You are on page 1of 17

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYULUHAN KESEHATAN GUILLLAIN-BARRE SYNDROME (GBS) SEKUNDER
BLOK KEPERAWATAN NEUROPSIKIATRI II

OLEH :

KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
OKTOBER, 2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

LEMBAR PENGESAHAN
Tugas : Satuan Acara Penyuluhan Guilllain-Barre Syndrome (GBS) Sekunder
Blok : Keperawatan Neuropsikiatri II
Kelompok : IV (empat)
Anggota
1. Nama : Adellia Thia Wahyunie
NIM : I1B115202
2. Nama : Astri Maulida
NIM : I1B115208
3. Nama : Aisyah
NIM : I1B115205
4. Nama : Aditya Dwi Saputra
NIM : I1B115203
5. Nama : Akhmad Maulidina Noor
NIM : I1B115206
6. Nama : Ahmad Rifqi
NIM : I1B115204
7. Nama : Anisa Maida Wati
NIM : I1B115207
8. Nama : Abdul Bari Setiawan
NIM : I1B115201
9. Nama : Deni Akhmad Rizaldi
NIM : I1B115210
10. Nama : Muhammad Ikhsa Fath Rafsanjani
NIM : I1B115036
11. Nama : Noor Melinna Wati
NIM : I1B115037
12. Nama : Sari Jumarlin Oktaviona
NIM : I1B115244
13. Nama : Septiana
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

NIM : I1B115245
14. Nama : Shovi NurFitriani
NIM : I1B115246
15. Nama : Siti Sa’adah
NIM : I1B115247
16. Nama : Siti Sofiah
NIM : I1B115248
17. Nama : Siti Aisyah Fitiah
NIM : I1B115249
18. Nama : Verren Audina Katherin
NIM : I1B115250
19. Nama : Wahyu Eka Putra
NIM : I1B115251
20. Nama : Widya Maulidina
NIM : I1B115252
21. Nama : Yulia Octaviani
NIM : I1B115253

Banjarbaru, 17 Oktober 2017


Dosen Pengajar

Herry Setiawan, Ns.,M.Kep


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

KATA PENGANTAR

Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya jualah kami mampu menyelesaikan
tugas Satuan Acara Penyuluhan Guilllain-Barre Syndrome (GBS) Sekunder . Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dan dorongan, pembimbing
dan yang lainnya sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat kami lalui.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi referensi
pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Banjarbaru, 17 Oktober 2017

Kelompok IV
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Satuan Acara Penyuluhan Guilllain-Barre Syndrome (Gbs) Sekunder

Pokok Bahasan : Pencegahan Penyakit Guilllain-Barre Syndrome (Gbs) Sekunder


Judul : Cegah sebelum kembalinya penyakit Guilllain-Barre Syndrome
(Gbs) Sekunder
Sub Pokok Bahasan : 1. Mampu menjelaskan pengertian dari Guilllain-Barre Syndrome
2. Menjelaskan penyebab Guilllain-Barre Syndrome
3. Menjelaskan Patofisiologi Guilllain-Barre Syndrome
4. Menjelaskan Tanda dan Gejala Guilllain-Barre Syndrome
5. Menjelaskan penatalaksanaan Guilllain-Barre Syndrome
6. Menjelaskan Pencegahan sekunder Guilllain-Barre Syndrome

Sasaran : Masyarakat / pasien


Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2017
Waktu : 08.00 – 08.30 WITA
Tempat : Rumah Sakit Trikora Banjarbaru
Pengorganisasian :

1. Moderator : Ahmad Rifqi

Joblist Moderator :

1) Membukaacara
2) Memperkenalkan anggota kelompok
3) Menjelaskan tujuanpenyuluhan dan mengatur jalannya acara
penyuluhan serta menyebutkan materi yang akan diberikan
4) Memimpin jalannya diskusi ( Tanya jawab )
5) Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali
6) Mengatur kontrak waktu
7) Menutupkan acara
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

2. Penyaji Materi : Aisyah

Joblist Penyaji :

1) Menggali pengetahuan peserta penyuluhan


2) Menjelaskan pokok bahasan penyuluhan
3) Menyimpulkan materi

3. Fasilitator :

1. Verren Audina Katherin


2. Widya Maulidina
3. Shovi Nurfitriani
4. Astri Maulida
5. Noor Melinna Wati
6. Siti Sofiah
7. Aditya Dwi Saputra
8. Yulia Octaviani
9. Anisamaidawati
10. Siti Sa’adah
11. St. Aisyah Fitriyah
12. Ahmad Maulidina NR
13. M. Ikhsan Fath Rafsanjani
14. Adellia Thia Wahyuni

Joblist Fasilitator :

1) Mendorong peserta penyuluhan untuk tidak malu bertanya


2) Menyampaikan pertanyaan peserta penyuluhan ke
moderator
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

3) Menstimulasi peserta yang tidak aktif


4) Mendokumentasikan acara penyuluhan
5) Membagikan lefleat di akhir penyuluhan

4. Observer :

1. Sari Jumarlin Oktaviona


2. Septiana
3. Wahyu Eka Putra
4. Abdul Bari S

Joblist Observer :

1) Mencatat pertanyaan peserta penyuluhan ( Notulensasi )


2) Menjalankan absensi peserta penyuluhan
3) Mengamati dan menilai proses jalannya penyuluhan untuk
evaluasi
5. Dokumentasi : Deni Akhmad Rizaldi

Joblist Dokumentasi :

1. Mendokumentasikan acara penyuluhan

Setting Tempat :

PPT

Penyaji Moderator

Fasilitator Fasilitator

Fasilitator Fasilitator

Peserta
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Observer Observer

Fasilitator
Fasilitator

Dokumentasi Dokumentasi
Fasilitator Fasilitator

Strategi Pelaksanaan :
1. Persiapan
a. Pembuatan satuan penyuluhan dengan materi Guilllain-Barre Syndrome
b. Menyiapakan alat dan bahan
c. Membuat kontrak dengan peserta yang akan diberi peyuluhan
2. Pelaksanaan
Susunan Acara:
No. Waktu Rangkaian Materi Metode Respon
Kegiatan Pelaksanaan Peserta
1. 08.00-08.03 Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Penyuluh 1. Peserta
2. Menjelaskan mengucapkan menjawab salam
tujuan salam pembuka 2. Peserta
penyuluhan dan menjelaskan mendengarkan
3. Menanyakan tujuan dengan baik
pengetahuan klien penyuluhan tujuan
tentang Guilllain- penyuluhan yang
Barre Syndrome disampaikan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

2. 08.03-08.10 Kegiatan inti Menjelaskan tentang : Penyuluhan 1. Peserta


atau 1. Mampu melakukan ceramah penyuluhan
penyuluhan menjelaskan tentang : mendengarkan
pengertian dari 1. Mampu dengan baik
Guilllain-Barre menjelaskan materi atau
Syndrome pengertian dari pokok bahasan
2. Menjelaskan Guilllain-Barre Guilllain-Barre
penyebab Syndrome Syndrome yang
terjadinya 2. Menjelaskan disampaikan
Guilllain-Barre penyebab 2. Peserta dalam
Syndrome terjadinya kondisi kondusif
3. Menjelaskan Guilllain-Barre pada saat
Patofisiologi Syndrome diberikan materi
Guilllain-Barre 3. Menjelaskan penyuluhan
Syndrome Patofisiologi mengenai
4. Menjelaskan Guilllain-Barre Guilllain-Barre
tanda dan gejala Syndrome Syndrome
Guilllain-Barre 4. Menjelaskan
Syndrome tanda dan gejala
5. Menjelaskan Guilllain-Barre
Penatalaksanaan Syndrome
Guilllain-Barre 5. Menjelaskan
Syndrome penatalaksanaan
6. Menjelaskan Guilllain-Barre
Pencegahan Syndrome
sekunder Guilllain- 6. Menjelaskan
Barre Syndrome Pencegahan
sekunder
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Guilllain-Barre
Syndrome
3. 08.10-08.15 Sesi tanya 1. Mengadakan sesi 1. Moderator 1. Peserta
jawab Tanya jawab meminta pada penyuluhan
(diskusi) masyarakat untuk mengangkat
menanyakan hal tangan dan
yang tidak di bertanya hal yang
mengerti tidak dimengerti
4. 08.15-08.30 Penutup 1. Mengadakan 1. Menanyakan 1. Peserta
evaluasi setelah kembali materi penyuluhan dapat
penyuluhan penyuluhan yang menjawab
2. Menyimpulkan diberikan pertanyaan yang
materi 2. Mengucapkan diberikan
3. Salam penutup salam penutup 2. Peserta
penyuluhan
menjawab salam
penutup

1. Metode Belajar : Ceramah dan Tanya Jawab (diskusi)


2. Alat Bantu Belajar : Leaflet, Laptop, Powerpoint, LCD
3. Evaluasi Kegiatan :
a. Evaluasi Struktur
(1) Peserta hadir ditempat 10 menit sebelum kegiatan.
(2) Penyelenggaraan penyuluhan di Rumah Sakit Trikora Banjarabaru
(3) Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum dilakukan
Penyuluhan kesehatan.
(4) SAP, leaflet, power point dibuat 1 minggu sebelum penyuluhan kesehatan.
(5) Kelompok penyuluhan kesehatan:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Pembimbing:
Pembimbing Pendidikan : Herry Setiawan, Ns.,M.Kep
Moderator : Ahmad Rifqi
Penyaji : Aisyah

Fasilitator :

1. Verren Audina Katherin


2. Widya Maulidina
3. Shovi Nurfitriani
4. Astri Maulida
5. Noor Melinna Wati
6. Siti Sofiah
7. Aditya Dwi Saputra
8. Yulia Octaviani
9. Anisamaidawati
10. Siti Sa’adah
11. St. Aisyah Fitriyah
12. Ahmad Maulidina NR
13. M. Ikhsan Fath Rafsanjani
14. Adellia Thia Wahyuni

Observer :
1. Sari Jumarlin Oktaviona
2. Septiana
3. Wahyu Eka Putra
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

4. Abdul Bari S

Dokumentasi : Deni Akhmad Rizaldi

Peralatan atau media tersedia dengan lengkap (LCD, laptop, power point,
leafle,absen).
(6) Kelompok penyuluhan kesehatan melakukan kontrak waktu selama 30 menit
untuk melakukan penyuluhan kesehatan pada hari dilakukan kegiatan

b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai
2) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan.
3) Peserta mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
5) Jumlah peserta sesuai target
6) Penyaji menyampaikan materi dengan jelas sehingga peserta lebih mudah
dalam memahami isi dari penyuluhan kesehatan yang diberikan penyuluh
c. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2) Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit, tanda dan
gejala dan pencegahan sekunder Guilllain-Barre Syndrome
3) 70 % target peserta bisa menjawab pertannya yang diberikan.
4. Lampiran
-Materi lengkap
-Media kegiatan lengkap

5. Referensi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Hasan.2002.Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: Indeks.

Muslimah Shalihah. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. III, jilid 2. jakarta: Media
Aeseolapius.
Markam.S.2000.Ensefalitis Dalam Kapita Selekta Neurologi Ed Ke-
2.Editor:Harsono.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Smeltzer dan Bere.2002.Buku Ajar Neurologis Pedoman Mahasiswa: Jakarta:Kapita
Selekta.
Soedarmo.2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2: Jakarta Ilmu Kesehatan
Anak FKUI
Madjono,Mahar.2003.Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Jakarta:EGC

A. Tujuan Penyuluhan
1.1 Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan
Mampu memahami penyakit Guilllain-Barre Syndrome
1.2 Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan dapat :
1. Mampu menjelaskan Pengertian dari Guilllain-Barre Syndrome
2. Menjelaskan Tanda dan Gejala Guilllain-Barre Syndrome
3. Menjelaskan Pencegahan sekunder Guilllain-Barre Syndrome

B. Materi belajar
1. Pengertian Guilllain-Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrom (GBS) didefinisikan sebagai sebuah penyakit
demyelinisasi neurologist. Terjadi secara akut, berkembang dengan cepat. Biasanya
mengikuti pola ascending (merambat ke atas) mengenai akar saraf-saraf spinal dan
perifer. Terkadang mengenai saraf-saraf cranial. Memiliki rangkaian klinis dengan
variabel yang tinggi ( Smeltzer dan Bere.2002 ).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Guillain Bare’ Syndrom adalah ganguan kelemahan neuro-muskular akut yang


memburuk secara progresif yang dapat mengarah pada kelumpuhan total, tatapi
biasanya paralisis sementara (Mahar M.2003 ).

2. Penyebab Guilllain-Barre Syndrome


Penyebab Guillain Bare’ Syndrom tidak jelas/ tidak diketahui. Sebagian besar
pasien-pasien dengan Sindroma Guillain-Barre (SGB) ini ditimbulkan oleh adanya
infeksi (pernapasan atau gastrointestinal) 1-4 minggu sebelum terjadi serangan
neurologik. Pada beberapa keadaan dapat terjadi setelah vaksinasi atau pembedahan.
Hal ini diakibatkan oleh infeksi virus primer, reaksi imun, dan bebeparapa proses lain
atau sebuah kombinasi suatu proses. Beberapa peneliti berkeyakinan bahwa syindrom
tersebut menpunyai asal virus, tetapi tidak ada virus yang dapat diisolasi sampai sejauh
ini (Markam.S.2000 ).

3. Patofisiologi Guilllain-Barre Syndrome


Infeksi , baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus, dan antigen lain
memasuki sel Schwann dari saraf dan kemudian mereplikasi diri. Antigen tersebut
mengaktivasi sel limfosit T. Sel limfosit T ini mengaktivasi proses pematangan limfosit
B dan memproduksi autoantibodi spesifik. Ada beberapa teori mengenai pembentukan
autoantibodi , yang pertama adalah virus dan bakteri mengubah susunan sel sel saraf
sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing. Teori yang kedua
mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kemampuan sistem imun untuk
mengenali dirinya sendiri berkurang. Autoantibodi ini yang kemudian menyebabkan
destruksi myelin.bahkan kadang kadang juga dapat terjadi destruksi pada axon
(Hasan.2002)
Teori lain mengatakan bahwa respon imun yang menyerang myelin disebabkan
oleh karena antigen yang ada memiliki sifat yang sama dengan myelin. Hal ini
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

menyebabkan terjadinya respon imun terhadap myelin yang di invasi oleh antigen
tersebut (Muslimah S.2000).
Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel sel saraf tidak dapat mengirimkan
signal secara efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya untuk merespon perintah
dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh
(Muslimah S.2000).

4. Tanda dan Gejala Guilllain-Barre Syndrome


Sulit dideteksi pada awal kejadian, biasanya : Gejala berupa flu, demam, headache,
pegal dan 10 hari kemudian muncul gejala lemah. Selang 1-4 minggu, sering muncul
gejala berupa (Smeltzer dan Bere.2002) :

1. Paraestasia (rasa baal, kesemutan)


2. Otot-otot lemas (pada tungkai, tubuh dan wajah)
3. Saraf-saraf cranialis sering terjadi patologi, shg ganguan gerak bola mata,
mimik wajah, bicara
4. Gangguan pernafasan (kesulitan inspirasi)
5. Ganggua saraf-saraf otonom (simpatis dan para simpatis)
6. Gangguan frekuensi jantung
7. Ganggua irama jantung
8. Gangguan tekanan darah
9. Gangguan proprioseptive dan persepsi terhadap tubuh diikuti rasa nyeri pada
bagian punggung dan daerah lainnya.

5. Penatalaksanaan Guilllain-Barre Syndrome


Penatalaksanaan Keperawatan (Smeltzer dan Bere.2002) :
a. Respirasi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Monitor ketat frekuensi dan pola nafas yaitu monitor oksimetri dan AGD.
Pernafasan mekanik, perawatan pasien dengan ventilator mekanik.
b. Kardiovaskuler : monitor ketat frekuensi, irama, kekuatan denyut nadi (HR )
dan tekanan darah (blood pressure ).
c. Pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi.

Perawatan secara umum (Smeltzer dan Bere.2002):

 physioterapi
 perawatan pada bagian-bagian tubuh yang tertekan
 pertahankan ROM sendi
 pertahankan fungsi paru
 kultur urine dan sputum tiap 2 minggu
 pencegahan terhadap tromboemboli
 pemberian antidepressant jika pasien depresi

Penatalaksanaan Medis :
Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah sakit untuk terus
dilakukan observasi tanda tanda vital. Ventilator harus disiapkan disamping pasien
sebab paralisa yang terjadi dapat mengenai otot otot pernapasan dalam waktu 24
jam. Ketidakstabilan tekanan darah juga mungkin terjadi. Obat obat anti hipertensi
dan vasoaktive juga harus disiapkan . Pasien dengan progresivitas yang lambat
dapat hanya diobservasi tanpa diberikan medikamentosa. Pasien dengan
progresivitas cepat dapat diberikan obat obatan berupa steroid. Namun ada pihak
yang mengatakan bahwa pemberian steroid ini tidak memberikan hasil apapun
juga. Steroid tidak dapat memperpendek lamanya penyakit, mengurangi paralisa
yang terjadi maupun mempercepat penyembuhan (Muslimah S.2000).
Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan dapat memperpendek
lamanya paralisa dan mepercepat terjadinya penyembuhan. Waktu yang paling
efektif untuk melakukan PE adalah dalam 2 minggu setelah munculnya gejala.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan A. Yani KM 36,00 Gedung III Lantai III,Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712

Regimen standard terdiri dari 5 sesi ( 40 – 50 ml / kg BB) dengan saline dan


albumine sebagai penggantinya. Perdarahan aktif, ketidakstabilan hemodinamik
berat dan septikemia adalah kontraindikasi dari PE (Soedarmo.2008).
Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg ) dapat
menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto antibodi
tersebut. IVIg juga dapat mempercepat katabolisme IgG, yang kemudian
menetralisir antigen dari virus atau bakteri sehingga T cells patologis tidak
terbentuk. Pemberian IVIg ini dilakukan dalam 2 minggu setelah gejala muncul
dengan dosis 0,4 g / kg BB / hari selama 5 hari. Pemberian PE dikombinasikan
dengan IVIg tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hanya
memberikan PE atau IVIg. Fisiotherapy juga dapat dilakukan untuk meningkatkan
kekuatan dan fleksibilitas otot setelah paralisa. Heparin dosis rendah dapat
diberikan unutk mencegah terjadinya thrombosis (Soedarmo.2008).

6. Pencegahan Sekunder Guilllain-Barre Syndrome


1. Konsumsi makanan yang dibutuhkan tubuh seperti protein hewani (daging dan
ikan)
2. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan
untuk menghindari infeksi kuman,bakteri yang dapat menyebabkan diare
3. Mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh seperti
tomat,wortel,brokoli,dan bayam
4. Mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang,pepaya,jeruk,mangga,jambu
biji,apel,semangka,melon

You might also like