Professional Documents
Culture Documents
A. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-
1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon Laplace (1749-1827)
ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755,
sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothesis.
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti
James Clark Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk
planet terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan,
maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan
mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan
untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace, menunjukkan bahwa
medan magnet dan medan listrik matahari tekah merusak proses pembekuan batu-
batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat
membeku membantuk planet.
B. Teori Planetisimal
Teori planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain
dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa
tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak
matahari.
C. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan
Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip
dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya
matahari.
D. Teori Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
E. Teori Bintang Kembar
Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang
berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-
keping. Akibat pengaruh grafitasi dari bintang kedua, maka kepingan-kepingan itu
bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah menjadi planet-planet.
Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
F. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan maha dahsyat Big
Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu.
Jagat raya tercipta dari suatu ketaidaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat. Massa maha padat
ini dapat dianggap suatu atom maha padat dengan ukuran maha kecil yang
kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya mneghasilkan ledakan maha
dahsyat.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang perkembangan pemikiran tentang terbentuknya
alam raya, yang diungkapkan melalui pendapat / pemikiran dari berbagai peradaban
bangsa, teori-teori yang dikemukakan dari beberapa ilmuan serta dari pandangan
Islam berdasarkan Al-Quran, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan
tentang pemikiran tentang terbentuknya alam semesta sudah sejak lama telah
menjadi bagian pemikiran manusia, begitu juga pendapat-pendapat dari berbagai
peradaban bangsa, begitu banyak teori-teori yang muncul tentang terbentuknya
alam raya ini.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan ternyata
ilmuan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori Big Bang)
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi
ada. Namun perlu kita sadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan teori
Big Bang, ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam
semesta ini terbentuk dalam 6 masa.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Primayasa
Mawardi, Nur Hidayat. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: CV Pustaka Setia
http://efrialdy.wordpress.com/2009/07/01/al-qur%E2%80%99an-sains-dan-alam-
semesta/
http://www.keajaibanalquran.com/earth_formationofrain.html
ASAL USUL MANUSIA DALAM PERSPEKTIF
SAINS DAN ISLAM
Sebagai umat Islam yang mengakui dan meyakini rukun iman yang ke-
enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-
satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…..” (QS. Al
Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu
berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan
mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur
utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini
sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh
mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata
kemungkinan, diperkirakan, dan sebagainya.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi
hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15)
: 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan
manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits
Rasulullah saw bersabda :
Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari
tanah”. (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal
ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam”
(HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah
dalam waktu enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha
Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan
(25) : 59)
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum,
Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian
para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap
menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-
masing. (tidak berevolusi).
"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
Perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi
Darwin ternyata tidak dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir
(cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan
Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah
untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.
Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam Al-Qur’an
dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh
Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah
ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari tanah sebagaimana yang telah
dilampirkan dalam Al-Qur`an dan manusia sesuai dengan hakikatnya menurut
Islam adalah sebagai pengelola atau penjaga bumi, serta manusia juga merupakan
penerus ajaran agama yang telah turun temurun dilaksanakan oleh para ulama
sebelum kita.
DAFTAR PUSTAKA