Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
KELAS : VEGB
DOSEN PEMBIMBING : Ir.Erlina, M.T
BAHAN :
Batubara ukuran -20 /+60 mesh dan -60/+170 mesh
Tapioka
Aquadest
III. DASAR TEORI
Batubara
Batubara adalah bahan bakar fosil batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan
batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara
yang terbentuk dari tumbuhan yang telah tekosolidasi antara strata batuan lainnya
dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun
sehingga membentuk lapisan batubara.
Pemanfaatan Batubara
Briket Batubara
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara
dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu
menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan
Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket
Batubara adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan
Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun
pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan
Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik
mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah,
sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari.
Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau
masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti
Briket Batubara.
Pemanfaatan briket
Pemanfaatan bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya tidak
disarankan untuk digunakan di rumah tangga karena asapnya yang pekat.
Diperlukan tungku khusus yang mengatasi masalah tersebut.
Briket memiliki harga yang murah dibandingkan bahan bakar jenis lainnya
sehingga penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan penghematan
biaya. Di daerah Ketahun, Bengkulu Utara, briket telah digunakan sebagai
pengganti kayu bakar yang harganya semakin naik. Penggunaan briket diketahui
memberikan manfaat dari sisi pengeluaran usaha.
Bahan penyusun briket
Bahan penyusun briket dapat mencakup.
Bahan bakar utama:
o Arangkayu
o Batu bara
o Biomassa
o Gambut
Bahan pendukung:
o Batu kapur (pewarna)
o Pati (pengikat)
o Boraks (bahan pelepas, release agent)
o Natrium nitrat (akselerator)
o Malam (wax, sebagai pengikat, akselerator, dan penyala (igniter)
Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok
yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang memiliki nilai
kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan
manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki
kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan
volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang
memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.
Jenis Briket Batubara
1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses
dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat
terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan
serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap,
namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut
terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk
keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai
dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih
murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara
maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan
kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana
seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah
api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri
kecil.
Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik yaitu di
Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa Timur
dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun. Disamping PT. BA terdapat
beberpa perusahaan swasta lain yang meproduksi Briket Batubara namun
jumlahnya jauh lebih kecil dibanding PT. BA dan belum berproduksi secara
kontinyu.
Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar,
tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun
industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, namun
demikian kemampuan produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk mengatasi
kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk
memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.
Proses Pembuatan Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa)
Jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi
briketdan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung
dalambriket batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku
(bukankompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana
seluruhzat terbang yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api
dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.
Pembuatan briket batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar berikut ini
Sampel 1
(33,04 − 30,10)gr
(%)Air = × 100% = 10,54
30,04 gr
Sampel 2
(26,76 − 24,13)gr
(%)Air = × 100% = 9,83
26,76 gr
Sampel 3
(29,41 − 26,37)gr
(%)Air = × 100% = 10,26
29,41 gr
Sampel 4
(30,07 − 26,97)gr
(%)Air = × 100% = 10,4
30,07 gr
Sampel 5
(30,24 − 27,21)gr
(%)Air = × 100% = 9,2
30,34 gr
Sampel 6
(28,37 − 25,83)gr
(%)Air = × 100% = 11,28
28,37 gr
Sampel 1
(23,576 − 23,560)gr
(%)Abu = × 100% = 1,6
(24,560 − 23,560) gr
Sampel 2
(18,456 − 18,43 )gr
(%)Abu = × 100% = 2,4
(19,443 − 18,43) gr
Sampel 3
(19,893 − 19,850)gr
(%)Abu = × 100% = 3,6
(20,877 − 19,850) gr
Sampel 4
(21,634 − 21,60)gr
(%)Abu = × 100% = 2,9
(22,610 − 21,60) gr
Sampel 5
(23,572 − 23,54)gr
(%)Abu = × 100% = 3,6
(24,554 − 23,54) gr
Sampel 6
(20,850 − 20,77)gr
(%)Abu = × 100% = 3,8
(21,772 − 20,77) gr
VII. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan mengenai pembuatan briket ini dilakukan proses
secara nonkarbonisasi. Briket ini dibuat dengan raw material 90% dan bahan
perekat 10% dari tapioka pekat. Batubara yang digunakan bervariasi pada ukuran
-20 mesh / +60 mesh ,dan -60 mesh/+170 mesh. Hasil praktikum menunjukkan
briket yang lebih baik pada kondisi optimum adalah ukuran -20 mesh/ +60 mesh.
Hal ini dikarenakan semakin kecil ukuran batubara maka akan semakin mudah
hancur karena struktur penyusun batubara(briket) tersebut sangat halus.
- Berikut batubara adalah bahan bakar padat alternatif yang dapat dibuat
dari campuran batubara dan perekat tapioka pada komposisi persen
tertentu.
- Data pengamatan menunjukkan batubara ukuran -20 mesh / +60 mesh
lebih baik digunakan .
- Didapatkan kadar abu rata-rata sebesar 2,98% dan kadar air sebesar
10,42% dan tergolong tinggi sehingga nilai kalor dan nilai bakar batubara
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Gelas Kimia