Professional Documents
Culture Documents
Pasien datang ke IGD setelah KLL. Kronologis pasien TD : 100/80 CKB susp Fraktur -inf. RL 20 tpm reno
ditabrak sepeda motor saat jalan kaki, saat itu pasien N : 70 x/m basis cranii fossa -O2 2-3 L
masih setengah sadar sehingga saat ditanya tidak RR : 22 x/m anterior -pasang DC dan guedel
menjawab, saat di IGD pasien mengalami kejang 4x, S : 36,6oC -inj. Piracetam 3x3 gr
lucid interval (+) -inj. asetilcoline 2x500 mg
Saat rawat bangsal pasien mengeluhkan pusing cekot- Airway : -inj. Norages 2x1amp
cekot dan kadang berputar, tidak mual, tidak muntah jalan nafas baik dan cervical tidak ada -inj. Asam tranexsamat 3x 500
dan pasien sadar. rhinorea (-), keluar darah dari kelianan mg
rongga mulut, hidung, telinga disangkal. Pasien ingat Breathing : -inj. Phenitoin 2x1amp
dengan kejadian kecelakaan yang menimpanya. respirasi rate : 22x/m -inj. ranitidin 2x1
Pasien mengeluh nyeri dirasakan di daerah dahi, saturasi : 98 %
pasien juga mengeluh penglihatannya kabur setelah px rongga thorax : sdv +/+ , ronkhi -/- Fbc resiko infeksi. Meningitis
kecelakaan. Sebelumnya tidak ada riwayat mata , wheezing -/- - Inj ceftriaxon 2 gr 2x1
minus. Kepala terasa sakit (+) terutama jika Circulation :
perpindahan posisi. Nyeri pada anggota gerak atas dan nadi ; 70x/m -foto rontgen non kontras
bawah. Pasien mengatakan seluruh badannya terasa tensi : 100/80 cranial ap/lat
pegal. Kadang pasien berbicara kacau seperti perdarahan internal disangkal -cek lab : HB, gol darah,
mengigau. Tidak ada sesak nafas ataupun nyeri saat Perdarahan eksternal : pt/apt, Hbsag, anti HIV, GDS.
bernafas. BAB (-), BAK (+) berwarna kuning pekat
Vulnus exorasi pada muka daerah hidung
dan tidak bercampur darah, nyeri (-).
dan dahi
Disability
Hasil pemeriksaan penunjang :
GCS E(sulit dinilai)V4M4
LAB : HB 15 (13,2-17,3) , PT 12,1 , APTT 36,1
Reflek cahaya : pupil isokor
kanan/kiri normal , px lagsung isokor
kanan/kiri normal
Diameter pada pupil : sulit dinilai
Motoric tidak ada kelumpuhan
extremitas atas dan bawah
Exposure :
Terdapat vulnus ekskoriasi pada
hidung dan pipi 2x2 cm
Palpasi :
Nyeri tekan (+), krepitasi sulit dinilai,
permukaan dahi menonjol.
Status ekstremitas :
Inspeksi : vulnus eksoriasi pada lengan
dan genue.
Pasien 1 hari yang lalu masuk rumas sakit dengan TD : 130/80mmHg Diagnosa : gros Treatment :
keluhan susah BAK. Saat berkemih pasien mengeluh HR : 88x/menit hematuri ec prostat infus asering 20 tpm,
tetesannya tidak deras, harus mengedan dan RR : 20x/menit hyperplasia inj ceftriaxone 1gr 2x1,
bercampur darah, saat berkemih terasa lama, t : 36,7◦c Riwayat retensi inj calnex 2x1,
terkadang disertai demam ringan, dan lemas, pasien Status lokalis abdomen regio urin terpasang DC pasang DC three way
mengeluhkan BAK berdarah 1 bulan yang lalu SMRS, hypogastrik.
pasien juga mengeluh sakit saat buang air kecil, BAK Hasil usg : hidronefrosis
menetes sedikit-sedikit, warna seperti teh, pasien Inspeksi : bilateral grade I-II disertai
mengaku merasa tidak tuntas/puas saat BAK, demam warna kulit merata, kulit ikterik (-) perut multiple cyst ren bilateral,
lama disangkal, nyeri saat BAK (+),nyeri menjalar (-) tidak membesar pembesaran prostat, cystitis
regio hypogastrik kronis,
waktu di pasang selang kateter pasien meminta untuk Perkusi : timpani (+), pekak di region Vol prostat 63 ml3
dilepas, karena nyeri semakin bertambah. Pasien hypogastrik.
mengaku jarang minum air putih, riwayat keluarga LAB :
dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat kencing Palpasi : HB:11,4
batu atau pasir disangkal, BAB tidak ada keluhan, nyeri tekan, tidak didapatkan adanya leu: 12,3 (H)
sesak nafas (-) , benjolan, ht : 34
auskultasi : urin; 52 ,
sdv +/+ ronkhi -/- wheezing -/- creatinin 1,95
status urologi :
Ballotemen : negative
Genitalia : terpasang dc, pembesaran
scrotum dx/sx (-)
RT :
Tonus spincter ani mencengkram kuat,
mukosa rectum licin, dan terdapat
pembesaran di arah jam 12 mukosa licin,
padat, mediolaterolateral 2-2 cm, pole
atas sulit teraba
Sulcus medianus datar
Pasien datang ke IGD KLL, di serempet sepeda motor TD : 80/50mmHg EDH dengan ICH O2 2 l/m
dan terjatuh. Kepala terbentur aspal, lecet pada hidung HR : 100x/menit region frontal Inj. Kaen 3b 16 tpm
dan tulang pipi sebelah kiri, pingsan (-), namun saat di RR : 20x/menit udem cerebri Inj. Ondansetron 4 mg 2x1
IGD pasien pingsan selama kurang lebih 5 menit dan t : 36,9◦c fraktur linear os Inj. Ranitidine 2x1
setelah itu kembali sadar (lucid interval), tidak ada Airway : temporal GCS Inj. Antrain 500mg 3x1
kejang, pusing (-), mual dan muntah 1x saat di igd, jalan nafas baik dan cervical tidak ada E3M6V4.
tidak keluar darah dari lubang hidung mulut dan kelianan LAB : -
telinga, Breathing : Foto cranium 2 posisi :
Saat di periksa pagi harinya pasien menegeluh pusing respirasi rate : 20x/m Fraktur linier os temporalis
berputar, telinga tidak berdenging, mual dan muntah saturasi : 100 % dextra dan diastasis sutura
(+) 4-5x, penurunan kesadaran (-), pasien kooperatif, px rongga thorax : sdv +/+ , ronkhi -/- lamboidea dextra, EDH region
dapat di ajak bicara, dan merespon dengan gerakan, , wheezing -/- parietoocipitalis dextra, sdh di
nyeri kepala dirasakan di bagian kiri, nafsu makan Circulation : regio temporalis dextra,
menurun, tidak ada kelemahan anggota gerak atas dan nadi ; 100x/m oedema cerebri difus
bawah, tidak mengeluhkan sesak nafas, tidak tensi : 80/50
mengeluhkan sakit bagian perut, BAB/BAK normal. perdarahan internal (-)
Perdarahan eksternal (-)
Disability
GCS : E3M6V4
Reflek cahaya : pupil isokor
kanan/kiri normal , px lagsung isokor
kanan/kiri normal
Diameter pada pupil : sulit dinilai
Motoric tidak ada kelumpuhan
extremitas atas dan bawah
Exposure :
Terdapat vulnus ekskoriasi pada
hidung dan pipi 2x2 cm
Keadaan umum :
pasien tampak kesakitan
Inspeksi:
Terdapat vulnus eksorasi pada bagian
hidung dan pipi kiri, kepada tidak ada
perdarahan, tidak ada keluar darah dari
hidung ,kuping dan belakang kuping,
mulut, raccoon eyes (-), rhinorea (-),
othorea (-), perdarahan subconjungival (-
)
Palpasi :
NT kepala kanan (+), tonjolan (-), teraba
patahan (-)
Pasien datang dari poli bedah mengeluhkan benjolan TD : 110/80mmHg STT manus digiti Eksterpasi Reno
pada tangan kelingking kanan sejak 7 tahun lalu, HR : 76x/menit V dextra curiga Inf. Asering 20 tpm
mulai membesar sejak 1 tahun belakangan, demam (-) RR : 22x/menit Jinak Inj. Vicilin sx 1,5 gr 2x1
benjolan tersebut tidak mengeluarkan darah, pus dan t : 36,8◦c
nyeri disangkal, nyeri gerak disangkal, tidak kesadaran : compos mentis
ditemukan benjolan ditempat lain, pasien tsb mengaku
bekerja sbg petani, riwayat penyakit diabetes militus status lokalis : manus dextra
disangkal, riwayat keluarga mempunyai benjolan Inspeksi manus dextra :
seperti tersebut disangkal dan riwayat dm disangkal Terdapat benjolan pada manus proximal
V dextra, warna kulit, Normal tidak
LAB : - memerah darah(-), pus (-),sebesar biji
salak 1x1 cm, tidak terdapat benjolan
lain selain di tangan
Palpasi manus dextra :
nyeri tekan (-), konsistensi padat, mobile,
nyeri gerak (-), batas tegas
Pasien darang dari poli bedah mengeluhkan benjolan TD : 100/80mmHg Lymphdhenopati Lymphadenectomy + PA LAB :
pada leher kanan 2 buah, sejak 1 tahun. Lama HR : 80x/menit colli level 4 dextra Inf. Rl 20 tpm Hb ; 1
kelamaan mulai membesar, sebesar biji salak, demam RR : 19x/menit susp TB kelenjar Inj vicilin sx 1,5 mg 2x1 , leu :
(-), gatal (-),darah (-) pus (-), benjolan di tempat lain t : 36,8◦c Inj asam mefenamat 500 mg mcv :
disangkal, batuk (-), penurunan berat badan disangkal GCS : E4M6V5 : compos mentis 3x1 mch; 2
, keringat malam disangkal Inj. Cefadroxil 1gr 2x1 PT; 15
bak/ bab dbn riwayat keluarga tidak ada seperti di Status lokalis : region colli
keluhkan pasien, dm disangkal , Inspeksi : LAB : USG :
warna kulit normal, Terdapat benjolan Hb ; 13,5 , leu : 9 , mcv : 79 , lymph
pada media leher level IV dextra, 2 buah mch; 25 , PT; 15,3 a, TB
sebesar biji salak 1x1 cm , warna kulit kelenj
normal tidak memerah darah(-), pus (-), USG : lymphoma, TB kelenjar
tidak terdapat benjolan lain selain di leher
Palpasi :
nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
mobile, nyeri gerak (-)Perabaan
limfonosdi tidak membesar, nyeri tekan
(-), konsistensi padat, batas tegas,
Palpasi :
Perabaan limfonosdi inguinal tidak
membesar, nyeri tekan (-), konsistensi
kenyal sebesar biji salak 2x2cm, mobile,
nyeri gerak (-), batas tegas
Palpasi :
Perabaan limfonosdi inguinal tidak
membesar, nyeri tekan (-), konsistensi
kenyal sebesar telor ayam 5x5cm ,
mobile, nyeri gerak (-), batas tegas