universal precaution untuk Kesehatan [Internet]. Jakarta; 2010.
pencegahan HIV/AIDS di RS rujukan ODHA Available from:
Banjarmasin. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/ha
ndle/123456789/1436
Perlu dilakukan berbagai upaya kegiatan 2. Departemen Kesehatan RI. Undang-
dalam pelaksanaan universal precaution untuk Undang Republik Indonesia Nomor 36
pencegahan HIV/AIDS dengan Tahun 2009 Tentang Kesehatan
memaksimalkan tindakan universal precaution [Internet]. 13 Oktober 2009. 2009. p. 23–
yang dapat memberikan perlindungan yang 8. Available from:
baik bagi perawat dalam melaksanakan tugas http://www.depkes.go.id/resources/downl
dan fungsinya serta pasien yang menerima oad/general/UU Nomor 36 Tahun2 009
pelayanan kesehatan agar terhindar dari tentang Kesehatan.pdf
HIV/AIDS. 3. World Health Organization. Guidelines
on Prevention and Control of Hospital
Untuk meningkatkan pemahaman tenaga Associated Infections [Internet]. New
kesehatan dalam pelaksanaan Universal Delhi: WHO Regional Office for South-
Precaution perlu dilakukan pelatihan bagi East Asia; 2002. Available from:
tenaga kesehatan. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/2
05187/1/B0007.pdf
4. Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehat
KESIMPULAN Lingkungan Kemenkes RI. Statistik
Kasus AIDS di Indonesia. 2011.
Pemahaman tenaga kesehatan mengenai 5. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri
Universal Precaution yang masih kurang Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
sehingga kepatuhan petugas kesehatan dalam Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
melaksanakan protocol Universal Precaution Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
juga rendah. [Internet]. 2017. p. 17. Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk
_hukum/PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pe
ncegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_
SARAN
FASYANKES_.pdf
Yang dapat dilakukan adalah berbagai 6. Efstathiou G, Papastavrou E, Raftopoulos
kegiatan untuk memaksimalkan tindakan V, Merkouris A. Factors influencing
universal precaution. Selain itu, perlu adanya nurses’ compliance with Standard
pelatihan atau penyegaran informasi mengenai Precautions in order to avoid occupational
penatalaksanaan universal precaution yang exposure to microorganisms: A focus
telah ditetapkan di rumah sakit serta group study. BMC Nurs [Internet]. 2011
memasang protokol universal precaution Dec 21;10(1). Available from:
ditempat yang mudah dilihat petugas https://bmcnurs.biomedcentral.com/track/
kesehatan. Rendahnya pemahaman perawat pdf/10.1186/1472-6955-10-
dalam melaksanakan protocol universal 1?site=bmcnurs.biomedcentral.com
precaution untuk pencegahan HIV/AIDS 7. Muhammad Yusran. Kepatuhan
setiap melakukan perawatan pada semua Penerapan Prinsip-Prinsip Pencegahan
Infeksi (Universal Precaution) Pada

150 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017


Universal Precaution: Pemahaman Tenaga Kesehatan......... (Nana Noviana)

Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah dengan Angka Bebas Jentik. J Ilmu
Abdoel Muluk Bandar Lampung Keperawatan. 2007;2(2).
[Internet]. Prosiding Seminar Nasional 15. Danti Setiana. Pengetahuan, Sikap, Dan
Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Praktik Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Lampung, 17-18 November 2008. 2008. Terhadap Pencegahan Infeksi [Internet].
Available from: Karya Tulis Ilmiah. 2011. Available from:
https://id.scribd.com/document/53809300 http://eprints.undip.ac.id/32934/1/Dantik_
/prinsip-pencegahn-infeksi S.pdf
8. Khoidrudin. A, Yosafianti. V., Riwayati. 16. Janjua NZ, Razaq M, Chandir S, Rozi S,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahmood B. Poor knowledge–predictor
Perilaku Perawat Dalam Menerapkan of nonadherence to universal precautions
Prosedur Tindakan Pencegahan Universal for blood borne pathogens at first level
Di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. care facilities in Pakistan. BMC Infect Dis
Kariadi Semarang. J Keperawatan [Internet]. 2007;7(1):81. Available from:
FIKKes Univ Muhammadiyah Semarang https://bmcinfectdis.biomedcentral.com/tr
[Internet]. 2011;4(1 Maret 2011):1–17. ack/pdf/10.1186/1471-2334-7-
Available from: 81?site=bmcinfectdis.biomedcentral.com
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKk 17. Sholikhah HH, Arlfin’ A. Pelaksanaan
eS/article/view/1841 Universal Precaution Oleh Perawat Dan
9. Nasronudin. HIV and AIDS Pendekatan Pekarya Kesehatan (Studi Kasus di
Biologi Molekuler, Klinis dan Sosial. Rumah Sakit Islam Malang Unisma). Bul
Surabaya: Airlangga University Press; Penelit Sist Kesehat [Internet].
2007. 215 p. 2005;Volume 8(1):29–39. Available
10. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan from:
Selatan. Laporan HIV/AIDS Kalimanatan http://download.portalgaruda.org/article.p
Selatan. 2011. hp?article=80503&val=4892
11. Menteri Kesehatan RI. Keputusan 18. Motamed N, Baba Mahmoodi F,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Khalilian A, Peykanheirati M, Nozari M.
No 760/Menkes/SK/VI/2007 Tentang Knowledge and practices of health care
Penetapan Lanjutan Rumah Sakit workers and medical students towards
Rujukan Bagi ODHA. [Internet]. 2007. universal precautions in hospitals in
Available from: Mazandaran Province. East Mediterr Heal
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/2 J [Internet]. 2006;12(5). Available from:
0130506131726.Skmenkes_Nomor_760_ http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/1
MENKES_SK_VI_2007_Tentang_Peneta 17133/1/12_5_2006_653_661.pdf
pan_Lanjutan_Rumah_Sakit_Rujukan_Ba 19. Sadoh WE, Fawole AO, Sadoh AE,
gi_Orang_Dengan_HIV_dan_AIDS_OD Oladimeji AO, Sotiloye OS. Practice of
HA.pdf universal precautions among healthcare
12. Departemen Kesehatan. Pedoman workers. J Natl Med Assoc [Internet].
Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di 2006;98(5):722–6. Available from:
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktorat http://www.pubmedcentral.nih.gov/article
Jenderal PP & PL; 2010. render.fcgi?artid=2569287&tool=pmcentr
13. Gebresilassie; A, Kumei; A, Dejen ez&rendertype=abstract
Yemane. Standard Precautions Practice 20. Ubaid B, Shah H, Nasir M, Shah Y. “ Can
among Health Care Workers in Public You Handle the Truth ?” Universal
Health Facilities of Mekelle Special Zone. Precautions. 2009;5(7):1–6. Available
Northern Ethiopia; 2014. from:
14. Asrini A, Akhmadi, Harjanto D. https://firstclinical.com/journal/2009/090
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan 7_Universal.pdf
Perilaku Masyarakat tentang Kegiatan 3M

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), 2017 151

You might also like