Professional Documents
Culture Documents
Mencegah
diare karena Infeksi rotavirus adalah infeksi saluran cerna atau
1. Rotari rotavorus gastroentritis akut dengan gejala muntah dan diare yang
x bisa bedamoak dehidrasi atau kekurangan cairan
Mencegah
infeksi pencegahan infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A pada
6. Havrix hepatitis A anak – anak usia 2 sampai 15 tahun
Mencegah
infeksi pencegahan infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A pada
7. Avaxim hepatitis A anak – anak usia 2 sampai 15 tahun
8. Avaxim Mencegah
infeksi pencegahan infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A pada
hepatitis A anak – anak usia 2 sampai 15 tahun
Mencegah
infeksi
varicela-
9. Varilrix cacar air
Mencegah
10. Engerix infeksi
B Hepatitis B
Mencegah
infeksi
11. HB Vax Hepatitis B
Mencegah
infeksi
difteri,
Tetanus,
Polio dan
pertusis
12. tanpa
Infanrix demam
Mencegah
infeksiVaricel
13. Okavax la-cacar air
Mencegah
14. Polio infeksi polio
vaksin
16. Pneumokoku
Synflorix s 10 strain Rp 564.900
vaksin
17. Pneumokoku
Prevenar s 13 strain
Mencegah
infeksi
19. Havrix Hepatitis A
Mencegah
20. BCG infeksi BCG
Mencegah
infeksi
difteri,
Tetanus,
22. DPT
Polio dan
pertusis
demam
Mencegah
infeksi
difteri,
23. DT Tetanus
Mencegah
24. infeksi
Tetanus Tetanus
Mencegah
infeksi
difteri,
Tetanus,
Polio dan
pertusis
25. DPT HB Hepatitis B
Mencegah
infeksi
Gondong
Campak
Rubela
27. (campak
Trimovax Jerman) Penyakit virus campak, gondong (mumps) atau rubela
Mencegah
infeksi
28. MMR II Penyakit virus campak, gondong (mumps) atau rubela
Gondong
Campak
Rubela
(campak
Jerman)
Mencegah
29. Euvax infeksi Penyakit hepatits B adalah infeksi virus yang menyerang hati
B Hepatitis B atau liver
sebaiknya diberikan
32. Penyakit Tifus atau Demam tifoid atau typhoid adalah penyakit
Typhim at yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica.Penyakit ini
au Mencegah dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui
Typherix infeksi tifus makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.
Mencegah
33. Pedvax infeksi
Disarankan untuk
Mencegah infeksi diberikan bersama BCG
10. Engerix B Hepatitis B dan Polio I pada
kesempatan kontak
pertama dengan bayi.
Bayi yang lahir dari ibu
dengan HBsAg negatif
mendapat ½ dosis anak
vaksinrekombinan atau 1
dosis anak vaksin plasma
derived
Dosis kedua harus
diberikan 1 bulan atau
lebih setelah dosis
pertama.
Bayi yang lahir dari ibu
HbsAg positif mendapat
0,5 cc Hepatitis B
immune globulin (HBIG)
dalam waktu 12 jam
setelah lahir dan 1 dosis
anak vaksin rekombinan
atau1 dosis anak vaksin
plasma derived pada
tempat suntikan yang
berlainan.
Dosis kedua
direkomendasikan pada
umur 1-2 bulan dan
ketiga 6-7 bulan atau
bersamadengan vaksin
campak pada umur 9
bulan
Bayi yang lahir dari ibu
yang tidak diketahui
status HBsAgnya
mendapat 1 dosisanak
plasma rekombinan atau
1 dosis anak vaksin
plasma derived dalam
waktu 12 jam setelah
lahir. Dosis kedua
direkomendasikan pada
umur 1-2 bulan dan
ketiga 6-7 bulan atau
bersama dengan vaksin
campak pada umur 9
bulan. Diberikan booster
5 tahun kemudian,
dianjurkan pemeriksaan
kadar anti HBsAg
sebelumnya.
Mencegah infeksi
11. HB Vax Hepatitis B
Mencegah infeksiVaricella-
13. Okavax cacar air
vaksin Pneumokokus 10
16. Synflorix strain
vaksin Pneumokokus 13
17. Prevenar strain
Mencegah infeksi
19. Havrix Hepatitis A
Mencegah infeksi
Gondong Campak Rubela
28. MMR II (campak Jerman)
Mencegah infeksi
29. Euvax B Hepatitis B
Vaksin influenza
diberikan sekali setahun,
biasanya pada bulan
Oktober atau November,
sebagai suntikan ke
dalam otot (biasanya di
lengan atas).
Penting obat ini
diberikan persis seperti
yang direkomendasikan
oleh dokter Anda.
Jika Anda melewatkan
janji untuk menerima
vaksin influenza, hubungi
dokter sesegera mungkin
untuk menjadwal ulang
janji Anda.
Obat ini disimpan dalam
lemari es dan harus
dijauhkan dari jangkauan
anak-anak. Ini harus
dilindungi bentuk cahaya
dan tidak diizinkan untuk
membeku.
Jangan buang obat
dalam air limbah
(misalnya di wastafel
atau di toilet) atau dalam
Mencegah infeksi sampah rumah tangga.
30. Vaxigrip influenza Setiap dosis 0,5 mL berisi
3 strain virus
influenza bahan
Nonmedicinal:.Formalde
hida, neomisin, larutan
natrium klorida isotonik,
natrium fosfat-buffer,
thimersol, sukrosa, dan
Triton ® X-100.
Mencegah infeksi
31. Vaxigrip Influenza Mirip xagrip di atas
Alergi lateks
Mempunyai masalah
dengan sistem imun
Menderita kanker
Akan berhubungan dekat
dengan seseorang yang
mempunyai gangguan
sistem imun atau akan
mendapatkan pengobatan
kanker.
Synflorix sebaiknya tidak
diberikan apabila :
Anak mempunyai riwayat
alergi/hipersensitif
terhadap zat aktif yang
terkandung di dalam
vaksin. Tanda alergi
adalah
kulit kemerahan, gatal,
sesak napas, atau bengkak
pada wajah dan bibir.
Anak sedang sakit
infeksi yang ditandai
dengan demam tinggi,
suhu lebih dari 38 C.
Apabila ada infeksi berat
atau demam tinggi,
imunisasi
sebaiknya ditunda.
Apabila sakit ringan
Mencegah infeksi seperti pilek atau common
Synflorif pnemokokus IPD cold, imunisasi dapat
diberikan.
tidak sepenuhnya efektif
dalam sistem kekebalan
tubuh anak-anak yang
kurang aktif, misalnya
karena cacat genetik,
infeksi HIV, atau
pengobatan dengan obat-
obatan yang menekan
sistem kekebalan, seperti
kemoterapi, dosis tinggi
kortikosteroid, atau obat-
obatan untuk mencegah
penolakan transplantasi.
Anak dengan riwayat
pribadi atau keluarga
kejang demam. Anak-anak
harus diberikan
parasetamol atau
ibuprofen untuk mencegah
demam setelah vaksin ini
Anak-anak yang memiliki
suhu 40 º C atau lebih
tinggi dalam waktu 48 jam
dari dosis sebelumnya
vaksin batuk rejan.
Anak-anak yang runtuh
atau tidak responsif
setelah sebelumnya dosis
vaksin batuk rejan.
Anak-anak yang menangis
dan ditenangkan
persistantly selama lebih
dari tiga jam dalam waktu
Mencegah infeksi difteri, 48 jam dari dosis
Tetanus dan pertusis tanpa sebelumnya vaksin batuk
demamVaksin ini hanya rejan.
memberikan perlindungan Anak-anak yang sudah
terhadap meningitis yang kejang-kejang dalam
disebabkan bakteri waktu tiga hari
Haemophilus influenzae tipe sebelumnya dosis vaksin
B (Hib), tidak akan batuk rejan.
melindungi terhadap Anak dengan sindrom
Infanrif HIB meningitis yang disebabkan Guillain-Barre atau
(DPaT-HiB) oleh organisme lain. neuritis brakialis setelah
dosis vaksin tetanus
sebelumnya.
Anak berisiko pendarahan
setelah suntikan ke dalam
otot, misalnya karena
gangguan penggumpalan
darah seperti hemofilia,
atau jumlah trombosit
berkurang dalam darah
(trombositopenia).
Bayi yang lahir sangat
prematur (dilakukan
selama kurang dari 28
minggu).
Tidak untuk digunakan
dalam
Anak umur lebih tiga
tahun dan orang dewasa.
Demam atau penyakit
yang parah tiba-tiba.
Anak dengan alergi
diketahui bahan dari
vaksin (termasuk
neomisin, polimiksin dan
polisorbat 80).
Anak yang memiliki
reaksi alergi yang parah
dengan dosis sebelumnya
karena vaksin iini atau
vaksin lainnya terhadap
penyakit ini.
Anak dengan penyakit
saraf berat (ensefalopati),
seperti kejang
berkepanjangan (kejang),
kesadaran berkurang, atau
koma dalam waktu tujuh
hari dari setiap menerima
vaksin
Anak dengan penyakit
progresif atau tidak stabil
yang mempengaruhi otak
dan sistem syaraf,
misalnya epilepsi kurang
terkontrol.
Tidak boleh digunakan
jika anak Anda alergi
terhadap satu atau salah
satu bahan nya.
Jika anak mengalami
reaksi alergi setelah
vaksin, segera lapor
dokter
Vaksin ini hanya
memberikan perlindungan
terhadap meningitis yang
disebabkan bakteri
Haemophilus influenzae tipe
B (Hib), tidak akan
melindungi terhadap
meningitis yang disebabkan
HIB oleh organisme lain.
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio dan pertusis
tanpa demamVaksin ini
hanya memberikan
perlindungan terhadap
meningitis yang disebabkan
bakteri Haemophilus
influenzae tipe B (Hib),
tidak akan melindungi
terhadap meningitis yang
disebabkan oleh organisme
Infanrif HIB IPV lain.
demam
Mencegah infeksi hepatitis penyakit akut
Havrix A penyakit kronis progresif.
demam
Mencegah infeksi hepatitis penyakit akut
Avaxim A penyakit kronis progresif
demam
Mencegah infeksi hepatitis penyakit akut
Avaxim A penyakit kronis progresif
Mendadak sakit demam
berat
Mencegah infeksi varicela- Anak di bawah usia satu
Varilrix cacar air tahun.
Kehamilan .
Menyusui
Orang yang memiliki
reaksi alergi terhadap
vaksin varicella lain, atau
dosis pertama vaksin ini.
Alergi terhadap neomisin
antibiotik.
Orang-orang yang sistem
kekebalan tubuh memiliki
kemampuan yang sangat
menurun untuk melawan
infeksi, misalnya karena
penyakit seperti leukemia
, limfoma , infeksi HIV
atau sindrom
imunodefisiensi.
Orang yang sedang
menerima pengobatan
yang menekan aktivitas
sistem kekebalan tubuh,
misalnya dosis tinggi
kortikosteroid, kemoterapi
, radioterapi, atau
imunosupresan , misalnya
untuk mencegah
penolakan transplantasi.
Orang yang mmendapat
terapi darah atau transfusi
plasma, atau suntikan
imunoglobulin manusia,
dalam tiga bulan
sebelumnya.
Orang yang pernah vaksin
campak di bulan
sebelumnya.
Hati-hati pada:
Penderita gangguan pada
kulit, seperti eksim parah.
Anak-anak dengan
riwayat pribadi atau
keluarga kejang demam
kemoterapi untuk kanker
kortikosteroid dalam dosis
tinggi (namun vaksin
dapat diberikan kepada
orang yang memakai dosis
rendah kortikosteroid
untuk asma
Obat penekan kekebalan
obat-obatan, misalnya
abatacept, adalimumab,
anakinra, azathioprine,
ciclosporin, efalizumab,
etanercept, infliximab,
leflunomide, mofetil,
tacrolimus
radioterapi luas untuk
kanker.
hindarkan pemberian
salisilat selama 6 minggu
setelah vaksinasi
karenadilaporkan terjadi
Reye’s Syndrome setelah
pemberian salisilat pada
anak dengan varisela
alamiah.
Mencegah infeksi Hepatitis
Engerix B B
Mencegah infeksi Hepatitis
HB Vax B
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio dan pertusis
Infanrix tanpa demam
Mencegah infeksiVaricella-
Okavax cacar air
Polio Mencegah infeksipolio
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio, HiB dan
pertusis tanpa
demamVaksin ini hanya
memberikan perlindungan
terhadap meningitis yang
disebabkan bakteri
Haemophilus influenzae tipe
B (Hib), tidak akan
Pediacel melindungi terhadap
meningitis yang disebabkan
oleh organisme lain.
vaksin Pneumokokus 10
Synflorix strain
vaksin Pneumokokus 13
Prevenar strain
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio dan pertusis
HiB demamVaksin ini
hanya memberikan
perlindungan terhadap
meningitis yang disebabkan
bakteri Haemophilus
influenzae tipe B (Hib),
tidak akan melindungi
terhadap meningitis yang
disebabkan oleh organisme
Tetract HIB lain.
Mencegah infeksi Hepatitis
Havrix A
BCG Mencegah infeksi BCG
Kontraindikasi alergi
berat terhadap
kanamycin dan erithrom
ycin.
Defisiensi imun (mutlak)
Mendapat injeksi
gammaglobulin dalam 6
minggu terakhir
wanita hamil
penyakit
immune deficiency atau
individu yang diduga
menderita gangguan
respon imun karena
leukimia, lymphoma atau
generalized malignancy.
Bagaimanapun penderita
HIV, baik yang disertai
gejala ataupun tanpa
Campak Mencegah infeksi Campak gejala harus diimunisasi
vaksin campak
sesuai jadual yang
ditentukan.
malnutrisi. Demam
ringan, infeksi ringan
pada saluran nafas atau
diare, dan beberapa
penyakit ringan lainnya
bnukan sebagai
kontraindikasi.
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio dan pertusis
DPT demam
Mencegah infeksi difteri,
DT Tetanus
Tetanus Mencegah infeksi Tetanus
Mencegah infeksi difteri,
Tetanus, Polio dan pertusis
DPT HB Hepatitis B
Mencegah infeksi otak
HiBVaksin ini hanya
memberikan perlindungan
terhadap meningitis yang
disebabkan bakteri
Haemophilus influenzae tipe
B (Hib), tidak akan
melindungi terhadap
meningitis yang disebabkan
Act HIB oleh organisme lain.
Mencegah infeksi
Gondong Campak Rubela
Trimovax (campak Jerman)
Mencegah infeksi
Gondong Campak Rubela
MMR II (campak Jerman)
Mencegah infeksi Hepatitis
Euvax B B
A. Pengertian Imunisasi
Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti pembebasan (kekebalan)
yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap
kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini
kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap
penLaporan UNICEF tentang himbauan untuk menyelamatkan anak-anak melalui
imunisasi
© UNICEF/IDSA/022/Estey
Laporan UNICEF yang dikeluarkan terakhir menyebutkan bahwa 27 juta anak balita dan 40 juta ibu hamil di
seluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi rutin. Akibatnya, penyakit yang dapat dicegah
oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4
juta anak balita yang terenggut jiwanya.
Sejak diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (EPI) pada 1974, imunisasi telah menyelamatkan
lebih dari 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Bahkan ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan dana
daripada bentuk-bentuk intervensi lainnya. Program ini merupakan intervensi kesehatan dengan
pembiayaan efektif. Tidak hanya jiwa yang terselamatkan tapi juga memacu pembangunan yaitu dengan
mengurangi beban biaya kematian dan penyakit pada sebuah keluarga.
Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak pada 2003, data yang terbaru menyebutkan bahwa
1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak divaksin. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir
tiap tahun tidak diimunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum.
Vaksin telah menyelamatkan jutaan jiwa anak-anak dalam tiga dekade terakhir, namun masih
ada jutaan anak lainnya yang tidak terlindungi dengan imunisasi ("Progress for Children" Report
no.3, September 2005)
Pada perkembangan selanjutnya, banyak Negara akan gagal mencapai tujuan-tujuan imunisasi yang
ditetapkan pada Sidang Istimewa PBB yang khusus membahas soal Anak-anak pada 2002. Afrika Barat dan
Afrika Tengah dianggap paling tidak berhasil karena cakupan rata-rata imunisasi tidak pernah meningkat
dari kisaran 53 persen selama lebih dari satu dasa warsa. Negara-negara seperti Nigeria, Republik Afrika
Tengah dan Guyana semakin mundur. Amerika Latin dan Karibia mengalami kemajuan dan bahkan melebih
Negara-negara industri.
Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah.
Ada sekitar 2.400 anak di Indonesia meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab
yang seharusnya dapat dicegah. Misalnya tuberculosis, campak, pertussis, dipteri dan tetanus. “Ini
merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Masalah ini mencerminkan masalah-
masalah sistem dari tingkat kabupaten ke bawah. Sekaligus juga mencerminkan perlunya pendanaan yang
sesuai di tingkat nasional untuk untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di
Indonesia. Wabah polio yang baru saja terjadi merupakan krisis kesehatan yang berdampak global. Ini
merupakan contoh yang baik mengapa beberapa program tidak boleh dibiarkan gagal karena kurangnya
dana dan kapasitas sumber daya manusia pada pelaksanaannya,” kata Dr. Gianfranco Rotigliano, Kepala
Perwakilan UNICEF di Indonesia.
Survei atas dugaan kasus polio yang dilakukan WHO menunjukkan bahwa di beberapa daerah angka
imunitas kurang dari 56 persen. Tiga tahun sebelumnya angka imunitas mencapai 70 persen. Hal ini
menunjukkan turunnya layanan kesehatan di beberapa daerah miskin.
Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau penyakit yang mematikan
dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula merangsang perkembangan sistem-sistem kesehatan dan
menggambarkan investasi ekonomi yang bagus. Apalagi hal ini memberi kontribusi kesehatan yang lebih
baik dan juga mengurangi kemiskinan.
Banda Aceh
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RS Dr.
Zainoel Abidin, Banda Aceh
Latar belakang. Program pengembangan imunisasi sudah berjalan sejak tahun 1974
untuk penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu satu kali imunisasi BCG, empat
kali imunisasi polio,
tiga kali imunisasi DPT, tiga kali imunisasi hepatitis B, dan satu kali imunisasi campak
sebelum berumur 12
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, cakupan imunisasi dasar lengkap
secara nasional baru
Tujuan. Mengetahui cakupan imunisasi dasar anak balita usia 1-5 tahun, alasan
imunisasi yang tidak lengkap, serta
yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSIA Banda Aceh selama kurun waktu 8 minggu
(12 Desember 2011
sampai 27 Januari 2012). Cakupan bayi dengan imunisasi dasar lengkap adalah
persentase bayi umur <12
bulan yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Hubungan antara 2 kelompok
variabel dianalisis dengan
Hasil. Seratus tiga anak diikutsertakan dalam penelitian. Cakupan imunisasi dasar
pada anak usia 1-5 tahun
86 (83,5%) lengkap, 16 (15,5%) tidak lengkap, dan 1 (1%) tidak pernah diimunisasi.
Alasan tidak pernah
diimunisasi atau tidak melengkapi imunisasi adalah ibu cemas akan efek samping 12
(70,6%), 4 (23,5%)
sering sakit, dan 1 (5,9%) orangtua beralasan imunisasi haram. Terdapat hubungan
yang bermakna antara
sebaran pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p<0,05). Sari Pediatri
2013;14(5):283-7.
RSUD Dr. Zainoel Abidin. Jl. Tgk. Daud Beureueh No. 108 Banda Aceh,
TM Thaib dkk: Cakupan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun dan beberapa faktor yang
berhubungan
sedangkan target
Metode
10
Pendapatan keluarga
tinggi),
11
12
Kelengkapan imunisasi
dasar (imunisasi yang diberikan pada usia 0-12 bulan
dosis hepatitis B.
13
imunisasi.
Provinsi Aceh
Indonesia.
Imunisasi merupakan
Walaupun demikian,
Di Indonesia,
dari 90%.
desentralisasi,
Aceh (1,10).
TM Thaib dkk: Cakupan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun dan beberapa faktor yang
berhubungan
Sari Pediatri, Vol. 14, No. 5, Februari 2013
Hasil
(p=0,065).
dasar (p=0,855)
Cakupan imunisasi untuk masing-masing jenis
dari 90%.
(70,6%).
Karakteristik
p Lengkap
(orang)
Tidak pernah/
tidak lengkap
(orang)
Total
(orang)
Pendidikan ibu
Dasar
Menengah
Tinggi
Pendidikan ayah
Dasar
Menengah
Tinggi
Pendapatan keluarga
Rendah
Menengah bawah
Menengah atas
43
38
47
38
76
45,5
84,3
92,7
20,0
81,0
95,0
40,0
72,7
87,4
11
11
54,5
15,7
7,3
80,0
19,0
5,0
60,0
27,3
12,6
11
51
41
58
40
11
87
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
0,001*
0,065**
0,865**
Jenis imunisasi n %
BCG
Polio-1
Polio-2
Polio-3
Polio-4
Hepatitis B0
Hepatitis B1
Hepatitis B2
DPT-1
DPT-2
DPT-3
Campak
99
100
96
94
93
97
93
93
94
91
91
90
96,1
97,1
93,2
91,3
90,3
94,2
90,3
90,3
91,3
88,3
88,3
87,4286
TM Thaib dkk: Cakupan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun dan beberapa faktor yang
berhubungan
Kelengkapan imunisasi n %
Lengkap
Tidak lengkap
Tidak pernah
Ibu cemas
Imunisasi haram
86
16
12
83,5
15,5
1,0
23,5
70,6
5,9
Keluhan n
Tidak ada
Demam
51
40
12
Pembahasan
5
Cakupan imunisasi
terjangkau.
14
efek samping.
15
(p<0,05).
tahun 2002-2004
tahun 2010,
17
mendapatkan hasil
dasar anak.
Tempat imunisasi terbanyak dipilih berturutturut adalah rumah sakit, Puskesmas, dan
Posyandu.
program imunisasi.
18
khususnya.
Daftar pustaka
2010.
2011.
UNDP; 2010.
through;2009.h.25-191.
UCI 2010-2014).
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Kurs+Bank+Indonesia/
Kurs+Transaksi/
imunisasi
nyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular (Theophilus, 2000; Mehl dan
Madrona, 2001).
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-
zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan
benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.Di
Indonesia imunisasi mempunyai pengertian sebagai tindakan untuk memberikan perlindungan
(kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak, agar terlindung dan terhindar dari penyakit-penyakit
menular dan berbahaya bagi bayi dan anak (RSUD DR. Saiful Anwar, 2002).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit
tertentu.Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan dan melalui mulut.
B. Tujuan Imunisasi
C. Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif
membentuk zat anti bodi.
Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan
dari suatu penyakit
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya didapatkan dari luar.
Adalah antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua
kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit
tertentu.
5. Imunisasi Hepatitis B.
merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Hepatitis
E. Antibodi
1. IgG :
2. IgM
– Imunoglobulin terbesar
– Mengaktifkan komplemen
3. IgA
4. IgD
5. IgE
DT 3 – 7 tahun 6 minggu
BCG:
Campak:
Kristal 2 tahun 1 minggu
Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah faktor-
faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
4. Keletihan
6. Kurang bersenaman
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan.
Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat,
sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan
mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak
teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
J. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit, cacat dan kematian. Sedangkan
manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya
pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Di dunia selama tiga dekade United Nations Childrens
Funds (UNICEF) telah menggalakkan program vaksinasi untuk anak-anak di negara
berkembang dengan pemberian bantuan vaksinasi Dipteria, Campak, Pertusis, Polio, Tetanus,
dan TBC. Bila dibandingkan, risiko kematian anak yang menerima vaksin dengan yang tidak
menerima vaksin kira-kira 1: 9 sampai 1: 4 (Nyarko et al., 2001).