You are on page 1of 18

MAKALAH

SIFAT FATIMAH AZ-ZAHRA

DISUSUN OLEH
NAMA : HERU KURNIAWAN
NIM : 15-12-1498
DOSEN PEMBIMBING : DR. RAHMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PAGARALAM 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada zaman dahulu tepatnya pada zaman jahiliyah banyak perempuan
dipandang rendah, layaknya seperti hewan. Pada saat itu perempuan tak ubahnya
seperti harta benda atau bagian dari kekayaan laki-laki. Bangsa Arab jahiliyah
pada saat itu menganggap perempuan sebagai aib oleh karena itu mereka
menguburkan setiap anak perempuan baik yang baru lahir maupun anak-anak
perempuan yang sedang dalam masa pertumbuuhan. Tak hanya itu para
perempuan remaja maupun perempuan dewasa dijadikan sebagai budak diperjual
belikan demi kepentingan materi dan syahwat laki-laki.
Keadaan tersebut membuat Rasulullah Muhammad SAW bertindak,
sehingga status dan derajat kaum perempuan sama halnya seperti laki-laki.
Sampai pada akhirnya muncullah sosok perempuan yang tangguh, seperti Siti
Khadijah, Siti Aisyah dan yang lainya.
Dalam makalah ini penulis akan menampilkan sosok perempuan yang menjadi
salah satu tokoh perempuan yang sangat berpengaruh bagi Islam yakni Fatimah
Az-Zahra.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Siti Fatimah Az-Zahra ?
2. Jelasakan perjalanan hidup Fatimah Az-Zahra !
3. Jelaskan Keutamaan Akhlak Siti Fatimah Az-Zahra !
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lahirnya Siti Fatimah AZ-Zahra


Lahirnya Siti Fatimah Az Zahra r.a merupakan rahmat yang telah
dilimpahkan Ilahi kepada Nabi Muhammad SAW. Ia telah menjadi wadah suatu
keturunan yang suci. Ia laksana benih yang akan menumbuhkan pohon besar
penyambung keturunan Rasulullah SAW. Ia satu-satunya yang menjadi sumber
keturunan paling mulia yang dikenali umat Islam di seluruh dunia. Siti Fatimah
Az Zahra r.a (Fatimah yang selalu berseri) dilahirkan di Makkah, pada hari
Jum’at, 20 Jumadil Akhir, lebih kurang lima tahun sebelum Rasulullah SAW di
angkat menjadi Rasul. 1
Nama Fatimah berasal dari kata Fathmana yang artinya sama dengan
Qath’an atau man’an, yang berarti memotong, memutuskan, mencegah. Ia
dinamakan Fatimah karena Allah SWT mencegah dirinya dari api neraka.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Nabi bersabda, “
sesungguhnya Fatimah adalah orang yang suci farajnya, maka Allah haramkan
atas dia dan keturunannya akan api neraka.
Siti Fatimah Az Zahra r.a membesar di bawah naungan wahyu Ilahi, di
tengah kancah pertarungan sengit antara Islam dan jahiliyah, di kala sedang
hebatnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala. Dia
menyaksikan keteguhan dan ketegasan orang-orang mukmin dalam perjuangan
gagah berani menghadapi komplot-komplot Quraisy. Suasana perjuangan itu
membekas sedalam-dalamnya pada jiwa Siti Fatimah Az Zahra r.a dan
memainkan peranan penting dalam pembentukan peribadinya, serta
mempersiapkan kekuatan rohaniah bagi menghadapi kesukaran-kesukaran di masa
depan.2
Kehadiran Fatimah laksana bunga yang mekar dengan begitu indahnya.
Semerbak harumnya membuat jiwa-jiwa yang lunglai menjadi tercerahkan
kembali. Kelahirannya mengakhiri seluruh pandangan dan keyakinan yang batil

1 Ali Syariati. Fatimah Az-Zahra. Hal.8. Pustaka Zahra:Jakarta


2 http.Syafiq Basri. Biografi Fatimah Az-Zahra. 19.09.2014
tentang perempuan. Saat Fatimah terlahir, Rasulullah pun menengadahkan kedua
tangannya kelangit dan melantunkan do’a syukur yang begitu indah. Dengan
penuh suka cita, ia peluk si kecil Fatimah. Ia cium keningnya dan menatap
wajahnya yang memancarkan cahaya kedamaian. Siti Fatimah Az-Zahra
mendapat julukan Ummu Aimmah, Sayyidatu Nisyail Alamin, Ummu Abiha, Al-
Batul, At-Thahirah.3
Rasulullah SAW sangat mencintai puterinya ini. Siti Fatimah Az Zahra r.a
adalah puteri bungsu yang paling disayang dan dikasihani junjungan kita
Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW merasa tidak ada seorang pun di dunia,
yang paling berkenan di hati baginda dan yang paling dekat di sisinya selain
puteri bungsunya itu.
Sorotan mata Fatimah, membuat kalbu Rasulullah menjadi amat bahagia
lahirnya perempuan suci itu, Allah swt sepertinya membukakan khazanah harta
karun alam semesta kepada sang Nabi saw. Sungguh benar apa yang dikatakan
Al-Quran, bahwa Fatimah adalah Al-Kautsar. Allah swt berfirman : “
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al-Kaustar, nikmat yang
banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang berputus.”
Surat pendek ini merupakan pesan illahi yang membuat hati Rasulullah
menjadi begitu gembira dan ia benar-benar meyakini janji ilahi. Fatimah terlahir
ke dunia untuk menjadi pimpinan kaum perempuan dan dari keturunanya akan
lahir para manusia-manusia agung penegak agama illahi dan keadilan. Salam
atasmu Fatimah Az-Zahra as, perempuan yang paling utama. Salam atasmu
Fatimah Az-Zahra as, perempuan yang paling utama salam atasmu wahai manusia
yang paling dicintai Nabi, salam atasmu wahai Fatimah, manusia sempurna.
Rasulullah saw bersabda, “Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin
perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah pemimpin perempuan
dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah bidadari berwajah manusia. Yang
mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia. Ia adalah bidadari berwajah

3 http.al-syahbana.blogspot.com.Gelar dan keistimewaan Fatimah Az-Zahra. 19.09.2014


manusia.4 Setiap kali ia beribadah di mihrab dihadapan Tuhannya, cahaya
wujudnya menyinari malaikat. Layaknya bintang-gemintang yang bersinar
menerangi bumi”. Fatimah Az-Zahra
Rasulullah mengucapkan rasa cintanya kepada putrinya tatkala diatas
mimbar:”Sungguh Fatimah bagian dariku, Siapa yang membuatnya marah”. Dan
dalam riwayat lain disebutkan,” Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila
ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”
B. Keutamaan Akhlak Siti Fatimah Az-Zahra
1. Keberanian Siti Fatimah Az-Zahra
Sejak masa kanak-kanak, dalam usia dini, Fatimah r.a telah memahami
serangan yang dilancarkan kaum Quraisy kepada ayahnya. Jika ayahnya
bepergian, Fatimah mengikuti dan menyertainya. Akhirnya, terjadilah suatu
peristiwa yang takkan terlupakan. Suatu kali, ketika ayahnya sedang sujud di
Masjidil Haram, sedangkan disekelilingnya adalah kaum musyrikin Quraisy
datang membawa bangkai kambing. Dia melemparkan nya ke punggung Nabi
saw, Rasullullah tidak dapat mengangkat kepalanya hingga Fatimah datang dan
menyingkirkan semua bangkai itu tanpa ada rasa jijik sedikitpun dari punggung
Rasullullah dan dengan lantangnya ia menyebutkan orang yang telah melakukan
perbuatan keji kepada Ayahnya.
Pasca wafatnya Rasulullah saw, umat Islam berada dalam situasi Islam
berada dalam situasi perselisihan yang amat kusial dan terancam pecah serta
terjerumus dalam kesehatan. Namun dengan pemikiran yang jernih, Sayyidah
Fatimah membaca kondisi umat Islam saat itu dengan penuh bijaksana, namun ia
pun tak segan-segan untuk mengungkapkan titik lemah dan kelebihan umat Islam
di masa itu. Dia sangat menghawatirkan masa depan umat dan memperingatkan
masyarakat agar wasapada terhadap faktor-faktor yang bisa menyesatkan
umat. Dalam khotbah bersejarahnya, pasca kepergian Rasulullah saw, Sayyidah
Fatimah as menegaskan bahwa jalan yang bisa menyelamatkan manusia adalah
berpegang diri pada agama illahi dan menaati perintah-perintahnya.5

4 Abdurrahman Umairah. Tokoh-tokoh yang diabadikan Al-Qur’an. Hal 218.


5 http.www. Fatimah Azzahra. 19.09.2014.
2. Pandai Menjaga Rahasia dan Dapat Dipercaya
Ketika panas badan Rasulullah saw sangat tinggi, Fatimah menjenguknya,
Rasulullah tidak bangun dan tidak lagi menciumnya. Beliau hanya memandangi
saja dan tidak berkata apa-apa. Disebabkan itu, Fatimahlah yang mencium beliau.
Dalam keadaan demikian payah, beliau masih sempat berkata kepada Fatimah
supaya duduk disamping beliau. Rasulullah saw berkata kepada Fatimah dengan
berbisik-berbisik dikuping sebelah kanannya, bahwa “ wahai Fatimah, sudah
sampai masanya untuk baginda mengadap Tuhan” Fatimah pun menangis dan
sangat sedih. Setelah Rasulullah saw melihat Fatimah menangis, beliau berkata
lagi kepadanya dengan berbisik-bisik dikuping sebelah kirinya, bahwa ia adalah
orang yang pertama yang akan menyusuli baginda, sehingga Fatimah tersenyum.
Melihat Rasulullah saw berbisik-bisik dengan putri beliau, Aisyah yang senantiasa
mendampingi beliau merasa curiga karena ia tidak tahu apa yang beliau bisikan
kepada putri beliau itu.
Disebabkan hal itu, bertanyalah Aisyah kepada Fatimah,” Hai Fatimah,
apakah yang telah dibisikkan Rasulullah saw kepadamu?” Fatimah menjawab,
”Aku tidak akan membuka suatu rahasia yang beliau perintahkan kepadaku, dan
menyuruhku untuk menyimpannya baik-baik.”
3. Memiliki Jiwa Tanggung Jawab yang Tinggi
Selepas kepergian sang ibunda, membuat tanggung jawab Sayyidah
Fatimah untuk merawat ayahandanya, Rasulullah saw kian bertambah. Di masa-
masa yang penuh dengan cobaan dan tantangan itu, Sayyidah Fatimah
menyaksikan secara langsung pengorbanan dan perjuangan yang di lakukan
ayahandanya demi tegaknya agama illahi.
Begitu juga dengan masa-masa awal pernikahannya dengan Imam Ali as
saat berada di Madina. Dimasa itu, Sayyidah Fatimah juga melewati masa-masa
sulit peperangan dengan kaum musyrikin. Ia pun selalu menjadi tumpuan hati
Imam Ali di masa-masa yang kritis saat itu. Saat suaminya pergi ke medan laga, ia
menangani seluruh urusan rumah tangganya, merawat dan mendidik putra-
putrinya sebaik mungkin.6 Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, ia
senantiasa berusaha menjadi pendamping yang selalu tulus mendukung
perjuangan Rasulullah, dan suaminya, Imam Ali as dalam menegakan ajaran
Islam.
Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih
gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya.
Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta
menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram
bahagia di dalamnya. Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau
mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan,
dan akhlak yang luhur dan mulia.

4. Kelembutan Hatinya
Pada suatu ketika lain, Siti Fatimah r.a menyaksikan ayahandanya pulang
dengan tubuh penuh dengan kotoran kulit janin unta yang baru dilahirkan. Yang
melemparkan kotoran atau najis ke punggung Rasulullah SAW itu adalah Uqbah
bin Mu’aith, Ubay bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf. Melihat ayahandanya
berlumuran najis, Siti Fatimah r.a segera membersihkannya dengan air sambil
menangis.
Pada suatu hari Siti Fatimah Az Zahra r.a menyaksikan ayahnya pulang
dengan kepala dan tubuh penuh pasir, yang baru saja dilemparkan oleh orang-
orang Quraisy, di saat ayahandanya sedang sujud. Dengan hati remuk-redam
laksana disayat sembilu, Siti Fatimah r.a segera membersihkan kepala dan tubuh
ayahandanya. Kemudian diambilnya air untuk mencucinya. Dia menangis tersedu-
sedu menyaksikan kekejaman orang-orang Quraisy terhadap ayahnya. Membuat
anaknya bersedih luar biasa.
Nabi Muhammad rupa-rupanya menganggap perbuatan ketiga kafir
Quraisy itu sudah keterlaluan. Kerana itulah maka pada waktu itu baginda
memanjatkan doa ke hadrat Allah SWT: “Ya Allah, celakakanlah orang-orang

6 Abdurrahman Umairah. Tokoh-tokoh yang Diabadikan Al-Qur’an.2000. Gema Insani Press:Jakarta.


Quraisy itu. Ya Allah, binasakanlah Uqbah bin Mu’aith, ya Allah binasakanlah
Ubay bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf.”
Masih banyak lagi pelajaran yang diperolehi Siti Fatimah dari penderitaan
ayahandanya dalam perjuangan menegakkan kebenaran Allah. Semuanya itu
menjadi bekal hidup baginya untuk menghadapi masa mendatang yang berat dan
penuh ujian. Kehidupan yang serba berat dan keras di kemudian hari memang
memerlukan kekuatan jiwa dan mental.

5. Kerendahan Hatinya
Jiwa dan kepribadian Fatimah mengenal konsepsi kehidupan yang
paling luhur di rumah wahyu, di sisi pribadi agung Rasulullah sa. Setiap kali
Rasulullah memperoleh wahyu, dengan penuh seksama Sayyidah Fatimah
mendengarkan ajaran hikmah yang disampaikan oleh sang Ayah kepadanya.
Sebegitu mendalamnya cinta kepada Allah swt. Ketika Rasulullah saw berkata
kepadanya, “Wahai Fatimah, apapun yang kamu pinta saat ini, katakanlah.
Sebab Malaikat pembawa wahyu disisiku.” Namun Fatimah
menjawab,”Kelezatan yang aku peroleh dari berhikmat kepada Allah, membuat
diriku tak menginginkan apapun kecuali agar aku selalu bisa memandang
keindahan Allah swt.”7 Dunia tidak ada apa-apanya.
Fatimah puteri Rasulullah adalah seorang wanita mulia yang menempuh
berbagai ujian yang memerlukan pengorbanan yang cukup besar dalam hidupnya.
Walaupun beliau adalah puteri Rasulullah, namun hidupnya bukannya disaluti
kemewahan dan kesenangan, tetapi kemiskinan dan kesusahan. Apabila
berkahwin dengan Saidina Ali, kehidupannya tetap susah. Walaupun Rasulullah
pemilik kepada seluruh kekayaan di muka bumi tapi baginda tidak pernah
mendidik anaknya dengan kemewahan.

6. Kedermawanannya
Sewaktu menjadi isteri Sayyidina Ali, Siti Fatimah menguruskan sendiri
keperluan rumah tangganya. Sayyidina Ali sering tiada kerana keluar berjuang

7 Ahmad Abdulatif.10 Orang Dijamin Kesurga.1994. hal.83


bersama Rasulullah SAW. Setiap hari, Siti Fatimah mengangkut air dari sebuah
perigi yang jauhnya dua batu dari rumahnya. Beliau mengisar tepung untuk
keperluan makanan keluarganya. Dalam serba susah dan miskin, beliau tetap ingin
bersedekah walaupun hanya dengan sebelah biji kurma. Siti Fatimah tidak pernah
mengeluh atau menyalahkan suaminya terhadap kesusahan yang terpaksa
dihadapinya.
Beliau adalah ahli infak yang senantiasa bersedekah dan sanggup
berkorban apa saja. Contohnya, pernah suatu ketika, ada seorang yang datang
berada didepan rumahnya.8 Karena tidak memiliki apa-apa, tanpa pikir panjang
sayyidina Fatimah memberikan pakaian pengantinnya kepada orang itu. Beliau
tidak pernah menolak untuk membantu dari segi harta kepada orang-orang yang
memerlukan dan telah menjadi kebiasaan untuk hidup sederhana dan jauh dari
kesenangan dan kekayaan, serta menjalani hidup dengan keindahan akhlak, kasih
sayang dan kerjasama.
7. Kesabaran yang Tinggi
Ketika masih kanak-kanak, Siti Fatimah Az Zahra r.a sudah mengalami
penderitaan, merasakan kehausan dan kelaparan. Dia berkenalan dengan pahit
getirnya perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Lebih dari tiga tahun,
dia bersama ayah bundanya hidup menderita dibuang daerah akibat pemboikotan
orang-orang kafir Quraisy terhadap keluarga Bani Hasyim.
Setelah bebas penderitaan setelah 3 tahun diboikot, datang pula ujian berat
atas diri Siti Fatimah Az Zahra r.a, apabila wafatnya ibunda tercinta, Siti Khadijah
r.a. Perasaan sedih selalu saja menyelubungi hidup sehari-harinya dengan
putusnya sumber kecintaan dan kasih sayang ibu.
Fatimah tidak menyesali diri atau menceritakan kepada ayahnya tentang
penderitaan yang dialami di rumah suaminya. Fatimah adalah seorang ibu yang
utama dan istri yang taat lagi sabar. Dia mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya
dan menumbuhkan mereka dengan sempurna. Siang hari bekerja dan malam hari

8 http.bhalaqah.com.Isteri Sholeha. 19.09.2014


berjaga hingga dia mempersembahkan untuk umat manusia pemuda terbaik ahli
surga, yaitu Hasan dan Husain.9
8. Sosok yang sangat Pemalu
Saat itu, Fatimah sedang menggiling gandum dalam keadaan letih dan
jemu. Sayyidina Ali pun tidak tega melihatnya dan segera Ali menyuruhnya
kerumah sang Ayah agar ia diberi seorang pelayan untuk membantu istrinya
dirumah dan Ali tidak mau melihat sang istri letih. Fatimah pun bangkit dan
merapikan kerudungnya. Berangkatlah ia menuju rumah ayahnya dengan langkah
perlahan dan hati-hati. Rasulullah pun melihatnya dengan penuh gembira lalu
bertanya ” hai anakku ada apa ?” Fatimah menjawab, “Aku datang hanya untuk
menyampaikan salam kepadamu”. Rasa malu menahannya untuk menyampaikan
keperluan yang karenanya dia menemui Ayahnya. 10
Fatimah kembali kerumahnya dan menyampaikan kepada suaminya bahwa
ia malu untuk meminta sesuatu kepada ayahnya. Fatimah adalah manusia yang
sangat pemalu dan paling dekat dengan kalbunya.
9. Sangat Menjaga Maruahnya
Sifat pemalu dan kesucian sayyidinah Zahra menjadi buah mulut semua
orang. Walaupun apabila berdepanan dengan orang buta dia tetap memelihara
hijabnya. Contoh, dihadapan lelaki buta, Sayyidina Fatimah sangat melindungi
dan memelihara maruahnya. Rasul Allah bertanya kepadanya, “ mengapa anda
berhijab, sedangkan orang itu buta ?” Fatimah memberi respon dengan berkata, “
walaupun dia tidak nampak melihat saya, tetapi saya melihatnya, serta dia boleh
mencium bauku”. Rasulullah pun bersabda, “ saya naik sak[11]si bahwa kamu
adalah cebisan dari diriku.”
Amru bin Dinar meriwayatkan dari Aisyah berkata : “ tidak pernah aku
melihat seseorang pun yang lebih benar daripada Fatimah sallamulla’alaihi selain
daripada Ayahnya.”

9 Abdurahhman Umairah. Tokoh-tokoh yang diabadikan Al-Qur’an. Hal.293


10 Abdurrahman Umairah. Tokoh-tokoh yang Diabadikan AL-Qur’an . hal. 274
10. Kemuliaan Hatinya
Pada suatu hari Siti Fatimah berada dirumahnya, tiba-tiba ketika itu
Rasulullah SAW datang kerumah Siti Fatimah. Ketika itu Siti Fatimah memakai
seuntai kalung emas pemberian suaminya Ali bin Abi Thalib. Ketika Rasulullah
melihat kalung itu, lalu Nabi SAW bersabda, “ Hai anakku aakah engkau bangga
disebut orang sebagai Putri Muhammad, sedangkan engkau sendiri memakai
jaababirah (perhiasan yang biasa dipakai oleh putrid bangsawan) ?. ketika itu juga
Siti Fatimah langsung melepaskan kalungnya itu, dan menjualnya. Hasil dari
harga kalung tersebut ia gunakan untuk membeli seorang hamba dan hamba
tersebut dimerdekakan. Ketika Rasulullah mendengar berita tersebut Nabi SAW
amat bergembira dan mendo’akan Siti Fatimah sekeluarga. [12]
C. Pernikahan dan Keluarganya
Ketika usianya beranjak dewasa, Fatimah Az-Zahra dipersunting oleh
salah satu sepupuh, sahabat sekaligus orang kepercayaan Rasulullah, Ali bin
Thalib. Ali bin Abi Thalib datang kepada Rasulullah untuk melamar, lalu ketika
Nabi bertanya “apakah mempunyai sesuatu?”. Tidak ada ya Rasulullah”.
Jawabku.”. dimana pakaian perangmu yang hitam, yang saya berikan kepadamu”.
Tanya beliau.” Masih ada wahai Rasulullah”. Kata beliau.
Lalu bergegas pulang dan membawa baju besinya, lalu Nabi menyuruh
menjualnya dan baju besi itu dijual kepada Utsman bin Affan seharga 470 dirham,
kemudian diberikan kepada Rasulullah dan diserahkan kepada bilal untuk
membeli perlengkapan pengantin.Sejak pertama kali menginjakkan kaki dirumah
suaminya, Fatimah mengetahui bahwa dia memiliki kewajiban yang besar
terhadap suaminya. Dia mengetahui kondisi ekonimi suaminya, mengetahui
bagian dalamnya, serta mengetahui beban dan tugas yang dituntut oleh
kehidupan.[13]
Masa-masa awal pernikahannya dengan Imam Ali as saat berada di
Madina. Dimasa itu, Sayyidah Fatimah juga melewati masa-masa sulit
peperangan dengan kaum musyrikin.Ia pun selalu menjadi tumpuan hati Imam Ali
di masa-masa yang kritis saat itu.[14] Saat suaminya pergi ke medan laga, ia
menangani seluruh urusan rumah tangganya, merawat dan mendidik putra-
putrinya sebaik mungkin. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, ia
senantiasa berusaha menjadi pendamping yang selalu tulus mendukung
perjuangan Rasulullah, dan suaminya, Imam Ali as dalam menegakan ajaran
Islam.
Dari penikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra
memiliki 4 anak, 2 putra dan 2 putri yaitu Hasan dan Husain. Sedangkan yang
putri yaitu bernama Muhsin, tetapi Muhsin meninggal dunia saat masih
kecil. Pernikahannya mengatur rumah tangganya, dan pendidikan anak-anaknya
berada didalam rumah seorang pribadi terbesar dalam kedua dalam Islam, yaitu
imam Ali bin Abi Thalib. Dan dalam masa hidupnya yang singkat itu, Dia
mempersembahkan kepada masyarakat dua orang Imam yang maksum, Imam
Hasan dan Imam Husain, serta dua orang wanita pemberani yang rela berkorban,
Zainab dan Ummu Kaltsum. [15]

D. Gelar yang Dimiliki Siti Fatimah


a. Az-Zahra
Fatimah adalah seorang manusia bidadari yang tidak haid dan tidak pula
mengeluarkan kotoran bagaikan bidadari surga. Karena itulah ia dinamakan Az-
Zahra atau yang suci, sebab ia tidak pernah mengeluarkan darah, baik dalam haid
maupun melahirkan (nifas). [16]
b. Al-Batul
Wanita yang paling menonjol dimasanya dalam hal keutamaan, agama, dan
keturunan atau orang yang suci.
c. Sayyidatu Nisail ‘alamin
Penghulu (pemimpin) semua perempuan atau wanita-wanita penghuni
surga. Siti Fatimah dikenal sebagai seorang yang berakhlak mulia, sopan santun,
tidak sombong dan rendah hati. Walaupun beliau putri seorang Nabi, beliau ramah
serta lemah lembut dalam bertutur kata. Berjiwa besar, lapang dada serta pemaaf
dan tidak mempunyai rasa ghil (rasa tidak senang keada orang lain). Sehingga
tepat sekali beliau mendapat gelar Sayyidatu Nisail ‘ alamin.
E. Keutamaan dan Keistimewaan nya
1. Dia adalah seorang isteri yang berkelayakan dalam urusan rumahtangga,
memadai dengan hidup sederhana, tidak meminta-minta dari suaminya, bersama-
sama dalam segala hal dan sentiasa berada disisi Imam Ali (as) di dalam
kesusahan dan kesedihan.
2. Dia adalah model kesetiaan dan ketabahan serta amat bijak dalam mendidik
anak-anak, beliau adalah seorang Ibu Mithali.
3. Dia sentiasa menghormati ayahandanya, suami dan orang lain serta sentiasa
bekerjasama dengan pembantu rumah dalam membuat kerja-kerja rumah.
4. Tidak berpaut pada dunia dan merupakan ahli infaq yang senantiasa bersedekah
dan sanggup berkorban apa sahaja.sebagai contoh, Baju perkahwinannya sendiri
juga telah diberikan kepada orang yang telah datang didepan pintu rumahnya.
5. Beliau tidak pernah menolak untuk membantu dari segi harta orang-orang yang
memerlukan dan telah menjadi kebiasaan untuk hidup.

6. Sederhana jauh dari kesenangan dan kekayaan serta menjalani hidup dengan
keindahan akhlak, kasih sayang dan kerjasama
7. Berhijab, sifat malu dan kesucian Sayyidah Zahra (sa) menjadi buah mulut
semua orang.walaupun apabila berhadapan dengan orang buta dia tetap
memelihara hijabnya.
8. Hidupnya penuh keberkatan, tidak pernah disia-siakan. Usianya pendek, tetapi
penuh dengan usaha
9. Dari kecil lagi demi menyampaikan dan mempertahankan agama yang hak,
Zahra berjalan seiring dengan ayahnya, Beliau penolong yang penyayang dalam
membuat kerja-kerja rumah, Zahra penolongnya Ali(as).
10. Pada malam yang sunyi dan penuh rahsia, Zahra bersujud menyembah Tuhan.
11. Tidak walau sedetik dan seketika pun ingatan Zahra terpisah dari Tuhannya.
Keutamaan Fatimah bukanlah hanya karena beliau adalah putri dari
Rasulullah SAW semata, akan tetapi keutamaan dan kemuliaan beliau memang
ditunjang beberapa hal penting seperti keutamaan Akhlaq yang mulia, ilmu
pengetahuan yang tinggi, kefasihan yang mengungguli kaum pria sekalipun,
kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kezuhudan, ketegaran hati dan lainya.[17]
Selain sifat-sifat yang dimiliki Sayyidah Fatimah as tersebut, terdapat
keunikan lain akan keutamaan beliau, yaitu beliau adalah putri dari Rasulullah
SAW, Putri dari Khadijah al-Kubra (Pemuka wanita Islam pertama), Istri dari
Sayyidina Ali bin abi thalib (yang merupakan sahabat terdekat Nabi SAW dan
orang pertama kali masuk Islam), beliau adalah Ibu dari Sayyidain al-Hasan wal-
Husain, dan beliau merupakan salah satu anggota khusus keluarga Nabi SAW
yang disebut sebagai Ahlul Bait Yang Suci.

F. Kematian Siti Fatimah Az-Zahra


Ketika Siti Fatimah merasa ajalnya sudah dekat, beliau bercerita kepada Asma’
binti Umais yang hamir setiap hari berkunjung kerumah Siti Fatimah Az-Zahra.
Beliau berkata” Saya kurang senang terhadap apa yang diperbuat wanita jika mati,
yaitu hanya ditutupi dengan kain. Sehingga bentuk badannya kelihatan.” Maka
berkatalah Asma’ kepada Siti Fatimah, “ apakah engkau mau aku tunjukkan
sesuatu yang pernah aku lihat di Habasyah?” Siti Fatimah menjawab : “coba
tunjukkan.” Maka dibuatlah oleh Asma’ keranda dari pelepah pohon kurma,
kemudian diatasnya ditaruhkan kain. Begitu Siti Fatimah melihat keranda
tersebut, beliau sangat gembira dan tertawa seraya berkata : “Alangkah baiknya
ini. Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau menutupiku. Nanti jika aku
mati, maka mandikanlah aku bersama Ali dan jangan ada orang lain yang ikut
memandikanku. Setelah itu buatkanlah aku seperti itu. Dan tibalah ajalnya,
sehingga Asma’ menyampaikan wasiat nya kepada Ali, dan hanya Ali saja yang
memandikan jenazahnya.
G. Hadis-hadis nya
- Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari kitab nikah bab Dzabb ar-Rajuli:
Bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Fathimah adalah sebahagian daripadaku,
barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan membohonginya
adalah membohongiku”
- Hadis dalam Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu
Majah jilid I hlm 518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI hlm 282, Mustadrak
Al Hakim jilid III hlm156:
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Fatimah,
tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita
tertinggi dari semua wanita dari ummat ini atau wanita mukmin”.
- Hadis shahih riwayat Ahmad,Thabrani,Hakim,Thahawi dalam Shahih Al
Jami’As Saghir no 1135 dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah no1508:
Rasulullah SAW bersabda: ” Wanita penghuni surga yang paling utama adalah
Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan
Asiyah binti Mazahim istri Firaun.”
- Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab
Manaqib Qarabah Rasululllah SAW:
Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Fathimah adalah bahagian dariku,
barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”
- Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad hasan:
Bahwa ada malaikat yang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata:
“sesungguhnya Fathimah adalah penghulu seluruh wanita di dalam surga”.
- Hadis riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Maghazi:
Rasululah SAW bersabda kepada Fathimah: “Tidakkah Engkau senang jika
Engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam”.
- Hadis riwayat Ibnu Abbas
Nabi bersabda : “sesungguhnya Fatimah adalah orang yang suci farajnya,
maka Allah akan haramkan atas dia dan keturunannya akan api neraka.”
- Hadis riwayat Al-Thabrani
Rasullullah SAW bersabda : tiap anak itu bernisbat kepada keturunan
bapaknya, kecuali putra Fatimah, akulah wali mereka dan akulah ashabah
mereka.”
- Dalam riwayat lain yang shahih disebutkan bahwa :
“ setiap anak itu mengikuti garis keturunan bapaknya kecuali anak-anak
Fatimah, sebab akulah ayah mereka dan ashabah mereka”.
- Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan
“Kala kematian hendak menghampiri Fathimah, beliau mandi dengan
sendirinya dan berwasiat agar seorangpun tidak membuka (tubuhnya), kemudian
sayyidina Ali ra. menguburkannya dengan mandinya tersebut”.

- Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Menurut Hadis tersebut, Rasulullah
SAW berkata kepada Sayyidina Ali r.a demikian:

“Wahai Ali, sesungguhnya Fatimah adalah bahagian dari aku. Dia adalah
cahaya mataku dan buah hatiku. Barang siapa menyusahkan dia, ia menyusahkan
aku, dan siapa yang menyenangkan dia, ia menyenangkan aku…”
BAB III
KESIMPULAN

Fatimah adalah putri tercinta dari Nabi saw.Fatimah binti Muhammad


(606/614-632) atau Fatimah az-Azahra (Fatimah yang selalu berseri) putri bungsu
Nabi Muhammad dan ibunda Khadijah. Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi
seorang gadis yang tidak hanya merupakan putri dari Rasulullah, namun juga
mampu menjadi salah satu orang kepercayaan ayahnya pada masa Beliau. Fatimah
Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar, dermawan,dan penyayang
karena ia tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahromnya.
Rasulullah sering sekali menyebutkan nama Fatimah, salah satunya adalah ketika
Rasulullah pernah berkata “ Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai
manusia.”
DAFTAR PUSTAKA

Syariati Ali. 2004. Fatimah Az-Zahrah. Pustaka Zahrah: Jakarta


http.www. Fatimah Az-zahra. 19.09.2014.
Abdurrahman Umairah.2000. Tokoh-tokoh yang diabadikan AL-QUR’AN. Gema
Insani Press: Jakarta
Ali Umar al-Habsyi.Dua Pusaka Nabi SAW. Pustaka Indonesia: Jakarta
Ahmad Abdulatif.10 Orang Dijamin Kesurga.1994. Gema Insani Press:Jakarta
http.al-syahbana.blogspot.com.gelar dan keistimewaan Fatimah Az-Zahra
http.bhalaqah.blogspot.com/search/label/isteri.sholeha.19.09.2014
http.Syafiq Basri. Biografi Fatimah Az-Zahra. 19.09.2014

You might also like