Professional Documents
Culture Documents
yang terbagi secara adil dan merata. Oleh sebab itu, tanah adalah untuk di
hukum bagi seluruh rakyat indonesia, terutama golongan petani, dengan tetap
masyarakat, baik sebagai media tumbuh tanam maupun sebagai ruang atau
wadah tempat melakukan berbagai kegiatan. Tanah juga merupakan salah satu
faktor produksi yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan pembangunan
tanah.
September 1960. Selain itu, politik pertanian nasional yang dituangkan dalam
berbunyi "Bumi dan Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
UUPA yang menyatakan bahwa "Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3)
UUD dan hal-hal yang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1. bumi, air,
dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu
kekayaan, terutama dalam proses pendaftaran tanah di indonesia. Hal ini dapat
kita lihat dari ketentuan Pasal 19 ayat (1) UUPA yang menyebutkan bahwa
Dalam UUPA Pasal 16 ayat (1) disebut hak-hak atas tanah terdiri atas
Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa,
Hak Membuka Tanah, Hak Memungut Hasil Hutan, dan Hak-Hak lain yang
tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan
dalam Pasal 16 ayat 1 huruf h, ialah hak gadai, hak usaha bagi
hasil, hak menumpang dan hak sewa tanah pertanian diatur untuk
dari itu pentingnya pendaftaran tanah agar tanah tersebut dapat dikatakan jelas
banyak rakyat indonesia yang belum mengetahuinya atau memang tidak ada
keinginan untuk mengurusnya. Artinya bisa saja tanah diperoleh dari garapan
sendiri atau berasal dari peralihan hak yang statusnya belum jelas. Hal ini
kepemilikan tanah rakyat (yang dipunyai oleh WNI maupun hak ulayat yang
dipunyai oleh masyarakat adat) adalah termasuk bagian dari kepemilikan harta
benda yang itu merupakan hak asasi harus dilindungi, (Muhammad Bakri,
2007:207)
Pada kenyataannya masih saja terjadi benturan antara penguasaan hak
atas tanah oleh Masyarakat Adat Dayak Tidung Desa Sesayap dan pemerintah
seperti swasta. seperti yang terjadi pada Masyarakat Adat Dayak Tidung Desa
Sesayap hutan adat Dayak Tidung yang berada di Desa Sesayap diserobot
oleh investor yang beroprasi dalam bidang perkebunan kayu akasia sehingga
Sesayap, agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dalam permasalahan ini.
Rumusan Masalah
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
penelitian ini adalah Desa Sesayap yang berada di Kecamatan Sesayap Hilir
sebagai berikut :
Tana Tidung
Tidung;
Tidung;
akan diteliti.
a. Observasi
b. Wawancara
2. Camat/Sekcam Sesayap
3. Kepala Desa Sesayap.
Analisis Data
Analisis data yang akan penulis gunakan terhadap data-data yang dipakai
dalam penulisan skripsi ini adalah deskriftif kualitatif. Analisis dengan cara
kualitatif dengan fokus pada permasalahan Status Hukum Hak Atas Tanah
Ulayat dan Pengakuan dan Perlindungan Hak Ulayat yang dimiliki oleh
PEMBAHASAN
Untuk saat ini belum ada perda yang mengatur tentang hak ulayat
Kabupaten Tana Tidung ini merupakan Kabupaten yang baru Pemekaran dari
demikian hal ini tidak menjadi sebuah permasalahan antara masyarakat adat
mendapat ijin untuk mengelola wilayah adat yang sudah pasti melebihi batas
tanah oleh masyarakat adat Dayak Tidung karena secara adat mereka sudah
sampai saat ini masih terus dilakukan oleh masyarakat adat dalam menguasai
mereka.
Hak penguasaan atas tanah yang dimiliki oleh masyarakat adat Dayak
Tidung ini dilindungi oleh Lembaga Adat Dayak Tidung yang ada di
Kabupaten Tana Tidung artinya hak penguasaan tersebut dijaga oleh Lembaga
Adat sebagai pelaksana dari seluruh budaya-budaya adat serta penegak hukum
Kabupaten Tana Tidung tahun 2009. Dari Keputusan Bupati ini artinya
Lembaga Adat di Kabupaten Tana Tidung ini diakui keberadaannya untuk
pada saat itu. Hak ulayat merupakan tanah yang berfungsi sebagai jaminan
konsepsi hukum adat adalah hak yang dimiliki oleh suatu masyarakat adat
Penguasaan hak ulayat oleh masyarakat adat dalam hukum adat sama
halnya dengan penguasaan sebagai hak milik. Karena sebelum adanya seluruh
Negara secara tertulis, tanah telah dikuasai oleh nenek moyang sejak zaman
kelestarian hutan maupun tanah dan kemudian sampai saat ini cara itu tetap
dipakai oleh Masyarakat Adat Dayak Tidung Seperti yang di ungkapkan oleh
Bapak Abdurahman Selaku Ketua Lembaga Adat Suku Dayak Tidung Desa
Sesayap, bahwa :
“Bentuk penguasaan hak ulayat oleh masyarakat adat suku Dayak
Tidung yaitu meneruskan tatacara penggunaan kawasan ulayat yang
sejak dulu dilakukan oleh nenek moyang yakni dengan tidak
memberikan ijin sembarangan terhadap orang luar yang masuk dalam
kawasan hukum adat mereka guna menjaga kelestarian kawasan
hutan/tanah adat”, (Wawancara, 15 November 2011).
Dari keterangan tersebut di atas sudah jelas kita ketahui bahwa setiap
akan tetapi karena kewenangan Pemerintah lebih besar dan diatur oleh
Undang-Undang maka sering kali pula hak masyarakat adat tidak diperhatikan
masyarakat adat dengan Pemerintah, maka jelas kita ketahui bahwa yang
(penanggulangan).
tempat tersebut, lahan yang semula dimiliki secara komunal bisa berubah
statusnya menjadi milik pribadi jika sudah dibersihkan, ditanami dengan jenis-
jenis tanaman tertentu dan dipelihara. Sistem pemilikan ini sudah di praktekan
dan diakui oleh masyarakat. Karena sudah bersifat pribadi, maka pemilikan
pendapat mengenai hak ulayat masyarakat Desa Sesayap, bahwa hak ulayat
adalah:
adat juga mempunyai hak dan kewajiban untuk mengelola sumber daya
Selaku Ketua Lembga Adat suku Dayak Tidung Desa Sesayap bahwa:
hidup sebuah adat/budaya adat yaitu suku adat Dayak Tidung. Mereka
melakukan aktifitas di atas tanah adat mereka, tidak lagi memperhatikan hak-
hak masyarakat adat serta tidak memberikan keadilan sosial bagi masyarakat.
turun-temurun sama seperti yang dijelaskan oleh Kepala Adat Suku Dayak
yang bukan asli suku Dayak Tidung dapat berupa “Penyewaan lahan” dari
“ Tanah atau hutan yang dikuasai oleh masyarakat adat Dayak Tidung
meneruskan tradisi atau cara yang dilakukan oleh nenek moyang
mereka. Dengan melakukan aktifitas di atas hak mereka, membatasi
setiap orang luar yang masuk dalam kawasan mereka serta
memberikan sanksi terhadap setiap pelanggaran hukum adat yang
berlaku dan orang luar yang bukan masyarakat adat diberikan hak
untuk menyewa saja”, (Wawancara, 15 November 2011).
adat atas pelanggaran hukum adat yang berlaku di wilayah hukum adat Dayak
oleh Bapak Abdurahman Selaku Ketua Lembaga Adat Dayak Tidung Desa
Dayak Tidung begitu tegas menjaga dan melestarikan kawasan mereka demi
menunjang kehidupan masyarakat hal ini dapat dilihat yang mana sampai saat
ini (2012) Kabupaten Tana Tidung masih menggunakan hukum adat sebagai
Kedudukan tanah dalam hukum adat ada dua hal yang menyebabkan
tanah itu memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hukum adat, yang
a. Karena Sifatnya
Yakni merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun
mengalami keadaan yang bagaimanapun juga akan bersifat tetap
dalam keadaanya dan terkadang menguntungkan.
b. Karena faktanya
Menurut faktanya sama dengan kepunyaan yang merupakan tempat
tinggal persekutuan (masyarakat), memberikan kehidupan kepada
persekutuan, merupakan tempat penguburan warga persekutuan,
(Wawancara, 15 November 2011).
persekutuan dengan tanah yang didudukinya itu terdapat hubungan yang erat
Dari pernyataan tersebut di atas dapat dilihat bahwa hak milik atas
tanah itu pengertiannya adalah bahwa warga yang mendiami tanah itu berhak
masuk dalam tanah pertaniannya selama tanah itu tidak dipergunakan atau
dipagari).
Adapun sifat komunal dari masyarakat adalah suatu corak khas dari
atau alam pada umumnya. Dalam masyarakat seperti ini terdapat sifat lebih
Pokok Agraria.
ulayat merupakan hak dari masyarakat hukum adat yang berisi wewenang dan
Negara dan bumi, air serta ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
adat yaitu hak ulayat, juga hak perseorangan atas diakui. Masing-masing
individu diberikan kesempatan untuk mempunyai hak atas tanah. Konsepsi ini
ada di dalam hukum adat seperti hak milik/hak yayasan, hak pakai,
masyarakat hukum adat atau dikenal dengan hak ulayat. Hak ini merupakan
hak yang tertinggi kedudukannya. Hak ulayat ini mengandung dua unsur,
maka tugas tersebut dilimpahkan kepada Kepala adat. Namun yang perlu
ditekankan pelimpahan itu hanya mengenai unsur kewenagan saja. Atas dasar
kewenangan tersebut Kepala adat berhak memberikan hak-hak atas tanah
kepada perseorangan seperti hak milik/hak yayasan, hak pakai dan sebagainya.
Undang Pokok agraria mengakui keberadaan masyarakat adat dan hak ulayat.
“Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan
sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang tercantum
dalam undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan lainnya,
segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada
hukum agama”.
penegasan hukum adat dijadikan dasar dari hukum agraria yang baru.
Demikian dengan hukum Adat Dayak Tidung yang mengatur seluruh yang
berkaitan dengan adat sampai pada hak ulayatnya sesuai pengakuan yang ada
atas agraria oleh karena itu hukum Adat Dayak Tidung mengatur, menjaga dan
melestarikan tanah ulayat dari aktifitas orang luar termasuk Perusahaan PT.
Adindo Hutani Lestari yang pada saat ini masih melaksanakan aktifitas di
dualisme hukum, Pada satu sisi hak ulayat diakui keberadaannya oleh hukum
Negara, tetapi pada sisi lain yaitu sisi pelaksanaan hak ulayat, maka hak ulayat
masyarakat hukum adat dan hak ulayat. Pengakuan terhadap hak ulayat
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18B ayat (2) bahwa Negara
Undang.
pengakuan Negara terhadap hak ulayat masyarakat hukum adat Dayak Tidung
Adat Dayak Tidung di Desa Sesayap telah memenuhi syarat ketentuan yang
diberikan oleh Undang-Undang serta kawasan wilayah hak ulayat hukum adat
yang dijaga dan dilindungi oleh masyarakat hukum adat suku Tidung yang
dimana saat ini dioperasikan oleh pihak Perusahaan yang telah sempat
Bahwa dari pengakuan dari hutan adat tidak lepas dari hutan Negara.
Karena di dalam hutan Negara terdapat hutan adat. Demikian juga kepastian
masyarakat yang menjaga hutan adatnya termasuk hutan adat Masyarakat Adat
Dayak Tidung Desa Sesayap di Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana
Tidung.
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa Lembaga Adat Tidung Desa
dan Pasal 2 pelaksanaan hak ulayat dan pelaksanaan hak-hak serupa itu dari
ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan
Negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan
Salah satu lingkup hak ulayat adalah tanah, yang disebut tanah ulayat.
Nomor 5 Tahun 1999, adalah bidang tanah yang terdapat diatasnya hak ulayat
dari masyarakat hukum adat tertentu. Hak ulayat dikelola untuk masyarakat
hukum adat, yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
bila dalam kenyataannya tidak ada, maka hak ulayat itu tidak dihidupkan lagi,
dan tidak akan diciptakan hak ulayat baru. Hak ulayat dibiarkan tetap diatur
diharapkan tidak melahirkan konflik antar warga hukum adat, karena itu
kepada penguasa adat, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatan.
menjaga keselarasan antar warga masyarakat adat yang berada dalam wilayah
hukum adat tersebut sehingga tidak terjadi konflik antar warga masyarakat”.
sumber daya alamnya yang dapat kita lihat bahwa hubungan dengan
atau orang luar dari wilayah hukum adat jelas dijaga dan dilindungi dari
dengan hak milik. Bagi masyarakat yang menguasai tanah tetap diakui dalam
prinsip hak ulayat akan tetapi sangat tergantung pada kenyataan apakah
dikuasai dan dimanfaatkan secara terus menerus atau kah hanya sementara
waktu.
Pengakuan penguasaan hak ulayat dengan hak milik memberikan
tanah secara perorangan maka semakin kuat hubungan tanah dengan yang
tanah tersebut, maka semakin kuat hak ulayat yang ada. Sejak zaman dahulu
masyarakat tentunya sudah mengenal hak milik atau hak ulayat, tanah dalam
dan hukum merupakan suatu hal baru. Dalam masyarakat adat, hak
alam yang tetap terjaga. Dalam setiap suku yang memiliki kasawan ulayat
untuk hutan adat disebut “tana akan” artinya tanah maupun hutan yang ada
sejak dulu yang dijaga, dipelihara dan dilindungi secara turun-temurun tanpa
Kesimpulan
berikut:
1. Bentuk penguasaan hak ulayat oleh masyarakat adat Dayak Tidung di
ulayat secara efektif dan efisien. Bentuk penguasaan hak ulayat oleh
penggunaan kawasan ulayat yang sejak dulu dilakukan oleh nenek moyang
yang masuk dalam kawasan hukum adat mereka guna menjaga kelestarian
Dasar Pokok Agraria, bahwa Hak ulayat ini dijadikan dasar dalam
adat disamping ada hak masyarakat hukum adat yaitu hak ulayat, juga hak
Kabupaten Tana Tidung sampai saat ini belum ada bentuk pengakuan
masyarakat adat Suku Dayak Tidung tetapi Pemerintah mengakui hak adat
sampai saat ini Pemerintah belum membuat Peraturan daerah tentang hak
adanya Lembaga Adat yang mengatur serta mengurus hak masyarakat adat
maupun hutan adat dijaga dan dilindungi oleh Lembaga Adat sebagai
A. Saran
sementara adat adalah suatu budaya atau kebiasaan dan aturan yang ada
tentang Lembaga Adat dan atau tentang Hak Ulayat sehingga masyarakat
adat atas hak ulayat mendapatkan kepastian hukum sehingga tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan