You are on page 1of 5

Nyeri dalam persalinan

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat rangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalinan
dan kelahiran per vagina; nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi
perineum. Serat saraf aferen viseral membawa impuls sensorik dari rahim memasuki medula
spinalis pada segmen torakal ke- 10, ke- 11, ke- 12 serta segmen lumbal yang pertama (T10
sampai L 1). Nyeri dari perineum berjalan melewati serat saraf aferen somatik, terutama pada
saraf pudendus dan mecapai medula spinalis melalui segmen sakral kedua, ketiga, an
keempat (S2 sam pai S4). Serabut saraf sensorik yang dari rahim dan perinuem ini membuat
hubungan sinapsis pada kornu medula spinalis dengan sel yang memeberi akson yang
merupakan saluran spinotalamik. Selama bagian akhir dari Kala I dan di sepanjang Kala II,
impuls nyeri bukan saja muncul dari rahim tetapi juga perineum saat bagian janin melewati
pelvis. (Rohani, 2014 : 119)

Anyeri persalianan

Rasional terhadap keberadaan nyeri persalinan, khusunya untuk nyeri sebenarnya


menunjukkan aanya kemungkinan kerusakan. Ikatan antara nyeri dan patologi bersifat meluas,
yang tidak sesuai dalam konteks persalinan. Dalam menguji nyeri makna nyeri dalam istilah
umum dan pengaruhnya dalam menghadapinya, 3 hal pokok yang muncul sebagai dasar
dalam mengidentifikai makna nyeri, 3 pokok utama terdiri dari rasa koheren atau tujuan
untuk peristiwa kehiudupan, selama itu seseorang berusaha untuk menempatkan pengalaman
nyeri kedalam seluruh pandangan hidupnya. Hal pkok ke 2 yang ditemukan oleh Taylor dan
yang telah disebutkan dalam persalianan, adalah kebutuhan akan rasa pengendalian
pengalaman. Hal pokok terakhir juga relefan dengan persalinan, terdiri dari pencarian
individu untuk merasa baik akan dirinya dengan menggunakan pengalaman unuk mencapai
pemenuhan diri. ( johariah, 2012 :56)

Nyeri pada persalina tanpa komplikasi

Nyeri perslianan biasanya dikaitkan dengan regangan tekanan, dan robekan struktur-struktur
lokal. Walaupun karakteristik yang berbeda dikaitkan dengan nyeri pada kala persalinan yang
berbeda, tiak jelas apakah karakteristik ditentukan oleh pengkajian nyeri, oleh status
emosional wanita.

Nyeri pada persalinan dengan komplikasi

Pada persalian yang timbul dengan komplikasi ibu dapat menghadapi nyeri derajat lain. Nyeri
tambahan, mungkin dengan tanda dan gejala lain, dapat menunjukkan komplikasi yang
mengancam kesejahteraan bayi, ibu dan keduanya.
Penggunana partograf

Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesis, dan
pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan. Hal tersebut sangat penting khusunya untuk
meembuat keputusan klinis selama kala I persalinan. Kegunaan utama partograf yaitu :

a. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi


serviks saat peemriksaan dalam.
b. Menentukan apakah persalinan berjlaan normal atau persalinan lama, sehingga dapat
membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong
persalinan untuk melakukan hal-hal berikut :
a) Mencatat kemajuan persalinan
b) Mencatat kondisi ibu dan janinnya
c) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d) Menggunakan informasi yang tercatat untuk mengidentifikasi secara dini adanya
penyulit
e) Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai
dan tepat waktu.

Partograf digunkan harus pada kondisi sebagai berikut :

1. Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan, sebagai elemn penting asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan, baik dengan atau tanpa penyulit. Partograf
akan emmbantu persalinan dalam memantau, mengevaluasi, dan membuat
keputusan klinik baik persalianan normal maupun yang disertai dnegan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, dan rumah sakit).
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalina n dan kelahiran (spesialis kandungan, bidan, dokter umum,
residen, dan mahasiswa kedikteran).
berikut ini adalah ko ponen dalam halaman depan partograf.
1. Informasi tentang ibu
2. Kondisi janin
3. Kemajuan persalianan
4. Jam dan waktu
5. Kontraksi uterus
6. Obat-obat dan cairan yang diberikan
7. Kondisi ibu
8. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Pencatatan selama fase laten persalinan

Kala I dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh
pembukaan serviks.

1. Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm


2. Fase aktif : pembukaanserviks dari 4 sampai 10 cm

Selama fase laten persalinan seua asuhan, pengamatan, dan pemeriksaan harus
dicatat.

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama yaitu sebagai
berikut :
1. Denyut jantung janin diperiksa setiap 30 menit sekali.
2. Frekuensi dan lamanya konraksi uterus diperiksa setiap ½ jam
3. Naid diperiksa setiap ½ jam
4. Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam
5. Penurunan diperiksa setiap 4 jam
6. Tekanan darah dan temperatur tubuh diperiksa setiap 4 jam
7. Produksi urin, aseton, dan protein diperiksa setiap 2-4 jam

Pencatatan selama fase aktif persalinan

1. Informasi tentang ibu


Catat waktu kedatangan, dan catat waktu terjainya pecah ketuban
2. Keselamatan dan kenyamanan janin
a. Denyut jantung janin atau DJJ
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180
dan 100. Tetapi penolong harus waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas
160.
b. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna
air ketuban jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambang-lambang
berikut :
. U : ketuban utuh atau belum pecah
. J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
. M : ketuban sudah pecah an air ketuban bercampur mekonium
D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
c. Molage (penyusupan tulang kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala
yang saling menyusup atau tumpang tindih menunjukkan kemungkinan
adanya disproporsi tulang panggul atau CPD. Setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam nilai penyusupan kepala janin. Gunakan lambang-
lambang berikut :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tinduh, tapi masih dapat
dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3. Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
b. Penurunan bagian terbawah atau persentasi janin
c. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada
titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1
cm /jam.
Garis bertindak, titik garis bertindak jika pembukaan serviks berada di
sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan
persalinan harus dilakukan.
4. Jam dan waktu
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan
b. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
5. Kontraksi uterus
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
a. Oksitosin jika tetesan atau drip oksitosin sudah dimulai dokumentasikan
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam
satuan tetesan per menit setiap 30 menit
b. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obata tambahan dan atau cairan IV
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
A. Nadi, tekanan darah dan suhu
B. Volume urin, protein dan aseton
8. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya mencakup:
Jumlah cairan peroral yang diberikan, keluhan sakit kepala atau penglihatan
kabur, konsultasi dengan penolong persalinan, persiapan sebelum melakukan
rujukan dan upaya rujukan.

You might also like