Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK IV
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas : Satuan Acara Penyuluhan Guilllain-Barre Syndrome (GBS) Sekunder
Blok : Keperawatan Neuropsikiatri II
Kelompok : IV (empat)
Anggota
1. Nama : Adellia Thia Wahyunie
NIM : I1B115202
2. Nama : Astri Maulida
NIM : I1B115208
3. Nama : Aisyah
NIM : I1B115205
4. Nama : Aditya Dwi Saputra
NIM : I1B115203
5. Nama : Akhmad Maulidina Noor
NIM : I1B115206
6. Nama : Ahmad Rifqi
NIM : I1B115204
7. Nama : Anisa Maida Wati
NIM : I1B115207
8. Nama : Abdul Bari Setiawan
NIM : I1B115201
9. Nama : Deni Akhmad Rizaldi
NIM : I1B115210
10. Nama : Muhammad Ikhsa Fath Rafsanjani
NIM : I1B115036
11. Nama : Noor Melinna Wati
NIM : I1B115037
12. Nama : Sari Jumarlin Oktaviona
NIM : I1B115244
13. Nama : Septiana
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
NIM : I1B115245
14. Nama : Shovi NurFitriani
NIM : I1B115246
15. Nama : Siti Sa’adah
NIM : I1B115247
16. Nama : Siti Sofiah
NIM : I1B115248
17. Nama : Siti Aisyah Fitiah
NIM : I1B115249
18. Nama : Verren Audina Katherin
NIM : I1B115250
19. Nama : Wahyu Eka Putra
NIM : I1B115251
20. Nama : Widya Maulidina
NIM : I1B115252
21. Nama : Yulia Octaviani
NIM : I1B115253
KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya jualah kami mampu menyelesaikan
tugas Satuan Acara Penyuluhan Guilllain-Barre Syndrome (GBS) Sekunder . Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dan dorongan, pembimbing
dan yang lainnya sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat kami lalui.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi referensi
pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Kelompok IV
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Joblist Moderator :
1) Membukaacara
2) Memperkenalkan anggota kelompok
3) Menjelaskan tujuanpenyuluhan dan mengatur jalannya acara
penyuluhan serta menyebutkan materi yang akan diberikan
4) Memimpin jalannya diskusi ( Tanya jawab )
5) Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali
6) Mengatur kontrak waktu
7) Menutupkan acara
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Joblist Penyaji :
3. Fasilitator :
Joblist Fasilitator :
4. Observer :
Joblist Observer :
Joblist Dokumentasi :
Setting Tempat :
PPT
Penyaji Moderator
Fasilitator Fasilitator
Fasilitator Fasilitator
Peserta
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Observer Observer
Fasilitator
Fasilitator
Dokumentasi Dokumentasi
Fasilitator Fasilitator
Strategi Pelaksanaan :
1. Persiapan
a. Pembuatan satuan penyuluhan dengan materi Guilllain-Barre Syndrome
b. Menyiapakan alat dan bahan
c. Membuat kontrak dengan peserta yang akan diberi peyuluhan
2. Pelaksanaan
Susunan Acara:
No. Waktu Rangkaian Materi Metode Respon
Kegiatan Pelaksanaan Peserta
1. 08.00-08.03 Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Penyuluh 1. Peserta
2. Menjelaskan mengucapkan menjawab salam
tujuan salam pembuka 2. Peserta
penyuluhan dan menjelaskan mendengarkan
3. Menanyakan tujuan dengan baik
pengetahuan klien penyuluhan tujuan
tentang Guilllain- penyuluhan yang
Barre Syndrome disampaikan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Guilllain-Barre
Syndrome
3. 08.10-08.15 Sesi tanya 1. Mengadakan sesi 1. Moderator 1. Peserta
jawab Tanya jawab meminta pada penyuluhan
(diskusi) masyarakat untuk mengangkat
menanyakan hal tangan dan
yang tidak di bertanya hal yang
mengerti tidak dimengerti
4. 08.15-08.30 Penutup 1. Mengadakan 1. Menanyakan 1. Peserta
evaluasi setelah kembali materi penyuluhan dapat
penyuluhan penyuluhan yang menjawab
2. Menyimpulkan diberikan pertanyaan yang
materi 2. Mengucapkan diberikan
3. Salam penutup salam penutup 2. Peserta
penyuluhan
menjawab salam
penutup
Pembimbing:
Pembimbing Pendidikan : Herry Setiawan, Ns.,M.Kep
Moderator : Ahmad Rifqi
Penyaji : Aisyah
Fasilitator :
Observer :
1. Sari Jumarlin Oktaviona
2. Septiana
3. Wahyu Eka Putra
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
4. Abdul Bari S
Peralatan atau media tersedia dengan lengkap (LCD, laptop, power point,
leafle,absen).
(6) Kelompok penyuluhan kesehatan melakukan kontrak waktu selama 30 menit
untuk melakukan penyuluhan kesehatan pada hari dilakukan kegiatan
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai
2) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan.
3) Peserta mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
5) Jumlah peserta sesuai target
6) Penyaji menyampaikan materi dengan jelas sehingga peserta lebih mudah
dalam memahami isi dari penyuluhan kesehatan yang diberikan penyuluh
c. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2) Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit, tanda dan
gejala dan pencegahan sekunder Guilllain-Barre Syndrome
3) 70 % target peserta bisa menjawab pertannya yang diberikan.
4. Lampiran
-Materi lengkap
-Media kegiatan lengkap
5. Referensi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Muslimah Shalihah. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. III, jilid 2. jakarta: Media
Aeseolapius.
Markam.S.2000.Ensefalitis Dalam Kapita Selekta Neurologi Ed Ke-
2.Editor:Harsono.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Smeltzer dan Bere.2002.Buku Ajar Neurologis Pedoman Mahasiswa: Jakarta:Kapita
Selekta.
Soedarmo.2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2: Jakarta Ilmu Kesehatan
Anak FKUI
Madjono,Mahar.2003.Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Jakarta:EGC
A. Tujuan Penyuluhan
1.1 Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan
Mampu memahami penyakit Guilllain-Barre Syndrome
1.2 Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan dapat :
1. Mampu menjelaskan Pengertian dari Guilllain-Barre Syndrome
2. Menjelaskan Tanda dan Gejala Guilllain-Barre Syndrome
3. Menjelaskan Pencegahan sekunder Guilllain-Barre Syndrome
B. Materi belajar
1. Pengertian Guilllain-Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrom (GBS) didefinisikan sebagai sebuah penyakit
demyelinisasi neurologist. Terjadi secara akut, berkembang dengan cepat. Biasanya
mengikuti pola ascending (merambat ke atas) mengenai akar saraf-saraf spinal dan
perifer. Terkadang mengenai saraf-saraf cranial. Memiliki rangkaian klinis dengan
variabel yang tinggi ( Smeltzer dan Bere.2002 ).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
menyebabkan terjadinya respon imun terhadap myelin yang di invasi oleh antigen
tersebut (Muslimah S.2000).
Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel sel saraf tidak dapat mengirimkan
signal secara efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya untuk merespon perintah
dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh
(Muslimah S.2000).
Monitor ketat frekuensi dan pola nafas yaitu monitor oksimetri dan AGD.
Pernafasan mekanik, perawatan pasien dengan ventilator mekanik.
b. Kardiovaskuler : monitor ketat frekuensi, irama, kekuatan denyut nadi (HR )
dan tekanan darah (blood pressure ).
c. Pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi.
physioterapi
perawatan pada bagian-bagian tubuh yang tertekan
pertahankan ROM sendi
pertahankan fungsi paru
kultur urine dan sputum tiap 2 minggu
pencegahan terhadap tromboemboli
pemberian antidepressant jika pasien depresi
Penatalaksanaan Medis :
Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah sakit untuk terus
dilakukan observasi tanda tanda vital. Ventilator harus disiapkan disamping pasien
sebab paralisa yang terjadi dapat mengenai otot otot pernapasan dalam waktu 24
jam. Ketidakstabilan tekanan darah juga mungkin terjadi. Obat obat anti hipertensi
dan vasoaktive juga harus disiapkan . Pasien dengan progresivitas yang lambat
dapat hanya diobservasi tanpa diberikan medikamentosa. Pasien dengan
progresivitas cepat dapat diberikan obat obatan berupa steroid. Namun ada pihak
yang mengatakan bahwa pemberian steroid ini tidak memberikan hasil apapun
juga. Steroid tidak dapat memperpendek lamanya penyakit, mengurangi paralisa
yang terjadi maupun mempercepat penyembuhan (Muslimah S.2000).
Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan dapat memperpendek
lamanya paralisa dan mepercepat terjadinya penyembuhan. Waktu yang paling
efektif untuk melakukan PE adalah dalam 2 minggu setelah munculnya gejala.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712